Apa itu Babilon?

oleh Jim Haeffele

https://lifehopeandtruth.com/prophecy/revelation/what-is-babylon/

Ayat-ayat kutipan artikel ini diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, dan juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Kisah Babilon itu meliputi banyak kisah mulai dari kisah menara Babel hingga kejatuhan kerajaan Babilon. Dan kita diperingatkan untuk keluar dari sistem Babilon, sebelum kejatuhan kerajaan Babilon Besar itu.

 

 

 

 

 

 

Babilon, di masa lalu dan di masa yang akan datang, merupakan sebuah tema penting di dalam Alkitab

Babel (Ibrani), atau Babilon (Yunani), merupakan sebuah kota di antara kota-kota dari kerajaan kuno yang didirikan Nimrod dalam sejarah manusia di abad permulaan (Kejadian 10:10). Oleh beberapa orang, itu dianggap sebagai tempat di mana kehidupan mulai dan itu merupakan satu tempat atau lokasi dimana manusia mencoba membangun sebuah menara yang akan tegak berdiri hingga ke langit (Kejadian 11:1-4).

(Catatan: pada artikel ini seterusnya akan digunakan sebutan “Babel”)

Menara Babel

Setelah Air Bah, Elohim telah berfirman bahwa manusia hendaknya berkembang banyak, “Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi” (Kejadian 9:1). Dia tidak ingin manusia mengulangi dosa-dosa yang mereka lakukan yang akhirnya mendatangkan Air Bah itu.

Akan tetapi daripada menaati Elohim, orang-orang yang berada di Babel itu berkata, “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi" (Kejadian 11:4).

Sikap pembangkangan dan sistem kesusilaan manusiawi ini – yang mengagungkan manusiawi di atas Elohim – telah menyebarkan sistem Babel ini sejak itu.

Melihat dari sorga apa yang sedang dilakukan manusia, Elohim mengacaukan bahasa mereka sehingga mereka tidak dapat menyelesaikan menara Babel itu. “Babel” artinya kekacauan dan ini merupakan nama yang cocok untuk kota ini yang penduduknya tidak taat kepada Elohim. Kota ini telah menjadi epitome [lambang] dari segala bentuk ibadah dengan pemujaan berhala dan menjadi ibu kota dari sebuah kekaisaran yang namanya Babel.

Runtuhnya Babel

Setelah 1,500 tahun sejak berdirinya Babel itu, Elohim berfirman tentang kerajaan itu melalui nabi Yesaya, “Sudah jatuh, sudah jatuh Babel, dan segala patung berhalanya telah diremukkan dan bertaburan di tanah” (Yesaya 21:9).  

Kerajaan Babel terus berlangsung selama 200 tahun lagi melebihi hidup nabi Yesaya hingga tahun 539 sebelum Masehi. Kemudian nubuat Yesaya digenapi, dan kejatuhan Babel ke tangan Kerajaan Medo-Persia seperti yang dicatat di Daniel 5.

Kota itu tetap ada untuk dihuni orang hingga invasi Islam sekitar tahun 650 setelah Masehi.

Nubuat Yesaya  digenapi dua kali. Dan hal itu tidak hanya tentang Babel kuno, tetapi juga kepada Babel ke-2, yakni Babel yang disebut di kitab Wahyu (Wahyu 14:8; 18:2).

Satu lagi Babel: Babel Besar akhir zaman

Ketika siswa Alkitab membaca kitab Wahyu, mereka mendapatkan sebuah kerajaan Babel yang jauh berbeda dari yang satunya, yakni yang digambarkan di Perjanjian Lama itu. Di samping kerajaan besar seperti digambarkan di Perjanjian Lama itu, Babel ini digambarkan sebagai seorang perempuan yang duduk menunggang binatang itu.

Membukukan penglihatan Yohanes, dia menuliskan: “Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. …Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: “BABEL BESAR, IBU DARI WANITA-WANITA PELACUR DAN DARI KEKEJIAN BUMI” (Wahyu 17:3, 5). 

Untuk memahami Babel ini, kita harus pertama-tama memahami bahasa simbolis yang digunakan di kitab Wahyu. Apa yang direpresentasikan oleh seorang “perempuan”, “binatang,” “tujuh kepala dan sepuluh tanduk,” dan “Babel Besar”?

Memang telah banyak ide-ide dan pendapat-pendapat yang berbeda tentang Babel, sebagian besar dari pendapat-pendapat itu menyatakan bahwa mereka telah membaca dengan interpretasi mereka sendiri tentang simbol-simbol itu. Interpretasi yang demikian biasanya tidak benar.

Apa yang di lambangkan oleh perempuan di dalam Alkitab?

Penting untuk kita pahami bahwa ketika Alkitab menggunakan bahasa simbolis, Alkitab menginterpretasikan simbol itu kepada kita. Kita tidak perlu menerka-nerka maksudnya.

Misalnya, ketika perempuan digunakan secara simbolis di dalam ayat Suci Alkitab, perempuan itu merepresentasikan gereja – satu kelompok orang. Paulus menggunakan simbol “perawan suci” untuk Jemaat itu yang akan dipertunangkan kepada Kristus (2 Korintus 11:2), dan Kristus merujuk kepada mempelai wanitaNya di Wahyu sebagai seorang istri atau perempuan (Wahyu 19:7).

Perempuan yang disebut di Wahyu 17 itu adalah sebuah gereja, tetapi bukan Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus. Perhatikan apa yang dilakukan gereja ini kepada mereka yang menaati Elohim dan mengikuti hidup Yesus Kristus: “Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran” (Wahyu 17:6).

Perempuan amoral, yang disebut Babel Besar, adalah sebuah gereja yang murtad yang telah bertanggung jawab atas orang-orang martir itu, yakni yang adalah pengikut setia Yesus Kristus.

Identitas Misteri Babel Besar

Alkitab mengidentifikasikan perempuan ini, yakni yang berpakaian kain merah ungu dan duduk di atas binatang merah ungu yang disebut dalam ayat terakhir Wahyu 17, “Dan perempuan yang telah kaulihat itu, adalah kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi” (ayat 18).

Pada saat Yohanes menulis ayat ini, dan dalam abad-abad berikutnya, kota yang memerintah raja-raja di bumi ini adalah Roma. Dan gereja yang dihubungkan dengan Roma ialah Gereja Katolik Roma, yang markasnya di kota Vatikan di Roma.

Adam Clarke Commentary menambahkan pernyataan ini, “Telah ditunjukkan bahwa perempuan yang duduk di atas binatang yang berkepala tujuh itu adalah sebuah representasi Latin [yang berarti Gereja Roma]; di sini kita memiliki keyakinan besar bahwa benar demikian, karena perempuan itu disebut sebuah kota, yang berarti sebuah lambang yang sangat jelas dari sebuah Gereja, sebagaimana perkataan itu digunakan dengan tegas dalam artian ini di dalam banyak bagian ayat Suci Alkitab yang artinya tidak salah lagi” (catatan pada Wahyu 17:18).

Siapa binatang itu?

Alkitab berkata bahwa perempuan menunggangi atau duduk di atas binatang merah ungu itu (Wahyu 17:3). Binatang ini digambarkan di Wahyu 13:2 “serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya [kuasa], dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.”

Binatang merah ungu ini bukan lambang sebuah gereja. Tetapi, itu merepresentasikan pemerintahan civil dari Kekaisaran Roma. (Bacalah artikel kami pada situs ini, yang berjudul “Who Is the Beast?” [“Siapa Binatang Itu?”] (Artikel ini akan dimuat pada situs ini).

Binatang ini kena “luka mematikan,” tetapi kemudian lukanya itu “sembuh” (ayat 3-4). Menurut sejarah, Kekaisaran Romawi itu digulingkan dan berakhir pada tahun A.D. 476. Sepuluh tanduknya (Wahyu 13:1) merepresentasikan restorasi kekaisaran ini diprediksi bangkit lagi. Kebangkitan pertama termasuk the Vandals (429-533), the Heruli (476-493) dan the Ostrogoths (493-554).

Kebangkitan berikutnya ialah “Imperial Restoration” pada tahun 554 ketika Justinian, kaisar Byzantium, Kekaisaran Roma Timur, memugar provinsi-provinsi barat bagi wilayahnya.

Melalui keberhasilan pemugaran itu, para paus Katolik memberikan gelar Holy Roman Emperor [Kaisar Roma Kudus] kepada Charlemagne (800), Otto Agung (962), Charles Agung (1520) dan Napoleon (1805).  

Kebangkitan yang paling baru adalah persekutuan Jerman-Italy (di bawah Hitler dan Mussolini), yang mencoba menyatukan Eropa secara paksa pada tahun 1930an dan 1940an. Adolf Hitler menganggap Jerman Nazi sebagai kepanjangan tangan dari kebangkitan masa lalu yang didominasi Jerman pada masa Holy Roman Empire [Kekaisaran Romawi Kudus], sementara Benito Mussolini melihat dirinya sebagai seorang “Kaisar” modern atas Kekaisaran Romawi yang dibangkitkan kembali. 

Siapa binatang ke-2?

Bagaimana revived Roman Empire [Kekaisaran Romawi yang akan bangkit kembali] menerima gelar “holy” [kudus]? Kita diberitahu di Wahyu 13:11-12 tentang binatang ke-2 itu. “Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga. Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.”

Binatang ini adalah perempuan (gereja) itu, Babel Besar, yang muncul sebagai seekor anak domba seperti Kristus, tetapi bicaranya “seperti seekor naga” – Setan. Binatang ini, melalui kepalanya, memahkotai kepala-kepala berbagai negara sebagai raja-raja dari “holy” Roman Empire.

Dua binatang yang dinubuatkan Daniel

Kitab Wahyu bukanlah permulaan nubuat dari persatuan gereja dan negara ini. Nubuatnya dimulai di bab ke-7 kitab Daniel. Ayat satu hingga ayat 6 Daniel 7 menceritakan mimpi yang diberikan kepada Daniel, yang melambangkan kerajaan ketiga pertama di dunia zaman dulu. Babel digambarkan sebagai seekor singa; Persia sebagai seekor beruang; dan Yunani sebagai seekor macan tutul.

Dalam ayat 7, Daniel menambahkan: “Setelah itu, aku melihat dalam mimpi, tampaklah binatang yang keempat itu, yang menakutkan, dan mengerikan, dan sangat kuat. Ia mempunyai gigi besi yang besar. Ia melahap dan meremukkan serta menginjak-injak yang tersisa dengan kakinya. Ia berbeda dengan semua binatang yang terdahulu dan ia mempunyai sepuluh tanduk.”

Sejarah telah menunjukkan bahwa kerajaan besar ke-4, yang memiliki “gigi besi” adalah Roman Empire (Bandingkan dengan mimpi Nebukadnezar di Daniel 2:40).

Kemudian Daniel menuliskannya sbb: “Sementara aku memperhatikan tanduk-tanduk itu, tampak tumbuh di antaranya. … dan pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong” (ayat 8). Tanduk kecil ini menyertai binatang itu serta 10 rajanya yang “muncul dari kerajaan itu” (ayat 24)

Tanduk kecil ini “berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkan mereka” (ayat 21). Inilah yang akan dilakukan perempuan yang dinamakan Babel Besar itu, yakni perang terhadap orang Kristen sejati (Wahyu 17:6).  

“Tanduk kecil” yang digambarkan Daniel 7, yakni binatang ke-2 yang digambarkan Wahyu 13, dan perempuan Wahyu 17 itu semuanya menggambarkan hal yang sama dengan Babel Perjanjian Baru, yang adalah Gereja Katolik Roma.

Aksi yang akan datang dari Babel Besar

Sejauh ini, kita telah melihat secara ringkas pada nubuat Babel yang telah terjadi selama 2,000 tahun lebih dan tentang apa yang dia lakukan di masa yang akan datang. Tetapi apa lagi yang dikatakan Alkitab tentang masa depan gereja murtad yang disebut sebagai Babel Besar ini?

Yesus, pada saat Dia berbicara tentang kejadian-kejadian yang akan terjadi sebelum Dia datang kedua kalinya, berkata, “Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi” (Matius 24:21). Dia menambahkan ini dengan mengatakan bahwa akan ada penyesatan besar agama “sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga” (ayat 23-24). 

Rasul Paulus menjelaskan bagaimana penyesatan akan terjadi dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Tesalonika.

Dia menuliskan, “Janganlah ada orang yang menyesatkan kamu dengan cara apa pun. Sebab Hari itu tidak akan tiba sebelum terjadi pengangkatan, dan manusia durhaka, yaitu anak kebinasaan itu menyatakan dirinya. Ia akan menentang dan meninggikan diri di atas semua yang disebut dan disembah sebagai Elohim, bahkan ia akan duduk di Bait Elohim dan menyatakan dirinya sebagai Elohim” (2 Tesalonika 2:3-4). Paus-paus ini mengklaim dirinya sebagai “vicar or Christ” [wakil Kristus], yang artinya “berdiri mewakili Yesus Kristus.”

The Adam Clarke Commentary menggambarkan “man of sin” [manusia durhaka] di dalam ayat 4 disebut sebagai seorang “yang memiliki tempat tertinggi dan kekuasaan di dalam Gereja Kristen, dan dia bertindak sebagai Elohim – mengambil atas dirinya sendiri gelar Elohim dan atribut-atribut, dan merebut kuasa Elohim bagi dirinya apa yang dimiliki Elohim Yang Mahatinggi (catatan pada 2 Tesalonika 2:4).

Elohim menyingkapkan pengertian bahwa sebelum kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya banyak orang akan disesatkan oleh individu ini dan sistem agama palsu yang memotori dia.

“Runtuhnya Babel Besar”

Babel Besar bersama seluruh sistemnya yang berpusat di Roma dan paus terakhirnya yang disebut nabi palsu (Wahyu 19:20) akan segera berakhir ketika Yesus Kristus datang kembali.

Wahyu 18 berkata dalam “satu hari” dan “dalam satu jam” “bahwa kota besar” akan runtuh (ayat 2, 8, 10, 17, 19, 21). Wahyu 18 ini juga menyingkapkan bahwa Elohim akan menuntut pertanggungjawaban Babel atas orang-orang martir dari para pengikut setia Yesus Kristus (ayat 20, 24).

Elohim telah menetapkan pengadilan yang bengis terhadap Babel Besar karena pembangkangannya terhadap Elohim dan perlakuan kejamnya terhadap umat Elohim.

Sebagaimana Albert Barnes menjelaskannya, “Idenya ialah bahwa kehancuran total; dan artinya di sini, bahwa Babel spiritual – kepausan Roma akan dimusnahkan menjadi hancur total sama seperti Babel itu sendiri” (Catatan pada Alkitab, Wahyu 18:2).

Sebuah peringatan terakhir: keluarlah dari Babel

Akhir dari kerajaan Babel akan terjadi dengan peringatan kepada semua orang-orang percaya untuk bertindak sebelum terlambat. “Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: ‘Pergilah kamu, hai umatKu, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya’” (Wahyu 18:4).

Keluar dari Babel spiritual termasuk tidak ambil bagian dari dosa-dosanya dan doktrin palsunya dan tidak berkompromi dengan kebenaran yang diajarkan di dalam Alkitab.

Semoga kita semua mengindahkan peringatan itu sehingga kita tidak mengambil bagian dari dosa-dosanya pada akhir zaman Babel dan sehingga kita tidak menderita malapetaka-malapetaka yang diuraikan secara detil di kitab Wahyu itu. (Malapetaka atau tulah itu termasuk the seven last plagues.) [tujuh tulah terakhir] – artikel ini akan dimuat pada situs ini.

Untuk pelajaran lebih lanjut tentang pemimpin agama palsu yang dinubuatkan yang akan muncul pada akhir zaman, bacalah artikel kami “Antichrist.” [AntiKristus].

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry