Apa itu Dosa-dosa yang Membawa Maut?

oleh Dave Johnson

https://lifehopeandtruth.com/change/sin/deadly-sins/

Ayat-ayat kutipan artikel ini umumnya diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, tetapi juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Urutan “tujuh dosa yang membawa maut” itu cukup akrab: kemurkaan, ketamakan, kemalasan, kesombongan, nafsu, iri hati dan kerakusan. Apakah dosa-dosa ini atau dosa-dosa lain sungguh mematikan? Apa yang dikatakan Alkitab tentang dosa-dosa yang membawa maut?   

 

 

 

 

 

 

 

Apakah ada dosa-dosa yang membawa maut? Bagaimana kita dapat bebas dari dosa-dosa itu?

Urutan tujuh dosa yang mematikan itu dipercayai berasal dari seorang biksu di abad ke-4, dia menyusun urutan delapan pikiran jahat.  Kemudian, seiring waktu, beberapa perubahan dibuat hingga Paus Gregory I menerbitkan urutan tujuh dosa mematikan yang kita kenal hari ini. Dosa-dosa ini dipercayai penyebab dosa-dosa lain sehingga dengan demikian dosa-dosa ini “mematikan.”

Urutan ketujuh dosa mematikan itu kemudian dipopulerkan oleh penyair Italia bernama Dante di acara pertunjukan The Divine Comedy.

Apa yang dikatakan Alkitab tentang dosa yang membawa maut?

Urutan spesifik “tujuh dosa mematikan” yang disebutkan di atas tidak ditemukan di dalam ayat suci. Bahwa Alkitab menyatakan itu perbuatan berdosa adalah benar, tetapi Alkitab juga menyingkapkan bahwa dosa-dosa lain juga harus dihindari.

Misalnya, di dalam Amsal 6:16-19, ada urutan tujuh hal yang dibenci Elohim. Yaitu:

  1. Mata sombong.
  2. Lidah dusta.
  3. Tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah.
  4. Hati yang membuat rencana-rancana jahat.
  5. Kaki yang segera lari menuju kejahatan.
  6. Seorang saksi dusta.
  7. Orang yang menimbulkan pertengkaran saudara.

Meskipun semua ini secara spesifik disebut sebagai hal-hal yang dibenci Elohim, hanya kesombongan yang sama/cocok dengan catatan biksu di atas yang menyebutkan “tujuh dosa yang membawa maut.”

Galatia 5:19-21 memberikan urutan perbuatan daging dan mengatakan bahwa mereka yang melakukan hal-hal seperti ini tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Elohim. Perbuatan daging ini mencakup hal-hal seperti, perzinahan, persundalan, kenajisan, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan,

Elohim memberikan definisi dosa: “Setiap orang yang berbuat dosa, ia melakukan pelanggaran hukum, karena dosa adalah pelanggaran hukum” (1 Yohanes 3:4). Versi King James menerjemahkan ini sebagai “transgression of the law” [pelanggaran hukum]. Perbuatan yang bertentangan dengan hukum Elohim adalah dosa. “Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa” (Yakobus 4:17).

Dosa memiliki “siklus hidup” tertentu yang berakhir pada maut. “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut” (Yakobus 1:14-15).

Urutan perbuatan dosa yang membawa maut atau kematian tidak hanya tujuh! Semua dosa menuju pada maut, dan bahwa kematian yang dimaksudkan di sini adalah kematian kekal bagi kita semua jika pengorbanan Yesus Kristus itu tidak mendamaikan kita atas penebusannya terhadap dosa-dosa kita.

“Sebab upah dosa adalah maut, tetapi karunia Elohim adalah hidup yang kekal melalui Yesus Kristus Tuhan kita” (Roma 6:23). Bagaimana pengorbanan Kristus itu memberikan pengampunan terhadap dosa-dosa kita? Dan bolehkah kita terus melakukan perbuatan dosa karena Yesus Kristus telah membayar itu dengan harga yang lunas?

Karena dosa itu membawa maut, kita memerlukan pengorbanan Kristus

“Upah dosa” – apa yang dihasilkan dosa bagi kita – ialah maut atau kematian kekal. Maut atau kematian ini biasanya tidak datang secara instan dalam artian orang terbunuh mati seketika karena berdosa; tetapi tanpa pengorbanan Kristus, “kehidupan kekal di dalam Kristus Yesus” tidak akan dimungkinkan. 

Rasul Paulus menjelaskan lebih jauh tentang pengorbanan Kristus: “Ketika dicaci maki, Dia tidak membalas dengan caci maki; ketika menderita, Dia tidak mengancam, sebaliknya, Dia menyerahkan diriNya kepada Elohim yang menghakimi dengan adil. Dia sendiri telah menanggung segala dosa kita di dalam tubuhNya di atas kayu salib, supaya kita yang telah mati terhadap dosa, dapat hidup dalam kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu telah disembuhkan” (1 Petrus 2:23-24).

Penalti maut (upan dosa) dibayar lunas oleh Kristus saat kematianNya. Kitab Ibrani menjelaskan lebih lanjut:

“Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga, yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukanNya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diriNya sendiri sebagai korban” (Ibrani 7:26-27).

Menurut sistem penyajian korban di zaman Israel dulu, imam, sebagaimana digambarkan di kitab Ibrani, menyajikan korban untuk dirinya sendiri, kemudian korban sehari-hari untuk mendamaikan bangsa Israel tersebut atas dosa-dosa mereka. Yesus Kristus mengorbankan diriNya sekali, bagi umat manusia, untuk pendamaian atas dosa-dosa kita.

Apa yang diinginkan Elohim untuk kita lakukan tentang dosa maut itu?

Dosa itu – dosa apa pun – adalah kematian. Tidak ada indikasi ayat Alkitab yang mendukung bahwa hanya ada tujuh dosa maut, dan selebihnya adalah dosa yang tidak begitu serius. Dosa adalah pelanggaran hukum Elohim dan konsekuensinya adalah kematian kekal jika tidak  ditebus oleh pengorbanan Kristus.

Oleh karena itu, bagaimana sekarang? Apakah cukup hanya mengakui Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita dan hidup sama seperti kebiasaan sebelumnya, merasa aman karena kita tahu tidak akan ada lagi masalah dari sekarang? Rasul Paulus menjawab pertanyaan ini secara jelas:

“Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?” (Roma 6:1-2). Paulus melanjutkan suratnya di ayat 4: “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” Pertobatan dan baptisan adalah syarat utama yang harus dipenuhi.

Setelah baptisan, kita diharapkan untuk berjalan dalam “hidup yang baru.” Kita diharapkan untuk meninggalkan dosa dan berbalik ke arah yang berlawanan. Hal ini akan menjadi sesuatu yang sulit. Dosa mengandung suatu pola atau siklus yang berulang, sebagaimana yang di jelaskan di atas pada surat Yakobus 1:14-15. 

Memutus siklus dosa maut

Bagaimana kita dapat memutus siklus dosa dan memilih arah jalan lain? Sekali lagi, pertolongan utama kita ialah dari Yesus Kristus. Dia adalah Imam Besar kita, sebagaimana dijelaskan di Ibrani 7. Dia juga adalah Perintis rohani kita – yakni Dia yang terlebih dahulu menjalani dan menunjukkan jalan yang harus kita lalui.

“Karena kita mempunyai begitu banyak saksi, seperti awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua rintangan dan dosa yang mudah menjerat, dan marilah kita berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang ada di depan kita. Hendaklah pandangan kita tertuju kepada YESUS, pencipta iman dan penyempurna iman kita sampai akhir. Dia telah mengabaikan kehinaan dan tekun memikul salib untuk menerima sukacita yang telah disediakan bagiNya, dan Dia sekarang duduk di sebelah kanan takhta Elohim” (Ibrani 12:1-2).

Itu juga menolong kita untuk melihat langkah-langkah di dalam proses yang mengarah kepada dosa. Jika kita tetap berjaga dan lebih sadar bagaimana kita dibawa ke arah dosa, setapak demi setapak, lalu kita akan lebih siap untuk memutus siklus dosa maut itu dan mengambil jalan yang benar. Langkah-langkah itu ialah sebagai berikut:

(Artikel-artikel ini akan diterjemahkan dan dimuat pada situs ini).

Kita diperintahkan oleh Elohim untuk membuang dosa jauh-jauh dari kehidupan kita; dan dengan pertolongan Elohim, kita bisa mengalahkannya. Sangatlah penting bagi kita untuk menghindar dari dosa, oleh karena itu kami mendorong anda membaca keempat artikel ini untuk mendapatkan informasi lebih lanjut/lengkap tentang empat langkah menghindari perbuatan dosa.  

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry