Apa itu Perbuatan Baik?

oleh Mike Bennett

https://lifehopeandtruth.com/bible/law-and-grace/what-are-good-works/

Perbuatan baik menurut definisinya adalah baik, namun beberapa orang meremehkan mereka yang percaya bahwa perbuatan baik itu diperlukan. Mengapa? Karena perbedaan pemahaman untuk apa perbuatan itu dan bagaimana sebaiknya kita melakukannya. Apa yang sesungguhnya dikatakan Alkitab tentang perbuatan baik?

 

 

 

 

 

 

 

 

Orang-orang yang agamis berpendapat tentang perbuatan baik itu dalam berbagai cara.

Beberapa orang yang agamis mencela orang-orang yang percaya perlunya melakukan perbuatan baik karena mencoba berusaha “mencari” keselamatan mereka sendiri.

Apakah Alkitab mendukung pandangan kritik ini? Tidak diragukan bahwa ada orang yang –  sebagaimana Billy Graham ingatkan di akhir hidupnya – memiliki mind-set “easy believism” yakni orang-orang yang berpendapat bahwa apabila orang percaya kepada Allah dan melakukan perbuatan baik, mereka akan pergi ke Sorga.”

Tetapi barangkali, bahkan banyak orang yang nampaknya hanya ingin melakukan perbuatan baik dan berharap dapat mengungguli atau menutupi perbuatan jahat mereka.  

Tidak perlu perbuatan baik? Perbuatan baik untuk mencari keselamatan? Anda hanya perlu perbuatan baik untuk menggunguli perbuatan buruk?

Alkitab tidak mendukung satupun dari ide-ide ini.

Pertama-tama, apa arti “perbuatan”

Perkataan perbuatan berarti hal-hal yang kita perbuat, tindakan yang kita lakukan. Bahasa Yunani yang mengartikan “works” [perbuatan] adalah kata yang bermaksud umum yang bisa diartikan pekerjaan kita, tindakan kita, amal kita, kegiatan kita atau apa saja yang kita lakukan.

Misalnya, “perbuatan baik” yang terdapat di Matius 5:16 itu adalah dari erga kala  artinya “good deeds,” (perbuatan baik) dan di Efesus 2:10 dari erga agatha, yang artinya “well-doing, virtue, piety” [berbuat baik, kebajikan, kesalehan] (Spiros Zodhiates, The complete Word Study Dictionary, New Testament).

Perbuatan bukanlah merupakan konsep agama yang hanya untuk sekelompok orang. Kita selalu melakukan perbuatan – ada yang baik, ada yang buruk dan ada juga yang biasa-biasa saja.

Apa yang tidak dikerjakan oleh perbuatan baik

Perbuatan baik itu baik dalam banyak hal. Tetapi ada beberapa hal perbuatan baik itu tidak kerjakan, dan ini telah mengarah ke “perbuatan-perbuatan” yang tidak semestinya diperlakukan menjadi sebagai sebuah kata yang buruk.

Perbuatan-perbuatan kita tidak bisa membenarkan kita.

Hal-hal baik yang kita lakukan tidak dapat menebus hal-hal buruk yang kita lakukan. Anda dapat melakukan seratus, seribu, sejuta perbuatan baik, tetapi itu semua tidak dapat membayar satu dosa pun yang telah anda lakukan.

Cara Allah mendesain alam semesta, perbuatan baik dimaksudkan untuk menjadi yang alami. Itu sebaiknya secara alami mengalir dari masing-masing makhluk hidup dengan mudah dan bebas hambatan. Berbuat baik merupakan kewajiban untuk kita lakukan (Lukas 17:10), “pelayanan kita yang wajar yang kita lakukan” (Roma 12:1).

Tetapi Setan mendistorsi susunan alam semesta ini dengan pemberontakannya. Dia telah membalikkan dunia ini menjadi sebuah rumah cermin dimana perbuatan baik itu sepertinya terlalu sulit untuk dilihat, tetapi apa yang salah nampaknnya begitu gampang dan benar.

Di dunia ini, “semua orang telah berbuat dosa” dan upahnya adalah penalti maut atau kematian (Roma 3:23; 6:23).

Jadi Yesus Kristus dalam kasihNya yang begitu dalam menawarkan untuk membayar penalti itu bagi kita!

Tidak seorangpun dapat berbuat baik untuk menghapus dosa, tetapi sekali darah Yesus menghapus dosa-dosa kita, kita sebaiknya berbuat baik seperti kata Yesus: “Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang” (Yohanes 8:11). Kita sebaiknya dengan sepenuh hati berkomitmen untuk tidak berdosa lagi. Kita harus melihat dosa itu sebagaimana Allah melihatnya dan menjauhkannya.

Kita harus melihat perbuatan baik itu sebagaimana Allah melihatnya dan berjuang untuk selalu melakukannya. Respons dari kasih kita kepada pengorbanan Allah yang murah hati dan yang mengagumkan itu sebaiknya menjadi “penurut-penurut Allah seperti anak-anak yang kekasih” (Efesus 5:1).

Bagaimana untuk tidak melakukan perbuatan baik

Perhatikanlah apa yang dikatakan Paulus tentang maksud tulus dalam perbuatan kita yang ditulis di dalam Bab Kasih. “Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku” (1 Korintus 13:3).

Yesus memperingatkan murid-muridNya untuk menghindari sikap membanggakan diri sendiri akan perbuatan baik sebab hal itu tidak berkenan kepada Allah. “Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya” (Matius 6:2).

Perbuatan-perbuatan baik yang Allah hargai adalah tindakan-tindakan yang dimotivasi oleh kasih yang tanpa pamrih bagi orang lain. Perbuatan-perbuatan baik seperti itu tidak dilakukan untuk mendapatkan pujian dari orang lain atau hal seperti itu tidak dilakukan atas kesombongan si pelaku.

Perbuatan baik yang didasari dengan motif kesombongan akan menjadikan perbuatan baik itu mendapat nama buruk yang seharusnya tidak.

Ayat-ayat Alkitab tentang perbuatan baik

Yesus memberi contoh dengan melakukannya sendiri perbuatan baik itu (Yohanes 10:32; Kisah Para Rasul 10:38). Dan Dia menyuruh kita untuk melakukan hal yang sama. Perhatikan alasannya:

“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga" (Matius 5:16).

Petrus menyatakan poin yang sama tentang bagaimana perbuatan baik yang kita lakukan itu bukan untuk kemuliaan kita, tetapi kemuliaan Allah.

“Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka” (1 Petrus 2:12) .

Yesus juga berkata di dalam Yohanes 15:8, “Dalam hal inilah BapaKu dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu."

Paulus berkata banyak tentang perbuatan baik:

  • “Yang telah menyerahkan diriNya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diriNya suatu umat, kepunyaanNya sendiri, yang rajin berbuat baik” (Titus 2:14).
  • “Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia” (Titus 3:8).
  • “Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah” (Titus 3:14).

Paulus berkata kepada Timotius bahwa “segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Timotius 3:16-17).

Allah sungguh memperhatikan pekerjaan kita. Alkitab berkata bahwa apa yang kita perbuat akan diadili (2 Korintus 5:10; Matius 25:34-40). Dan kita bisa terhibur bahwa Allah tidak akan lupa “akan pekerjaanmu dan kasihmu … oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus” (Ibrani 6:10).

Jadi, apa itu perbuatan baik?

Jadi perbuatan baik itu adalah tindakan yang baik yang kita lakukan.

Allah adalah Pencipta dan yang mendefinisikan apa yang baik. Adalah baik bagi kita untuk melakukan segala sesuatu yang Dia katakan baik. Misalnya, Alkitab menjelaskan kepada kita bahwa hukum-hukum Allah itu baik dan itu diberikan untuk kebaikan kita: 

  • “Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik” (Roma 7:12).
  • “Berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu” (Ulangan 10:13).

Beberapa contoh menurut Alkitab akan perbuatan baik ialah termasuk menuruti perintahNya dan memberi kepada orang miskin (Matius 19:16-21); memberi sedekah secara diam-diam (Matius 6:3-4); dan bahkan memberikan secangkir air sejuk kepada seseorang (Matius 10:42).

Contoh lain dari perbuatan baik menurut Alkitab

Di dalam injil Matius 25:34-36 Yesus memberi beberapa contoh spesifik yang Dia gambarkan dalam perumpamaan domba dan kambing:

“Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kananNya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.

Kitab Kisah Para Rasul merayakan perbuatan baik yang dilakukan oleh seorang wanita yang mati pada zaman permulaan berdirinya Gereja.

“Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita--dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah. Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas dan semua janda datang berdiri dekatnya dan sambil menangis mereka menunjukkan kepadanya semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup” (Kisah Para Rasul 9:36, 39).

 

Paulus menjelaskan bahwa orang Kristen sebaiknya tidak sekedar berhenti melakukan hal-hal buruk tetapi melakukan hal yang baik hendaknya terus dilakukan. Di Efesus 4:28 dia menuliskan hal itu, “Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.”

Sebelum kita bertobat dan berubah, “manusia lama” kita bekerja dalam anggota-anggota tubuh berdosa, tetapi dalam “manusia baru” kita sebaiknya melakukan perbuatan baik, yang merefleksikan buah-buah Roh. Segala sesuatu yang kita lakukan yaitu yang baik dapat disebut suatu perbuatan baik, jadi mempelajari dan melakukan bacaan seperti Galatia 5:22-23 dan Kolose 3:12-14 dapat menolong kita bertumbuh dalam perbuatan baik.

Yakobus bahkan mendefinisikan agama yang benar dalam artian perbuatan baik.

“Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia” (Yakobus 1:27).

Yakobus 2:16 menunjukkan pentingnya menolong orang dalam kebutuhannya, seperti memberi pakaian dan makanan. Perbuatan baik merupakan bukti dari iman yang hidup, sebagaimana Yakobus jelaskan (Yakobus 2:14-26).

Kebingungan tentang “melakukan hukum taurat”

Tetapi bagaimana dengan beberapa hal yang dikatakan Paulus tentang “melakukan hukum taurat”? Apakah dia memiliki pandangan yang  berbeda, yakni pandangan negatif terhadap perbuatan?

Tidak.

“Yakobus berpandangan sama dengan Paulus, yang berkali-kali menjelaskan perlunya perbuatan, yaitu untuk perilaku yang pantas bagi hidup baru di dalam Kristus sesuai dengan iman (Efesus 2:8-10; 1 Korintus 6:9-11; Galatia 5:16-26, dll). Perbuatan yang ditolak oleh Paulus itu adalah yang diklaim orang bahwa mereka mencari penyelamatan Allah dan pengampunan dosa mereka melalui perbuatan mereka (Roma 4:1-5; Efesus 2:8-9; Titus 3:5)” (New Bible Dictionary, “works”)

Melakukan hukum taurat. Paulus menciptakan frasa ini untuk mengindikasikan pemahaman yang lebih mendalam dan tidak sekedar melakukan hukum taurat, tetapi mencoba melakukan hukum taurat itu sebagai pengganti iman di dalam darah Yesus Kristus. Frasa yang berkaitan adalah ‘kutuk hukum taurat’ (Galatia 3:13) dan ‘takluk kepada hukum taurat’ (Galatia 4:4-5). Karena kita semua telah berdosa (Roma 3:23), mereka yang berfungsi di luar iman di dalam Kristus berada di bawah kutuk kematian atas penalti hukum taurat, meskipun melakukan hukum taurat atau perbuatan kasih.”

Tidak ada sesuatu apapun yang dapat kita lakukan. Sunat, derma, pelayanan atau apapun itu tidak dapat “mendatangkan” keselamatan bagi kita. Tetapi sekali kita diampuni, dukungan Paulus atas perbuatan baik sangat kuat sama seperti siapapun yang mendukungnya di dalam Alkitab. Komentar Paulus tentang “melakukan hukum taurat” dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kita tidak dapat dibenarkan – bahwa kita tidak mungkin diampuni akan dosa-dosa kita yang kita perbuat di masa lampau – dengan melakukan apapun. Hanya melalui kematian Juruselamat kita, dosa-dosa di masa lalu itu dihapuskan. Hanya melalui anugerah dan belas kasihan Allah kita dapat diampuni. Jadi tidak ada sesuatu apapun yang dapat kita lakukan untuk mendatangkan keselamatan bagi kita.

Satu bacaan utama yang menunjukkan apa yang tidak bisa dikerjakan oleh perbuatan baik itu dan apa yang harus dikerjakan terdapat di Efesus 2:8-10. Mari kita periksa secara rinci.

“Oleh kasih karunia kamu diselamatkan”

Paulus menuliskan, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (ayat 8).

Anugerah Allah akan pengampunan semata-mata datang dari kasih dan belas kasihanNya; kita tidak dapat mencarinya dan tidak layak akan hal itu bagaimanapun juga.

Arti perkataan ‘grace’ [kasih karunia] yang berasal dari bahasa Yunani menekankan pengertian ini. Charis yang artinya “sebuah kemurahan hati yang dilakukan tanpa mengharapkan imbalan; semata-mata ungkapan cinta kasih sayang Allah yang cuma-cuma diberikan kepada manusia hanya atas dasar kebajikan dan karunia dari si Pemberi; kebaikan hati yang tidak dicari atau tanpa usaha si penerima” (Spiros Zodhiates, The complete Word Study Dictionary, New Testament).

“Bukan hasil usahamu”

Paulus melanjutkan, “Itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (ayat 9).

Jika Allah menyelamatkan kita karena kita telah melakukan sesuatu yang baik bagi Dia, maka kita mungkin punya alasan untuk memegahkan diri.

Tetapi kebenarannya semata-mata kebalikannya. Kita tidak melakukan apa-apa yang baik terhadap Allah – kita justru menyebabkan kematian AnakNya! Dia mengasihi kita “ketika kita masih berdosa” (Roma 5:8) – juga masih mendurhaka terhadap Dia, melakukan hal-hal yang Dia benci dan keji.

Dia menyelamatkan kita tanpa semua itu.

Diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik

Di dalam Efesus 2:10 Paulus menjelaskan maksud Allah atas penciptaan kita, yang menolong kita melihat bagaimana kita hendaknya merespons terhadap anugerah muliaNya. “Karena kita ini buatan Allah [Yunani poiema], diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”

Poiema “mengindikasikan sebuah karya seorang ahli, hasil karya” (NKJV Study Bible, Word Focus “workmanship”)

“Kita ini ‘buatan Allah’ – karya seniNya, ciptaan baruNya … Di sinilah alasan selanjutnya mengapa orang Kristen sama sekali tidak mempunyai sesuatu apapun untuk bermegah. Meskipun mereka sekarang bisa melakukan sesuatu yang baik, sumbernya tetap dari Allah, yang membuat semuanya itu mungkin” (Zondervan, NIV Beble Commentary, Vol. 2, note on Ephesians 2:10).

Perbuatan baik dimaksudkan untuk apa kita dijadikan. Itu merupakan satu-satunya respons kita yang selayaknya kita berikan bagi seorang Allah yang Mahakasih. Dia selalu mengerjakan perbuatan baik, dan oleh karena itu kita harus mencontoh untuk berbuat baik.

Kita sebaiknyalah mempelajari apa yang Allah sebut baik dan melakukannya di dalam hidup kita.

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com" target="_blank">http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry