Bertobatlah

Setelah Yesus menjelaskan bahwa waktunya sudah genap dan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, Dia mendesak agar orang-orang bertobat. Apa yang Dia maksudkan dengan ini?

oleh David Treybig

https://lifehopeandtruth.com/prophecy/kingdom-of-god/messiahs-message-repent/

[Messiah's Message: Repent] Pernyataan penjelasan pertama dan kedua yang disampaikan Yesus pada saat Dia memberitakan injil Kerajaan Allah – “Waktunya sudah genap” dan “kerajaan Allah sudah dekat” – telah dijelaskan dan kita telah lihat bersama pada artikel sebelumnya pada seri ini. Kita sekarang sampai pada perintah pertama dari dua perintah: “Bertobatlah” (Markus 1:15). 

Dalam artikel sebelumnya kita mencatat bahwa “daging dan darah tidak mendapat bagian dalam kerajaan Allah” (1 Korintus 15:50). Tubuh jasmani kita harus diubahkan menjadi “tubuh roh” (ayat 44) jika kita hendak masuk ke dalam Kerajaan Allah ini. 

Mematuhi perintah Kristus untuk “bertobat” merupakan langkah pertama di dalam proses yang mempersiapkan kita untuk berubah dari daging dan darah menjadi roh. Perubahan ini perlu bagi kita untuk menjadi anggota keluarga Allah yang kekal dan menjadi pemerintah bersama-sama dengan Dia di dalam KerajaanNya yang kekal itu (Yohanes 1:12; Wahyu 1:6; 5:10).

Tema utama

Mendorong orang untuk bertobat dari dosa-dosa mereka merupakan bagian integral dari injil yang diberitakan Yesus. Mengomentari dua kejadian di mana orang telah kehilangan hidupnya, Yesus berkata, “Tidak, kataKu kepadamu; tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa” (Lukas 13:3, 5). Kemudian Dia “mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizatNya” (Matius 11:20).  

Catatan sejarah menunjukkan bahwa murid-murid yang dilatih Yesus juga “memberitakan bahwa orang harus bertobat” (Markus 6:12). Sebagaimana Petrus menjelaskan, pertobatan dan kemudian baptisan merupakan langkah pertama orang-orang Kristen harus jalani ketika mereka merespons pemberitaan injil (Kisah Para Rasul 2:38). 

Suatu perubahan dalam pola pikir dan perbuatan  

Arti perkataan repent [bertobat] yang diterjemahkan dari bahasa Yunani di dalam Perjanjian Baru adalah “mengubah cara hidup sebagai bentuk perubahan pola pikir menyeluruh dan sikap terhadap dosa dan kebenaran” (J.P. Louw and Eugene Nida, Greek-English Lexicon of the New Testament Based on Semantic Domains, 1988). Seseorang yang bertobat menyadari bahwa dia telah berdosa – melanggar hukum-hukum kudus Allah yang mulia – dan bahwa dia perlu berubah.

Panggilan dan pendorong untuk ingin bertobat – mengubah hidup kita – datang dari Allah Bapa (Yohanes 6:44). Sebagaimana Paulus menuliskan kepada anggota jemaat di Roma, “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?” (Roma 2:4).  

Meskipun kesadaran kita untuk berubah itu datang dengan cara yang berbeda-beda – suatu momen penting di dalam kehidupan kita, misalnya saat renungan, mendengarkan pemberitaan yang spesifik, teladan dari teman – itu selalu ditandai oleh suatu perubahan di “hati” – yaitu, cara pikir kita (Kisah Para Rasul 2:37). Jadi daripada mengabaikan instruksi Allah sebagaimana kita telah perbuat di masa lalu, fokus utama dalam kehidupan kita sekarang menjadi tulus dalam belajar hukum-hukum Allah dan menjalani hidup sesuai dengan hukum-hukum itu. Jalan hidup Allah menjadi kehidupan kita sekarang. Kita mengasihi instruksi Allah dan ingin melakukan apa yang Dia harapkan dari kita (1 Yohanes 5:3). 

Memahami bahwa perubahan yang dramatis itu di dalam cara pikir kita terjadi ketika kita  bertobat dari dosa-dosa kita, beberapa orang mengatakan bahwa peristiwa ini adalah sebagai ungkapan “menyerahkan hati kita kepada Tuhan.” Dan sementara hati kita adalah sesungguhnya pusat dari proses ini, kita harus juga memahami bahwa pertobatan jauh lebih dalam daripada sekedar saat-saat emosional. Ketika kita sungguh-sungguh bertobat, perbuatan kita juga ikut berubah – yaitu, dengan cara hidup kita yang mengikuti kebenaran – dan kita akan terus hidup saleh selama hidup kita.

Pertobatan yang tulus terjadi bukan sekali peristiwa saja. Itu harus menjadi cara pikir yang berkelanjutan untuk terus sesuai dengan ajaran Allah yang terdapat di dalam firmanNya – yakni di dalam Alkitab

Bertobat dari apa?

Apabila kita akan mematuhi perintah Yesus untuk bertobat, kita juga harus memahami apa yang Dia harapkan untuk kita lakukan dalam pertobatan itu. Jawaban yang jelas ialah bahwa kita harus bertobat dari dosa-dosa kita – yakni saat-saat kita telah melanggar atau mengabaikan hukum-hukum Allah. Sebagaimana Petrus serukan kepada khalayak ramai di Yerusalem itu, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu” (Kisah Para Rasul 3:19).

Alkitab berkata bahwa “dosa tidak mengenal hukum,” secara spesifik dosa adalah pelanggaran hukum-hukum Allah (1 Yohanes 3:4). Dalam pandangan ini, dosa-dosa apa yang diperintahkan Kristus dalam pertobatan bagi orang-orang yang hidup pada zaman pertama dan orang-orang pada zaman ini? Berikut ini adalah beberapa contoh dosa yang perlu kita pertimbangkan.

  • Pelanggaran hukum atau 10 Perintah Allah (Matius 19:17; Yohanes 15:10; 1 Yohanes 2:4).
  • Tidak menguduskan hari ke-7, yakni hari Sabat (Keluaran 20:8; Lukas 4:16; Kisah Para Rasul 17:2: Ibrani 4:9).
  • Tidak merayakan hari-hari raya Tuhan yang diperintahkan di dalam Alkitab (Imamat 23:2; Matius 26:17; Kisah Para Rasul 18:21; 1 Korintus 5:8).
  • Hubungan seks di luar pernikahan tradisioanal (Matius 19:4-6, 18: 1 Korintus 6:18; 1 Tesalonika 4:3-6).

Akan tetapi sungguh menyedihkan, banyak orang di dalam gereja Kristianiti tidak lagi mengerti apa itu dosa. Banyak di antara mereka mengajarkan atau membiarkan banyak hal yang seharusnya ditobati seperti yang diajarkan Yesus. Sifat terhormat toleransi, kasih dan respek telah diputarbalikkan dan disalahgunakan sehingga banyak orang sekarang ini menerima dan melakukan apa yang dinyatakan dosa pada abad pertama itu dan sampai sekarang tetap dosa pada hari ini.

Meskipun hati dan emosi mereka juga mungkin tersentuh oleh pemberitaan Mesias itu, banyak orang terus hidup dengan cara yang salah, yang bertentangan dengan ajaran Allah. Mereka yang mengabaikan atau gagal paham akan makna yang benar tentang pertobatan – bahwa hal itu mencakup pikiran kita dan kepatuhan kita terhadap ajaran Allah di dalam Alkitab – tidak merespons secara benar terhadap perintah Mesias untuk bertobat.

Allah tidak berubah pikiran dan sikap tentang apa itu dosa (Maleakhi 3:6; Ibrani 13:8). Untuk pertobatan yang benar, kita harus menerima definisi dosa menurut pengertian yang diajarkan Allah dan kemudian kita mengubah sikap perilaku kita sesuai dengan ajaran itu. 

Sementara hati kita sungguh merupakan pusat dari proses ini, kita juga harus memahami bahwa pertobatan itu jauh lebih mendalam daripada sekedar saat-saat emosional. 

Baptisan

Respons alkitabiah terhadap pertobatan sejati adalah baptisan. Sebagaimana Petrus mengatakannya kepada khalayak ramai yang berkumpul di Yerusalem pada Hari Raya Pentakosta, yakni tahun 31 setelah masehi, “Bertobatlah, dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kisah Para Rasul 2:38).  

Baptisan merepresentasikan hal bahwa dosa-dosa kita dihapuskan (Kisah Para Rasul 22:16). Roh Kudus menolong kita untuk memahami instruksi Allah yang kekal di tengah-tengah kekacauan keagamaan di dunia ini dan di sekitar kita (Yohanes 16:13; 1 Yohanes 5:19). Kuasa ini yang datang dari Allah (Lukas 24:49) menyingkirkan kebutaan rohani (2 Korintus 3:14-16; Efesus 4:18); dan ketika kita menerimanya melalui baptisan, itu mengidentifikasikan kita sebagai “anak-anak Allah” (Roma 8:9, 14, 16).

Selain daripada kebaikan yang menakjubkan dari memiliki Roh Allah ini, ada berkat lain yang penting yang Allah berikan ketika Roh KudusNya ada di dalam diri kita. Yakni,  jaminan bagi kita untuk memasuki kehidupan kekal. Sebagaimana Paulus menuliskan, “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh RohNya, yang diam di dalam kamu” (Roma 8:11)

Hidup yang baru yang kita akan terima adalah kehidupan yang kekal. Sebagaimana Paulus lebih lanjut menjelaskannya, kehidupan ini akan datang ketika kita diubahkan dari tubuh alami kita yang diciptakan dari debu tanah menjadi kehidupan yang kekal yang sama dengan tubuh Allah dalam komposisinya (1 Korintus 15:35-53; 1 Yohanes 3:1-2).

Bertobat dari dosa-dosa kita dan dibaptis untuk pengampunan dosa-dosa itu sehingga kita menerima karunia Roh Kudus adalah langkah yang penting bagi kita untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sekali lagi, sebagaimana Yesus mengatakan, “Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian” (Lukas 13:3).

Di dalam artikel penutup pada seri ini, kita akan memeriksa perintah Kristus untuk “percayalah kepada injil” (Markus 1:15).

Untuk bacaan dan bahan pelajaran selanjutnya tentang pertobatan, kunjungilah situs kami Life Hope & Truth dan baca artikel yang berjudul “What Is Repentance?” dan judul-judul lain pada bagian “baptism.”

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry