Apa itu Hari Tuhan?

oleh David Treybig

https://lifehopeandtruth.com/prophecy/revelation/day-of-the-lord/

Ayat-ayat kutipan artikel ini diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, dan juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Sementara Hari Tuhan dibicarakan dalam kitab-kitab lain di dalam Alkitab, kitab Wahyu memberikan penjelasan secara luas tentang saat Elohim mengintervensi dunia ini.

 

 

 

 

 

 

 

Tema besar kitab Wahyu – yakni Hari Tuhan – diperkenalkan di bab awal kitab terakhir Alkitab ini.

Yohanes, yang mencatat apa yang dia saksikan dalam penglihatan itu, memulai narasinya dengan menjelaskan wahyu siapa itu (itu adalah Wahyu Yesus Kristus, yang diberikan Elohim kepada dia, Wahyu 1:1), yang isi pesannya dia (Yohanes) kirimkan kepada (awalnya, kepada tujuh jemaat di Asia, ayat 4) dimana ia berada pada saat itu (di pulau Patmos, ayat 9) ketika dia menerima penglihatan itu.

Hari Tuhan adalah Harinya Tuhan

Setelah narasi awal ini, Yohanes segera menjelaskan, “Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh” (Wahyu 1:10). Beberapa orang salah pemahaman tentang ucapan Yohanes ini. Mereka menyangka bahwa Yohanes menerima pesan ini atas inspirasi Roh Kudus pada hari Minggu – yakni hari di mana banyak orang percaya bahwa Kristus bangkit dari kuburnya pada hari itu.

Jika kita mempelajari dengan seksama dari nubuat Perjanjian Lama dan apa yang disingkapkan kitab Wahyu bahwa Yohanes tidak sedang mencoba mengindikasikan hari apa dia menerima penglihatan itu. Tetapi, dia sedang merujuk pada satu masa yang sering dibicarakan oleh nabi-nabi Perjanjian Lama.  

Di sini Harinya Tuhan dia katakan dengan cara lain untuk memaksudkan Hari Tuhan – suatu hari apabila Elohim akan mengintervensi masalah dunia ini untuk membawa hukuman terhadap umat manusia atas ketidakpatuhan mereka terhadap hukum-hukumNya dan untuk menawarkan keselamatan kepada semua orang yang bertobat dari dosa-dosa mereka.

Kapan datangnya Hari Tuhan? 

Setelah menyampaikan pesan kepada tujuh jemaat di Asia (Wahyu 2 dan 3) dan memberikan gambaran sekilas dari takhta Elohim di sorga (Wahyu 4), Yohanes kemudian menuliskan pesan tentang tujuh meterai. Meterai-meterai ini mencakup tujuh tiupan sangkakala dan tujuh tulah terakhir. Meterai itu merepresentasikan tahapan-tahapan kejadian yang menuju kepada kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya dan menyatakan apa yang akan terjadi setelah Dia kembali.

Meterai keempat pertama digambarkan sebagai penunggang kuda yang menjelajah ke seluruh bumi ini untuk mengajarkan ajaran agama palsu, peperangan, kelaparan dan penyakit sampar (pandemi). Gambaran figuratif ini dikenal sebagai “Keempat Penunggang Kuda Apokalips.” (Silakan membaca artikel ini pada situs ini). Sementara kejadian ini sedang dan telah terjadi sejak zaman Kristus, semua ini akan semakin intens sebelum Kristus kembali.

Meterai ke-5 melambangkan “Great Tribulation,” [Siksaan/Kesengsaraan Besar], dan meterai ke-6 akan membawa gangguan atau kekacauan kosmik (Matius 24:29; Yoel 2:30-31; Wahyu 6:12-16). Hal ini akan menyusun panggung pembukaan meterai ke-7 dan akan mengawali Hari Tuhan.

Meterai ke-7 dan Hari Tuhan

Pada tahap ini, Yohanes dalam penglihatannya melihat orang-orang kuat di bumi ini yang mencoba bersembunyi dari “kemurkaan Anak Domba” itu karena “hari besar murkaNya telah tiba” (Wahyu 6:16-17).

Kemurkaan Elohim, yang akan mulai terjadi dengan meterai ke-7, adalah bagian dari Hari Tuhan dan ini akan menandai puncaknya dari kejadian itu. Kemudian Hari Tuhan akan berlanjut setelah kemurkaan telah digenapi.

Apa itu Hari Tuhan?

Sementara banyak ayat Suci Alkitab yang menggambarkan Hari Tuhan itu sebagai hari kemurkaan Elohim, kita sebaiknya memperhatikan bahwa “Hari Tuhan” (sebagaimana penglihatan Yohanes gambarkan di Wahyu 1:10) mencakup lebih daripada sekedar kemurkaan Elohim. Itu juga mencakup masa yang indah seperti yang disebutkan di Wahyu 21 dan 22.

Dengan demikian subjek utama dari kitab Wahyu itu – yakni Hari Tuhan atau masa intervensi Elohim – terjadi sebagai masa permulaan yang singkat sebelum kedatangan Kristus dan kemudian menjadi zaman kekal.

Kita juga menemukan pesan yang sama dari para nabi Perjanjian Lama, termasuk peringatan-peringatan akan Hari Tuhan ini. Setelah Elohim mendatangkan penghakiman atas bangsa-bangsa, Dia akan merestorasi bumi ini menjadi sesuatu yang sejahtera dan aman dan damai.

Nubuat-nubuat Perjanjian Lama tentang Hari Tuhan

Beberapa penulis Perjanjian Lama yang diilhami oleh Roh Kudus telah mengumumkan datangnya Hari Tuhan (Yesaya 2:2-4; 13:6-13, 9; Yehezkiel 30:3; Yoel 1:15; 2:1, 11, 31; Obaja 1:15; Zefanya 1:7-8, 14; Zakharia 14:1).

Berdasarkan ayat-ayat ini dan ajaran-ajaran yang langsung disampaikan oleh Yesus, rasul Petrus juga berbicara tentang Hari Tuhan (Kisah Para Rasul 2:20; 2 Petrus 3:10).

Dimulai dari meterai ke-7, kitab Wahyu menyingkapkan tahapan spesifik dari hukuman  yang akan ditimpakan Elohim kepada manusia sebagai bagian dari Hari Tuhan. Firman Elohim menjelaskan bahwa hukuman ini akan dimulai sebagai ganjaran bagi orang-orang pembangkang. Yesaya merujuk hal ini sebagai “hari pembalasan TUHAN” (Yesaya 34:8). Menggambarkan hari yang mengerikan ini, nabi ini juga menuliskan “Sebab TUHAN murka atas segala bangsa, dan hatiNya panas atas segenap tentara mereka” (ayat 2).

Hukuman-hukuman ini termasuk tujuh tulah terakhir kitab Wahyu. (silakan baca artikel ini, pada situs ini, yang berjudul “Apa itu Tujuh Tulah Terakhir Kitab Wahyu?”

Mengapa Elohim akan menghukum manusia pada Hari Tuhan

Ketika Elohim menciptakan Adam dan Hawa, Dia memberikan mereka kebebasan memilih. Elohim memberikan mereka kesempatan untuk memilih bagaimana mereka hidup. Tentu saja Elohim memberikan kepada kita, semua umat manusia, hal yang sama seperti mereka untuk bebas memilih apa yang akan kita lakukan.

Sayangnya, Adam dan Hawa memilih jalan yang bertentangan dengan instruksi Elohim yang melarang makan dari buah terlarang itu di Taman Eden (Kejadian 3). Dan sedihnya, kita manusia telah mengikuti contoh tragis Adam dan Hawa, yakni tidak mematuhi Elohim. Sebagaimana Paulus menuliskan, “semua telah berdosa” (Roma 3:23) dan dengan demikian patut dihukum mati (Roma 6:23).

Meskipun Elohim membiarkan manusia hidup menurut cara hidup yang mereka pilih – yang hampir seluruhnya telah bertentangan dengan ajaranNya – Elohim akan pada akhirnya mengintervensi dengan mengirimkan Yesus Kristus untuk mendirikan KerajaanNya di bumi ini.

Apabila pemerintahan Elohim sudah didirikan, Dia harapkan setiap orang akan menuruti hukum-hukumNya dan ajaranNya (Yesaya 30:21; Zakharia 14:16-17).

Hari Tuhan adalah suatu panggilan untuk pertobatan

Nabi Yoel menuliskan sebagai berikut, “Tiuplah sangkakala di Sion dan serukanlah peringatan di atas gunung kudusKu. Biarlah seluruh penduduk negeri gemetar, karena Hari TUHAN telah datang, sungguh, hari itu sudah dekat.

“’Tetapi sekarang juga,’ demikianlah firman TUHAN, “berbaliklah kepadaKu dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh. Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Elohimmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukumanNya” (Yoel 2:1, 12-13).

Sayangnya, tabiat manusia begitu rupa sehingga mayoritas manusia akan disesatkan dan oleh karena itu mereka akan melawan Kristus pada saat Dia kembali (Zakharia 14:1-3; Wahyu 17:12-14). Dan kemudian, meskipun hukuman demi hukuman diberikan Kristus, manusia masih akan menolak bertobat (Wahyu 16:9, 11, 21).

Sifat resistensi seperti ini tidak berarti apa-apa bagi Elohim, sebagaimana Paulus tuliskan, “Sebab murka Elohim nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman” (Roma 1:18).

Elohim akan mendatangkan serangkaian hukuman terhadap manusia sehingga mereka harus bertobat dari perbuatan-perbuatan mereka yang jahat dan hidup menuruti perintah-perintah Elohim.

Kabar baik tentang Hari Tuhan

Sebagaimana “hari” atau saat kedegilan sifat manusia sudah keterlaluan terhadap hukum-hukum Elohim dan saatnya sekarang diakhiri dimana Hari Tuhan sudah terbentang, maka manusia akan belajar dan tahu bahwa instruksi Elohim adalah cara hidup yang terbaik.  

Apabila sudah benar-benar direndahkan dan menerima hukuman selama kemurkaan Elohim, maka manusia akan akhirnya mau mendengarkan Elohim Sang Pencipta dan mereka akan bertobat dari dosa-dosa mereka.

Setelah kegeraman Elohim itu sudah selesai, kondisi di bumi ini akan berubah. Sebagai bagian dari Hari Tuhan ini ialah bahwa Setan akan dirantai selama 1,000 tahun (Wahyu 20:1-3) – suatu kejadian yang akan memudahkan manusia untuk tetap setia dan memilih jalan hidup Elohim.

Setan si Iblis itu adalah makhluk roh yang tidak kelihatan yang sungguh bertanggung jawab atas kekacauan agama dan pendurhakaan manusia terhadap Elohim. Meskipun manusia membuat pilihan sendiri, Alkitab menjelaskan bahwa makhluk jahat ini “menyesatkan seluruh dunia” (Wahyu 12:9).

Dengan dirantainya Setan, maka akan lebih mudah bagi orang untuk memahami hukum-hukum Elohim dan melihat kebaikan-kebaikan dari sikap menaati Dia.

Periode 1,000 tahun, dimana selama itu Setan akan diikat, disebut Milenium. Bersama Kristus sebagai Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan, bumi ini akan berlimpah berkat dan damai. Peperangan akan segera lenyap. Seandainya ada masalah timbul di antara manusia, Kristus akan mengadili dengan pengadilan yang sempurna. 

Setiap orang akan mendapat kesempatan untuk belajar dan memilih jalan hidup Elohim, yang akan memimpin kepada hidup yang lebih baik dan hidup kekal pada akhirnya. Orang akan diajar untuk saling berdamai dan menghargai satu sama lain. (Satu dari Hari-hari perayaan Elohim, yakni “Hari Raya Pondok Daun” [Feast of Tabernacles] menggambarkan masa yang indah ini).

Di mana anda akan berada selama Hari Tuhan dan hari kemurkaan Elohim?

Kitab Wahyu menyingkapkan bahwa beberapa orang setia akan “dimeteraikan” untuk dilindungi selama kemurkaan Elohim yang akan terjadi pada bagian awal dari Hari Tuhan (Wahyu 7:2-3; 9:4).

Demikian pula bahwa jemaat Filadelfia diberitahu: “Karena engkau menuruti firmanKu, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi” (Wahyu 3:10).

Orang-orang pilihan dan yang setia kepada Elohim selalu digambarkan sebagai orang-orang yang menaati perintah-perintah Elohim. Penglihatan yang diberikan kepada Yohanes menandai orang-orang yang tekun dan setia. Mereka adalah “orang-orang kudus, yang memelihara perintah-perintah Elohim dan iman kepada Yesus” (Wahyu 14:12). Bab terakhir Alkitab menambahkan: “Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan” (Wahyu 22:14).  

Sayangnya, sebagian besar orang hari ini tidak melakukan semua perintah-perintah Elohim. Perintah ke-4 – yakni yang mengatakan bahwa kita harus mengingat dan menguduskan hari Sabat pada hari ke-7 (Sabtu) – diabaikan oleh banyak orang yang menyebut namanya orang Kristen.

Meskipun Kristus secara jelas berkata, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu” (Yohanes 14:15), banyak menolak apa yang Dia perintahkan. Yang jelas adalah bahwa Kristus tidak membatalkan Perintah Keempat itu, dan Dia tidak mengubah hari beribadah dari hari Sabtu ke hari Minggu.

Untuk mempelajari perintah-perintah Elohim ini dengan jelas, bacalah artikel kami yang berjudul “10 Perintah dan Jalan Hidup Elohim.” (Silakan menggunakan kolom search pada situs ini). 

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry