Bagaimana Menguduskan Hari Sabat

oleh Erik Jones

https://lifehopeandtruth.com/bible/10-commandments/sabbath/how-to-keep-the-sabbath/

Ayat-ayat kutipan artikel ini diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, dan juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Perintah Keempat itu adalah perintah untuk menguduskan hari Sabat. Bagaimana orang Kristen yang beribadah hari Sabat melakukan ini? Berikut ini adalah beberapa prinsip untuk menguduskan hari Sabat.

 

 

 

 

 

 

“Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat” (Keluaran 20:8).

Firman ini adalah Perintah keempat dari 10 Perintah Elohim. Tetapi apa yang dimaksud dengan menguduskan hari Sabat? Apa yang sebenarnya yang Elohim perintahkan untuk kita lakukan (dan tidak lakukan) pada hari Sabat?

Sebelum kita menjawab pertanyaan ini, kita harus kembali ke asal mula hari Sabat itu di kitab Kejadian 2. Kita membaca bahwa setelah penciptaan di dalam minggu itu, “Pada hari ketujuh Elohim menyelesaikan pekerjaanNya. Dan pada hari ketujuh Dia beristirahat dari seluruh pekerjaan yang telah Dia lakukan” (ayat 2). Berikutnya kita membaca: “Lalu Elohim memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya” (ayat 3).

Hari ketujuh itu diberkati dan dikuduskan. Itu artinya bahwa Elohim membedakan hari ke-7 itu dari enam hari lainnya dalam minggu itu untuk sebuah maksud khusus.

Karena pengudusan dan berkat yang unik ini, hari ke-7 itu sangat khusus bagi Elohim. Tetapi Dia tidak sekedar beristirahat dan memberkatiNya bagi diriNya sendiri. Dia melakukan ini untuk menunjukkan pengudusan Sabat itu sebagai contoh dan sebagai karunia bagi manusia. Ketika Elohim memberikan Sepuluh Perintah itu kepada Musa, Dia mengikutsertakan hari Sabat, hari ke-7 itu juga sebagai Perintah Keempat (Keluaran 20:8-11).

Elohim tidak menciptakan hari Sabat itu menjadi hukum sementara atau hukum yang memberatkan. Yesus berkata bahwa hari Sabat itu dibuat “untuk manusia” (Markus 2:27). Itu adalah karunia Elohim kepada kita. Itulah sebabnya Yesus, para rasul dan Jemaat Perjanjian Baru terus menguduskan hari Sabat.  

Kalau seorang Kristen sudah menerima bahwa hari ke-7 itu adalah hari Sabat itu kudus dan merupakan hukum Elohim, pertanyaan yang muncul ialah bagaimana orang menguduskan hari Sabat itu?

Alkitab tidak memberikan suatu daftar lengkap apa yang bisa dan apa yang tidak bisa dilakukan untuk pengudusan hari Sabat, tetapi Alkitab memberikan kita banyak prinsip yang solid untuk menolong kita memahami bagaimana menguduskan hari Sabat.

Lima prinsip bagaimana menguduskan hari Sabat

1. Kuduskanlah hari Sabat dengan tidak melakukan pekerjaan

Perintah Keempat secara spesifik menyatakan: “Hari ketujuh adalah sabat bagi TUHAN, Elohimmu; janganlah melakukan sesuatu pekerjaan” (Keluaran 20:10). Dalam ayat berikutnya, perintah itu menghubungkan ini dengan Elohim beristirahat pada hari ke-7 (ayat 11).

Di dalam Kejadian 2 Elohim berhenti bekerja dan beristirahat dari segala pekerjaanNya pada hari ke-7. Dia beristirahat bukan karena lelah. Elohim adalah Roh dan tidak mungkin dapat merasa lelah. Dia beristirahat untuk memberi contoh kepada kita. Dia ingin menunjukkan kepada kita bahwa kita perlu sehari dalam satu minggu untuk beristirahat untuk penyegaran secara fisik dan rohani. Tetapi Elohim tidak memberikan kita kebebasan untuk memilih hari apa hari beristirahat itu. Dia sangat spesifik bahwa Dia “memberkati” dan “menguduskan” hari ke-7, hari Sabat itu (ayat 11).

Hari Sabat adalah satu hari ketika kita berhenti dari pekerjaan dan aktivitias normal kita dan beristirahat selama 24 jam pada hari ke-7 dalam minggu itu (dari hari Jumat matahari terbenam hingga hari Sabtu matahari terbenam sebagaimana Alkitab menjelaskan.

Mereka yang masih berpengalaman baru dalam pengudusan hari Sabat itu mungkin menghadapi tantangan berkaitan dengan pekerjaan mereka. Dan sayangnya, kadang-kadang para pengusaha menolak dan tidak memberi dispensasi untuk hari Sabat.  

Berikut ini adalah tip untuk memohon atasan anda memberi dispensasi hari Sabat:

  • Berdoalah memohon pertolongan Elohim dan berkatnya terhadap permohonan libur hari Sabat.
  • Tunjukkan sebuah etika kerja yang baik pada hari-hari kerja sehingga menjadi karyawan yang berguna. Semakin anda berguna bagi majikan, maka dia semakin menghargai keyakinan anda dan semakin terbuka peluang anda diberi dispensasi untuk tidak bekerja pada hari Sabat.
  • Bersedia untuk mempergunakan jam kerja ekstra untuk mengimbangi jam kerja hari Sabtu ( atau bersedia bekerja pada hari-hari kerja di mana karyawan yang lain enggan bekerja).
  • Bicaralah kepada majikan anda dengan rendah hati dan rasa hormat ketika anda menjelaskan pengakuan anda tentang hari Sabat.
  • Bila harus diperlukan minta perlindungan hukum dalam hal agama.

Menghindari bekerja pada hari Sabat mendatangkan berkat jasmani dan rohani yang begitu besar bagi umat Elohim.

2. Kuduskan hari Sabat dengan tidak menyuruh orang lain bekerja pada hari Sabat

Perintah Keempat itu mempunyai implikasi kepada mereka (majikan) yang mempekerjakan karyawannya pada hari Sabat. Sebab isi perintah itu ialah, “maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu” (ayat 10).  

Perintah Keempat itu diperkenalkan dalam konteks pertanian (karena orang Israel dulu adalah masyarakat petani). Satu keluarga petani bekerja pada tanahnya sendiri. Dalam konteks itu, Elohim memerintahkan seluruh anggota harus beristirahat pada hari Sabat — anak-anak, hamba dan ternak. Intinya ialah bahwa kepala keluarga tidak boleh menyuruh mereka bekerja bagi dia.

Sekarang ini sebagian besar orang tidak bekerja sebagai petani, tetapi prinsipnya sama. Prinsip utama ialah bahwa orang-orang yang merayakan hari Sabat bukan hanya mereka sendiri yang beristirahat pada hari Sabat, tetapi juga karyawan atau hamba mereka tidak boleh bekerja pada hari Sabat. 

Banyak pengusaha yang menguduskan hari Sabat di seluruh dunia yang mempraktekkan ini setiap minggu. Sebelum matahari terbenam pada hari Jumat sore, mereka menutup usaha mereka, dan mereka membukanya lagi setelah hari Sabat lewat. 

3. Kuduskanlah hari Sabat dengan menghadiri kebaktian Sabat

Beristirahat pada hari Sabat bukan berarti kita tidur sepanjang hari.

Di dalam kitab Imamat 23 hari Sabat disebut salah satu dari “pertemuan kudus” Elohim (ayat 2-3). Untuk mengumpulkan umatNya dalam satu perkumpulan, fellowship [persekutuan], ibadah dan pengajaran secara kolektif, Elohim menetapkan hari ke-7 sebagai hari beribadah. 

Pertemuan ibadah adalah pertemuan publik, atau perkumpulan untuk maksud menerima pengajaran, ibadah dan fellowship sesama anggota. Selama kehidupanNya di bumi ini, Yesus Kristus berkumpul dengan yang lain pada hari Sabat (Lukas 4:16). Itu adalah kebiasaanNya — praktek mingguanNya. Umat Elohim secara khusus diingatkan untuk tidak “menjauhkan diri dari pertemuan ibadah” (Ibrani 10:25).

Setiap hari Sabat, Jemaat Church of God, a Worldwide Association, mengadakan kebaktian di kota-kota di seluruh dunia dimana anggota gereja berkumpul untuk mendengarkan khotbah, menyanyikan lagu rohani dan menyembah Elohim, dan fellowship dengan sesama anggota sehati sepikir. Jika anda tertarik berkunjung ke salah satu kebaktian, hubungilah kami dengan menggunakan link “Ask A Question?” di bawah ini.

4. Kuduskanlah hari Sabat dengan aktivitas yang bersifat rohani

Pada hari Sabat, kita berhenti melakukan rutinitas — dari pekerjaan kita, tidak belanja, dari tugas rutin, olah raga, tv, dll. — dan pergunakanlah waktu Sabat itu dengan melakukan hal-hal yang meningkatkan kerohanian. Jadikan hari Sabat menjadi pengalaman yang menyegarkan dan menyenangkan untuk umatNya. Yesus Kristus menyatakan bahwa “Hari Sabat diadakan untuk manusia” (Markus 2:27). Yesus, sebagai “Tuhan atas hari Sabat” (ayat 28), menyingkapkan bahwa hari Sabat diciptakan untuk kebaikan kita.

Sebagian besar orang-orang yang merayakan hari Sabat bersemangat menantikan kebaktian Sabat setiap minggunya. Mereka menganggap hal itu sebagai sebuah karunia, bukan sebagai beban. Elohim ingin kita mendedikasikan hari Sabat untuk melakukan hal-hal yang menguatkan hubungan kita dengan Dia. Dia menginginkan kita mengakui bahwa “hari Sabat [adalah] hari kenikmatan” (Yesaya 58:13).

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat kita lakukan pada hari Sabat untuk membuat itu sebagai “hari kenikmatan”:

  • Hadirlah dalam kebaktian Sabat.
  • Gunakan waktu ekstra untuk berdoa dan merenungkan Firman Tuhan.
  • Gunakan lebih banyak waktu dari biasanya untuk membaca Alkitab.
  • Gunakan “quality time” dengan keluarga.
  • Gunakan waktu untuk “fellowship” dengan sesama anggota jemaat.
  • Kunjungi orang sakit dan orang-orang yang sudah tua.
  • Nikmati saat-saat santai melihat ciptaan Elohim.
  • Dengarkan musik yang damai, menyegarkan dan membangun rohani.
  • Nikmati masakan spesial pada hari Sabat.

Ini hanyalah beberapa contoh dari hal-hal yang sesuai yang orang Kristen lakukan pada hari Sabat yang menyenangkan.

5. Buatlah persiapan untuk merayakan hari Sabat

Banyak orang yang merayakan hari Sabat menggunakan hari Jumat, hari keenam itu, untuk mempersiapkan perayaan hari Sabat. Ini sering disebut hari persiapan hari Sabat. Dan hal ini didasarkan pada prinsip yang terdapat di kitab Keluaran 16 ketika Elohim memberikan manna dari sorga kepada bangsa Israel.

Dia berkata kepada mereka: “Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukumKu atau tidak. Dan pada hari yang keenam, apabila mereka memasak yang dibawa mereka pulang, maka yang dibawa itu akan terdapat dua kali lipat banyaknya dari apa yang dipungut mereka sehari-hari" (ayat 4-5).

Pada hari Jumat Elohim memberikan manna dua kali lipat dari yang diberikan pada hari-hari lainnya. Alasan ini akan dijelaskan kemudian pada bab ini:

“Dan pada hari yang keenam mereka memungut roti itu dua kali lipat banyaknya, dua gomer untuk tiap-tiap orang; dan datanglah semua pemimpin jemaah memberitahukannya kepada Musa. Lalu berkatalah Musa kepada mereka: ‘Inilah yang dimaksudkan TUHAN: “Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi.’”

“Mereka membiarkannya di tempatnya sampai keesokan harinya, seperti yang  diperintahkan Musa; lalu tidaklah berbau busuk dan tidak ada ulat di dalamnya. Selanjutnya kata Musa: ‘Makanlah itu pada hari ini, sebab hari ini adalah sabat untuk TUHAN, pada hari ini tidaklah kamu mendapatnya di padang. Enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu’” (ayat 22-26).

Melalui contoh ini, Elohim mengajar mereka pentingnya untuk mempersiapkan diri untuk pengudusan hari Sabat. Mereka melakukan kerja ekstra pada hari Jumat supaya mereka dapat beristirahat dan tidak mengumpulkan makanan pada hari Sabat.

Elohim tidak memberikan kita manna hari ini, tetapi kita bisa menerapkan prinsip mempersiapkan diri sebelum hari Sabat tiba. Berikut ini adalah beberapa tip persiapan sebelum hari Sabat tiba:

  • Bersihkanlah rumah supaya teratur pada hari Sabat.
  • Lakukanlah pekerjaan-pekerjaan biasa pada hari-hari lain dan selesaikan sebelum hari Sabat.
  • Buatlah rencana dan persiapkan makan spesial pada hari Sabat.
  • Pastikan mobil anda cukup bahan bakar supaya tidak perlu mengisi bensin pada hari Sabat.
  • Siapkan pakaian untuk kebaktian hari Sabat. 

Kitab Injil menunjukkan bahwa hari sebelum hari Sabat disebut “Hari Persiapan Sabat” (Markus 15:42, dalam rujukan ke hari Sabat tahunan).

Cara terbaik untuk merayakan hari Sabat

Kami harap kelima prinsip ini bermanfaat bagi anda. Pada dasarnya, cara terbaik untuk belajar menguduskan hari Sabat ialah dengan memulai menguduskannya. Sementara anda mulai mengalami sukacita pengudusan hari Sabat, anda akan menemukan cara yang unik untuk membuatnya lebih spesial lagi, lebih menyenangkan dan menyegarkan.

Untuk pelajaran lebih lanjut tentang hari Sabat, bacalah artikel kami — pada situs ini — yang berjudul: “Perintah Keempat: Ingatlah dan Kuduskanlah Hari Sabat.”

 

 

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry