Apa Itu Dosa?
Posted on May 24, 2020
oleh Jack Hendren
https://lifehopeandtruth.com/change/sin/what-is-sin/
Banyak artikel telah ditulis tentang arti dosa, namun sedikit orang yang memahami apa itu dosa atau bagaimana Alkitab mengartikannya. Apakah anda tahu apa arti dosa?
Definisi alkitabiah yang paling jelas apa itu dosa terdapat di 1 Yohanes 3:4: “Dosa ialah pelanggaran hukum Allah.” Berdosa karena melanggar hukum-hukumNya. Tetapi apa maksudnya melanggar hukum?
Arti pelanggaran
Alkitab banyak mendiskusikan konsep pelanggaran dan dosa.
Alkitab Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani dan bahasa Ibrani untuk kata pelanggaran dan melanggar menyingkapkan suatu pemahaman yang jelas tentang dosa. Misalnya, cobalah perhatikan 2 Tawarikh 24:20, “Lalu Roh Allah menguasai Zakharia, anak imam Yoyada. Ia tampil di depan rakyat, dan berkata kepada mereka: ‘Beginilah firman Allah: Mengapa kamu melanggar perintah-perintah TUHAN, sehingga kamu tidak beruntung [sejahtera]?’”
Bahasa Ibrani untuk melanggar dalam ayat di atas adalah abar, yang artinya “cross over” [menyeberangi, melampaui, melanggar]. Ini bisa juga mengandung arti “turn away” [berbalik]. (Strong’s Exhaustive Concordance, #5674). Pelanggaran dalam bahasa Ibrani adalah pesha, yang artinya “rebellion” [pemberontakan, pendurhakaan] atau “sin” [dosa] (Strong’s #6588).
Ayat Alkitab yang sangat menyenangkan dan membesarkan harapan kita berkata: “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya [pemberontakannya], yang dosanya ditutupi” (Mazmur 32:1). Bahasa Ibrani untuk dosa di sini ialah chataah, yang artinya pelanggaran. Jadi ketika pelanggaran dan dosa-dosa kita diampuni, maka pemberontakan kita dijauhkan dari kita.
Alkitab Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani. Perkataan pelanggaran yang terdapat di 1 Yohanes 3:4 diartikan anomia, yang artinya pelanggaran hukum. Perkataan dosa di dalam bahasa Yunani ialah hamartia, yang arti harfiahnya ialah “missing the mark” [hilang tanda; tidak mengenai sasaran] (Vine’s Expository Dictionary of Old and New Testament Words, 1997, pp. 1045-1046, 1161).
Rasul Yohanes mendefinisikan dosa missing the mark sebagai pelanggaran . Jadi, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru mendefinisikan dosa sebagai pemberontakan dan pelanggaran – yang artinya pelanggaran hukum.
Hukum apa yang mendefinisikan dosa?
Apakah hukum menunjukkan bahwa kita berdosa terhadap hukum tertentu? Apakah ayat Suci merujuk pada hukum apa saja atau institusi sipil? Dosa tidak didefinisikan oleh hukum manusia tetapi oleh hukum Allah. Jadi 1 Yohanes 3:4 itu menyatakan bahwa dosa adalah pelanggaran hukum Allah.
Dosa bisa mengacu pada kondisi umum hidup yang terpisah dari Allah dan hukum-hukumNya, entah karena ketidaksadaran atau ketidakpercayaan. Dosa juga bisa merujuk pada perbuatan tertentu dalam ketidakpatuhan. Kedua kondisi berdosa ini mendatangkan konsekuensi yang tidak diinginkan.
Hukum-hukum Allah diberikan untuk menunjukkan kepada umat manusia jalan hidup terbaik dalam kerukunan dengan Allah dan kepada sesama manusia. Allah memberi hukum itu sebagai berkat dan menginginkannya untuk membimbing umat manusia ke dalam hidup yang berkelimpahan (Yohanes 10:10). Dia menghendaki semua orang untuk sejahtera, damai dan bersukacita di dalam kehidupan mereka.
Yesus dan hukum
Apakah Yesus menegakkan hukum Allah atau apakah Dia meniadakan perintah-perintahNya? Dia menegakkan hukum itu! Dia menjelaskannya, memberitakannya, mengutipnya sebagai acuan dan membuat pernyataan tegas untuk menegakkannya. "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya (menghapuskannya – versi Indonesia MB)” (Matius 5:17). “Menggenapi/memenuhi” adalah kebalikan arti “meniadakan.” Dia memberi arti sepenuhnya terhadap hukum Allah dan meringkaskannya ke dalam dua hukum yang pertama dan terutama.
Seorang bertanya kepada Dia, "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
Jawab Yesus kepadanya: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.’ Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: ‘Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri’” (Matius 22:36-39).
Kedua hukum yang pertama dan yang terutama ini merupakan ringkasan dari 10 Perintah Allah. Perintah empat pertama menyatakan atau menguraikan bagaimana mengasihi Allah. Keenam perintah lainnya menguraikan bagaimana kita sebaiknya memperlakukan sesama manusia. Pelanggaran terhadap yang manapun dari kesepuluh perintah ini adalah dosa.
Berkat-berkat karena kepatuhan terhadap hukum ini
Dari mulanya Allah menetapkan berkat-berkat atas ketaatan dan penalti atas ketidaktaatan (Ulangan 5:4-5). Dosa menentang/melawan Allah. Allah telah mendesain kehidupan manusia untuk berfungsi baik bila selaras dengan hukum-hukumNya. Dia membayangkan orang Israel dulu sebagai model ketaatan/kepatuhan agar bangsa-bangsa lain juga patuh dan diberkati. Akan tetapi bangsa Israel itu berbuat dosa – mereka tidak mentaati Allah sama seperti bangsa-bangsa modern hari ini tidak mematuhi Allah. Dunia ini berada dalam keadaan berdosa dan terus menorehkan sebuah sejarah yang menyedihkan dan penuh kejahatan.
Saatnya akan datang ketika Yesus Kristus akan memecahkan sejarah. Dia akan kembali untuk memerintah di bumi ini dan akan mengakhiri kekacauan moral. Dia akan menegakkan hukum Allah sebagai hukum dunia ini. Semua orang akan memahami hukum itu. Mereka akan memahami apa itu dosa dan apa konsekuensi pelanggaran hukum itu. Bangsa-bangsa tidak akan berdosa lagi tetapi akan menikmati pemerintahan yang jujur dan bermoral, dan akan bersukacita atas kebenaran dan kedamaian.
Setiap orang akan menyenangi hukum Allah dan upah karena mentaatinya. Dalam pemerintahan Yesus Kristus nanti, nubuat Yeremia akan digenapi: “Hanya yang berikut inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka: ‘Dengarkanlah suaraKu, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umatKu, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia’” (Yeremia 7:23).
Apakah ini berlaku pada anda?
Yesus Kristus mati bagi kita. “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh” (1 Petrus 2:24). Kita mendapat kesempatan untuk menerima karunia Allah, yakni kehidupan kekal, tetapi kita harus percaya. Kepercayaan itu mencakup pemahaman bahwa dosa adalah pelanggaran hukum Allah. Dosa itu menentang Allah, dan itu mendatangkan penalti maut (kematian). Allah menyediakan satu jalan kepada keselamatan melalui pengorbanan Yesus Kristus.
Dosa dan ketaatan kepada 10 Perintah Allah mempunyai efek bagi setiap orang. Alkitab menyatakan, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23). Sebagai akibat dari dosa kita, setiap orang pantas menerima penalti kematian kekal (Roma 6:23). Tetapi Allah, dalam belas kasihNya, menyediakan penebusan bagi penalti kematian itu melalui pengorbanan AnakNya Yesus Kristus.
Kita dapat mengalami suatu ukuran besar dari kedamaian dan stabilitas dalam memelihara hukum Allah dari ini. “Lagipula hambaMu diperingatkan oleh semuanya itu [hukum, testimoni, ketetapan, perintah dan keputusan], dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar” (Mazmur 19:12, Versi Alkitab Terjemahan Baru). “Dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu” (Amsal 3:1-2).
Anda perlu belajar lebih dalam tentang hukum-hukum Allah dan bagaimana mengalahkan dosa.
This article was translated from http://lifehopeandtruth.com