Apa Itu Iman?

oleh Jim Haeffele

https://lifehopeandtruth.com/change/faith/what-is-faith/

Ayat-ayat kutipan artikel ini diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, dan juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Apa itu iman? Iman adalah kepercayaan, jaminan dan keyakinan dalam Elohim. Iman yang hidup terlihat melalui pelayanan dan ketaatan kepada Elohim. Bagaimana kita meningkatkan iman kita?

Ucapan “miliki saja iman, maka hal itu akan berhasil” digunakan oleh orang untuk mendorong dan menghibur seseorang yang sedang menghadapi masalah serius atau dalam situasi yang membuatnya stres. Tetapi apa itu iman seperti yang diuraikan di dalam Alkitab, dan apakah itu benar-benar hidup?

Di dalam Perjanjian Baru bahasa Inggris faith digunakan untuk menerjemahkan bahasa Yunani pistis. Kamus The New Strong’s Expanded Dictionary of Bible Words menyatakan, “Pistis digunakan dari kepercayaan dengan ide utama kepercayaan (atau kepercayaan diri) entah itu di dalam Elohim atau di dalam Kristus, yang berasal dari iman yang sama. ‘Iman’ berarti keyakinan, kepercayaan diri, jaminan” (hal. 1315).

Alkitab juga mendefinisikan pistis di dalam bahasa Ibrani 11:1, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”

Iman adalah kepastian dari segala sesuatu yang diharapkan, tetapi belum diterima. Iman (keyakinan diri, kepercayaan, kepastian) juga bukti kita dari apa yang belum kita lihat — hal-hal rohani yang tidak kelihatan. Iman datang sebelum sebuah doa belum mendapat jawaban atau sebelum seseorang menerima apa yang dia minta dari Elohim. Jika kita menerima apa yang kita minta, maka iman tidak diperlukan.

Apa itu iman? Sebuah contoh Perjanjian Baru

Contoh dari definisi ini dapat kita baca di Matius 9:27-30 dimana dua orang buta datang kepada Yesus meminta Dia untuk menyembuhkan mereka. Yesus bertanya kepada mereka, “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” dan mereka menjawab, “Ya Tuhan, kami percaya.”  “Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: ‘Jadilah kepadamu menurut imanmu.’ Maka meleklah mata mereka.”

Iman dan keyakinan mereka bahwa Yesus dapat menyembuhkan mereka merupakan bukti dan kenyataan yang mereka harapkan. Itu juga memberikan mereka bukti atau kepercayaan bahwa mereka akan menerima apa yang mereka minta. Mereka percaya; yaitu, mereka memiliki iman sebelumnya bahwa hal itu akan diberikan.

Contoh iman di Perjanjian Lama

Satu lagi contoh menarik ialah tiga sahabat Daniel yang menolak menyembah patung emas Nebukadnezar. Mereka yang menolak menyembah patung itu diancam akan  dilemparkan ke dalam sebuah perapian hidup-hidup.

Tiga anak muda Yahudi (Sadrakh, Mesakh, Abednego) yang menolak menyembah patung itu dilaporkan kepada Nebukadnezar: “Sesungguhnya Elohim yang kami puja mampu melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan Dia pun akan melepaskan kami dari tanganmu, ya raja. Tetapi jika tidak, hendaklah engkau ketahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja ilah-ilahmu atau menyembah patung emas yang telah engkau dirikan itu” (Daniel 3:17-18).  

Sebelumnya mereka tidak tahu bagaimana Elohim akan menyelamatkan mereka dari perapian itu, entah pada saat itu dengan menyelamatkan kehidupan jasmani mereka atau di kemudian hari pada kebangkitan. Iman mereka atau keyakinan mereka merupakan dasar dari apa yang mereka harapkan, dan itu merupakan bukti dari apa yang belum mereka lihat atau terima.

Iman atau keyakinan terbangun pada saat melayani Elohim dan menaati perintah-perintahNya. Mereka percaya bahwa Elohim akan menyelamatkan mereka karena mereka menaati perintah-perintahNya dan tidak tunduk menyembah ilah-ilah lain.

Iman tanpa perbuatan adalah mati

Rasul Yakobus, yakni saudara Yesus Kristus, menggunakan contoh Abraham, yang memiliki baik iman dan perbuatan karena dia percaya kepada Elohim dan dia menaati apa yang diperintahkan Elohim kepadanya.

“Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna” (Yakobus 2:21-22).

Iman yang sesungguhnya berarti tidak sekedar percaya kepada Elohim. Tetapi hal itu mencakup perbuatan sesuai degan iman itu dengan melayani Elohim dan menaati perintah-perinatahNya.

Iman bertumbuh apabila mendekat kepada Elohim melalui doa dan mempelajari FirmanNya, Alkitab. Beberapa orang mungkin ingin membantah terhadap ajaran Yakobus yang mengatakan bahwa kita sebaiknya menuruti perintah-perintah Elohim dan bahwa itu ajaran yang mengatakan kita diselamatkan oleh perbuatan. Bukan itu masalahnya. Rasul Paulus menjelaskan ini ketika dia berkata, “Karena anugerah kamu telah diselamatkan oleh iman, itu bukan karena usahamu, tetapi pemberian Elohim, itu bukan karena perbuatan-perbuatan, sehingga tidak seorang pun dapat memegahkan diri” (Efesus 2:8-9).

Paulus memahami dengan jelas dan menuliskan itu bahwa tidak ada seorangpun yang dapat mendapat keselamatan dengan perbuatan dan bahwa iman itu adalah karunia Elohim. Tetapi ayat berikutnya dia berkata bahwa kita adalah “buatan Elohim yang telah diciptakan dalam Kristus  Yesus untuk melakukan perbuatan baik, yang telah dipersiapkan oleh Elohim sebelumnya, agar kita hidup di dalamnya” (ayat 10). 

Sama seperti Yakobus, Paulus juga mengetahui iman yang hidup akan disertai dengan pelayanan dan ketaatan kepada Elohim dan hukum-hukumNya. Paulus menuliskan di Roma 3:31, “Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya.”

Apa perbedaan antara iman dan kepercayaan?

Banyak orang dalam Kekristenan hari ini menggunakan kata iman dan kepercayaan secara bergantian. Tetapi adakah perbedaan antara keduanya di dalam Alkitab?

Secara pengertian umum keduanya adalah kata sinonim, dan kadang-kadang keduanya diterjemahkan dari kata yang sama dalam bahasa Yunani. Sebenarnya, satu-satunya perkataan belief [iman percaya] yang ada di dalam versi Alkitab New King James, yang diterjemahkan dari perkataan pistis, kata untuk iman (2 Tesalonika 2:13).

Tetapi kata percaya dapat memberikan makna yang berbeda.

Rasul Yakobus menuliskan dalam suratnya tentang apa yang dia sebut iman yang mati. Iman yang mati adalah ketika orang percaya di dalam Elohim, tetapi tidak menaati perintah-perintahNya.

Yakobus menuliskan, “Engkau percaya bahwa hanya ada satu Elohim, itu benar; setan-setan pun percaya hal itu dan mereka gemetar ketakutan! Namun engkau, hai manusia yang fana, milikilah pengertian ini: bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati” (Yakobus 2:19-20).

Di sini perkataan percaya diterjemahkan dari sebuah kata yang berkaitan pisteuo dalam bahasa Yunani. Yakobus membedakan arti [sekedar] percaya dengan iman yang hidup.

Sebagai orang Kristen, kita harus berjuang untuk hidup dalam iman yang hidup — percaya dalam Elohim berdasarkan perbuatan baik sesuai dengan hukum-hukumNya dan perintah-perintahNya. Jika hanya sekedar percaya di dalam Kristus, yakni percaya bahwa Elohim itu ada dan percaya bahwa Dia adalah Sang Pencipta, kita berada pada level yang sama dengan kepercayaan sebagaimana setan juga percaya!

Tetapi jika kepercayaan kita dalam hal ini menginspirasi kita untuk taat kepada Elohim dan mengubah cara hidup kita, maka kita sungguh memiliki iman dan akan dianggap setia jika kita secara konsisten meningkatkan dan bertumbuh dalam hubungan kita dengan Elohim.

Elohim memberi iman kepada mereka yang mencarinya

Iman akan bertumbuh jika kita mendekatkan diri kepada Elohim melalui doa dan mempelajari FirmanNya, yakni Alkitab.

Paulus memberitahu jemaat-jemaat di Filipi untuk tidak “khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Elohim melalui doa dan permohonan disertai ucapan syukur. Dan damai sejahtera Elohim yang melampaui segala pengertian akan menjaga hati dan pikiranmu di dalam Kristus Yesus” (Filipi 4:6-7).

Anggota-anggota Jemaat Elohim di Filipi percaya akan Firman Elohim, dan mereka menaati perintah-perintahNya. Sementara mereka mendengarkan dan mengikuti ajaran Paulus dalam memberikan perhatian mereka kepada Elohim tentang percaya dalam doa, iman (kepercayaan dan keyakinan) mereka meningkat.

Cara lain untuk meningkatkan iman ialah dengan membaca atau mendengar contoh iman yang diceritakan di dalam Alkitab yang secara luas dijelaskan. Contoh ini disebut di Roma 10:17. “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” 

Sekarang kita memiliki Firman Elohim secara utuh dalam banyak terjemahan, yakni Alkitab. Alkitab ialah Firman Elohim yang diinspirasikan kepada manusia. Ketika kita membaca Alkitab, iman kita (keyakinan dan kepastian percaya kita) ada di dalam Elohim dan Yesus Kristus untuk menjawab doa-doa kita dan menuntun kita melalui situasi-situasi yang mustahil akan meningkat.

Jadi, apa itu iman? Iman adalah keyakinan, jaminan dan kepercayaan diri di dalam Elohim dan Yesus Kristus. Iman yang hidup tidak sekedar percaya bahwa Elohim itu ada. Tetapi hal itu harus disertai dengan pelayanan dan ketaatan kepada Elohim.

Elohim akan memberikan pertumbuhan iman kita jika kita sungguh-sungguh meminta Dia dan berusaha mendekatkan diri kepada Dia dalam doa dan membaca FirmanNya.

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

https://lifehopeandtruth.com/ask-a-question

Tracker Pixel for Entry