Apa itu Kebangkitan?

oleh Mike Bennett

https://lifehopeandtruth.com/life/life-after-death/resurrections/

Ayat-ayat kutipan artikel ini diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, dan juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Alkitab berbicara tentang kebangkitan Yesus Kristus yang mempersiapkan jalan untuk kebangkitan umat manusia di masa yang akan datang. Apa kebangkitan-kebangkitan ini? Bagaimana kebangkitan-kebangkitan ini berhubungan dengan kepercayaan umum tentang akhirat?

 

 

 

 

 

 

 

Perkataan kebangkitan berarti bangkit dari kematian – hidup kembali. Ketika orang berbicara tentang “kebangkitan,” mereka biasanya mengartikan kebangkitan Yesus Kristus kepada kehidupan kekal. Di dalam Bab Kebangkitan, rasul Paulus menjelaskan bahwa kebangkitan Kristus merupakan sesuatu yang terpenting bagi setiap orang untuk memperoleh harapan hidup kekal (1 Korintus 15:14-18). Kematian dan kebangkitan Kristus memungkinkan pengampunan dosa-dosa kita dan karunia Roh Kudus dan hidup kekal.

Kemudian Paulus menyebutkan ada urutan waktu akan kebangkitan: “Sebab, sebagaimana semua orang mati di dalam Adam, demikian juga semua orang akan dihidupkan di dalam Kristus. Namun masing-masing sesuai dengan urutannya: Kristus sebagai buah sulung, kemudian mereka yang menjadi milik Kristus pada waktu kedatanganNya. Pada akhirnya, ketika Dia menyerahkan kerajaan kepada Elohim Bapa dan ketika Dia telah melenyapkan setiap penguasa, otoritas dan kuasa. Karena Dia harus memerintah sampai Elohim meletakkan semua musuh di bawah kakiNya– maka musuh terakhir yang akan dilenyapkan adalah maut” (1 Korintus 15:22-26).

Kebangkitan Pertama

Rasul Yohanes menguraikan lebih rinci dan menggunakan ucapan “kebangkitan pertama” untuk menggambarkan kebangkitan para pengikut Kristus – yang mempunyai Roh Kudus di dalam mereka.

Wahyu 20 memberikan urutan waktu kejadian besar setelah Yesus Kristus kembali ke bumi ini. Setelah Setan diikat dan dicegah dari penyesatan orang selama 1,000 tahun, Yohanes berkata, “Kemudian aku melihat takhta-takhta dan mereka yang duduk di atasnya; mereka telah diberi kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka yang dipenggal karena kesaksian YESUS dan karena firman Elohim dan yang tidak menyembah binatang itu maupun patungnya dan yang tidak menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya; mereka hidup kembali dan memerintah bersama Kristus selama seribu tahun” (ayat 4).

Kebangkitan orang-orang kudus – yakni Kristen sejati – ialah untuk kehidupan kekal: “Berbahagialah dan kuduslah orang yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama. Kematian kedua tidak mempunyai kuasa atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Elohim dan Kristus, dan mereka akan memerintah bersama Dia seribu tahun lamanya” (ayat 6).

Kebangkitan kedua

Dengan menyebutkan itu sebagai kebangkitan “pertama” jelas mengimplikasikan bahwa ada lagi kebangkitan. Yohanes merujuk kepada waktu kebangkitan lain, 1,000 tahun kemudian, seperti disebut di Wahyu 20:5: “Namun orang-orang mati lainnya tidak hidup kembali sampai genap masa seribu tahun itu.” 

Pada kebangkitan kedua ini, orang-orang mati dikatakan berdiri di hadapan penghakiman “takhta putih” (ayat 11). “Lalu aku melihat orang-orang mati, kecil dan besar, berdiri di hadapan Elohim. Kemudian dibukalah semua kitab, juga sebuah kitab yang lain, yang adalah Kitab Kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi berdasarkan perbuatan mereka sesuai dengan apa yang tertulis dalam gulungan kitab-kitab itu” (ayat 12).

Yesus Kristus menggambarkan hari penghakiman ini sebagai waktu atau momen ketika orang-orang dari berbagai bangsa, dan semua yang lainnya yang pernah hidup pada zaman-zaman yang berbeda akan bangkit bersama, dan Dia berkata bahwa akan lebih ringan bagi mereka yang mendengar Dia secara langsung saat Dia menyampaikan berita injilNya (Matius 11:21-24; 12:41-42). Dia berkata bahwa mereka yang mendengar Dia akan lebih bertanggung jawab daripada orang-orang fasik Sodom: “Sebab jika di Sodom telah terjadi mujizat-mujizat seperti yang telah terjadi padamu, mereka akan tetap ada sampai hari ini. Akan tetapi Aku berkata kepadamu bahwa pada hari penghakiman, hukuman bagi negeri Sodom akan menjadi lebih ringan daripada bagimu” (Matius 11:23-24).  

Apa yang Dia maksudkan dengan “lebih ringan”? Jika penghakiman yang saat ini adalah satu-satunya saat dimana Elohim menjatuhkan hukuman, dan semua orang menerima penalti yang sama sebagai orang-orang berdosa – yakni penalti kematian (Roma 6:23) – maka ucapan “lebih ringan” tidak masuk akal. Tetapi konsep penghakiman di dalam Alkitab lebih luas pemahamannya daripada penghukuman. Pada kenyataannya, penghakiman bagi orang Kristen sejati sekarang sedang berlangsung (1 Petrus 4:17), jadi sebutan penghakiman adalah suatu proses dan itu bisa menghasilkan hal positif. Dan setiap umat manusia akan dihakimi (Ibrani 9:27). Jadi dihakimi tidak selalu merujuk pada penghukuman atau putusan hukuman akhir.  

Elohim kita adalah Elohim yang adil dan pengasih (Mikha 6:8; Matius 23:23). Dia memberitahu kita bahwa Dia menghendaki agar setiap orang mengerti akan kebenaran, bertobat dan diselamatkan (1 Timotius 2:4; 2 Petrus 3:9). Tetapi bagaimana itu bisa terjadi sementara miliaran orang telah hidup dan mati dan mereka belum pernah mengenal kebenaran – dan sepanjang sejarah banyak orang yang bahkan tidak pernah mendengar satu-satu nama “yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah Para Rasul 4:12)?

Satu lagi nubuat yang membicarakan kebangkitan kedua ini dijelaskan di Perjanjian Lama. Yehezkiel mencatat satu nubuat ketika Elohim membangkitkan tulang-tulang kering orang-orang mati dan memberi nafas kehidupan kepada mereka. Dia tidak hanya membiarkan mereka hidup kembali dan tinggal di tanah mereka sendiri, tetapi Dia juga berkata, “Aku akan memberikan RohKu ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali” (Yehezkiel 37:14).

Jadi, sebagaimana Elohim menawarkan Roh KudusNya dan proses penghakiman dalam belas kasihNya kepada JemaatNya hari ini, Dia akan menyediakan RohNya kepada mereka yang belum pernah mendapat kesempatan sebelumnya. Kitab-kitab di dalam Alkitab itu akan dibuka untuk dipahami oleh mereka, dan Kitab Kehidupan akan dibuka juga untuk memperkenankan orang-orang bertobat untuk menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat mereka, dan mereka akan diangkat sebagai anggota baru di dalam keluarga Elohim (Wahyu 20:12).

Kebangkitan ketiga

Jika orang-orang suci dibangkitkan pada kebangkitan pertama, dan selebihnya orang-orang mati yang belum pernah mendapat kesempatan untuk keselamatan akan dibangkitkan pada kebangkitan kedua, adakah orang-orang mati yang tertinggal di dalam kuburan yang akan dibangkitkan kemudian? Apa yang harus terjadi sebelum Kristus menyerahkan kerajaan kepada Bapa dan membinasakan musuh terakhir – maut/kematian (1 Korintus 15:24-26)?

Penjelasan Yohanes pada akhir kitab Wahyu 20 itu, menggambarkan satu lagi kebangkitan, yakni kebangkitan ketiga bagi orang-orang yang tidak bisa diperbaiki lagi dari kejahatannya – mereka ini adalah orang-orang yang tidak mau pernah bertobat.

“Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam Kitab Kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu” (ayat 14-15).

Mereka pada kebangkitan ini bukanlah orang-orang yang berdosa karena ketidaktahuan atau tersandung dalam dosa, tetapi mereka yang dengan sengaja dan secara sadar menolak Yesus Kristus dan memilih hidup dengan cara mereka sendiri. Mereka ini bisa juga orang-orang yang memang memilih jalan Elohim tetapi tidak serius sehingga gagal untuk berjuang mengambil kesempatan untuk keselamatan.  

Karena bagi mereka yang tidak bertobat, “tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu, tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan” (Ibrani 10:26-27).

Sebagaimana disebutkan tadi, penghakiman Elohim merupakan sebuah proses. Itu dimulai ketika Elohim memberi masing-masing orang kesempatan untuk hidup di jalanNya dan secara aktif memilih jalan hidupNya hingga Dia mengikutsertakan yang bersangkutan ke dalam keluargaNya pada kebangkitan pertama atau setelah kebangkitan kedua. Bagi orang-orang pilihan Elohim, proses ini telah dimulai (1 Petrus 4:17). Tetapi bagi mereka yang memilih menolak Elohim (2 Petrus 2:20-22), tahapan proses penghakiman akhir ialah kutuk dan kematian kedua.

Kematian kedua ini bukan sebuah siksaan kekal, tetapi kematian binasa seketika yang tidak akan dibangkitkan lagi. Elohim berkata bahwa orang-orang berdosa itu akan terbakar dan menjadi abu (Maleakhi 4:1-3). Kematian kedua ialah “kebinasaan orang-orang fasik” (2 Petrus 3:7). (Pastikan membaca artikel kami yang berjudul “What Is the Unpardonable Sin?” [“Apa itu Dosa Yang Tidak Diampuni?”] dan “What Is the Punishment of the Wicked?” [“Apa Hukuman Bagi Orang-orang Fasik”]).

Mulai saat itu dan seterusnya, Alkitab berkata, “Dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu" (Wahyu 21:4).

Kebangkitan kepada kehidupan fisik

Selain kebangkitan-kebangkitan di masa mendatang ini dan juga kebangkitan Kristus, Alkitab juga menyampaikan kepada kita beberapa kebangkitan manusia, yang dihidupkan kembali kepada kehidupan fisik dari kematian, seperti Lazarus dan orang-orang yang dibangkitkan saat kematian Kristus (Yohanes 11:14-44; Matius 27:50-53). Orang-orang ini kembali hidup dalam kehidupan fisik dan setelah menjalani kehidupannya mereka kemudian mati, dan mereka menunggu kebangkitan di masa datang. 

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry