Apa itu Roh Kudus?

oleh David Treybig

https://lifehopeandtruth.com/god/holy-spirit/what-is-the-holy-spirit/

Persepsi tentang Roh Kudus telah berubah sejak peristiwa yang terjadi di Kisah Para Rasul 2. Bagaimana orang-orang percaya pada abad pertama itu manjawab pertanyaan, “Apa itu Roh Kudus?”

 

 

 

 

 

 

Roh Kudus Elohim yang dicurahkan pada Hari Pentakosta tahun 31 setelah Masehi itu merupakan sebuah kejadian yang membawa perubahan besar di dalam sejarah Gereja. Mujizat ini, yakni yang dicatat di kitab Kisah Para Rasul 2 akan selamanya mengubah kehidupan murid-murid Yesus yang berkumpul pada Pesta Perayaan Pentakosta – dan kehidupan orang-orang yang akan mengikuti jejak mereka.

Hal itu juga memberi para pendiri Jemaat Elohim Perjanjian Baru ini pemahaman yang lebih luas tentang Roh Kudus daripada sebagian besar orang yang pernah hidup sebelum mereka.

Definisi alkitabiah tentang Roh Kudus disingkirkan

Akan tetapi, anehnya bahwa selama berabad-abad kemudian peristiwa perubahan besar yang disampaikan orang Kristen abad pertama itu, tentang pemahaman Roh Kudus yang jelas itu, disingkirkan oleh kebanyakan orang dan menggantikannya dengan pemahaman manusiawi tentang definisi Godhead [keElohiman].   

Menurut teori baru itu, yang sekarang dikenal sebagai “Trinitas,” [Tritunggal], Roh Kudus berada pada kedudukan yang sama di dalam anggota Godhead. Dengan kata lain, Roh Kudus, Elohim Bapa, dan Yesus Kristus adalah tiga entitas berbeda yang ketiganya menjadi satu Elohim tritunggal.

Para teolog telah menciptakan ide Trinitas ini untuk melawan politeisme – yakni kepercayaan dalam banyak ilah atau dewa – dan setelah perdebatan yang panjang, akhirnya sampailah pada kesepakatan bersama bahwa penjelasan tentang Elohim sebaiknya merupakan prinsip sentral Kekristenan.  

Meskipun teori yang non-alkitabiah (perkataan Trinitas tidak ada di dalam Alkitab) dan yang misterius dan yang bertentangan dengan logika ini disepakati, filosofi buatan manusia ini ternyata telah bercokol di kalangan Kekristenan pada umumnya. Pada kenyataannya, kebanyakan gereja sekarang ini menganggap ajaran Trinitas ini sebagai tes lakmus [keputusan yang memberikan tanda] untuk menentukan entah seseorang adalah orang Kristen atau tidak!

Akan tetapi pertanyaan-pertanyaan yang menggangu bermunculan. Misalnya, apakah para teolog mempunyai hak untuk menolak pemahaman akan Roh Kudus yang dianut oleh orang-orang Kristen abad pertama itu – yakni orang-orang yang sesungguhnya mengalami mujizat khusus yang terjadi pada hari Pentakosta itu? Dan mengapa kita tidak memberikan pertimbangan atau pengakuan akan pemahaman yang dikaruniakan Elohim kepada orang-orang yang pada saat itu langsung mengalaminya?

Mengejutkan, bahwa pemahaman mereka tentang Roh Kudus tidak sekedar bertentangan dengan teologi modern, tetapi mereka juga memberikan penjelasan-penjelasan tambahan dengan aspek-aspek yang membingungkan tentang Trinitas. 

Yesus mempersiapkan pada pengikutNya untuk Pentakosta

Pada hari-hari menjelang Pentakosta, tahun 31 setelah Masehi itu, Yesus memberitahu murid-muridNya apa yang segera akan terjadi. Pada acara perayaan Paskah, yang terjadi pada hari senja sebelum hari penyalibanNya, Yesus menjelaskan bahwa Dia akan meminta Elohim Bapa untuk memberikan “Penolong yang lain” kepada pengikut-pengikutNya “yaitu Roh kebenaran,” yang akan “menyertai” mereka dan yang “akan diam di dalam” mereka (Yohanes 14:16-17).  

Setelah melewati tiga hari dan tiga malam di dalam kubur tepat seperti yang Dia katakan (Matius 12:40), Yesus bangkit dari kematianNya dan pergi menemui murid-muridNya di Yerusalem dan Galilea (Matius 26:32; 28:7). Sebelum hari Pentakosta, murid-muridNya kembali ke Yerusalem.

“Ketika berkumpul bersama, Dia [Yesus] menyuruh mereka untuk tidak meninggalkan Yerusalem, tetapi menunggu janji Bapa seperti yang dikatakanNya: ‘Kamu telah mendengar dariKu, bahwa Yohanes membaptis dalam air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dalam Roh Kudus’” (Kisah Para Rasul 1:4-5).

Dia melanjutkan perkataanNya dan menceritakan kepada murid-muridNya bahwa mereka pada saat itu belum dapat memahami secara sepenuhnya: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (ayat 8).

Sebagaimana diinstruksikan, murid-murid Yesus pergi ke Yerusalam untuk merayakan Pentakosta dan menunggu kuasa yang dijanjikan itu, yakni yang akan memberi mereka kuasa, penghiburan dan komitmen untuk memberitakan injil Kerajaan Elohim ke seluruh dunia (Matius 24:14). 

Hanya berselang beberapa hari, perayaan itu tiba; dan mereka menerima karunia Roh Kudus.

Roh Kudus datang kepada Jemaat

Datangnya Roh Kudus pada Hari Pentakosta pada tahun 31 setelah Masehi itu sangatlah spektakuler dan menakjubkan! Dengan bunyi tiupan angin keras, lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran hinggap di atas kepala semua murid-muridNya, dan yang kemudian, entah kenapa, mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain (Kisah Para Rasul 2:2-4). Kejadian yang tidak bisa dijelaskan ini membenarkan bahwa sesuatu yang luar biasa telah terjadi – sesuatu yang memerlukan kuasa yang supernatural.

Sementara sekumpulan orang-orang dari berbagai bangsa yang ada di tempat itu mulai berdatangan melihat apa yang terjadi. Mereka semua tercengang-cengang melihat mujizat itu – masing-masing orang yang mengerti bahasa asli mereka sedang diucapkan oleh murid-murid itu! Siapa yang dapat menyangkal bukti ini bahwa Roh Kudus sekarang tinggal di dalam pengikut-pengikut Kristus? Mereka sungguh-sungguh menerima kuasa yang sebelumnya mereka belum pernah miliki.

Pemahaman mereka akan Roh Kudus itu tepat seperti apa yang telah di katakan Kristus – sungguh, itu adalah kuasa Elohim.

Roh Kudus setelah Pentakosta tahun 31 setelah Masehi

Kemudian, saat menulis surat kepada jemaat di Roma, rasul Paulus merujuk pada “kuasa Roh Kudus” (Roma 15:13). Dia berkata bahwa itu adalah “kuasa Roh Elohim” yang menolong dia untuk mengerjakan tanda-tanda dan mujizat dalam pelayanannya (ayat 9). Kepada Timotius, Paulus menuliskan: “Sebab Elohim tidak memberikan kepada kita roh ketakutan, melainkan kuasa dan kasih serta pengendalian diri” (2 Timotius 1:7).

Orang-orang Kristen pada abad pertama itu jelas memahami – Roh Kudus itu adalah kuasa Elohim. Melalui kuasa RohNya, Elohim menghiburkan mereka saat menghadapi pergumulan dan kesengsaraan, Roh Kudus itu menolong mereka dalam mempelajari kebenaran, dan Roh Kudus itu menandai mereka sebagai orang Kristen dan memberi mereka janji kehidupan kekal. Tetapi kita tidak menemukan bukti bahwa orang-orang Kristen menganggap Roh Kudus itu sebagai salah satu anggota tersendiri di dalam Godhead.

Tentang Godhead, Paulus secara tegas mengikuti ajaran yang telah diberikan Elohim kepada dia dan kepada saudara seiman pada abad pertama itu: “Tetapi bagi kita hanya ada satu Elohim, yaitu Bapa, yang dari padaNya segala sesuatu ada, dan kita ada, juga bagi Dia; dan satu Tuhan, yaitu YESUS Kristus, yang melalui Dia segala sesuatu ada, dan kita ada, juga melalui Dia” (1 Korintus 8:6). Di sini tidak disebutkan Roh Kudus!

Definisi alkitabiah Roh Kudus

Trinitas itu hanyalah karangan manusia. Ajaran Alkitab cukup menunjukkan satu Godhead yang terdiri dari Elohim Bapa dan anakNya, Yesus Kristus. Sementara Roh Kudus itu dideskripsikan dan dihormati sebagai kuasa Elohim, tetapi tidak ada pengertian bahwa itu adalah satu entitas terpisah. 

Menjelang akhir abad pertama itu, Yudas menasihati Jemaat untuk “berjuang untuk iman yang pernah disampaikan kepada orang-orang kudus” (Yudas 1:3). Iman ini – termasuk penjelasannya tentang Roh Kudus – memberikan satu-satunya definisi yang dapat dipertahankan secara alkitabiah tentang Roh Kudus.

Untuk mempelajari lebih mendalam tentang definisi yang ditegakkan dan diajarkan kepada orang-orang kudus Elohim, bacalah artikel kami yang berhubungan dengan Roh Kudus pada situs ini.

Sidebar: Roh Kudus Didefinisikan Sebelum Pentakosta

Sebuah referensi Perjanjian Baru terawal tentang Roh Kudus ialah melalui perkataan malaikat kepada Maria: "Roh Kudus akan turun ke atasmu dan kuasa Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; karena itulah, Anak yang akan engkau lahirkan itu kudus, dan Dia akan disebut Putra Elohim” (Lukas 1:35).

Di dalam bacaan ini malaikat Gabriel menggambarkan Roh Kudus itu sebagai “kuasa” Elohim. Sebagai makhluk yang berhubungan dekat dengan Godhead, malaikat ini tentu mengetahui korelasi antara Elohim dan Roh Kudus.

Menariknya ialah bahwa definisi Roh Kudus ini sebagai kuasa Elohim menolong kita memahami mengapa bacaan ini merujuk pada Yesus sebagai Putra Elohim dan bukan Putra Roh Kudus. Roh Kudus tidak ditunjukkan sebagai makhluk atau pribadi ilahi lainnya, melainkan itu digambarkan sebagai kuasa Elohim Bapa.

Ketika Yesus berhasil menentang balik cobaan Setan, Dia “dalam kuasa Roh kembali ke Galilea” (Lukas 4:14). Tentang penyembuhan orang sakit, Lukas 5:17 berkata, “Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit.”

Menjelang hari Pentakosta tahun 31 setelah Masehi, Elohim telah menyingkapkan bahwa Roh Kudus adalah KuasaNya – bukan pribadi ilah lain.

Sidebar: Bukti Roh Kudus

Sementara hari ini banyak di kalangan Kristen mainstream tidak merayakan hari raya kudus alkitabiah Pentakosta setiap tahun dan hampir semua telah mengadopsi ajaran Trinitas yang penjelasannya telah direvisi tentang Roh Kudus, beberapa gereja karismatik berusaha mereplika satu dari bagian pengalaman mujizat Pentakosta di kitab Kisah Para Rasul 2 itu. Mereka mengajarkan bahwa orang-orang harus berkata-kata dengan bahasa roh – bahasa yang tidak dikenal, biasanya dengan suara bergumam yang tidak bisa dimengerti – untuk menunjukkan bahwa mereka telah menerima Roh Kudus.

Mempelajarinya dengan seksama apa yang diajarkan Alkitab akan mengesampingkan persepsi ini. Meskipun orang-orang percaya yang menerima Roh Kudus pada Hari Pentakosta itu memang berkata-kata dalam bahasa-bahasa yang dikenali orang-orang luar (Kisah Para Rasul 2:4-11) dan ini juga terjadi lagi pada dua kejadian (Kisah Para Rasul 10:44-46; 19:1-6), tidak ada bukti alkitabiah bahwa mujizat ini terjadi setiap kali orang dibaptis, entah pada saat itu atau setelah itu.

Mujizat ini, yakni orang-orang berkata-kata dalam bahasa lain terjadi hanya beberapa kejadian secara khusus ketika Roh Kudus pertama kali diberikan kepada berbagai bangsa di  kalangan Jemaat, dan ini nampaknya untuk menunjukkan bahwa Elohim sungguh memberikan Roh Kudus, yakni kuasaNya dalam porsi tertentu kepada orang-orang percaya. Tetapi setelah kejadian-kejadian awal ini, peristiwa berkata-kata dalam bahasa lain secara supernatural tidak lagi diberi sebagai bukti penerimaan Roh Kudus.  

Hari ini, memahami bahwa Elohim telah menggenapi janjinya, orang-orang Kristen baru dapat merasa yakin bahwa Elohim mengaruniakan Roh KudusNya ketika mereka bertobat dari dosa-dosa mereka dan dibaptis (Kisah Para Rasul 2:38). 

Ketika Roh Elohim tinggal di dalam mereka, buah-buah RohNya – “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Galatia 5:22-23) – menjadi bukti dalam kehidupan mereka. Buah-buah Roh ini, yang tidak berkata-kata dalam bahasa roh, adalah bukti abadi dari Roh Kudus yang tinggal di dalam orang.

Sidebar: Mengapa Kita Memerlukan Roh Kudus

Memiliki Roh Kudus di dalam kita sangatlah vital/penting sekali.  Berikut ini beberapa alasan yang tersingkap di dalam Alkitab:

  • Roh Kudus menuntun kita ke dalam kebenaran (Yohanes 16:13).
  • Roh Kudus di dalam kita memberikan penghiburan (Kisah Para Rasul 9:31).
  • Dengan dipimpin Roh Kudus, kita ditandai sebagai orang Kristen (Roma 8:14).
  • Roh Kudus memberi kita kasih Elohim, yang diperlihatkan melalui ketaatan terhadap perintah-perintahNya (Roma 5:5; 1 Yohanes 5:1-3).
  • Roh Kudus di dalam kita menjamin kita memperoleh kehidupan kekal (Roma 8:16-17).

Bacalah juga bagaimana untuk bertobat dan dibaptis – yakni, langkah selanjutnya untuk menerima Roh Kudus (Kisah Para Rasul 2:38). Disamping itu, pendeta yang sudah terlatih bersedia untuk menolong anda dalam proses ini. Anda dapat menghubungi kami, dan seorang pelayan Alkitab akan senang untuk memberikan anda bimbingan (counseling) tentang langkah yang paling penting ini.

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry