Bagaimana Menyelamatkan Pernikahan Anda

oleh Tom Clark

http://lifehopeandtruth.com/relationships/marriage/how-to-save-your-marriage/

Hampir setiap pasangan suami istri menghadapi persoalan pernikahan; banyak di antaranya berada di ujung perceraian. Manfaatkanlah waktu anda sekarang dan belajarlah bagaimana menyelamatkan pernikahan anda!

Percakapan di meja dapur itu berlangsung selama kurang lebih satu jam dengan linangan airmatanya ketika ia mengisahkan sisa-sisa luka yang dialaminya dalam pernikahan dulu.  

Hubungan mereka pecah bukan disebabkan satu masalah besar yang sekonyong-konyong terjadi. Akan tetapi, mereka telah mengalami rentetan luka dan sakit hati yang berkepanjangan, yang menciptakan ketegangan sedikit demi sedikit dan membuat hubungan mereka semakin jauh. Hubungan mereka telah hancur hingga pada titik di mana bantuan penasihat sipil pun tidak bisa berbuat banyak. Hubungan pernikahan mereka tak dapat lagi dipertahankan.  

Tragisnya, jutaan pasangan suami istri mengalami kisah-kisah yang sama yang berulang-ulang terjadi setiap tahunnya. Berbagai peneliti melaporkan bahwa hampir separuh dari seluruh pernikahan berakhir dalam perceraian. Bukan seperti ini pernikahan itu pada awalnya dirancang, dan Allah Sang Pencipta tidak ingin melihat manusia mengalami derita pernikahan seperti ini.

Pernikahan itu adalah berkat dari Allah

Alkitab menggambarkan pernikahan itu sebagai suatu hubungan yang khusus antara seorang laki-laki dan seorang perempuan dan hubungan itu harus dirawat dan diluhurkan. “Siapa mendapat istri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan TUHAN,” Salomo menuliskan ini kepada putranya (Amsal 18:22). Allah menggambarkan pernikahan itu sebagai suatu hubungan yang indah untuk kita rindukan – itu merupakan suatu berkat dari Allah!

Di dalam kitab Amsal 5:18, Salomo juga menuliskan hal itu sebagai berikut, “bersukacitalah dengan istri masa mudamu.” Hubungan pernikahan sebaiknya kita jadikan sebagai wadah yang melaluinya kita bisa mendapatkan kekuatan, kenyamanan, dorongan semangat, kebahagiaan dan sukacita. Tetapi ini bukan berarti bahwa setiap hari akan selalu berjalan mulus tanpa cobaan atau pergumulan, namun Allah menghendaki suami dan istri untuk senantiasa akrab, kerjasama dan senantiasa berdampingan untuk menghadapi masalah. Apabila mereka bekerja sebagai satu tim melalui suka dan duka dalam membangun, memperbaiki dan  menafkahi keluarga, mereka akan “bersukacita” mengenang kembali apa yang telah mereka jalani meskipun hubungan pernikahan mereka telah berusia hingga sekarang mencapai 30, 40, 50 tahun atau lebih! 

Apabila pernikahan anda mulai mengalami goncangan atau barangkali sudah mulai oleng  menuju perceraian, barangkali ini saatnya bagi anda untuk perlu mencari langkah-langkah konkret untuk menyelamatkannya. Sementara anda tidak menemukan orang yang dapat memberi jaminan solusi, ada hal yang anda bisa lakukan dan ini suatu peluang terbaik untuk menyelamatkan pernikahan anda. 

Kuncinya adalah komitmen

Pertama-tama, tanyakanlah diri anda sendiri, apakah anda 100% komit terhadap pernikahan anda? Dalam kehidupan nyata, pernikahan bukanlah seperti apa yang ditayangkan dalam film Hollywood. Masalah pernikahan tidak akan tuntas dalam tayangan 30 menit TV dalam program komsit [komedi situasi]. Suatu pernikahan memerlukan kerja keras yang penuh dedikasi, penuh pengorbanan, baik dari suami maupun istri. Anda harus benar-benar komit terhadap pernikahan anda apabila anda ingin menyelamatkannya!

Komitmen terhadap apapun yang menyangkut kehidupan memiliki dampak luas terhadap pemikiran dan tindakan. Jika seorang anak kecil bercita-cita menjadi seorang juara Olimpiade untuk pertandingan sepatu seluncur di atas es, dia harus komit untuk berlatih dan berlatih selama bertahun-tahun. Komitmen terhadap gol itu menginspirasikan anak pemain sepatu seluncur itu untuk berkorban. Komitmennya mendorong hampir seluruh kegiatan yang dia lakukan menuju cita-citanya itu, dari waktu bangun pagi jam 5 dia berlatih hingga jadwal tidur dan makan pun diperketat, dia bahkan harus melewatkan aktivitas kesenangan anak-anak muda. Komitmen menentukan kemauan berlatih, kemauan belajar sesuatu yang baru, rela melangkah jauh untuk berlatih dengan calon-calon pemain tanding dalam meningkatkan keahliannya bersepatu seluncur di atas es, dan semua ini dia lakukan untuk menjadi seorang di antara pemain terbaik di dunia!

Sama halnya dengan pernikahan. Komitmen untuk pernikahan akan mendorong pasangan suami istri untuk rela berkorban demi menempatkan pernikahan mereka pada landasan yang solid dan aman. Ini berarti mengabaikan sebagian dari keinginan pribadi anda jika memang itu akan mengganggu wahana pernikahan anda, dan itu anda lakukan sebab anda benar-benar komit – anda menghargai hubungan anda daripada hal lain di dalam hidup anda. Apakah anda memiliki level komitmen seperti itu? Apakah anda punya dedikasi untuk menemukan solusi bagaimana menyelamatkan pernikahan anda?

Berdoalah untuk pasangan anda

Karena Allah adalah Perancang pernikahan itu dari sejak awal, maka sangatlah wajar bahwa kita harus mencari kebijakan dan bimbinganNya bila kita merasa bahwa pernikahan kita sendiri sudah tidak berjalan sebagaimana mestinya. Namun herannya, kita sering kali mengabaikan alat yang ampuh ini dalam menyelesaikan persoalan pernikahan kita.

Raja Hizkia meninggalkan suatu teladan bagi kita ketika dia dihadapkan dengan satu masalah besar yang dia tidak tahu bagaimana mengatasinya – kasus yang dia hadapi ialah bahwa dia menerima surat ancaman dari musuh. Hizkia mengambil surat ancaman itu dan memaparkan itu di hadapan Allah, ia menjelaskan masalah itu dan memohon kebijakan dan pertolongan (Yesaya 37:14-20).

Anda dapat mengikuti teladan itu dan membawa masalah pernikahan anda ke hadapan Allah, serahkan itu semua di hadapanNya dan minta bimbingan dan kebijakan bagaimana menyelamatkan pernikahan anda.

Setelah membentangkan semua masalah dan persepsi anda di hadapan Allah dalam doa, berdoalah khususnya bagi pasangan anda. Perhatikan perbedaan: berdoa bagi pasangan anda dengan berdoa tentang pasangan anda! Pergunakanlah waktu anda untuk berdoa kepada Allah untuk menolong dan memberkati pasangan anda, berterimakasihlah kepadaNya karena telah mempersatukan dia dengan anda. Barangkali Allah tidak hanya mau menjawab doa anda, dengan menganugerahkan berkat dan kebaikan kepada pasangan anda, tetapi juga karena kemauan anda berdoa bagi pasangan anda, itu dapat memberi efek positif bagi anda juga.

Jika anda mempunyai komitmen untuk menemukan solusi bagaimana menyelamatkan pernikahan anda, buatlah kebiasaan berdoa bagi pasangan anda menjadi bagian dari rutinitas kehidupan anda.

Bersabarlah

Masalah pernikahan tidak serta-merta terjadi. Barangkali serangkaian luka dan sakit hati yang mungkin terjadi secara tak sengaja atau, tanpa ada maksud dengki, telah menciptakan sebuah tembok di antara anda yang sekarang kelihatannya sudah tak tertembus. Tembok semacam itu biasanya terbentuk karena kurangnya perhatian dan kepedulian bercampur dengan ego, yakni sifat bawaan manusia. 

Atau barangkali suatu peristiwa traumatis, seperti hubungan asmara yang tak terduga sebelumnya. Akan tetapi, perbuatan yang tak terduga seperti itu juga tidak terjadi begitu saja. Karena perzinahan itu tercela dan menghancurkan hubungan, riset menunjukkan bahwa orang seringkali mengalah terhadap godaan apabila perasaan sakit hati, diperlakukan dengan kata-kata kasar dan perasaan terisolasi atau tidak dihargai sedang mengikis kepercayaan dan ikatan kasih dari hubungan pernikahan.

(Catatan: Mengenali borok permasalahan bukanlah suatu alasan untuk berbuat dosa. Di dalam kitab Matius 19:9, Yesus secara spesifik membolehkan perceraian bila hal itu  disebabkan “perzinahan,” namun pada awalnya Dia tidak menginginkan perceraian. Apabila anda membaca ini, barangkali anda punya komitmen untuk menemukan cara bagaimana menyelamatkan pernikahan anda, dan untuk melakukan itu anda memerlukan pemahaman terhadap masalah kronis semacam itu.)

Maksudnya ialah bahwa masalah pada umumnya tidak terjadi seketika, dan tidak akan hilang sekejap. Kita harus realistis dan paham bahwa suatu percakapan panjang dan baik atau suatu retret akhir pekan tidak akan membuat masalah yang telah bertimbun selama bertahun-tahun hilang sekejap.

Sekali lagi, komitmen anda terhadap pernikahan anda barangkali sedang diuji, dan anda harus sabar menghadapinya. Anda harus bersabar terhadap pasangan anda, dan terhadap diri anda sendiri. Perubahan mungkin tidak datang seketika atau datang begitu saja, dan dua orang yang berbeda tidak memiliki proses perubahan yang sama cepat, tetapi anda harus terus melakukan usaha anda dengan sabar. Ingat, anda sedang bergumul melalui masalah dengan satu sasaran untuk memulihkan pernikahan anda agar menjadi pernikahan yang stabil dan bahagia.

Carilah nasihat bijak

Tak satupun di antara kita melihat diri kita dengan jelas – sejelas dan seobjektif yang kita butuhkan untuk mampu menyelesaikan masalah hubungan pernikahan kita. Anda barangkali perlu mencari nasihat dan saran dari orang lain untuk menemukan cara bagaimana menyelamatkan pernikahan anda, namun anda perlu berhati-hati dalam menyingkapkan masalahnya –  masalah yang mana dan kepada siapa harus anda singkapkan.

Amatlah penting bagi kita untuk mendapat dukungan emosional pada saat kita mengalami masalah serius, dan itu wajar apabila kita mencoba mencari orang-orang yang hendak  mendukung dan membela kita pada posisi kita. Apakah anda mau mencari nasihat dari teman setia anda – yakni mereka yang tidak hanya secara positif mendorong semangat, tetapi juga mereka yang akan “memberitahu anda akan kelemahan dengan terus-terang”? Dengan  kata lain, teman setia anda akan jujur dengan anda dan memberitahu anda di mana anda bisa mengubah dan memperbaiki hubungan anda.

Berhati-hatilah dalam mendengarkan mereka yang mau menasihati anda untuk menjamin kepulihan pernikahan itu. Ingat, anda berkomitmen untuk menyelamatkannya!

Juga, adalah bijaksana untuk menjaga rincian intimasi masalah perkawinan, khususnya masalah-masalah yang menyangkut ketidaksetiaan, dan yang bersifat pribadi. Rincian masalah yang bersifat pribadi akan cepat menjadi bahan gosip, yang akan membuat anda dan/atau pasangan anda menjadi pusat perhatian. Pembicaraan semacam itu hanya akan menyakiti anda berdua dan akan merenggangkan hubungan pernikahan anda, dan itu dapat memperburuk masalah sehingga akan lebih sulit untuk mempertahankan pernikahan anda. Apabila rincian pribadi mulai menyebar kemana-mana, bukan hanya masalah semula yang harus anda hadapi, tetapi juga masalah baru, yakni tanggapan negatif dari pendapat publik.

Lebih bijaksana lagi apabila anda untuk berhati-hati dalam mempercayakan hal-hal yang sifatnya pribadi kepada orang-orang lawan jenis anda, atau mencari suatu kenyamanan dari mereka. Orang-orang yang sedang terluka secara emosional cenderung lebih rentan terjerumus daripada yang mereka duga. Dan apabila itu terjadi, anda akhirnya menginginkan dukungan dan penghiburan serta dorongan semangat dan semuanya akan berbalik menjadi hubungan gelap!

Carilah penasihat-penasihat bijak dan yang berpengalaman. Pelayan jemaat [Pendeta] yang cakap dan bijak dapat memberi anda suatu perspektif yang lebih baik tentang diri anda dan bagaimana menyelamatkan pernikahan anda. Mereka dapat membimbing anda melalui proses penyembuhan dan pemulihan kasih dan kepercayaan pernikahan. Mereka bisa senantiasa siap bagi anda jika keputusan anda bimbang, dan mereka akan membantu anda mengembangkan harapan yang realistis bagi anda dan bagi pasangan anda. 

Belajarlah dari pengalaman masa lalu

Seseorang pernah berkata bahwa definisi penyakit kejiwaan ialah melakukan hal yang sama berulang-ulang, tetapi mengharapkan hasil yang berbeda. Jadi selagi anda mendapat perkembangan dalam memulihkan perkawinan anda, pastikan bisa mengenali pelajaran-pelajaran yang anda sedang lakukan supaya anda tidak mengulanginya lagi. Tidak ada salahnya untuk tulus meminta maaf atas kata-kata kasar atau perbuatan yang tidak bijaksana. Tetapi juga penting untuk mengevaluasi bagaimana, kapan dan mengapa kita perlu bertindak dengan cara itu dan mengambil langkah-langkah konkret untuk berubah.

Sekali lagi, seorang pelayan jemaat atau seorang penasihat yang cakap akan sangat menolong dan tak terhingga nilainya bagi anda. Seorang pihak ke-tiga yang netral dapat menunjukkan bidang masalah yang mana yang anda tidak kenali dan dia bisa memberi teknik bagi anda  untuk mendapatkan perubahan. Dia dapat menolong anda untuk memahami ciri-ciri munculnya masalah yang mungkin anda tidak pahami, atau mungkin anda gagal menghargai pasangan anda dan memberikan apa yang dia butuhkan dari anda. Pelajaran-pelajaran berharga ini harus dipahami dan dipraktekkan mulai dari sekarang.

Allah membenci perceraian

Allah yang adalah Pencipta pernikahan yang agung itu memberitahukan anda dengan jelas di dalam kitab Maleakhi 2:16 bahwa Dia membenci perceraian. Dia tidak pernah menginginkan manusia menikah dan kemudian saling menyakiti satu sama lain hingga pernikahan itu hancur dan keluarga itu musnah.

Dia menginginkan anda bahagia, dan Dia ingin anda berada di dalam sebuah pernikahan yang kasih, utuh dan stabil. Berbeda dengan pengalaman sedih dari jutaan orang, pernikahan utuh dan stabil semacam itu sungguh mungkin! Memang tidak mudah, namun jika anda berdua mempunyai niat untuk membuat komitmen terhadap satu sama lain dan terhadap hubungan pernikahan anda, itu sangatlah mungkin.

Komitmen, doa, kesabaran, nasihat bijak dan kesediaan untuk belajar dari pengalaman masa lalu dan berubah sikap merupakan semua langkah konkret menuju penyelamatan pernikahan anda.

Apakah anda punya pertanyaan?
Ajukanlah kepada kami.

 

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry