Apa yang Paling Dibutuhkan Dunia Saat Ini?

oleh Mike Bennett

https://lifehopeandtruth.com/prophecy/kingdom-of-god/what-does-the-world-need-most/

Dengan kekacauan yang terjadi di berbagai lapisan masyarakat sekarang ini, solusi terbaik apa yang dapat menyelesaikannya? Jawabannya ialah: solusi yang sama seperti yang dirindukan para penulis Alkitab Perjanjian Baru itu. 

                                                                                                   

Fakta bahwa keadaan dunia tidak stabil merupakan hal yang diremehkan sekarang ini. Situasi rentan yang bisa dengan mudah berubah menjadi kekacauan merupakan gambaran yang lebih tepat untuk menggambarkan keadaan dunia kita saat ini.  

Angin perubahan yang bertiup melalui daerah-daerah di dunia barangkali membawa suatu endusan kemerdekaan, namun sangatlah mudah bagi kita untuk meremehkan tiupan itu dan perubahan gejolak alam. Dalam peristiwa yang cepat sekali, apakah kekuatan anarki akan menyalakan gairah baru untuk menyambut seorang pemimpin yang kuat?

Timur Tengah merupakan wilayah yang terus dalam situasi kacau dan berbahaya, yang terus-menerus merasa berang terhadap seluruh bangsa-bangsa di dunia.

Di tempat yang berbeda, kegentingan keadaan ekonomi yang sudah berada pada titik kehancuran akan menambah stres, entah itu akibat peperangan atau bahkan bencana alam.

Angin badai, tornado, gempa bumi dan tsunami telah terjadi dan menandakan bahwa dengan alat secanggih apapun tidak akan mampu mengendalikan gejala alam yang terburuk yang terjadi pada kita. Pembangkit listrik tenaga nuklir dan daerah-daerah strategis yang lain di seluruh dunia justru lebih rentan daripada apa yang sekedar diyakini sebagian orang di antara kita. Umat manusia hanya sesaat menyimpan catatan ilmiah tentang bencana alam. Bagaimana kita bisa yakin bahwa skenario yang saat ini kita bayangkan terburuk benar-benar terjadi di bumi ini dan disaksikan oleh mata kita sendiri?  

Penyebab utama

Alkitab memprediksi akan terjadi peperangan, krisis keuangan, kekurangan makanan, wabah penyakit dan bencana alam yang akan semakin intens seiring waktu – hingga pada saat terjadinya bahwa umat manusia akan mungkin saling membinasakan (Matius 24:7-8, 21-22).

Mengapa semua ini dan yang lain diprediksikan akan terjadi? Sebab umat manusia secara keseluruhan telah menolak Allah dan hukum-hukumNya yang baik dan yang menghidupkan itu. Mematuhi hukum-hukum Allah akan secara otomatis mendatangkan berkat, dan pelanggaran terhadapnya akan secara otomatis mendatangkan kutuk.

Faktanya diuraikan secara rinci dalam kitab Imamat 26. Setelah menjelaskan berkat melimpah karena mematuhi hukum dan perintahNya, Allah berkata, “Tetapi jikalau kamu tidak mendengarkan Daku, dan tidak melakukan segala perintah itu, maka Akupun akan berbuat begini kepadamu, yakni Aku akan mendatangkan kekejutan atasmu, batuk kering serta demam, yang membuat mata rusak dan jiwa merana, kamu akan sia-sia menabur benihmu, karena hasilnya akan habis dimakan musuhmu” (Imamat 26:14, 16).

Berhutang kepada musuh hanya merupakan permulaan kutuk seperti yang diuraikan pada bab ini. Tetapi Allah tidak ingin membiarkan konsekuensi dosa ini melihat kita menderita. Dia juga tidak mengintervensi untuk mengoreksi kita dengan kebencian tetapi dengan  kasih. Dia sungguh-sungguh ingin bahwa kita, sebagai manusia ciptaanNya, bangun dan bertobat dari kejahatan yang kita lakukan.

“Tetapi bila mereka mengakui kesalahan mereka dan kesalahan nenek moyang mereka dalam hal berubah setia yang dilakukan mereka terhadap Aku dan mengakui juga bahwa hidup mereka bertentangan dengan Daku… maka Aku akan mengingat perjanjianKu dengan Yakub, juga perjanjian dengan Ishak dan perjanjianKu dengan Abrahampun akan Kuingat” (Imamat 26:40, 42).

Perjanjian Allah kepada para patriark di zaman dahulu [sesepuh seperti Abraham, Ishak dan Yakub] berisi janji berkat material atau kemasyuran bangsa dan janji akan Mesias (Kejadian 22:17-18; Galatia 3:16). Ketika dosa-dosa sudah menjadi penyebab terhadap berkat nasional itu menjadi kutuk, maka harapan satu-satunya ialah Mesias. Kedatangan Yesus Kristus yang pertama kali memungkinkan pengampunan dosa. Dan Dia berjanji untuk kembali untuk menyelamatkan umat manusia dari penghancuran diri (Matius 24:22).

Solusi utama

Kedatangan Kristus yang keduakalinya adalah prioritas utama yang sungguh-sungguh dibutuhkan dunia sekarang. Tanpa kedatangan Kristus, dunia ini akan terus bergolak tanpa terkendali hingga setiap orang, laki-laki, perempuan dan anak-anak akan binasa.

Tetapi ada harapan. Harapan teresebut adalah harapan yang sama seperti yang dirindukan oleh  para penulis Alkitab Perjanjian Baru itu.

Petrus memperingatkan kita untuk tidak jatuh pada perdebatan pengejek-pengejek yang berkata, “Di manakah janji tentang kedatanganNya itu?” Dia menyemangati kita untuk tetap dalam iman kita dan bersabar “menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah” (2 Petrus 3:4, 12).

Yakobus juga mengenali perlunya untuk bersabar hingga “kepada kedatangan Tuhan” (Yakobus 5:7) dan sementara itu Yudas memfokuskan pada saat ketika Tuhan datang bersama “beribu-ribu orang kudusNya,” untuk “menghakimi semua orang” (Yudas 14-15).

Paulus juga menulis tentang kerinduannya kepada kedatangan Kristus (2 Timotius 4:8; bacalah juga 1 Korintus 16:22, dimana bahasa Aramik “Maranatha” diterjemahkan sebagai “Ya Tuhan, datanglah!”).

Tetapi barangkali permohonan yang paling sungguh-sungguh untuk kedatangan Kristus yang ke-2 kali ialah berasal dari Yohanes, yakni seorang rasul yang sangat dikasihi Yesus. Pada bab terakhir Alkitab, Yesus Kristus berkata kepada Yohanes, “Ya, Aku datang segera!”

Dan kita dapat menjawabnya bersama Yohanes dengan sungguh-sungguh: “Amin, datanglah, Tuhan Yesus!”

Untuk pelajaran lebih lanjut tentang kedatangan Yesus Kristus yang keduakalinya dan tentang Kerajaan Allah yang akan Dia dirikan itu, bacalah juga buklet gratis kami The Mystery of the Kingdom.

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry