Apa itu 10 Perintah?

oleh Mike Bennett

https://lifehopeandtruth.com/bible/10-commandments/the-ten-commandments/what-are-the-10-commandments/

10 Perintah itu adalah 10 hukum berguna yang diberikan oleh Elohim di Gunung Sinai. Perintah-perintah ini menunjukkan kita bagaimana menjalani suatu kehidupan yang lebih baik sekarang ini dan berkenan kepada Elohim selamanya.

”Sebab inilah kasih kita kepada Elohim, bahwa kita memelihara perintah-perintahNya, dan perintah-perintahNya itu tidak berat” (1 Yohanes 5:3).

Alkitab berkata kepada kita bahwa Elohim sendiri berbicara langsung untuk 10 Perintah itu dari atas Gunung Sinai dan menuliskannya dengan jariNya sendiri pada dua loh batu (Keluaran 20:1; 31:18). Ini menguatkan bahwa topik 10 Perintah itu ada di dalam Alkitab. Apa itu 10 Perintah, dan apa maksudnya?

10 Perintah pada urutan dengan kalimat sederhana

  1. Jangan ada padamu ilah lain di hadapanKu.
  2. Jangan membuat bagimu patung berhala.
  3. Jangan menyebut nama YAHWEH, Elohimmu, dengan sembarangan.
  4. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat.
  5. Hormatilah ayah dan ibumu.
  6. Jangan membunuh.
  7. Jangan berzina.
  8. Jangan mencuri.
  9. Jangan mengucapkan saksi dusta terhadap sesamamu.
  10. Jangan mengingini.

Yesus menjelaskan bahwa 10 Perintah itu dan semua hukum-hukum Elohim berada di atas dasar ciri khas Elohim: kasih.

Apa 10 Perintah itu? Hukum-hukum yang menunjukkan kita bagaimana mengasihi.

Elohim memberikan Alkitab kepada kita umat manusia untuk menyingkapkan jalan HidupNya – jalan hidup kasihNya. PerintahNya yang diucapkan di dalam 10 Perintah yang diberikan Elohim di Gunung Sinai itu menunjukkan kita bagaimana menerapkan kasih pada setiap aspek kehidupan.  

Yesus Kristus meringkaskan semua hukum-hukum Elohim ke dalam dua perintah. “Kasihilah TUHAN, Elohimmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Inilah perintah yang pertama dan yang paling utama. Dan yang kedua, yang sama dengan itu: ‘Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.’ Pada kedua perintah inilah tergantung seluruh isi Taurat dan Kitab Para Nabi" (Matius 22:37-40).

10 Perintah Elohim itu merupakan pengembangan dari kedua hukum utama itu, yakni keempat pertama menjelaskan bagaimana kita mengasihi Elohim, dan perintah ke-6 sampai 10 menunjukkan bagaimana kita mengasihi sesama kita.

Rasul Paulus juga secara jelas mengilustrasikan hubungan antara 10 Perintah itu dengan kasih Elohim.

Paulus menjelaskan: “Sebab telah tertulis: ‘Jangan berzina, jangan membunuh,’ ‘jangan mencuri,’ ‘jangan bersaksi dusta,’ ‘jangan mengingini,’ dan seandainya ada suatu perintah yang lain, itu semua sudah terangkum dalam firman ini: ‘Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.’ Kasih tidak melakukan yang jahat kepada sesama, karena itu kasih adalah penggenapan hukum Taurat” (Roma 13:9-10).

Yohanes menuliskan: “Sebab inilah kasih kita kepada Elohim, bahwa kita memelihara perintah-perintahNya, dan perintah-perintahNya itu tidak berat” (Yohanes 5:3).

Apakah anda harus menaati 10 Perintah itu untuk memperoleh kehidupan kekal?

Yesus mengajarkan bahwa menaati 10 Perintah itu merupakan dasar untuk masuk ke dalam kehidupan kekal (Matius 19:16-19). Mengapa demikian? Karena Elohim menciptakan hukum-hukum ini dan kesemuanya itu merefleksikan pemikiranNya. Melanggar 10 Perintah itu berarti kurang mengasihi Elohim dan sesama kita.

Pelanggaran hukum menyebabkan penderitaan dan memutuskan hubungan. Elohim, dalam kasihNya dan belaskasihanNya, tidak akan membiarkan seseorang yang menolak mematuhi hukum-hukum yang baik ini memperoleh kehidupan kekal. Dia tidak ingin siapapun untuk hidup kekal dalam kesengsaraan, yang menyebabkan penderitaan bagi orang lain dan dirinya sendiri.

Apa itu 10 Perintah? Hukum-hukum yang mendefinisikan dosa

Alkitab menggunakan perkataan dosa untuk menggambarkan pendurhakaan terhadap hukum-hukum Elohim, termasuk 10 Perintah itu. “Setiap orang yang berbuat dosa, ia melakukan pelanggaran hukum, karena dosa adalah pelanggaran hukum” (1 Yohanes 3:4).

Dosa itu bertolak belakang dengan hukum Elohim – bertentangan terhadap pemikiran dan tindakan Elohim. Dan, sebagaimana kita menyebutnya, dosa menyebabkan penderitaan. Konsekuensi logisnya adalah kematian: “Sebab upah dosa adalah maut, tetapi karunia Elohim adalah hidup yang kekal melalui YESUS Kristus Tuhan kita” (Roma 6:23).

Sedihnya, setiap umat manusia telah berdosa dan melanggar 10 Perintah Elohim (Roma 3:23; Yakobus 2:10-11). Tetapi hanya karena belas kasihan Elohim yang begitu besar sehingga Yesus Kristus rela membayar kematian itu bagi kita.

Apabila kita bertobat, darah Yesus Kristus meliputi dan menghapus dosa-dosa kita di masa lalu. Tetapi apakah kasih karunia dan pengampunan Elohim memberikan kita surat izin untuk terus melakukan hal-hal yang Dia benci?

Secara tegas tidak. Kristus mati supaya kita tidak perlu menanggung kematian itu jika kita bertobat atas setiap dosa kita. KematianNya bukan berarti supaya Dia saja yang menaati hukum-hukum itu agar kita tidak perlu taat. 

Elohim menghendaki kita berhenti melakukan hal-hal yang menyakiti kita sendiri dan orang lain.

Rasul Paulus menjelaskan hal ini dengan gamblang.

“Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak!” (Roma 6:1-2). “Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya” (ayat 12).

Orang Kristen diberi akses kepada kuasa Elohim melalui Roh Kudus untuk melawan godaan dosa (Kisah Para Rasul 2:38; Galatia 5:16).

10 Perintah di dalam Perjanjian Baru

Urutan penuh dari 10 Perintah diberikan dua kali di dalam Perjanjian Lama (Keluaran 20 dan Ulangan 5), dan masing-masing perintah itu disebut berkali-kali. Tetapi beberapa orang membantah bahwa menaati 10 Perintah itu tidak diperlukan orang Kristen jika perintah itu tidak disebut di dalam Perjanjian Baru.

Sebenarnya, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah satu kesatuan, dan hukum rohani Elohim dan pemikiranNya tidak berubah (Maleakhi 3:6; Ibrani 13:8).

Selain itu, 10 Perintah itu disebut di dalam Perjanjian Baru, dan sebagaimana itu satu kesatuan, itu disebut:

  • Jalan untuk “masuk ke dalam hidup” (Matius 19:17-19).
  • Perlu untuk “menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga” (Matius 5:19)
  • “Kudus, benar dan baik” (Roma 7:12).
  • “Rohani (Roma 7:14).
  • “Hukum kerajaan” (Yakobus 2:8)
  • “Hukum yang memerdekakan” (Yakobus 2:11-12).
  • “Kasih Elohim” (1 Yohanes 5:3).
  • “Tidak berat” (1 Yohanes 5:3).

Jika kita menjadi seperti Yesus Kristus dan melakukan jalan kasih Elohim, kita akan memenuhi hukum-hukumNya (Roma 13:8-10). Orang suci, yakni mereka yang akan masuk ke dalam Kerajaan Elohim, adalah mereka yang “menuruti perintah-perintah Elohim dan iman kepada Yesus” (Wahyu 14:12).

Seperti yang kami katakan Elohim menunjukkan kita bagaimana mengasihi melalui 10 Perintah itu.

Banyak gereja Kristen hari ini akan setuju mengatakan bahwa sebagian besar perintah-perintah itu masih penting, tetapi mereka mengajarkan bahwa 10 Perintah itu secara keseluruhan tidak lagi berlaku. Secara spesifik mereka merasa perintah Sabat itu tidak berlaku lagi bagi orang Kristen di bawah Perjanjian Baru [New Covenenat].

Tetapi Perjanjian Baru [New Testament] itu menunjukkan bahwa rasul-rasul dan Jemaat Perjanjian Baru menguduskan hari Sabat itu.

Hari apa hari Sabat itu? Hari Sabat dijelaskan di dalam Keluaran 20:10 sebagai “hari ke-tujuh,” yang adalah hari Sabtu.

Hari Sabat adalah satu dari 10 Perintah itu yang menunjukkan bagaimana mengasihi Elohim menurut kehendakNya. Kita tidak bisa memahami itu berdasarkan jalan pemikiran kita sendiri – hanya Elohim yang dapat menjelaskan bagaimana Dia menghendaki kita untuk menyembah Dia dalam ibadah.

Itulah sebabnya mengapa Perjanjian Baru [New Testament] tidak hanya menunjukkan contoh orang-orang Kristen yang menguduskan hari Sabat, tetapi juga menjelaskan kepada kita, “Jadi masih tersedia perhentian Sabat untuk umat Elohim” (Ibrani 4:9).

Apa itu 10 Perintah? Hukum Kerajaan Elohim

Kabar baik Alkitab ialah bahwa pemerintahan manusia zaman ini akan digantikan oleh Kerajaan Elohim. Yesus Kristus akan mengintervensi untuk menyelamatkan umat manusia dari pemusnahan diri sendiri (Matius 24:21-22). Yesus Kristus akan membawa damai yang sesungguhnya dan akan mengajarkan jalan damai yang telah begitu sukar dipahami oleh sepanjang sejarah manusia.

Apa yang akan menjadi hukum di dalam Kerajaan Elohim yang akan menghasilkan damai? Hukum-hukum yang sama seperti yang telah secara konsisten dikabarkan oleh Alkitab – Hukum-hukum Elohim, termasuk 10 Perintah itu.

Bahkan di bab terakhir Alkitab, yang berbicara tentang Yerusalem Baru dan yang kekal, itu berkata: “Berbahagialah mereka yang melakukan perintah-perintahNya. Mereka akan memiliki kuasa atas pohon kehidupan, dan mereka boleh masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu” (Wahyu 22:14).

Perintah-perintah Elohim adalah bagian dari jalan hidup yang akan mendatangkan damai selama-lamanya!

Apa itu 10 Perintah? Bagian dari Perjanjian Lama dan Baru Elohim

10 Perintah yang diberikan Elohim di Gunung Sinai itu adalah bagian terpenting dari Perjanjian Lama – yakni persetujuan antara Elohim dan orang Israel. Orang Israel setuju (Keluaran 24:3) berada di bawah perlindungan Elohim (Keluaran 23:22) dan, sebaliknya, mereka setuju menaati hukumNya, mengasihiNya dan setia kepadaNya.

Ini bukan saja hukum nasional tetapi juga komitmen perseorangan.

Kamus The New Bible menjelaskan, “Tetapi ada kompatibilitas antara tuntutan ilahi yang disampaikan melalui perintah-perintah konkrit dan panggilan Elohim akan komitmen pribadi kepada Dia di dalam kasih. Yahweh mendeskripsikan penerima-penerima kasihNya yang Dia peruntukkan bagi “mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintahKu” (Keluaran 20:6; bandingkan dengan Yohanes 14:15).  (1982, “Ten Commandments”).

Sebagaimana Yesus berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu” (Yohanes 14:15).

Perjanjian Baru [New Testament] membuat hal itu dengan begitu jelas bahwa hukum Elohim adalah juga bagian vital dari Perjanjian Baru [New Covenant], persetujuan rohani yang Elohim adakan dengan orang-orang Kristen hari ini juga disebutkan untuk menaati 10 Perintah itu sebagai bagian dari kasih dan kesetiaan mereka kepada  Elohim.

Yohanes, yang adalah rasul yang menekankan kasih, juga menekankan pentingnya perintah-perintah Elohim.

“Dan dengan ini kita mengetahui, bahwa kita mengenal Dia, jika kita memelihara perintah-perintahNya. Siapa yang berkata: ‘Aku mengenal Dia,’ tetapi tidak memelihara perintah-perintahNya, ia adalah seorang pendusta, dan kebenaran tidak ada di dalam dia” (1 Yohanes 2:3-4).

Yohanes juga menulis beberapa kebaikan dari perintah-perintah Elohin: “Kita menerima apa saja yang kita minta dari Dia sejak kita memelihara perintah-perintahNya dan melakukan hal-hal yang menyenangkanNya” (1 Yohanes 3:22).

Menuliskan 10 Perintah itu pada hati dan pikiran kita

Tujuan utama Elohim bukanlah semata-mata membuat 10 Perintah itu terukir pada dua loh batu tetapi membuat itu terukir pada hati dan pikiran kita supaya kita mengingatnya dan selalu menurutinya dan hidup di dalamnya.

Kitab Ibrani menunjukkan bahwa kegagalan Perjanjian Lama itu (Old Covenant) antara Elohim dan manusia bukan terletak pada Elohim atau hukum-hukumNya. Kesalahan bukan pada “hukum-hukum itu” (Ibrani 8:7-8) – tetapi dengan ketidaksempurnaan manusia yang tidak setia menaati hukum-hukum Elohim yang baik ini.

Jadi apa solusi Elohim untuk masalah ini? Yeremia telah menubuatkan tentang perjanjian baru (New Covenant). Apa yang akan menjadi perubahan besar antara lama dan baru? "Aku akan menaruh hukum-hukumKu ke dalam akal budi mereka dan akan menuliskannya pada hati mereka, maka Aku akan menjadi Elohim mereka, dan mereka akan menjadi umatKu” (Ibrani 8:10, mengutip dari Yeremia 31:33).

Menerapkan 10 Perintah itu berarti kita dapat bertumbuh dalam pemikiran, perasaan dan perbuatan dengan cara yang sama seperti si Pemberi, bagaimana pikiranNya, perasaanNya dan perbuatanNya. Di sinilah, yakni kita perlu memiliki pikiran yang terdapat dalam Kristus (Filipi 2:5). 

Pelajarilah lebih dalam tentang 10 Perintah itu dengan meneliti masing-masing perintah dan berkomitmen untuk berjuang menaatinya.

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry