Budak Bagi Orang yang Meminjamkan
Posted on November 2, 2015
oleh Tom Clark
http://lifehopeandtruth.com/relationships/finances/slave-to-the-lender/
Pembelian kredit merupakan cara mudah untuk mendapatkan apa yang anda inginkan sekarang. Bila digunakan dengan bijak, kredit bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat; akan tetapi jika anda tidak mampu menahan diri, maka anda bisa menjadi budak bagi si pemodal.
Jangan biarkan diri anda menjadi seorang budak bagi si pemodal.
Manfaat kredit di dalam kehidupan modern sudah terbukti. Nilai suatu peringkat kredit yang baik dilihat dari kelaziman laporan kredit dan produk perlindungan kredit dan perusahaan. Peringkat kredit yang rendah bisa jadi peringatan keras bagi seseorang yang mencoba membeli sebuah rumah – atau bahkan untuk lamaran pekerjaan!
Kultur pembelian kredit
Bagi sebagian keluarga pada umumnya, pembelian barang istimewa seperti sebuah mobil atau sebuah rumah tidak mungkin terlaksana tanpa pinjaman kredit dan mencicilnya selama kurun waktu tertentu. Kadang-kadang banyak juga perusahaan untuk harus meminjam uang dalam upaya memperbaiki fasilitas atau membeli peralatan baru. Tanpa modal yang cukup tersedia di tangan, kredit menjadi sarana penting untuk menjamin pertumbuhan usaha dalam hal memperoleh untung.
Di sinilah pentingnya penggunaan kredit di dalam masyarakat kita sekarang ini. Apabila digunakan dengan bijak, kredit itu memberikan peluang kepada keluarga atau perusahaan untuk memperoleh manfaat kredit itu, tetapi sebaliknya, jika tidak menggunakannya dengan bijak maka kita akan merugi. Keuntungan di dalam perusahaan dan harta benda bagi keluarga merupakan hasil kredit yang positif, yakni apabila kredit itu digunakan dengan bijaksana.
Tidak semua kredit diciptakan sama
Ada juga bentuk-bentuk kredit yang sering tidak sama manfaatnya bagi keluarga seperti yang kita bicarakan di atas tadi. Rekening-rekening kredit bergulir [artinya nasabah boleh melunasi seluruh atau sebagian dari saldo pinjaman] seperti kredit untuk bahan bakar/bensin atau kartu langganan toko-toko pedagang grosir atau eceran atau kartu kredit pada umumnya, seperti MasterCard atau Visa, yang menyediakan layanan pembelian kredit kepada para konsumen sekarang ini. Memang bila digunakan dengan bijaksana, bentuk kredit ini bisa juga bermanfaat, tetapi itu bisa juga memberatkan dan menjerat keluarga dalam hutang kredit. Alkitab mengingatkan, “Orang kaya menguasai orang miskin, yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi” (Amsal 22:7).
Sebagian besar orang tidak suka berbicara tentang utang kartu kredit, tetapi statistik terakhir menyingkapkan bahwa sekitar 80% dari pasar konsumen Amerika Serikat memiliki utang kartu kredit – jumlah rata-ratanya sangat mengejutkan, yakni sebesar USD15,799. Dan dengan suku bunga rata-rata sebesar 12.35% (ini berlaku sejak awal tahun 2013), kondisi ini telah menjadi masalah keuangan yang serius bagi kebanyakan keluarga untuk keluar dari himpitan utang ini.
Sebagian dari masalahnya ialah bahwa pembelian kredit telah begitu dipermudah. Perguruan tinggi atau bahkan murid-murid sekolah lanjuntan atas yang tidak memilki penghasilan tetap sering dapat memperoleh kartu kredit dengan pagu kredit yang lebih rendah. Kartu tersebut memberikan si pemilik rasa berkuasa dan ilusi harta. Dengan menggunakan kuasa plastik di tangannya, dia bisa membeli apa saja sekarang juga, dan tidak perlu menunggu dan menabung untuk mendapatkan uang tunai di tangan. Cicilan bulanan minimum juga begitu kecil sehingga itu tidak terlalu masalah, sepertinya begitu.
Demikian juga halnya terjadi pada keluarga lain yang terperangkap dalam jeratan pembelian kredit – menjadi budak bagi orang yang memberi pinjaman kredit!
Hikmat mengelola keuangan menurut ayat-ayat suci Alkitab
Percaya atau tidak, Alkitab sungguh-sungguh memiliki nasihat tentang bagaimana mengelola keuangan pribadi. Mari kita perhatikan beberapa prinsip yang bisa kita aplikasikan bagi kehidupan pribadi kita sehingga akan menolong kita untuk menghindar dari perbudakan terhadap si pemberi utang.
1. Tempatkan barang-barang pada perspektif yang benar. Barang-barang mewah dan semua gadget [perangkat] terbaru, alat-alat elektronik lainnya dan mode pakaian memang menggiurkan, tetapi semua itu bukanlah keharusan dalam kehidupan.
Rasul Paulus menuliskan, “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah” (1 Timotius 6:8). Apabila kita sudah memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar hidup, seperti makanan, pakaian dan tempat hunian, kita selanjutnya bisa mengevaluasi segala kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya asal saja kita mampu membelinya. Raja Salomo mencatat adanya aspek kehidupan yang lebih baik daripada kekayaan fisik atau harta yang banyak (Amsal 15:16-17).
2. Jangan campur adukkan antara “keinginan” dengan “kebutuhan.” Dalam proses evaluasi apa yang kita butuhkan, adalah penting bagi kita untuk tidak membiarkan emosi kita mengendalikan proses itu. Kita harus mengevaluasinya secara jelas apa itu kebutuhan, yang merupakan kebalikan dari keinginan. Barangkali kita jatuh hati dan terpikat terhadap pembelian suatu barang; dalam hal ini, kehidupan akan terus berlangsung meskipun kita menunda dan menunggu hingga di kemudian hari setelah menabung uang untuk membelinya.
Raja Salomo melihat adanya hikmat pada saat kita mencoba memahami antara keinginan dan kebutuhan ketika dia menulis, “Orang yang suka bersenang-senang akan berkekurangan, orang yang gemar kepada minyak dan anggur tidak akan menjadi kaya” (Amsal 21:17). Sementara kita tahu bahwa tidak salah untuk menghendaki sesuatu atau untuk memiliki barang-barang yang indah di dalam hidup kita, tetapi kita harus berhati-hati untuk mengejar yang indah itu, itu boleh kita lakukan hanya berdasarkan kemampuan kita! Menggunakan suatu perspektif yang dewasa dan yang jujur dalam hal membeli akan dapat meringankan beban utang kita atau akan sekaligus menolong kita untuk menghindari semua jerat itu.
3. Tanganilah sumber penghasilan anda secara bijak. Tanpa mempersoalkan berapa penghasilan anda, seluruh penghasilan kita harus dikelola secara bijak. Tidaklah mengejutkan bahwa uang yang ada di tangan kita akan begitu cepat tergelincir jika kita tidak berhati-hati menggunakannya.
Anggaran belanja yang sehat merupakan “keharusan” bagi setiap keluarga. Kecuali jika anda seorang yang memiliki ingatan yang jitu, anggaran belanja tertulis sebaiknya anda gunakan. Sebagaimana seorang profesor pernah berkata, “Dengan menggunakan catatan-catatan mental, tintanya akan segera memudar!” Untuk informasi lebih lanjut tentang anggaran belanja, pastikan anda baca artikel kami yang berjudul “Anggaran Kristen.”
Salomo juga menuliskan, “Kenallah baik-baik keadaan kambing dombamu, perhatikanlah kawanan hewanmu” (Amsal 27:23). Membuat sebuah anggaran dan berpedoman padanya memerlukan niat dan usaha. Mengelola keuangan dengan pedoman anggaran untuk meminimalisasi beratnya himpitan utang juga memerlukan keteguhan, itu adalah tugas yang tidak mudah. Hal itu memerlukan upaya yang serius dan rajin.
Alkitab berkata: “Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya” (Amsal 10:4). Kerja keras dan disiplin pribadi akan dapat menolong kita mengelola sumber penghasilan keluarga kita dengan cermat.
4. Belajarlah dari kesalahan. Setiap orang membuat kesalahan. Jangan menyalahkan diri anda terlalu buruk apabila anda salah pertimbangan dengan keuangan anda. Hal yang terpenting ialah bahwa kita belajar dari kesalahan-kesalahan itu agar kita tidak mengulangi lagi.
Di dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan kepada situasi di mana pengeluaran kita lebih banyak daripada yang kita duga. Meskipun kita menggunakan sebuah anggaran yang sehat, kadang-kadang kita memikul kewajiban tak terduga sehingga kelihatannya kita berubah menjadi orang yang kurang bijaksana dalam menggunakan uang. Kita mengalah dan menempatkan kategori “keinginan” di atas “kebutuhan” sehingga menambah beban utang. Apabila ini terjadi, janganlah terlalu ringan untuk mengakui kesalahan anda. Secara rasional tandai apa yang menyebabkan anda salah, dan kemudian berjuanglah untuk menghindari kesalahan yang sama di masa depan.
Menggunakan pembayaran kredit dengan bijak dan hati-hati akan dapat menolong keluarga anda untuk mendapatkan sesuatu yang anda butuhkan – dan bahkan beberapa dari keinginan anda di dalam hidup. Namun jika anda tidak menggunakan dengan bijak, kredit bisa menjadi suatu beban berat dan menyusahkan. Dalam beberapa kasus, itu akan membuat keluarga untuk harus melunasi cicilan kedit itu selama bertahun-tahun. Tetapi manfaatnya bisa kita rasakan. Sebagaimana Salomo berkata, “Orang kaya menguasai orang miskin, yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi” (Amsal 22:7).
Kami sungguh berharap anda mampu terlepas dari jeratan pembelian kredit anda!
Untuk informasi selanjutnya, silahkan membaca artikel kami yang berjudul “Menghadapi Himpitan Utang.”
Apakah anda punya pertanyaan?
Ajukanlah kepada kami.
This article was translated from http://lifehopeandtruth.com