Apakah Yesus Akan Merayakan Natal?
Posted on February 7, 2024
oleh Erik Jones
Ayat-ayat kutipan artikel ini umumnya diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, tetapi juga dari Indonesian Terjemahan Baru.
Orang di seluruh dunia merayakan hari kelahiran Yesus pada tanggal 25 Desember. Tetapi hari dan tanggalan ini tidak merujuk pada diri Yesus. Sebaliknya, hari dan tanggalan ini memiliki arti pada fakta lain.
Bagi jutaan orang Kristen di dunia ini, dalam setahun, satu-satunya hari mereka pergi ke gereja adalah Hari Natal dan Easter. Kadang-kadang ini disebut CEOs (Christmas and Easter Only attendees).
Menurut Harford Institute for Religion Research, hanya 20 persen orang Kristen di Amerika benar-benar hadir di gereja setiap minggu. (Jumlah ini bahkan lebih sedikit di Eropa). Banyak laporan gereja melaporkan bahwa kehadiran jemaat hampir dua kali lipat pada hari Natal, dan ada kenaikan jumlah yang signifikan di laman pencarian Google untuk “gereja” pada bulan Desember belakangan ini.
Mengapa orang yang biasanya tidak pergi ke gereja tetapi hadir pada hari Natal?
Yah, hanya merekalah yang bisa menjawabnya, tetapi mungkin karena mereka melihat bahwa Natal itu merupakan perayaan hari kelahiran Kristus, jadi mereka ingin melakukan apa yang mereka percayai dan ingin menghormati Dia.
Tetapi cobalah pertimbangkan pertanyaan ini: Apakah Hari Natal itu memiliki arti bagi Diri Yesus sendiri?
Tidak ditemukan di dalam Alkitab
Untuk menjawab pertanyaan tentang Yesus Kristus, sumber logis pertama kita (dan sungguh satu-satunya sumber) ialah Alkitab — khususnya keempat Injil dan tulisan orang-orang sezamanNya. Ketika anda mempelajari dokumen itu, sangatlah mengejutkan bahwa perayaan yang paling terkemuka dan paling populer ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Kekristenan. Tidak seorangpun — tidak Yesus, tidak juga Petrus, atau Yohanes ataupun Paulus — memberi isyarat bahwa mereka pernah merayakan kelahiran Yesus pada Desember (atau bulan manapun).
Ini tentu bukan berarti bahwa Alkitab sama sekali tidak pernah menyebutkan kelahiran Yesus, tetapi hanya sedikit menceritakan tentang hal itu. Itu hanya ditulis di kitab Injil Matius dan Lukas (Markus dan Yohanes tidak pernah menceritakan itu). Tetapi jika anda membaca Matius 1-2 dan Lukas 2 secara seksama, anda akan menemukan hanya sedikit ayat-ayat yang secara langsung membicarakan kelahiranNya (Matius 1:25; Lukas 2:7-16). Selebihnya dari bagian ini menceritakan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan kelahiranNya, tetapi tidak terjadi pada hari yang diklaim hari kelahiranNya.
Apa yang biasanya disebut “Cerita Natal” yang dicatat di Matius 2 dan Lukas 2 itu, hampir seluruh kejadian itu disimpulkan ke dalam cerita satu hari pada bulan Desember.
Misalnya, persepsi umum ialah bahwa ada tiga orang majus mengunjungi bayi Yesus pada malam kelahiranNya. Tetapi orang majus itu sebenarnya tiba di tempat itu bukan pada saat Yesus dilahirkan, yakni ketika keluarga itu tinggal di sebuah rumah dan Yesus pun bukan lagi sebagai bayi yang baru lahir (Matius 2:11). Dan Alkitab tidak ada menyebutkan tiga orang majus (ayat 1).
Apa yang dirayakan Yesus?
Tetapi jika Yesus tidak merayakan perayaan yang paling populer ini, apakah Dia merayakan sesuatu? Ya. Pada kenyataannya, Perjanjian Baru memberikan banyak detil tentang hari-hari agama yang Dia rayakan.
Di seluruh perjalanan hidupNya, Yesus dengan setia merayakan hari Sabat pada hari ke-7 setiap minggunya. Hal itu merupakan bagian dari hidupNya dan itu dikatakan Lukas sebagai “kebiasaanNya” (Lukas 4:16). Dimanapun Dia, dari Yerusalem ke Galilea, Dia selalu merayakan hari Sabat dan hadir di rumah ibadat untuk mendengar dan membaca ayat-ayat Suci dan kadang-kadang mengajar di sana (ayat 17-21).
Yesus dibesarkan dalam sebuah keluarga yang setia merayakan hari-hari perayaan alkitabiah yang diperintahkan di Perjanjian Lama (Imamat 23). Misalnya, Lukas mencatat bahwa keluargaNya “pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah” (Lukas 2:41).
Setiap tahun.
Ini bukan hanya merayakan perayaan yang disebut Paskah. Itu mencakup dua hari kudus yang jatuh dalam satu minggu — hari pertama dan hari ketujuh pada perayaan Hari Raya Roti Tidak Beragi (ayat 43; baca juga Imamat 23:4-8). Dia juga merayakan hari-hari raya lainnya yang diajarkan di kitab Imamat 23. Yohanes 7, misalnya, memberikan bacaan tentang Hari Raya Pondok Daun yang dirayakan Yesus sewaktu Dia di bumi ini.
Gereja awal, pada abad pertama, terus mengikuti teladanNya dengan merayakan hari-hari perayaan kudus ini. Artikel kami yang berjudul “Christian Festivals” [Perayaan Hari-hari Raya Orang Kristen] memberi rujukan ayat-ayat Alkitab untuk menunjukkan bahwa orang Kristen awal merayakan perayaan-perayaan yang sama dengan yang dirayakan Yesus.
Ikutilah Kristus
Satu dari tujuan utama kami melalui majalah Discern ialah untuk menolong para pembaca kami untuk menemukan kebenaran Alkitab yang memang tidak secara luas dimengerti dan dipraktekkan. Itulah sebabnya kami sering kali menulis hari-hari raya alkitabiah. Hari-hari raya ini ditetapkan oleh Elohim dan sebagian besar itu merupakan bagian hidup Yesus ketika Dia berjalan di bumi ini. Namun sebagian besar Kristen mainstream mengabaikan hari-hari raya alkitabiah ini dan sebaliknya mereka merayakan hari raya dan ibadah agama yang bukan alkitabiah, seperti Hari Natal — yang adalah ibadah buatan manusia yang berdasar dari agama penyembah berhala, yakni paganisme. Cobalah pertimbangkan bahwa Natal itu pertama kali disebut di tahun 336 A.D. [Setelah Kristus] — lebih dari 300 tahun setelah kehidupan Kristus!
Banyak orang mengatakan dan percaya bahwa merayakan perayaan dari paganisme itu OK sebab mereka sekarang telah dikristenkan. Tetapi apakah hal itu OK bagi Elohim? Kebenaran ialah bahwa Elohim tidak pernah memberi izin kepada manusia untuk menyesuaikan dan mendefinisikan ulang akan hal itu sebagai suatu ibadah bagi Dia. Pada kenyataannya, Dia memerintahkan untuk tidak pernah melakukan itu (Ulangan 12:29-31; Yeremia 10:1-5; 2 Korintus 6:17).
Satu dari pernyataan Paulus yang sangat ringkas dan mudah diingat terdapat di 1 Korintus 11:1: “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.”
Dalam kalimat pendek ini, Paulus memahami esensi apa Kekristenan yang sesungguhnya. Ketika bicara bagaimana beribadah kepada Elohim, apakah anda meneladani teladan Yesus dengan merayakan perayaan alkitabiah yang Dia rayakan? Atau apakah anda merayakan perayaan buatan manusia?
Sidebar: Apakah Natal itu Kristiani? Empat Pertanyaan Untuk Disimak
Banyak berasumsi bahwa Hari Natal itu adalah suatu hari perayaan Kristen, meskipun itu telah disekulerkan dimana hal itu dirayakan oleh jutaan orang yang non-Kristen. Berikut ini ada empat pertanyaan untuk anda simak tentang Hari Natal. Jawabannya barangkali akan memimpin anda untuk kemudian mempertimbangkan ulang apakah perayaan ini “Kristiani.”
- Apakah kristiani merayakan kelahiran Kristus pada hari kelahiran dewa matahari pada zaman dulu?
- Apakah kristiani memelihara ibadah agama pagan [penyembah berhala] dan mereka menamakan diri sebagai orang Kristen?
- Apakah kristiani membohongi anak-anak tentang keberadaan seorang sosok mitos?
- Apakah kristiani mengabaikan hari-hari raya yang sah di dalam Alkitab dan bukan konsep perayaan yang tidak diajarkan Alkitab?
Pertanyaan ini dibahas dalam InSight blog post kami “Four Reasons Christmas Is Not Christian.”
This article was translated from http://lifehopeandtruth.com