Apa Yang Melatarbelakangi Perang Antara Israel dan Hamas?

oleh Tim Groves - October 17, 2023
Reading Time: 8 minutes
https://lifehopeandtruth.com/prophecy/blog/whats-behind-the-war-between-israel-and-
hamas/

Ayat-ayat kutipan artikel ini diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, dan juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Pada tanggal 7 Oktober, Hamas melancarkan serangan besar-besaran dan biadab terhadap Israel. Kemudian Israel merespons dengan meluncurkan rudal ke Gaza. Bagaimana konflik ini terjadi sesuai dengan nubuat Alkitab?

Pada hari Sabtu, 7 Oktober, banyak masyarakat Israel sedang merayakan perayaan Yahudi Shemini Atzeret. Sementara itu banyak juga berkumpul pada perayaan itu menikmati musik. Kemudian, tiba-tiba tanpa ada peringatan, beberapa roket dan tembakan mulai menyerang. Terjadilah keos dan dengan cepat menjadi pembantaian secara biadab dan penyanderaan lebih dari 200 orang, termasuk anak-anak, wanita dewasa dan orang-orang yang sudah tua. Sebagian dari mereka adalah warga Israel, tetapi beberapa warga dari negara lain juga diseret melintasi perbatasan.   

Para pejuang Hamas (yang dicap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa) telah menerobos perbatasan Israel dan Gaza, dan membunuh lebih dari 1,200 orang Israel.

Hingga artikel ini ditulis, lebih dari 2,750 orang telah terbunuh oleh serangan balasan Israel di Jalur Gaza. Pada minggu pertama, lebih dari 250,000 orang telah kehilangan tempat tinggal di Gaza karena serangan udara Israel. Israel menghimbau jutaan warga Gaza untuk meninggalkan tempat dan pergi ke bagian Selatan Jalur Gaza.

Sesaat setelah serangan Hamas, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bangsa Yahudi dalam perang dengan Hamas dan bersumpah untuk “meremukkan dan menghancurkan Hamas” dalam pembalasan. Menteri pertahanan Israel Yoav Gallant berkata, “Kami akan melenyapkan Hamas, ISIS-Gaza ini, dari muka bumi. Mereka akan lenyap.”

Apa itu Hamas?

Bagi orang yang perlu memahami lebih dekat apa yang sedang terjadi di Israel, sebuah pelajaran singkat sejarah ini akan membantu.

Pada waktu Israel terbentuk menjadi sebuah negara pada tahun 1948, para pengungsi Palestina menetap di dua daerah, Jalur Gaza dan Tepi Barat. Jalur Gaza adalah sebuah jalur sempit 25 mil dari tanah perbatasan dengan Laut Mediterania, Israel dan Mesir. Selama beberapa tahun, Mesir menguasai daerah jalur sempit ini. Tetapi jalur ini berada di bawah pendudukan Israel selama Six-Day War [Perang Enam Hari] pada tahun 1967.

Selama bertahun-tahun, penduduk bangsa Yahudi menetap di Jalur Gaza bersama-sama dengan bangsa Palestina. Akan tetapi, pada tahun 2000, orang-orang Palestina mulai melakukan pemberontakan kejam yang mengakibatkan pengosongan diri Israel di Gaza pada tahun 2005, dengan menarik mundur pasukan militer dan hampir 10,000 orang  Yahudi dari Jalur Gaza. Pada saat itu, Penguasa Palestina menguasai Jalur Gaza sepenuhnya. 

Akan tetapi, pada tahun 2006, Hamas memenangkan pemilihan dan selanjutnya pada tahun 2007 menyingkirkan Otoritas Palestina yang dikendalikan Fatah — dengan demikian Hamas secara penuh menguasai Gaza, tanpa pernah lagi ada pemilihan umum.

Ini sangat krusial sebab, berbeda dengan Otoritas Palestina (yang masih menjalankan pemerintahan di Tepi Barat), Hamas tidak mengenal adanya hak Israel. Oleh sebab itu, situasi di Jalur Gaza, yang hari ini adalah tempat pemukiman lebih dari 2 juta orang, telah menjadi sebuah tong mesiu — sebagaimana yang ditunjukkan dari serangan biadab itu.

Oleh banyak negara, Hamas dianggap sebagai kelompok teroris dan didukung oleh, dan menerima pendanaan dari Iran, yang adalah musuh bebuyutan Israel.

Apa yang memicu serangan baru-baru ini?

Setelah Hamas menguasai Jalur Gaza pada tahun 2007, Israel merespons dengan memblokade jalur udara, laut dan darat. Israel mengontrol siapa-siapa yang masuk dan keluar dari daerah itu, dan memeriksa perbekalan yang boleh di bawa dari dan ke Gaza termasuk makanan, air dan bahan bakar,

Sementara kondisi kehidupan telah semakin memburuk di Jalur Gaza di bawah penguasaan Hamas, beberapa orang menuduh Israel sebagai penyebabnya, dengan menyebutkan Gaza seperti suatu “open-air prison” [penjara terbuka]. Tetapi orang harus bertanya, dapatkah anda mengharapkan sesuatu menjadi lebih baik jika anda berbuat jahat terhadap orang yang memberi anda makan?  

Seorang Palestina melihat sebuah masjid yang hancur akibat serangan udara Israel di Gaza City pada tanggal 9 Oktober, 2023 (Mohammed Talatene/picture-alliance/dpa/AP Images).

Apakah ini hanya kebetulan bahwa serangan itu terjadi hampir 50 tahun setelah Perang Yom Kippur, yang juga merupakan serangan mendadak terhadap Israel? Konflik tersebut berakhir setelah bangsa Israel maju secara signifikan ke wilayah musuh, sehingga membuat Mesir bersedia untuk mengakhiri perang dengan gencatan senjata. Akan tetapi, dalam perang ini nampaknya penguasa Hamas tidak menginginkan perdamaian.

Sebelum serangan yang baru-baru ini terjadi, telah ada empat pertempuran berdarah antara Israel dan Hamas. Bahkan di antara pertempuran ini, Hamas sering menunjukkan penghinaan terhadap Israel dengan meluncurkan serangan drone kecil dan kadang-kadang menembakkan roket ke wilayah Israel.

Kerusuhan dan kondisi hidup yang sulit nampaknya memotivasi Hamas untuk menyerang. Tetapi sejak serangan itu, situasi semakin memburuk.

Menteri pertahanan Israel memerintahkan sebuah “pengepungan Gaza secara total”, dengan memutus bahan bakar, listrik dan bahkan makanan dan air dari Gaza. Pembangkit listrik satu-satunya di Gaza telah padam, dan membuat banyak tempat-tempat, termasuk rumah sakit, gelap tanpa listrik.

Sebanyak kurang lebih 360,000 tenaga cadangan perang telah disiapkan untuk berperang melawan Hamas sementara Israel bersiap untuk serangan darat. Hal ini akan jelas mengakibatkan pertumpahan darah bagi kedua belah pihak.

Karena kebencian Hamas terhadap Israel dan bahwa Israel bertekad untuk menghentikan Hamas, Perdana Menteri Netanyahu percaya bahwa perang ini akan menjadi konflik berkepanjangan.

Mengapa perkelahian terus berlanjut di Israel?

Pembantaian brutal seperti yang terjadi baru-baru ini, bukan merupakan kejadian baru. Selama berabad-abad, orang Yahudi telah dianiaya, dihina dan diserang oleh orang-orang di sekitar mereka.

Alkitab menyingkapkan alasan nyata atas semua perkelahian ini — dan bagaimana hal itu akan berakhir.

Asal mula konflik ini harus dilihat dari masa lalu sekitar 4,000 tahun ketika seorang yang bernama Abram (yang namanya diganti Elohim menjadi Abraham) mempunyai dua anak, Ismail dan Ishak.

Elohim telah menjanjikan Abraham dan istrinya Sara seorang anak laki-laki walaupun mereka telah lanjut usia untuk mendapat anak (Kejadian 15:1-4). Ismail lahir bagi Sara terlebih dahulu dari gundik Abraham, Hagar, orang Mesir (Kejadian 16:1-2, 15). Ishak lahir beberapa tahun kemudian bagi Sara sebagai anak kandung, persis sebagaimana dijanjikan Elohim (Kejadian 21:1-7).   

Elohim menyatakan pekerjaanNya melalui Ishak. Hal ini menyebabkan kebencian antara kedua anak itu. Akhirnya, Ismail dan ibunya diusir, tetapi Elohim berjanji akan menjaga mereka dan bahwa keturunan Ismail menjadi suatu bangsa besar (ayat 8-18).

Salah satu anak Ishak adalah Yakub, yang namanya kemudian diubah menjadi Israel (Kejadian 32:28). Yakub mempunyai 12 anak, dan satu di antaranya bernama Yehuda. Hari ini, bangsa Israel umumnya adalah keturunan Yehuda (tetapi ada juga dari keturunan Benyamin dan Lewi). Keturunan Ismail banyak ditemukan di antara orang Arab hari ini. Jadi keturunan Ismail berada di sekeliling keturunan Yehuda.

Meskipun ribuan tahun telah berlalu, kebencian itu antara kedua saudara tiri ini tidak pernah pulih dan berdamai.

Perhatikan apa yang diramalkan oleh Yakub tentang akhir zaman dari keturunan Yehuda: “Yehuda adalah seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya?” (Kejadian 49:9).

Hal ini dapat mendeskripsikan bagaimana Israel — sama seperti seekor singa — membalas seketika apabila diusik.

Apa yang sebaiknya kita harapkan dari perang ini?

Konflik yang terjadi sekarang bukanlah pertama kali di Israel, bukan juga yang akan terakhir. Kebencian kuno ini antara keturunan Ismail dan Ishak akan terus berlanjut hingga kedatangan Kristus yang ke-2 kalinya.

Dan titik fokus nya secara nyata adalah kota Yerusalem.

Tidak ada tempat lain di bumi ini yang telah menyebabkan lebih banyak perang selain dari pada Yerusalem. “Sesungguhnya Aku membuat Yerusalem menjadi pasu yang menyebabkan segala bangsa di sekeliling menjadi pening; juga Yehuda akan mengalami kesusahan ketika Yerusalem dikepung” (Zakharia 12:2).

Seluruh dunia ini sekarang memfokuskan perhatian pada wilayah ini. Israel dan Gaza sekarang semakin mendapat perhatian dibandingkan dengan perang Rusia-Ukraina.

Yesus Kristus berkata bahwa peperangan, penyakit, kelaparan dan bencana alam akan semakin intens terjadi dan itu pertanda saat kedatanganNya sudah dekat (Matius 24:6-7).

Ya, dunia ini sedang melihat perang antara Israel dan Hamas. Keprihatinan semakin berkembang bahwa kelompok teroris Lebanon Hizbullah akan meningkatkan serangannya di perbatasan utara Israel, yang akan menciptakan dua pintu masuk. Dan sebagaimana pertikaian di Timur Tengah ini semakin intens, Alkitab menunjukkan kepada kita bahwa hal ini akan menjadi pusat pertempuran yang paling besar dalam sejarah manusia.

Alkitab menubuatkan munculnya negara superpower Eropa yang disebut “Raja Negeri Utara.” Uni Eropa yang akan datang ini terdiri dari 10 bangsa atau kelompok (juga disebut “binatang”) akan sangat kuat dan ditakuti. Sementara itu ada juga yang disebut “raja negeri Selatan,” yang akan menentangnya. Kekuatan ini sepertinya ialah terdiri dari kelompok negara-negara Muslim.  

Sebagaimana raja negeri Utara turun ke Timur Tengah untuk menghadapi raja negeri Selatan, Yerusalem akan terjebak di tengah-tengah (Daniel 11:40-41). Brutalitas dan kebiadaban Hamas tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang akan terjadi ketika Yerusalem “dirampok” dan di gilas oleh raja negeri Utara (Zakharia 14:2).

Konflik yang kita saksikan hari ini antara Israel dan Hamas bukanlah pertempuran yang terakhir. Meskipun Israel berhasil menumbangkan teroris Hamas, kelompok lain akan muncul dan akan memusuhi Israel atas kebencian kuno yang berkelanjutan.

Sayangnya, perang yang kita saksikan sekarang ini akan berakibat pada sebuah sejarah pembantaian manusia dan penderitaan yang tidak akan segera berakhir. Kita juga dapat memahami bahwa tidak akan ada damai kekal di Timur Tengah hingga pada saat campur tangan Kristus. Meskipun diadakan pembicaraan damai di Timur Tengah dan opsi “dua negara untuk dua warga” terhadap konflik Israel-Palestina, solusi perdamaian tidak akan tercapai pada zaman ini.

Elohim akan membuat Yerusalem sebuah kota damai

Namun, meskipun semua perkelahian dan kebencian yang terjadi di Israel hari ini, Elohim Bapa sorgawi akan mengirimkan Yesus Kristus ke Yerusalem untuk mengakhiri semua konflik dan akan mendirikan Kerajaan Elohim di bumi ini.

Kedamaian yang sesungguhnya dan yang kekal akan pada akhirnya datang ke Yerusalem ketika pemerintahan Yesus Kristus dimulai. Dari Yerusalem, kedamaian akan meluas ke seluruh dunia selama pemerintahanNya yang 1,000 tahun. 

Zakharia 8 berbicara tentang damai dan ketenangan di Yerusalem di bawah pemerintahan Kristus. Anak-anak akan bermain di jalan-jalan tanpa ketakutan, orang akan tidak lagi dihantui oleh kekerasan dan bahkan bangsa-bangsa lain akan datang ke Yerusalem untuk belajar mengikuti jalan Elohim.   

Kiranya Elohim mempercepat hari itu!

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

https://lifehopeandtruth.com/ask-a-question

Tracker Pixel for Entry