Apakah Elohim itu Adil?

oleh Mike Bennett

https://lifehopeandtruth.com/life/plan-of-salvation/last-great-day/is-god-fair/

Ayat-ayat kutipan artikel ini umumnya diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, tetapi juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Itu suatu pertanyaan yang lumrah ditanyakan. Tetapi meskipun banyak orang yang agamis berkata Dia adil  mereka tidak bisa menjelaskan beberapa pertanyaan yang lebih sulit yang menyebabkan banyak orang berkata Dia tidak adil.  

 

 

 

 

 

 

Anda tidak perlu hidup lama di atas bumi ini untuk melihat ketidakadilan, penindasan dan kejahatan yang amat sangat.

Kita memperhatikan orang-orang kaya yang curang terhadap orang-orang miskin, kita mendengar pelatih olah raga dan pemimpin agama yang memaki atau mengumpat orang, kita menyaksikan orang-orang jahat yang melakukan trafficking [perdagangan orang].

Nampaknya terlalu sering mereka yang berlaku jahat seperti itu lepas begitu saja dari jeratan kejahatan mereka, sementara mereka yang mencoba mengadu nasib sangat menderita. Bahkan lebih memprihatinkan, ketidakadilan ini sering berkelanjutan hingga mereka yang mengalaminya mati sia-sia. Mengapa banyak di antara orang-orang jahat itu menikmati hidup, sementara mereka yang tidak berdosa mati pada usia muda atau mati karena kesakitan/penderitaan – atau mati karena keadaan kedua-duanya?

Dan kemudian ada pula dilema pekabar injil. Bagaimana dengan semua orang di dunia ini yang bahkan hingga hari ini tidak mengerti arti injil Yesus Kristus? Akankah mereka dilemparkan ke dalam api neraka? Apakah Elohim hanya memberikan keselamatan kepada segelintir minoritas dari semua orang yang pernah hidup?

Bagaimana seorang Elohim agung, yang benar dan adil membiarkan/mengizinkan semua ini?

Hidup memang tidak adil – tetapi mengapa?

Mencoba memahami dunia kita yang tidak adil ini, mari kita berbalik dan melihat ke “pada mulanya.” Elohim memberitahu kita bahwa Dia menciptakan laki-laki dan perempuan dan menempatkan mereka di dalam sebuah taman hijau – Taman Eden. Pada saat itu kehidupan masih sederhana. Elohim secara jelas menjelaskan hukum sebab akibat kepada Adam dan Hawa. Dia menghendaki mereka menikmati dunia yang indah itu yang Dia berikan kepada mereka, tetapi mereka harus menaati Dia dan menghindari buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat itu, yang tidak baik bagi mereka (Kejadian 2:15-17).   

Akan tetapi, Setan atau Iblis dalam bentuk seekor ular segera datang dan mencoba meyakinkan mereka bahwa Elohim berbohong kepada mereka. Dengan mengambil dan memakan buah terlarang itu, bukan saja akan mendatangkan konsekuensi destruktif bagi mereka, tetapi juga mereka secara sadar menolak jalan hidup Elohim yang tadinya akan menguntungkan/membahagiakan mereka. Mereka memilih jalan Setan yang akan mendatangkan ketidakadilan, penindasan dan kejahatan.

Alkitab menjelaskan kepada kita bahwa dunia sekarang ini dimana kita berada “Kita tahu, bahwa kita berasal dari Elohim dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat” (1 Yohanes 5:19). Setan terus berdusta dan membunuh dan mengembangkan gaya hidup penuh dosa dan merusak diri sendiri, dan kemudian mencoba meyakinkan kita bahwa Elohim itu tidak adil.

Perspektif dan kesabaran

Hidup tidak adil, tetapi itu adalah perbuatan Setan dan pikiran manusiawi kita. Setan telah memutarbalikkan seluruh sistem untuk, kadang-kadang, menghadiahi orang-orang jahat dan menghukum orang-orang yang tak berdosa.

Dari perspektif Elohim, hukum sebab akibatNya akan menang. Penundaan sementara akan berakhir. Mereka yang berseru kepada Elohim dalam penderitaan mereka disuruh menunggu dengan sabar untuk intervensi Elohim (Mazmur 37:7-9). Keadilan akan datang dan terlaksana.

Kecuali satu hal.

Keadilan memerlukan kematian atas penalti dosa – dan kita semua telah berdosa (Roma 3:23; 6:23). Jadi daripada memusnahkan kita semua, Elohim telah merencanakan cara lain.  

Apa yang sesungguhnya kita kehendaki: keadilan atau belas kasihan?

Secara alami kita membenci ketidakadilan. Tetapi rasa keadilan kita sangat mudah melempem. Kita merasa jauh lebih mudah melihat ketidakadilan dan perbuatan dosa pada orang lain. Kita justru cepat mencari pembenaran diri atas dosa-dosa dan ketidakadilan kita sendiri

Tetapi jika kita bisa melihat segala sesuatu dengan jelas dari perspektif Elohim, akankah kita masih mempertanyakan keadilan sempurna Elohim? Atau apakah kita memohonkan belas kasihanNya?

Ketidakadilan yang paling besar dan menghapuskan dosa

Apabila kita memahami bahwa dosa-dosa kita (ketidakpatuhan kita terhadap hukum-hukum sempurna Elohim) telah mendatangkan penalti maut, kita menyadari bahwa pilihan satu-satunya bagi kita ialah memohon belaskasihanNya. Tetapi bagaimana Elohim yang sempurna itu bisa mengampuni kita? KeadilanNya memerlukan darah – kematian – untuk membayar upah dosa kita. Jadi tidak ada manusia yang serta-merta menerima hidup kekal.

Tetapi “Karena begitu besar kasih Elohim akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).

Yesus Kristus rela mati untuk menggantikan kematian kita sebagai upah dosa kita – untuk membayar penalti dosa bagi anda dan saya. Dia tidak berbuat apa-apa sehingga patut dihukum mati. Dia tidak pernah berdosa. Sebagai Anak Elohim, hidupNya lebih berharga daripada hidup seluruh umat manusia.

Elohim mempunyai alasan mengapa Dia menciptakan kita, dan Dia tidak ingin melihat kita mendapat apa yang patut kita dapatkan karena dosa.

Jika kita memperhatikan fakta-fakta ini, bukankah kematian Yesus yang justru paling tidak adil? Namun demikian Dia rela mengorbankan DiriNya untuk memberi jalan bagi kita untuk bertobat dan diampuni. PengorbananNya memungkinkan belas kasihanNya.

Ketika kita bertobat dari dosa-dosa kita, kita berkomitmen untuk berputar balik dari jalan dosa ke jalan kebenaran. Kita melihat perlunya untuk berhenti berdosa dan menaati hukum-hukum sempurna Elohim.

Rasul Petrus menjelaskan prosesnya: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kisah Para Rasul 2:38). Elohim menghapus bersih segala dosa kita dan memberi kita, sebagai anak-anakNya, down payment of eternal life [proses awal dari hidup kekal]!

Kita hendaknya bersyukur selamanya bagi rencana Elohim bahwa  “belas kasihan akan menang atas penghakiman” (Yakobus 2:13).

Tetapi bagaimana dengan miliaran orang yang tidak percaya akan Kristus – dan miliaran orang yang telah mati yang belum pernah mendengar tentang Juruselamat kita?

Kehendak Elohim

Paulus menuliskan bahwa Elohim Juruselamat kita “yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran” (1 Timotius 2:4).

Apakah itu berarti hanya untuk orang-orang yang terlahir dalam negara-negara “Kristen”? Atau hanya mereka yang pengalaman hidupnya membuat mereka mendapat pertobatan dan perubahan hidup? Apakah itu hanya orang-orang yang hidup cukup lama untuk dipanggil datang kepada Kristus (Yohanes 6:44)?

Tidak. Ketika Elohim berkata “semua,” Dia maksudkan itu semua tanpa kecuali. Dia tidak dibatasi oleh batasan-batasan geografi, bahasa atau bahkan kematian. Dalam beberapa ayat bacaan yang sering disalahpahami Dia menunjukkan bagaimana setiap orang yang pernah hidup akan diberikan kesempatan penuh untuk keselamatan. Tidak ada kesempatan ke-2, sebagaimana banyak orang menyalahartikan itu. Alkitab menggambarkan kebangkitan ke-2 itu adalah kesempatan pertama.

Sebelum kita melihat ayat-ayat ini tentang hari penghakiman menurut Alkitab, mari kita perhatikan apa yang dimaksudkan Alkitab dengan penghakiman.

Apa yang dimaksudkan Alkitab dengan penghakiman?

Apakah anda mengetahui bahwa Gereja  saat ini menjalani penghakiman Elohim? Petrus menuliskan tentang penghakiman yang dimulai dari kita: “Sebab inilah saatnya penghakiman dimulai, pertama-tama dari Bait Elohim” (1 Petrus 4:17). Penghakiman ini bisa diartikan lebih dari hukuman – dalam hal ini, bacaan ini merujuk pada keseluruhan kehidupan Kekristenan dievaluasi oleh Elohim selama kita menghidupinya. Penghakiman, sebagaimana Elohim menyebutnya, sesungguhnya akan merupakan kesempatan untuk keselamatan.

Wahyu 20:12 berbicara tentang penghakiman di masa datang, setelah milenium, yakni pemerintahan Kristus masa 1,000 tahun, yang juga disebut “kebangkitan pertama,” dan penghakiman besar-besaran ini akan diadakan untuk “orang-orang mati” (ayat 5) yang disebut kebangkitan ke-2.

Yohanes menuliskan, “Lalu aku melihat orang-orang mati, kecil dan besar, berdiri di hadapan Elohim. Kemudian dibukalah semua kitab, juga sebuah kitab yang lain, yang adalah Kitab Kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi berdasarkan perbuatan mereka sesuai dengan apa yang tertulis dalam gulungan kitab-kitab itu.”

Akan seperti apa waktu penghakiman ini, khususnya untuk mereka yang belum pernah memahami arti dari isi-isi Alkitab yang olehnya mereka dihakimi? Bukankah Elohim yang maha pengasih itu, yang “menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran,” juga akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan selama satu periode untuk mengevaluasi mereka sebagaimana Dia sedang berikan kepada Gereja hari ini?  

Apakah anda mencari gereja yang mensponsori Life, Hope & Truth? Periksalah itu di halaman tautan  “Who We Are.”

Bagaimana hari penghakiman itu akan lebih ringan bagi Sodom?

Kita dapat mempelajari lebih dalam tentang zaman modern ini dengan perkataan Yesus sendiri. Dalam beberapa ayat bacaan Dia bicara tentang bagaimana orang-orang paganisme dan orang-orang jahat bisa mendapat penghakiman yang lebih ringan selama hari penghakiman ini daripada orang-orang yang menolak ajaran Yesus Kristus. Berikut ini satu contoh:

"Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.

Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu" (Matius 11:21-24).

Orang-orang jahat dari kota-kota Tirus, Sidon dan Sodom semua telah hidup dalam kejahatan dan penalti maut menanti mereka, sama seperti semua umat manusia lainnya. Tetapi Yesus berkata karena mereka tidak mendapat kesempatan yang sama untuk bertobat dengan kesempatan yang sedang diberikan kepada orang-orang pada saat Dia mengabarkan injil, maka hukuman “akan lebih ringan” bagi mereka [Tirus, Sidon dan Sodom] nanti pada saat penghakiman. 

Kecuali jika anda berpikiran bahwa hal itu hanya candaan kejam dari Juruselamat kita – yakni Dia yang mengasihi dan mati bagi banyak orang – itu tidak berarti bahwa mereka semua dihukum mati begitu saja di dalam neraka (apa yang disebut Alkitab sebagai lake of fire (lautan api). Tetapi implikasinya di sini, seperti yang disebut di kitab Wahyu 20, ialah bahwa orang-orang akan dibangkitkan kembali, dan akan diberi kesempatan untuk memahami kebenaran Alkitab dan kesempatan bertobat dari dosa-dosa mereka, dan menurut Yehezkiel 37, untuk menerima Roh Kudus:

“Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umatKu, dari dalamnya. Aku akan memberikan RohKu ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali” (ayat 13-14).

Apabila semua sudah selesai, maka akan jelas bahwa Elohim itu sesungguhnya adil dan benar, dan bahkan lebih penting lagi bagi kita semua, belas kasihNya tetap selama-lamanya!

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry