Ada Apa di Balik Virus Corona?

oleh Daniel Campos dan Erik Jones – Feb 2020 [diterjemahkan Mar 2020]

Virus Corona sedang membuat ketakutan di seluruh dunia. Ada apa di balik epidemi penyakit ini? Adakah solusi untuk itu? Akankah epidemi penyakit-penyakit semacam ini akan pernah berakhir?

https://lifehopeandtruth.com/prophecy/blog/whats-behind-the-coronavirus-outbreak/   

Para pekerja medis berpakaian khusus, terbungkus di dalam seragam keamanan, dan mereka menolong para pasien yang terkena virus corona di rumah sakit temporer di Wuhan, Cina (Chinatopix via AP). 

Penunggang kuda yang terdapat di kitab Wahyu mewakili dari empat tren utama yang telah dihadapi dunia ini selama berabad-abad, tetapi yang akan meningkat kehebatannya hingga pada level maksimum di akhir zaman (Wahyu 6:1-8).

Penunggang kuda yang ke-4 digambarkan seperti sedang menunggang seekor “kuda berwarna hijau kuning” [pucat] (ayat 8). Kuda ini dihubungkan dengan kematian. Dengan membandingkan Wahyu 6 dengan khotbah Yesus di Bukit Zaitun (yang terdapat di Matius 24), kita dapat mengidentifikasi kuda hijau kuning ini sebagai penyakit “sampar,” atau wabah (Matius 24:7; baca juga Lukas 21:11).

Kuda hijau kuning itu melambangkan epidemi penyakit yang telah membunuh jutaan orang di dalam sejarah dan bahwa itu akan menimpa seluruh dunia dalam skala yang lebih besar – yang tidak terbayangkan – pada akhir zaman.

Epidemi penyakit adalah suatu isu utama di dunia sekarang ini karena penyebaran Virus Corona Wuhan (2019-nCoV atau yang sekarang disebut Covid-19). Meskipun Cina merupakan episenter dan merupakan negara yang paling menderita kematian, virus corona ini telah tersebar ke negara-negara Asia Tenggara lainnya, dan beberapa kasus telah terdapat di Eropa dan di Amerika.    

Pada zaman sekarang ini yang serba menggunakan pesawat untuk perjalanan, bangsa-bangsa tidak lagi hidup terpencil atau terisolasi. Sekarang penyebar penyakit sudah sangat mungkin menulari orang di negara lain atau di benua lain dengan jaraknya ribuan mil, semua dalam hitungan jam. Hingga 11 Februari, paling tidak telah ada 1,016 kematian dari virus corona ini dan lebih 42,000 orang terinfeksi. Jumlah ini terus bertambah jam demi jam, dimana para pejabat kesehatan di seluruh dunia telah mewaspadai.

Asal permasalahan virus corona

Awalnya, dipercayai bahwa virus corona ini bermula dari kelelawar dan bepindah ke manusia melalui sup kelelawar. Para ilmuwan yang meneliti asal virus ini mempercayai bahwa itu bisa dilacak ke sebuah “pasar basah” (Sebuah pasar tempat penjualan khusus ikan-ikan segar/hidup dan hewan-hewan segar/hidup)

Menurut situs Health.com, “para peneliti mempelajari kode genetik Covid-19 ini dan menemukan bahwa itu sangat mirip dengan dua sampel virus corona seperti SARS, yang mengindikasikan bahwa itu, juga, berasal dari kelelawar. Akan tetapi setelah peneliti mempelajari lebih dalam, mereka menemukan bahwa kode protein Covid-19 ini mirip sekali dengan yang terdapat pada ular.”  

Pemikiran yang ada saat ini ialah bahwa virus ini mungkin berpindah ke ular dari kelelawar (ular sering memangsa kelelawar di hutan), dan kemudian berpindah ke manusia melalui daging ular yang dijual di pasar basah di Wuhan, Cina.

Sebuah artikel baru-baru ini yang dimuat di Journal of Medical Virology menemukan: “Ular juga dijual di Huanan Seafood Wholesale Market dimana banyak pasien bekerja  atau memiliki riwayat terpapar kepada satwa liar atau peternakan hewan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ular adalah kecurigaan utama sebagai satwa liar yang menjadi inang dari virus Covid-19.”

Walaupun mengonsumsi hewan melata dan kelelawar merupakan hal yang menjijikkan bagi dunia Barat, hewan-hewan ini dan masih banyak makhluk luar biasa lainnya dikonsumsi di budaya Asia.

Dapatkah hukum-hukum Alkitab mencegah virus corona?   

Meskipun sangat diabaikan di dunia kita saat ini, Alkitab sungguh memuat hukum-hukum makanan yang diperintahkan Allah dengan menjelaskan kepada kita daging apa yang pantas kita makan dan daging apa yang tidak pantas untuk dimakan. Banyak  peneliti menemukan bahwa hukum-hukum ini menguntungkan kesehatan manusia. 

Baik kelelawar maupun ular disebut “haram” di dalam Alkitab, dengan kata lain, tidak pantas untuk dikonsumsi manusia (Imamat 11). Seperti sering terjadi, seandainya umat manusia menghormati dan mematuhi hukum-hukum Alkitab dalam hal makanan dengan tidak memakan daging ular dan kelelawar, wabah virus corona kemungkinan besar tidak akan pernah terjadi. 

Untuk mempelajari hal-hal tentang hukum-hukum Alkitab tentang daging yang halal dan yang haram, bacalah pelajarilah artikel kami, “Clean and Unclean Animals: Does God Care What Meats We Eat?

Contoh lain dari hukum alkitabiah yang mencegah penyebaran penyakit adalah Perintah Ke-7: “Jangan berzinah.” Hukum ini melarang segala kegiatan seks diluar pernikahan antara laki-laki dan perempuan (Keluaran 20:14). Hukum yang sederhana ini merupakan  jaminan terhadap infeksi menular seksual yang dikenal sebagai Sexual Transmitted Infections (STI) yang ditularkan begitu banyak orang sekarang ini – HIV, gonorea, sipilis, viruspapiloma, herpes kelamin, dll.

(Tentu saja tidak setiap orang yang terjangkit penyakit STI itu telah melanggar hukum ini. Sayangnya, kadang-kadang penyakit ini ditularkan kepada anak-anak oleh orangtuanya atau melalui praktek-praktek yang tidak higenis di banyak rumah sakit. Sungguh menyedihkan memang bahwa dosa-dosa pelanggar hukum yang sempurna sering membawa akibat pada orang-orang yang tak berdosa.)

Allah juga mengajar orang-orang Israel untuk mengubur kotoran (Ulangan 23:12-13), daripada membuangnya di sungai-sungai, danau dan laut sebagaimana sering terjadi sekarang ini – terutama di negara-negara berkembang. Cara pencegahan sederhana ini, jika dipatuhi, akan sungguh mengurangi ancaman penyakit parah melalui air, seperti disentri, kolera, tipus, hepatitis dan penyakit lain.

Sanitasi, pembersihan dan karantina juga ditekankan di dalam Alkitab. Prosedurnya juga dijelaskan untuk perawatan orang yang terinfeksi bermacam-macam penyakit (Imamat 15). Segala sesuatu yang disentuh oleh orang terinfeksi dianggap terkontaminasi, termasuk piring-piring, pakaian dan bahkan tempat-tempat dimana dia duduk.

Hukum-hukum ini diberikan untuk menolong orang Israel untuk tetap sehat dan menunjukkan kasih terhadap satu sama lain. Apabila hukum-hukum ini dilakukan di dunia modern sekarang ini, mereka akan dapat efek baik yang sama.

Penunggangan kuda hijau kuning akan berakhir

Kita semua berharap virus corona ini akan dapat terkendali dan penularannya akan berhenti. Namun kita masih menyadari dari nubuat Alkitab bahwa bahkan yang lebih serius dan epidemi penyakit yang lebih mematikan masih akan datang. “Kuda hijau kuning” sekarang sedang dalam tunggangan – dan akan ditunggangi dengan lebih dahsyat dan lebih cepat selama Great Tribulation [Kesusahan Besar] yang akan segera terjadi. 

Tetapi kabar baik ialah bahwa Yesus Kristus akan kembali untuk mendirikan Kerajaan Allah di bumi ini. Dan apabila Dia datang, hukum-hukum Allah akan diimplementasikan di seluruh dunia (Yesaya 2:2-4), yang akan menjadikan kebaikan di sebuah dunia yang sehat – baik jasmani maupun rohani!

Yesus Kristus, yang akan kembali dengan menunggang kuda putih, akan mengalahkan dan menghancurkan keempat penunggang kuda yang ditulis di kitab Wahyu, termasuk “kuda hijau kuning” dari penyakit sampar.

Dosa-dosa yang mengakibatkan terjadinya penunggangan kuda hijau kuning itu akan dikoreksi apabila umat manusia bertobat dan mulai mematuhi hukum-hukum Allah yang baik dan sempurna. Umat manusia tidak lagi mengonsumsi daging-daging haram atau melakukan hal-hal lain yang mendatangkan wabah-wabah penyakit. 

Berdoalah bagi mereka yang menderita virus corona yang mengganas ini – dan untuk kedatangan Yesus Kristus yang ke-2 kalinya ke bumi ini untuk menghentikan segala epidemi penyakit!

Bacalah juga kabar baik Kerajaan Allah yang akan datang di dalam artikel kami yang berjudul Kerajaan Allah pada situs ini. (Silakan gunakan kolom search). 

 

 

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry