Apakah Anda Memerlukan Istirahat?

oleh David Treybig

https://lifehopeandtruth.com/bible/10-commandments/sabbath/do-you-need-a-rest/

Ayat-ayat kutipan artikel ini umumnya diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, tetapi juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Kehidupan yang terburu-buru. Jadwal padat. Tidur kurang. Apakah Elohim menghendaki kita hidup pada laju yang begitu hiruk pikuk?

Banyak orang sekarang ini menderita dari penyakit hurry sickness. Hal ini adalah “a behavior pattern characterized by continual rushing and anxiousness; an overwhelming and continual sense of urgency” (dictionary.com).  [“sebuah pola perilaku yang ditandai dengan ketergesaan dan kecemasan yang terus-menerus; suatu rasa urgensi yang terus-menerus melimpahi pikiran].  

Jika anda senantiasa mencoba menambah satu hal lagi terhadap kecakapan multitasking anda — seperti makan siang sambil bicara di telepon dan memeriksa email anda atau mengirim pesan pada saat yang bersamaan — kemungkinan besar anda mengalami hurry sickness ini.

Jika anda cepat merasa frustrasi karena harus menunggu di antrian untuk membeli sesuatu, dan sering selalu kesal karena macet di jalan, dan menjadi kebiasaan anda untuk menginterupsi orang yang sedang bicara, kemungkinan besar anda mengalaminya.

Apabila anda telah percaya sepenuhnya akan filosofi modern bahwa setiap menit hidup anda harus diisi dengan kegiatan yang fun dan mengasyikkan, kemungkinan besar anda mengalaminya.

Jika anda tidak mempunyai waktu luang dan mempunyai keras hati bahwa anda perlu untuk melakukan lebih banyak lagi dan cepat, kemungkinan besar anda mengalaminya.

Pendeknya, hampir semua orang entah mengalami hurry sickness atau mengalami beberapa gejalanya secara terus-menerus. Nampaknya itu sudah menjadi norma hidup di dunia modern ini. 

Konsekuensi

Sayangnya, hurry sickness tidaklah sekedar “buzzword” atau “psychobabble” yang sering digunakan sebagai jargon untuk membuat kesan kebenaran. Hurry sickness itu nyata adanya dan memiliki konsekuensi.

Misalnya, kurang tidur telah menjadi suatu masalah serius. Judul sebuah artikel yang ditulis oleh Ian Johnston, yang adalah seorang koresponden sains untuk harian The Independent, secara ringkas menyatakan, “‘Catastrophic’ lack of sleep in modern society is killing us, warns leading sleep scientist” [“Kurang tidur dalam kondisi yang sudah parah yang terjadi pada masyarakat modern ini sedang membunuh kita, demikian peringatan dari para ilmuwan terkemuka”]

Pada artikel ini Johnston melaporkan bahwa masalah ini sudah “meluas di masyarakat modern. … telepon genggam, televisi dan komputer, perjalanan panjang pulang-pergi ke/dari tempat kerja, batas yang tidak jelas antara waktu kerja dan waktu pribadi, dan banyak aspek lain yang terjadi dalam kehidupan modern ini telah merampas waktu tidur, sehingga kurang dari tujuh jam semalam.

“Tetapi hal ini telah dihubungkan dengan penyakit kanker, diabet, sakit jantung, stroke, Alzheimer, obesitas dan kesehatan mental yang melemah yang terjadi di antara penyakit-penyakit lain. Pendeknya, kurang tidur sedang membunuh kita.”

Memang kurang tidur dan konsekuensinya tidak mengenal batas-batas nasional. Laporan di situs Entrepreneur yang berbasis di Amerika, Anne Fisher menuliskan, “Akhirnya, hurry sickness sungguh membuat anda sakit, karena hal itu mengeluarkan lebih banyak kortisol hormon stres, yang berfungsi menekan sistem kekebalan tubuh dan ini telah dihubungkan dengan penyakit jantung” (“Too Busy to Think? You May Suffer From ‘Hurry Sickness’”).

Kurang tidur merupakan penyebab utama dari kecelakaan dan kematian di jalan raya. Di Amerika “Administrasi Keselamatan Jalan Raya Nasional pada tahun 2013 memperkirakan 72,000 kecelakaan, 44,000 orang terluka, dan 800 orang meninggal disebabkan oleh pengendara yang mengantuk. Akan tetapi, angka-angka ini masih di bawah kenyataan dan hingga mencapai 6,000 kecelakaan maut setiap tahun barangkali disebabkan pengendara yang ngantuk” (CDC.gov, “Drowsy Driving: Asleep at the Wheel”).

Para ahli umumnya menganjurkan orang yang mengalami hurry sickness untuk memprioritaskan waktu mereka dan mengurangi hal-hal yang tidak perlu untuk dilakukan. Sementara anjuran ini memang sangat membantu, barangkali kita juga mempertimbangkan apa yang tubuh kita sendiri katakan kepada kita dan juga nasihat orang-orang zaman dulu.

Kronobiologi

Kronobiologi — yang adalah cabang biologi yang bersangkutan dengan ritme-ritme fisiologis alami dan fenomena siklus lainnya — telah menemukan bahwa kita manusia memiliki internal biological clocks [jam biologis internal]. Ritme sirkadian, yaitu siklus 24 jam yang mengacu pada rutinitas kita setiap hari. Kita cenderung melakukan hal-hal tertentu pada saat yang sama setiap harinya. Misalnya — tetapi mungkin terkecuali akhir pekan — kita umumnya lelah pada saat tertentu dan bangun pada waktu spesifik setiap hari.

Dan yang mengherankan bagi banyak orang bahwa tubuh kita ini juga memiliki siklus tujuh hari. Di dalam bukunya Proof Positive, Neil Nedley, M.D., menuliskan sbb: “Sebagaimana tubuh kita secara alami memiliki jam biologis harian (circadian rhythm [ritme sirkadian]), tubuh juga mempunyai jam biologis mingguan (ritme circaseptan) … yakni ritme tubuh yang bekerja sekitar selama tujuh hari.

“Riset medis telah menunjukkan ritme semacam itu dalam hubungannya dengan bermacam-macam fungsi fisiologis. Beberapa yang telah diidentifikasi termasuk detak jantung, pertumbuhan jaringan, hormon alami di dalam air susu, pembengkakan setelah operasi, dan penolakan organ yang dicangkokkan.”

Adapun beberapa siklus tujuh hari yang lebih jelas, “ritme mingguan nampaknya yang paling mudah dideteksi ketika tubuh kita mengalami stres, seperti ketika ia melawan virus, bakteri, atau serangan sakit lainnya. Misalnya, gejala flu (tanda-tanda tubuh mempertahankan diri dari virus flu) bertahan kira-kira seminggu. Gejala cacar air (demam tinggi dan bintik-bintik merah) biasanya muncul hampir persis dua minggu setelah sakit” (Susan Perry dan Jim Dawson, The Secret Our Body Clocks Reveal, p. 21).

Karena ritme hidup bagi kita sebagai manusia berisi siklus circaseptan, kita dihadapkan dengan sejumlah pertanyaan yang mendorong minat atau kita menjadi penasaran. Apakah siklus tujuh hari ini hanya sekedar keunikan keberadaan kita? Atau apakah itu jejak jari Sang Pencipta kita? Dan lebih spesifik lagi, apakah Elohim mempunyai pengajaran bagi kita yang mengharmoniskannya dengan meringankan sakit hurry sickness?

Rencana tujuh hari Tuhan bagi umat manusia

Ketika kita berbalik kepada Alkitab untuk melihat bagaimana dunia sekarang ini dan manusia diciptakan, kita menemukan bahwa penciptaan itu dirampungkan dalam tujuh hari penciptaan. Bab pertama Alkitab memberi ringkasan bagaimana Elohim selama enam hari membaharui bumi ini dan menciptakan manusia.

“Pada hari ketujuh Elohim menyelesaikan pekerjaanNya. Dan pada hari ketujuh Dia beristirahat dari seluruh pekerjaan yang telah Dia lakukan. Lalu Elohim memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itu Dia beristirahat dari semua pekerjaan penciptaan yang telah Dia lakukan” (Kejadian 2:2-3).

Dengan beristirahat pada hari ke-7, Elohim memberikan contoh kepada manusia. Menarik untuk diperhatikan bahwa selain Elohim memberkati dan menguduskan hari ke-7 itu — menetapkan hari ke-7 itu sebagai hari khusus dan membuatnya berbeda dari enam hari lainnya — Elohim juga beristirahat pada hari itu. Tentu bukan karena Elohim, yang Maha Kuat, telah lelah (Yesaya 40:28). Dengan beristirahat pada hari ke-7 itu, Elohim memberi contoh kepada umat manusia.

Hari Sabat mingguan tidak dirancang oleh Elohim sebagai larangan atau hukuman yang sewenang-wenang terhadap umat manusia. Sebaliknya, Sabat itu dibuat “untuk manusia” pada hari setelah Elohim menciptakan manusia (Markus 2:27; Kejadian 1:24-31; 2:1-3). Itu adalah kasih karunia Elohim kepada manusia.

Sesaat setelah menciptakan kita, Elohim menetapkan satu hari bagi kita untuk beristirahat dari pekerjaan fisik kita. Apabila kita merayakan hari ini, tubuh kita beristirahat selama 24 jam selama periode hari ke-7 itu. Itu kesempatan mingguan bagi tubuh kita untuk menyegarkan sehingga menetralkan hurry sickness.

Apakah ada bedanya?

Beberapa orang mengenali manfaat istirahat satu hari dalam tujuh hari, tetapi mereka menganggap bahwa hari itu tidak berbeda; hari yang mana pun dalam minggu itu kita pilih untuk beristirahat. Bagaimanapun, siklus circaseptan tubuh kita tidak serta-merta sejajar dengan hari ketujuh (Sabtu) minggu itu. Kita bisa saja berakhir pada hari yang ketujuh yang salah dalam minggu itu apabila memulainya pada hari lain.

Jadi apakah ada masalah hari yang mana yang kita gunakan untuk beristirahat dan  beribadah kepada Elohim? Islam beribadah pada hari Jumat, orang Yahudi pada hari Sabtu; sebagian besar orang Kristen pada hari Minggu.

Tentu berbeda. Beristirahat dan beribadah kepada Elohim pada hari Sabtu — hari ke-7 itu — memiliki makna rohani yang tidak kita dapat pada hari-hari lainnya dalam minggu itu.

Apakah anda ingin mengetahui gereja yang mensponsori, Life, Hope & Truth? Silakan gunakan link di bawah ini:

 Life, Hope & Truth? See our “Who We Are” page.

Arti hari Sabat, hari ke-7

Berikut ini adalah tiga alasan Alkitab menyingkapkan arti pengudusan hari Sabat, yakni hari ke-7 itu.

  • Beristirahat pada hari ketujuh setiap minggu mengingatkan kita bahwa Elohim adalah Pencipta kita dan bahwa Dia memberkati dan menguduskan hari ketujuh itu. Bagian terakhir pada perintah Sabat itu menyebutkan: “Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya” (Keluaran 20:11). Inilah hari dimana Elohim beristirahat, dan Dia telah menguduskannya dan tidak ada hari lain untuk maksud yang sama.
  • Beristirahat pada hari ini mengingatkan kita bahwa Elohim adalah Sang Penyelamat kita. Ketika orang Israel hidup dalam perbudakan di Mesir, mereka harus bekerja kapan saja tuan mereka mau. Dalam hubungannya dengan perintah pengudusan hari Sabat, orang Israel itu diingatkan: “Dan engkau harus ingat bahwa dahulu engkau adalah budak di tanah Mesir, tetapi TUHAN, Elohimmu, telah mengeluarkan engkau dari sana; … Itulah sebabnya TUHAN, Elohimmu, memerintahkan engkau untuk memelihara dan memerhatikan hari Sabat” (Ulangan 5:15). Hari beribadah ini mengingatkan orang Israel bahwa Elohim menyelamatkan mereka dari situasi dimana mereka tidak bisa beristirahat. Hari ini Elohim masih menyelamatkan orang, tetapi sekarang dari perbudakan dosa.
  • Menguduskan hari Sabat pada hari Sabtu mengantisipasi istirahat kita selamanya bersama Elohim. Puluhan tahun setelah kematian Kristus, orang-orang Kristen di abad pertama menguduskan hari Sabat. Setelah menjelaskan bahwa ada suatu istirahat di masa depan bagi umat Elohim, penulis kitab Ibrani menuliskan: “Jadi, masih tersedia perhentian sabat untuk umat Elohim” (Ibrani 4:9).

Hari Jumat tidak memiliki makna ini. Tidak juga hari Minggu. Hanya hari Sabtu yang mempunyai arti rohani ini.

Jadi apakah anda memerlukan istirahat? Jelas! Kita semua memerlukan istirahat mingguan. Dan yang paling baik mensinkronisasikan itu dengan kebutuhan tubuh kita dan pada saat yang sama menghormati Pencipta kita dengan beribadah kepada Dia pada hari Sabat, hari ke-7 itu — suatu berkat yang Dia beri kepada kita. Inilah solusi untuk hurry sickness dan pada saat yang sama memperoleh hubungan yang lebih baik dengan Pencipta kita sementara kita menguduskan hari Sabat!

Sidebar: Prediksi yang salah tentang waktu luang

“Pada tahun 1930, John Maynard Keynes memprediksi bahwa dalam satu abad, pertumbuhan ekonomi akan berarti bahwa kita akan bekerja tidak lebih dari 15 jam dalam seminggu — dimana umat manusia akan menghadapi tantangan terbesar: mencoba memahami bagaimana menggunakan jam-jam atau waktu luang” (Oliver Burkeman, “Why Time Management Is Running Our Lives”).

Isaac Asimov, penulis fiksi sains yang terkenal, juga membuat sebuah prediksi yang menarik pada tahun 1964 tentang berapa banyak waktu luang yang akan dimiliki orang pada tahun-tahun sebelum tahun 2014. Dia telah terlebih dahulu memprediksi akan kemajuan dalam teknologi, semacam mobil-mobil yang bisa jalan sendiri dan penggunaan tenaga nuklir, tetapi dia juga meramalkan bahwa orang akan menderita “dari penyakit kebosanan” (David Pogue, “Asimov’s Predictions From 1964: A Brief Report Card”).

Ternyata semua kemajuan tidak menghasilkan apa-apa. Sebaliknya, banyak orang saat ini merasa hidupnya terlalu sibuk.

Sekitar 2,000 tahun yang lalu, nabi Daniel mendapat penglihatan akan seperti apa “akhir zaman” nanti. Daniel 12:4 berkata bahwa kondisi pada saat kritis ini dalam sejarah manusia akan lalu-lalang “kian kemari dan pengetahuan akan bertambah.” Intinya ialah: Hidup tidak akan membosankan sementara kita sampai pada akhir zaman ini!

Sidebar: Apakah kita harus beribadah pada hari Minggu untuk menghormati Kebangkitan Kristus?

Gereja Protestan mengajarkan Sola Scriptura — Bahasa Latin untuk “hanya ayat Suci Alkitab” — yang berarti bahwa Alkitab adalah supremasi kuasa mereka dalam seluruh permasalahan doktrin dan praktek. Sayangnya, sebagian besar Protestan berkumpul beribadah pada hari Minggu dan oleh karena itu mereka tidak menganut apa yang mereka katakan ketika kita berbicara tentang Sabat mingguan, yakni hari Jumat matahari terbenam hingga hari Sabtu matahari terbenam sebagaimana Alkitab perintahkan (Katolik beribadah pada hari Minggu karena mereka percaya bahwa mereka punya kuasa untuk merubah hari Sabtu ke hari Minggu sebagai hari beribadah).  

Daripada mengikuti ajaran Alkitab untuk beribadah pada Sabat, yakni hari ke-7, Protestan berkata bahwa mereka mengadakan pertemuan pada hari Minggu untuk menghormati kebangkitan Kristus. Pendapat ini salah jalan dan menyesatkan dalam beberapa hal:

  • Kristus tidak bangkit dari kuburNya pada hari Minggu pagi. Ketika perempuan-perempuan itu datang ke kuburanNya pagi-pagi buta, mereka mendapati bahwa Dia telah bangkit sebelum saat hari Minggu pagi itu (Matius 28:1-6).
  • Elohim, di lembaran Alkitab, tidak pernah mendukung perubahan hari beribadah dari hari Sabtu ke hari Minggu dan tidak pernah menguduskan hari lain untuk hari beribadah selain hari Sabtu. Kristus dengan tegas mengecam mereka yang mengikuti perintah manusia; dan bukan perintah Elohim (Matius 15:9).
  • Kekristenan yang didirikan Yesus memiliki sebuah praktek yang mengingatkan kita dan membuat kita sangat bersyukur atas kebangkitan Kristus. Ketika kita dibaptis, secara simbolis “kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian” dan “jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematianNya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitanNya” (Roma 6:4-5).   

Tidak ada dasar ayat Suci Alkitab untuk beribadah pada hari Minggu. Bukankah hal itu terlihat aneh bahwa perintah yang memulai dengan perkataan ingatlah (Keluaran 20:8)  justru yang orang-orang Kristen — baik Protestan dan Katolik — lupakan?

Untuk pelajaran lebih lanjut tentang hari yang dikuduskan Elohim untuk beribadah, bacalah artikel kami — pada situs ini — yang berjudul “Perintah Keempat: Ingatlah dan Kuduskanlah Hari Sabat.”

 

 

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry