Arti Hari-hari Raya: Apa Arti dari Setiap Perayaan Hari-hari Raya Allah?

oleh David Treybig

http://lifehopeandtruth.com/life/plan-of-salvation/festival-meaning/

Semua hari-hari raya Allah memiliki makna agung yang menggambarkan rencana penyelamatanNya bagi seluruh umat manusia. Apa saja makna setiap perayaan hari-hari raya alkitabiah ini? 

Perayaan hari-hari raya Allah yang dirayakan setiap tahunnya itu menjelaskan rencana penyelamatan Allah bagi umat manusia. Meskipun itu diberikanNya kepada umat Israel zaman dulu (Imamat 23), Yesus, murid-muridNya dan Gereja Perjanjian Baru meneruskan dan melestarikan perayaan hari-hari raya ini dengan makna Kristiani. 

Inilah arti perayaan itu dan di tiap-tiap perayaan, Allah memerintahkan ibadah dan menjelaskan apa maksudnya.

Paskah, dirayakan dengan menyembelih seekor anak domba di dalam Perjanjian Lama, dan hal ini menunjuk pada Kristus yang memberikan hidupNya bagi penghapusan dosa-dosa umat manusia (1 Petrus 2:24). Di dalam merayakan Paskah ini bersama murid-muridNya, sebelum saat Ia disalibkan, Yesus mengajarkan lambang baru di dalam Perjanjian Baru dengan menggunakan roti dan anggur yang adalah simbol dari dagingNya yang diremukkan dan darahNya yang dicurahkan. Dia sekarang menjadi domba Paskah. Sebagaimana Paulus mengajarkan Jemaat di Korintus: “…anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus” (1 Korintus 5:7).

Hari Raya Roti Tidak Beragi dirayakan tujuh hari lamanya. Sebelum hari pertama dari hari raya ini, kita harus membuang semua jenis ragi (yang melambangkan dosa) dari dalam rumah kita. Dengan memakan roti yang tak beragi (dan makanan sejenis lainnya yang tak beragi) selama perayaan ini, orang Kristen diingatkan bahwa kita harus berjuang untuk hidup tanpa dosa, dengan menempatkan Kristus dan jalan hidupNya yang tulus dalam kebenaran ke dalam hidup kita, serta menjauhkan dosa (1 Korintus 5:6-8).

Hari Raya Pentakosta, yang adalah hari ke-50 dihitung dari hari pertama (hari Minggu) selama hari-hari raya Roti Tidak Beragi, yang menunjuk pada satu hari di mana Gereja Perjanjian Baru – yakni yang disebut “buah sulung” (Yakobus 1:18; Wahyu 14:4) – didirikan pada saat Allah mencurahkan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 2). Setelah memahami bahwa Yesus mati bagi dosa-dosa kita, kita harus bertobat dari dosa kita agar kita menerima Roh Kudus (Kisah Para Rasul 5:32). Perayaan hari-hari raya ini juga mengingatkan kita bahwa bilamana kita telah dibaptis, kita harus membiarkan Roh Allah memimpin kita (Roma 8:8-9).

Hari Raya Peniupan Sangkakala menggambarkan kedatangan Yesus Kristus kembali ke bumi ini untuk mendirikan Kerajaan Allah (Wahyu 11:15).

Hari Raya Pendamaian melambangkan bahwa Iblis akan dirantai sehingga umat manusia tidak lagi disesatkan olehnya dan oleh berbagai setan atau jin (Wahyu 20:1-3). Perayaan ini mempersiapkan dunia untuk memasuki suatu masa yang dilambangkan hari raya selanjutnya.

Hari Raya Pondok Daun, yang berlangsung selama tujuh hari, menggambarkan masa 1000 tahun pemerintahan Kristus di bumi ini. Selama millennium ini, orang-orang kudus, yakni mereka yang telah diselamatkan akan melayani sebagai raja dan imam membantu Kristus dalam mengajar umat manusia akan jalan hidup Allah (Wahyu 5:10). Selama masa damai ini, umat manusia akan disembuhkan dari segala penyakit (Yesaya 35:5-6), dan hasil bumi akan berkelimpahan dan akan sangat produktif (ayat 1-2). Perayaan ini akan terus dirayakan selama masa 1000 tahun itu (Zakharia 14:16).

Hari Raya Penghakiman Takhta Putih melambangkan satu periode lagi setelah masa 1000 tahun di mana semua umat manusia yang pernah hidup tanpa pemahaman penuh akan jalan hidup Allah akan dibangkitkan kembali ke dalam hidup jasmani. Arti hari raya ini berisi fakta bahwa kepada orang-orang ini akan diajarkan kebenaran Allah dan jalan hidupNya dan mereka akan mendapat kesempatan untuk merespon panggilan Allah (Yehezkiel 37:14; Matius 12:41-42).

Anda punya pertanyaan?
Silahkan bertanya pada kami

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry