Bagaimana Bertumbuh Dalam Iman

oleh Lyle Welty

https://lifehopeandtruth.com/change/faith/how-to-grow-in-faith/

Ayat-ayat kutipan artikel ini diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, dan juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Elohim menginginkan kita memiliki iman dan meningkatkan iman kita. Tetapi bagaimana caranya? Itu bukanlah sesuatu yang sekeder kita inginkan atau kerjakan sendiri. Bagaimana kita dapat bertumbuh dalam iman?

Apa arti memiliki iman untuk memindahkan gunung? Dan bagaimana kita dapat bertumbuh dalam iman?

Bagaimana kita dapat bertumbuh dalam iman?

  1. Mintalah pertumbuhan iman kepada Elohim
  2. Fokuskan pada ketaatan terhadap Elohim
  3. Hidupkan firman Tuhan di dalam hati dan pikiran anda

Artikel ini membahas bagaimana bertumbuh di dalam iman dan mengapa hal itu penting bagi orang Kristen.

Yesus menekankan pentingnya memiliki iman

Tentang kedatangan Yesus yang kedua kalinya, Dia menanyakan pertanyaan ini: “jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Lukas 18:8).

Mengapa Yesus menaruh perhatian agar kita memiliki iman?

Ibrani 11:6 memberitahu kita mengapa iman itu begitu penting bagi Elohim: “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”

Elohim mengharapkan kita untuk memiliki iman dan bertumbuh di dalam iman. Dan jika kita sungguh percaya akan Elohim dan hidup sesuai dengan iman kita, maka Elohim akan berkenan. Dan kita akan diberkati! Tetapi jika tidak punya iman dan tidak hidup berdasarkan iman maka Elohim tidak akan berkenan.

Mengapa? Karena hormat terhadap Elohim dipertaruhkan!

Pertama, apa itu iman?

Iman adalah suatu kepercayaan teguh di dalam Elohim dan janji-janji Elohim. Iman juga menyangkut perintah-perintah Elohim. Kita diharapkan untuk menaruh kepercayaan dalam segala sesuatu yang diperintahkan Elohim dan sungguh melakukannya!

Jadi jika tidak punya iman berarti tidak menghormati Elohim? Bagaimana itu terjadi? Apabila kita tidak percaya Elohim, maka kita berada dalam posisi dimana kita berkata kepada Elohim, “Saya tidak percaya bahwa Engkau sungguh akan melakukan persis seperti yang Engkau janjikan untuk Engkau lakukan.”

Dan respons Elohim terhadap itu ialah, “Saya adalah Elohim yang tepat janji!”

Elohim tidak pernah gagal sekalipun — Dia selalu menepati janji-janji yang Dia telah adakan kepada manusia. Dan Dia akan tetap selalu menepati! (Asalkan kita memenuhi syarat yang Dia tetapkan.)

Iman adalah salah satu kualitas yang dillihat Elohim pada diri kita, jadi masuk akal jika kita belajar bagaimana untuk bertumbuh dalam iman.

Tingkatan iman: dari iman kecil hingga iman besar

Apabila kita bicara tentang iman, apakah cukup sekedar tahu entah punya atau tidak punya iman? Tidak, Alkitab sangat jelas berkata dalam hal ini bahwa ada tinggkatan iman. Yesus menggambarkan beberapa orang pada zamanNya sebagai orang yang memiliki sedikit iman sementara yang lain memiliki iman yang besar.

Jadi sangatlah bijak untuk bertanya pada diri sendiri: Seberapa besar iman saya saat ini? Dan seberapa dedikatif kita untuk berusaha meningkatkan iman kita? Kita perlu memiliki iman yang bertumbuh. Tidak satu pun di antara kita yang memiliki iman yang cukup.

Iman adalah kepercayaan akan janji-janji Elohim

Kadang-kadang orang yang religius pun akan mencoba mendorong iman pada sisi kehidupan dimana tidak terdapat janji dari Elohim. Orang barangkali berkata, “Piknik besar kita minggu depan. Jika hari itu hujan, maka rencana piknik kita akan berantakan. Tapi jika kita punya iman, tentu tidak akan hujan! Oleh karena itu, milikilah iman!”

Tetapi adakah janji di dalam Alkitab bahwa hujan tidak akan turun pada hari-hari ketika suatu piknik spesial kita rencanakan? Tidak ada janji semacam itu.

Atau seseorang mungkin berkata, “Saya sekarang melamar pekerjaan yang saya sungguh inginkan, di samping saya, ada dua orang lain yang sedang dipertimbangkan untuk diterima. Saya akan memiliki iman bahwa saya akan diterima untuk pekerjaan ini. Jika saya punya iman, saya akan dapatkan pekerjaan ini.”

Tetapi tidak ada janji di dalam Alkitab bahwa Elohim akan — setiap saat — memberi pekerjaan persis seperti apa yang kita inginkan.

Apabila orang mengambil pendekatan seperti ini terhadap iman, akan seperti apa kesimpulan mereka jika jawaban Elohim tidak seperti apa yang mereka harapkan? Mungkin mereka akan berkata, “Karena saya tidak memiliki iman yang kuat.”

Apakah Elohim menyediakan cek kosong kepada mereka yang memiliki iman di dalam Dia?

Tetapi bagaimana dengan Markus 11:22-24? Yesus berkata, “Milikilah iman Elohim! Sebab sesungguhnya Aku berkata kepadamu, siapa saja yang berkata kepada gunung ini: ‘Terangkatlah dan tercampaklah ke laut,’ dan hatinya tidak bimbang melainkan percaya bahwa apa yang ia katakan itu terjadi, maka apa saja yang ia katakan itu akan terjadi kepadanya. Oleh sebab itu Aku berkata kepadamu, apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu sudah menerimanya, maka hal itu akan terjadi kepadamu.”

Apakah ayat ini memberikan kita janji dengan tidak memiliki kualifikasi? Dapatkah kita sesungguhnya memiliki keyakinan bahwa Elohim akan selalu memberikan segala sesuatu yang kita minta kepadaNya?

Apakah kita mendapat cek kosong, kalau boleh dikatakan demikian?

Pertama-tama mari kita sandingkan dengan pengertian logis terhadap ayat ini. Jika tidak ada kualifikasi atas apa yang kita minta, itu berarti kita tidak akan pernah harus menderita.

Tidak satu pun di antara kita yang suka penderitaan, kan? Kita mungkin bisa meminta bahwa kita tidak pernah menghadapi masalah kesehatan, tidak pernah dalam kecelakaan, tidak pernah menghadapi masalah keluarga, tidak pernah menghadapi masalah keuangan. Kita akan yakin bahwa kehidupan kita bisa bebas dari stres dan masalah.

Tidak hujan pada hari piknik spesial. Kita akan mendapatkan pekerjaan pada perusahaan XYZ Widget.

Tetapi bagaimana hal itu bisa terjadi? Alkitab menceritakan kepada kita bahwa melalui “banyak sengsara” atau cobaan kita masuk ke dalam “kerajaan Elohim” dan bahwa “banyak kemalangan orang benar” (Kisah Para Rasul 14:22; Mazmur 34:20).

Dan sekarang mari kita perhatikan kehidupan Yesus. Ketika Dia berdoa di Taman Getsemani beberapa saat sebelum penyalibanNya, apakah Dia menerima jawaban doa seperti yang Dia inginkan?

Tidak.

Bertumbuh dalam iman berarti bertumbuh dalam kepercayaan bahwa Elohim tahu sepenuhnya  

Pada kenyataanNya, doa Yesus memberi kita suatu teladan yang sempurna untuk kita ikuti. TeladanNya yang selaras dengan firman yang kita baca di Markus 11. Dalam doa Yesus, Dia berkata, “BapaKu, jika mungkin, lalukanlah cawan ini dari padaKu, namun janganlah seperti yang Aku kehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” (Matius 26:39).  

Yesus menaikkan permohonan dan menempatkannya di dalam tangan Elohim BapaNya sebab BapaNya mengetahui itu sepenuhnya. Dengan cara yang sama, orang Kristen bebas meminta apa saja kepada Elohim. Pada saat yang sama, kita memahami bahwa untuk menerima jawaban permohonan itu, itu harus menjadi bagian kehendak sempurna Elohim yang bijak dan pengasih untuk kehidupan kita.

Dan jika hal itu bukan kehendak Elohim, kita sebaiknya tidak menginginkan permintaan kita. Coba perhatikan pemikiran ini: “Elohim tidak sekedar memberikan kita apa yang kita inginkan. Dia memberikan kita segala sesuatu yang kita akan mau jika kita mengetahui segala sesuatu yang Dia tahu” (Stacey Padrick, “Living With Unfulfilled Longings,” Discipleship Journal). 

Iman menyangkut kepercayaan bahwa Elohim mengetahui sepenuhnya: Hal ini sangat esensial.

Bertumbuh dalam iman didasari pada keyakinan akan janji Elohim

Iman harus berdasar pada janji spesifik Elohim di dalam Alkitab. Dan kita harus yakin bahwa kita memahami janji-janjinya dengan benar.

Kita harus yakin dan tidak berasumsi bahwa Elohim menjanjikan sesuatu yang sebenarnya tidak dijanjikan. Kita harus memahami janji-janjiNya dalam konteks bahwa Dia memberikan apa yang Dia rencanakan dalam konteks maksud tujuanNya bagi kita.

Ada banyak janji-janji Elohim yang jelas dan mudah dimengerti di dalam Alkitab. Berikut ini adalah beberapa contoh janjiNya kepada orang-orang pilihanNya:

  • Elohim akan memberikan kepada kita kebutuhan fisik dan rohani kita (Matius 6:31-33; Mazmur 23:1; Filipi 4:19).
  • Dia akan menyelesaikan pekerjaan rohani yang telah Dia mulai di dalam kita (Filipi 1:6).
  • Dia akan memberikan kita hikmat yang kita minta sementara kita menjalani kehidupan kita (Yakobus 1:5). Dia tidak akan pernah membiarkan dan meninggalkan kita (Ibrani 13:5).
  • Dia tidak pernah membiarkan pencobaan menimpa kita lebih dari pada kekuatan kita (1 Korintus 10:13).
  • Dia akan memelihara hati dan pikiran kita (Filipi 4:7).
  • Dia akan mengampuni segala dosa kita jika kita mengakuinya dan berhenti berbuat dosa (1 Yohanes 1:9).
  • Dia akan memungkinkan kita untuk bertumbuh dan menjadi seperti Yesus Kristus (Efesus 4:15).
  • Dia akan membuat segala sesuatu dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (Roma 8:28).

Ini hanya sebagian kecil dari janji-janji spisifik dan yang sangat jelas dari Elohim.

Bagaimana bertumbuh di dalam iman: ada tiga hal yang Elohim beritahukan untuk kita lakukan

Hal itu menyenangkan hati kita bahwa jika kita sungguh melakukan apa yang dikatakan Elohim kepada kita, iman kita akan bertumbuh. Kita tidak perlu menduga-duga bagaimana ketaatan kita berdampak terhadap kehidupan kita; kita cukup melakukan apa yang diperintahkan Elohim untuk kita lakukan!

Mari kita melihat tiga dasar yang sangat penting di dalam ajaran Alkitab untuk bertumbuh dalam iman:

1. Mintalah pertumbuhan iman kepada Elohim

Kita sungguh memerlukan Elohim untuk memberikan kita iman Kristus, melalui kuasa Roh Kudus Elohim.

Kita sebaiknya terus meminta iman kepada Elohim. Kita tidak boleh sekedar menganggap bahwa Tuhan secara otomatis memberikan kita iman meskipun kita tidak memintanya kepada Dia.

Elohim senantiasa memperhatikan seberapa penting kita meningkatkan iman kita. Dia senantiasa melihat seberapa pentingnya iman Kristus itu bagi kita. Jadi kita perlu meminta iman itu kepadaNya. 

2. Fokuskan pada ketaatan terhadap Elohim

Yakobus 2:14 memberitahu kita, “Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?”

Ini bukan berarti bahwa kita mencari keselamatan kita sendiri. Kehidupan kekal itu adalah karunia, itu bukan sesuatu yang dapat kita cari. Tetapi Elohim sungguh mengharapkan kita untuk melakukan “pekerjaan baik” di dalam kehidupan kita. Apa “pekerjaan baik itu”? Itu menyangkut ketaatan dan hidup dari setiap firman Elohim.

Di dalam ayat 15-16, Yakobus menjelaskan pernyataannya dengan sebuah contoh yang praktis. “Apabila seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan mereka kekurangan makanan sehari-hari, tetapi seseorang dari antara kamu berkata kepadanya, ‘Pergilah dengan damai, hangatkanlah dirimu dan kenyangkanlah dengan makanan,’ sedangkan kamu tidak memberikan sesuatu yang dibutuhkan oleh tubuh mereka, apakah gunanya itu?”

Apa jadinya itu?

“Demikian pula iman itu, jika iman itu tidak dinyatakan dengan perbuatan, pada hakekatnya iman itu mati” (ayat 17).

Iman tanpa ketaatan adalah iman palsu. Di mata Elohim, hal itu merupakan ejekan terhadap iman hidup.

Jadi Elohim memberitahukan kita bahwa tidak mungkin memiliki iman, kecuali jika kita menaati hukumNya dan hidup dalam jalan kehidupanNya.

“Tetapi mungkin ada orang berkata: ‘Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan’, aku akan menjawab dia: Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku” (ayat 18).

Dengan kata lain, Yakobus berkata, “Anda tidak mampu menunjukkan kepada saya iman yang sesungguhnya tanpa perbuatan karena tidak ada iman semacam itu!”

Iman kita diuji berkali-kali setiap hari. Dan itulah bukti bagaimana kita bertumbuh di dalam iman.

Misalnya, Alkitab menceritakan kepada kita bahwa mengeluh itu adalah dosa. Di situlah iman kita diuji. Dan ketika menaati perintah-perintahNya dan tidak mengeluh, ketaatan kita membuktikan kita memiliki iman. Itu membuktikan bahwa kita percaya bahwa jalan Elohim benar dan baik.

Hal yang sama juga berlaku pada banyak perintah lainnya, seperti perlunya kita memaafkan orang lain, amarah harus berhenti sebelum matahari terbenam, mengucap syukur dalam segala hal, ramah dalam berinteraksi dengan orang lain, dan lain-lain.

Kemudian Yakobus berkata tentang kepercayaan: “Engkau percaya bahwa hanya ada satu Elohim, itu benar; setan-setan pun percaya hal itu dan mereka gemetar ketakutan” (ayat 19).

Tidak seorang pun akan berkata bahwa setan-setan menyenangkan Elohim hanya karena mereka percaya bahwa Elohim ada. Hal yang sama juga pada manusia yang mengaku percaya tetapi tidak menaati Elohim.

Kemudian Yakobus memberi contoh Abraham, yang menunjukkan bahwa ketaatannya membuat imannya “sempurna” (ayat 22-23). Ketika kita menaati Elohim, iman kita bertumbuh dan menjadi lebih lengkap.

Jelas bahwa Elohim berkenan kepada Abraham bahwa dia sudi menaati Dia tanpa mempersoalkan permintaannya.

Mengapa orang tidak menaati Elohim? Karena mereka tidak percaya akan Elohim. Mereka tidak percaya bahwa percaya kepada Elohim akan membawa berkat. Mereka tidak percaya akan Elohim bahwa Dia akan melakukan apa yang Dia firmankan. Dan oleh karena itu, mereka sungguh ingin melakukan hal lain.

Jika kita tidak rajin melakukan apa yang difirmankan Elohim pada kehidupan kita, maka kita tidak akan memiliki iman atau bertumbuh di dalam iman.

Jadi apa arti semua ini bagi kita? Kita perlu menganalisa kehidupan kita. Kita perlu bertanya pada diri kita sendiri, “Di bagian mana saya tidak sejalan dengan apa yang diperintahkah Elohim dalam FirmanNya untuk saya lakukan?” Kita perlu memikirkan hal seperti itu dan kemudian kita perlu melakukan perubahan dalam kehidupan kita. 

Apabila kita melakukannya — maka Elohim akan merespons! Dan kita akan menemukan diri kita bertumbuh di dalam iman. Orang tidak akan bertumbuh dalam iman kecuali jika dia sungguh berfokus pada ketaatan terhadap Elohim.

3. Hidupkan firman Tuhan di dalam hati dan pikiran anda

Sebuah ayat penting terdapat di Roma 10:17: “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”

Jika kita tidak senantiasa menghidupkan Alkitab di dalam hati dan pikiran kita, kita tidak akan memiliki iman atau bertumbuh dalam iman! Itu pemahaman sederhananya.

Kita juga membaca tentang Abraham di Ibrani 11. “Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu” (ayat 8-9).

Ini berarti bahwa Abraham menaati Elohim karena dia percaya bahwa dia akan menerima janji-janji yang telah diberikan Elohim. Itu sebabnya bahwa orang menjadi taat. Mereka percaya terhadap apa yang dikatakan Elohim karena mereka tahu bahwa jika mereka taat, mereka akan menerima apa saja yang telah dijanjikan Elohim.

“Sebab ia mengharapkan kota dengan dasar yang kokoh, yang dirancang dan dibangun oleh Elohim” (ayat 10). Abraham mendengar kebenaran itu dari Elohim – kebenaran tentang kota yang akan datang – dan percaya terhadap Elohim. Dan hal ini sejalan dengan ketaatannya.

Semakin kita melihat pada situasi yang bersifat fisik, maka semakin sedikit pula kita mendapat iman. Semakin kita melihat pada Firman Elohim, maka semakin terbuka untuk pertumbuhan iman kita.

Apabila kita melakukan itu, kita tidak akan bimbang. Apabila kita mempelajari Alkitab dan merenungkan Firman itu secara mendalam tentang apa yang kita baca, maka hal itu akan menjadi suatu bagian yang nyata di dalam kehidupan kita.

Dan karena kita diisi dengn Firman Tuhan, iman kita akan bertumbuh. Kita akan tunduk dan melakukan apa yang diperintahkan Elohim, yang tentu akan mendorong peningkatan iman kita. (Dan hal itu juga akan menambah berkat bagi kita!).

Tetapi jika kita menjauh dari Firman Elohim — jika kita tidak belajar Alkitab — maka hal itu akan menghilang dari kita. Itu menjadi layu dalam hati dan pikiran kita sehingga Elohim tidak nyata bagi kita sebagaimana mestinya. Sehingga janjinya tidak nyata kepada kita sebagaimana mestinya. Seperti itulah adanya kita sebagai manusia. Kita lupa. 

Semakin familiar kita dengan Firman Elohim — dan semakin familiar kita dengan apa yang Dia kerjakan dan akan lakukan — maka semakin bertambah iman kita. Hal itu karena kita akan mengerti apa yang Dia katakan.

Jika kita tidak familiar dengan apa yang Dia kerjakan, bagaimana kita akan memanggil dan memohon Elohim akan janji-janjiNya? Bagaimana kita akan percaya bahwa Elohim akan menepati janji-janjiNya?

Menerapkan ketiga-tiganya dari prinsip ini sangat esensil dalam belajar bagaimana bertumbuh dalam iman.

Pertumbuhan iman dan memindahkan gunung?

Mari kita lihat lagi Markus 11:22-24. Apakah Elohim secara spesifik sedang menjanjikan untuk memindahkan gunung, atau apakah Dia sedang membuat poin ajaranNya menjadi lebih penting? 

Tidak ada bukti bahwa orang-orang pilihan Elohim telah membutuhkan pemindahan  gunung secara nyata. Tetapi Kristus memberikan kita pemahaman bahwa Elohim yang Mahakuasa dapat dengan mudah melakukan itu seandainya kita butuh pemindahan itu.  

Di samping itu, kita semua menghadapi cobaan dan tantangan yang mungkin bisa membebani kita — yang nampaknya merupakan gunung rohani yang Elohim bisa pindahkan bagi kita jika kita meminta Dia dalam iman. Karena “bagi Elohim segala sesuatu adalah mungkin” (Matius 19:26).  

Dalam iman kita percaya bahwa Elohim memperhatikan kita, peduli terhadap kita dan mendengar doa-doa kita. Kita barangkali tidak mengetahui bagaimana Elohim bekerja untuk jawaban doa-doa kita. Tetapi kita percaya Efesus 3:20: “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.”

Elohim dapat menjawab doa-doa kita yang memohonkan pertumbuhan iman dengan banyak cara — meskipun dengan cara yang tidak bisa kita bayangkan! Tidak ada batasan terhadap apa yang Elohim dapat lakukan bagi kita ketika kita beriman kepada Dia.

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

https://lifehopeandtruth.com/ask-a-question

Tracker Pixel for Entry