Apa Itu Dosa yang Tidak Diampuni?

oleh Don Henson

https://lifehopeandtruth.com/change/sin/unpardonable-sin/

Ayat-ayat kutipan artikel ini diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, dan juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Adakah dosa yang tidak akan diampuni oleh Elohim? Adakah dosa yang terlalu buruk untuk mendapat pengampunan? Jika ada, dosa-dosa apa itu? Apa yang diajarkan oleh Alkitab tentang dosa yang tidak diampuni?

 

 

 

 

 

 

Beberapa orang khawatir mereka telah mendapat “dosa yang tidak terampuni.” Untuk mempelajari apa sesungguhnya yang dimaksudkan Kristus ketika Dia menggunakan istilah ini dan mengapa sepertinya anda tidak bersalah atas dosa ini, bacalah artikel ini hingga selesai.

Maksud dan tujuan pengorbanan Yesus itu ialah untuk memungkinkan rekonsiliasi antara kita dengan Elohim – untuk menjadi “kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapanNya” (Kolose 1:22). Yesus membayar harga yang sangat mahal demi menyelamatkan kita dari dosa.

Tetapi apakah mungkin ada dosa yang tidak bisa dihapus oleh darah Yesus Kristus? Banyak orang khawatir mereka telah mendapat dosa yang tidak terampuni. Pernahkan anda bertanya, “Apakah saya telah berdosa dengan dosa yang tidak dapat diampuni?”

Meskipun ucapan unpardonable sin [dosa yang tidak dapat diampuni] tidak tertulis di dalam ayat-ayat Suci Alkitab, ada tiga bagian dari bacaan dimana kita diperingatkan akan dosa yang tidak dapat diampuni. Memahami bacaan-bacaan ini akan menolong kita untuk menghindari dosa semacam itu dan pada saat yang bersamaan akan memberikan kita jaminan bahwa kita tidak mendapat dosa itu.

Hujat terhadap Roh Kudus

Di dalam Matius 12:31-32 Yesus Kristus memperingatkan orang-orang Farisi sbb: “tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak.”

Apa itu hujat terhadap Roh Kudus?

Ayat 22-30 memberikan latar belakang untuk pernyataan ini. Yesus telah menyembuhkan orang yang kerasukan setan. Orang-orang yang menyaksikan keajaiban itu menyadari bahwa itu merupakan bukti bahwa Yesus adalah Mesias (ayat 23). Tetapi dalam percobaan mendiskreditkan Yesus, dan secara internasional menyesatkan orang, mereka bukan justru mengakui Dia sebagai Juruselamat, orang-orang Farisi itu secara terang-terangan menuduh Dia menyembuhkan orang itu dengan kuasa penghulu Setan (Beelzebul).

Di dalam ayat 31 bahasa Yunani yang diterjemahkan “hujat” berarti memfitnah, mencerca atau berbicara jahat terhadap …  Pada kesempatan lain, Yesus berkata bahwa dosa hujat berasal dari hati (Markus 7:21-23). Hujat adalah dosa, tetapi hujat terhadap Roh Kudus merupakan dosa pada tingkat yang berbeda. 

Dalam Matius 12:32 Yesus mengulangi pemikiran itu, yang menyatakan bahwa “apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia,” ia dapat diampuni. Perkataan “mengucapkan sesuatu menentang” berarti antagonistis terhadap atau bertentangan dengan yang lain. Sebagian besar orang dalam kesombongan mereka awalnya menolak Yesus Kristus, dan mereka masih boleh mendapat kesempatan bertobat.

Apa yang dikatakan orang-orang Farisi bukanlah sekedar komentar biasa atau kesalahpahaman. Mereka sengaja menghujat, mereka kasar dan menuduh dengan tuduhan yang tidak berdasar menyamakan kuasa Elohim dengan Setan. Tuduhan mereka adalah kebohongan yang terang-terangan dan terencana sehingga Yesus menyebut itu hujat terhadap Roh Kudus.  

Kita bisa dalam bahaya akan dosa menghujat terhadap Roh Kudus jika kita sadar bahwa Elohim telah melakukan sesuatu melalui kuasa Roh KudusNya, namun kita dengan sengaja menyamakan itu dengan pekerjaan Setan. Roh Kudus adalah kuasa Elohim – melalui Roh Kudus Dia melaksanakan kehendakNya. Jadi menolak pekerjaan Roh KudusNya bukan sekedar menolak identitasNya, tetapi menolak kuasaNya sendiri, sifat dan keajaibanNya. Seseorang yang benar-benar telah terlibat dalam hujat terhadap Roh Kudus tidak akan berkeinginan untuk bertobat, jadi dia tidak dapat diampuni.

Apa yang dimaksud dengan “falling away” [murtad] di dalam Alkitab

Bacaan kedua, Ibrani 6:4-6, merupakan sebuah peringatan tegas terhadap orang-orang yang mengabaikan pemahaman akan Firman Elohim, ajaran dan janji-janjiNya. “Bagi mereka yang pernah diterangi, yang pernah mengecap karunia surgawi, yang pernah mendapat bagian dari Roh Kudus, dan yang pernah mengecap firman yang baik dari Elohim dan kuasa-kuasa dunia yang akan datang, dan jika mereka jatuh, maka mustahil mereka diperbarui lagi untuk bertobat, karena jika demikian mereka menyalibkan lagi Putra Elohim bagi mereka sendiri dan menghinaNya di muka umum.”

Bacaan ini menggambarkan orang yang telah bertobat, memahami dan menerima pengampunan dosa dari Elohim melalui Yesus Kristus, dan telah menerima karunia Roh Kudus, tetapi setelah itu, secara sadar dan sengaja menolak Yesus. Orang ini yang, walaupun dia tahu kuasa Elohim, telah dengan sengaja memutuskan dalam hatinya untuk menolak karunia Roh Kudus Elohim dan menolak Dia yang hanya melaluiNya pertobatan itu dimungkinkan.

Pertobatan berarti memohon pengampunan Elohim atas dosa-dosa kita melalui pengorbanan Yesus Kristus dan menyatakan komitmen untuk taat sepanjang hidup kita, dengan menyangkal jalan hidup kita sebelumnya. Ketika kita bertobat, kita akan menerima karunia Roh Kudus Elohim yang melaluinya kita mendapat pemahaman akan kebaikan dan janji-janji kekal Elohim.

Ucapan murtad berarti “meninggalkan hubungan sebelumnya” (Louw and Nida Greek-English Lexicon). Bacaan ini memberi peringatan bahwa tidak ada lagi cara untuk memperbaharui pertobatan apabila yang bersangkutan telah menolaknya. Jika orang dengan sadar dan sengaja menolak apa yang telah dilakukan Yesus bagi mereka melalui pengorbananNya, berarti mereka “menghinaNya di muka umum” (ayat 6). Dan karena telah menolak pengorbananNya, maka tidak ada lagi pengorbanan lain yang melaluinya mereka dapat diselamatkan (Kisah Para Rasul 4:12).

Dosa yang tidak dapat diampuni adalah dosa dimana orang yang bersangkutan itu tidak ingin bertobat. Itu adalah perbuatan yang menolak pengorbanan Kristus dan dengan sengaja lebih memilih dosa daripada pertobatan, pengampunan dan ketaatan.

Tetapi penting untuk kita pahami bahwa dosa ini tidak sama dengan dosa karena tersandung jatuh atau berdosa karena kelemahan di dalam kehidupan kita. Yang seperti bisa terjadi bagi setiap orang, tetapi mereka bisa bertobat dan kembali ke jalan hidup Elohim. Menjadi “murtad” berarti penolakan pengorbanan Yesus Kristus dengan cara sengaja dan sadar sepenuhnya atau membuat keputusan yang sadar untuk menganut jalan hidup berdosa. Seseorang yang terlibat dalam hal ini sepenuhnya memahami konsekuensi dari apa yang dia sedang lakukan – tetapi tidak peduli akan hal itu dan tidak ada niat untuk berubah. 

Dosa yang disengaja

Bacaan ketiga yang menyebutkan dosa yang tidak dapat diampuni ialah Ibrani 10:26-27. Ayat-ayat ini berkata, “Sebab jika dengan sengaja kita terus berbuat dosa, sesudah menerima pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi kurban untuk menghapus dosa itu, melainkan penghakiman yang mengerikan dan nyala api yang dahsyat yang akan menghanguskan musuh-musuh Elohim.”

Berbuat dosa “dengan sengaja” mengindikasikan seorang yang telah menentukan sikap dan keinginannya (hati dan pikirannya) untuk berseberangan dengan Elohim dan dengan sadar memilih untuk menolak Dia. Inilah orang yang semata-mata menolak menuruti hukum Elohim, meskipun dia mengerti bahwa hukumNya itu adalah kebenaran yang sebaiknya dia taati. Karakternya, kemauannya dan hasratnya telah dia putuskan untuk tidak menaati kehendak Elohim. Tidak ada pengampunan bagi dia karena dia menolak pengorbanan Yesus, yakni satu-satunya pengorbanan yang melaluinya dosa-dosa dapat diampuni. Apa yang tersisa bagi orang ini, dalam kondisi ini, ialah lautan api (Wahyu 20:15).

Paulus juga berbicara tentang aspek dosa sengaja ini di 1 Timotius 4:1-2, dimana dia menunjukkan bahwa beberapa orang tidak lagi merasa bersalah atau malu karena mereka telah membiarkan “hati nuraninya memakai cap mereka” – hati mereka sudah membatu.

“Apakah saya telah melakukan dosa yang tidak terampuni?”

Setiap orang terkadang berdosa karena kelemahan atau ketidaktahuan. Ada kalanya kita berjuang keras mengendalikan kebiasaan yang sudah mendarah daging atau pola hidup yang kita tahu itu perbuatan dosa dan kita tergelincir lagi meskipun kita sudah coba menaklukkannya. 

Paulus dengan fasih menguraikan perjuangannya dalam hal ini di Roma 7:14-25. Dia menuliskan di ayat 15: “Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.” Dia menyimpulkan bacaan ini dengan mengakui bahwa harapan satu-satunya bagi kita dalam melawan tabiat manusiawi kita dan dalam berjuang menaati Elohim ialah melalui Yesus Kristus (ayat 24-25).

Amsal 24:16 berkata, “Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali.”

Mazmur 37:23-24 menceritakan kepada kita bahwa “TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.”

Di dalam kedua ayat ini “jatuh” bukan berarti mengabaikan, tetapi tersandung jatuh atau tergelincir. Dalam kata lain, bahkan orang-orang benar pun akan pernah tersandung dan jatuh. Yang terpenting di sini ialah bahwa anda harus bangun lagi dan coba lagi. Elohim akan menopang dan menguatkan mereka yang terus berusaha atau berjuang untuk menaati Dia dan hidup di jalanNya, meskipun mereka kadang-kadang terjatuh.

Apabila anda sedang berjuang melawan dosa dan anda merasa risau entah anda sudah melakukan dosa yang tidak terampuni, anda justru belum tersangkut pada dosa ini. Mereka yang sudah benar-benar melakukan dosa yang tidak terampuni, itu akan sudah berakar dalam sikap berdosa dan pembangkangan mereka sehingga mereka sama-sekali tidak khawatir atau peduli lagi akan pengampunan Elohim atau tidak peduli lagi akan akibat-akibat dari sikap dan jalan hidup mereka. 

Peringatan dan jaminan

Ada peringatan keras di dalam ayat Suci Alkitab tentang jenis dosa yang tidak dapat diampuni. Berdosa dalam dosa yang tidak terampuni berarti melakukannya dengan sengaja menyangkal kuasa Elohim, dengan sadar meninggalkan kasih karunia Elohim dan panggilanNya atau berdosa secara sengaja dan sadar sepenuhnya menolak pengorbanan Yesus Kristus dengan menetapkan hati dan pikirannya, serta kemauannya sendiri; dengan kata lain, mereka lebih memilih berbuat dosa daripada tunduk kepada Elohim.

Tetapi bacaan-bacaan tadi juga memastikan bahwa selama kita bertobat atas dosa-dosa kita dengan hati yang tulus, dan dengan tulus memohon pengampunan Elohim, rajin dan terus berusaha untuk menaati Elohim, kita bisa merasa yakin bahwa dosa-dosa kita akan diampuni. Sebagaimana Yohanes mengingatkan kita, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9).

Jika anda melakukan firman Elohim, seperti misalnya ayat-ayat Suci yang telah disebutkan di atas tadi, di dalam kehidupan anda sehari-hari – dan mengakui dosa-dosa anda kepada Elohim dan memohon pengampunanNya –  maka anda belum melakukan dosa yang tidak terampuni.

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry