Dilahirkan Menjadi Raja
Posted on August 21, 2017
Sebagian besar orang telah mendengar bahwa Yesus Kristus dilahirkan menjadi seorang Juruselamat. Akan tetapi berapa banyak orangkah sungguh berpikir bahwa Dia dilahirkan menjadi sorang raja – dan Dia juga menginginkan kita menjadi raja?
oleh Peter Hawkins
https://lifehopeandtruth.com/prophecy/kingdom-of-god/born-to-be-a-king/
Pernahkah anda bertanya mengapa orang-orang bijak mempersembahkan emas dan rempah-rempah serta batu permata yang sangat mahal ketika Yesus lahir? Persembahan-persembahan yang sangat mahal ini adalah contoh yang akan dipersembahkan kepada seorang raja – sama seperti ratu negeri Syeba mempersembahkan emas dan rempah-rempah kepada Raja Salomo (1 Raja-raja 10:10).
Dan pernahkah anda bertanya mengapa orang-orang majus bertanya kepada Raja Herodes, “Di manakah Dia, Raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?” (Matius 2:2). Mereka jelas mengutip nubuat tentang Kristus sebagai Raja yang benar-benar diurapi. Dan apakah Herodes juga melakukan hal yang sama, yang kemudian mencoba membunuh siapa saja yang menjadi raja pesaingnya pada tahtanya?
Matius secara jelas menunjukkan bahwa Yesus berada pada garis keturunan raja-raja terkenal pada bangsa Israel. Dan Yesus sendiri dengan terang menyatakan kepada gubernur Romawi itu, Pilatus, “Engkau mengatakan bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran” (Yohanes 18:37).
Berita yang disampaikan malaikat kepada Maria
Sebelum kelahiran Yesus, malaikat Gabriel membawa berita penting kepada Maria: “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepadaNya takhta Daud, bapa leluhurNya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan KerajaanNya tidak akan berkesudahan” (Lukas 1:31-33).
Kerajaan kekal ini telah dinubuatkan pada ayat-ayat di dalam Perjanjian Lama, seperti dalam kitab Daniel: “Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain; kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya” (Daniel 2:44).
Sebagai Anak yang Mahatinggi, Yesus akan mati dan akan menjadi Juruselamat bagi seluruh umat manusia. Nama Yesus berasal dari bahasa Yunani, yakni Joshua, yang artinya “juruselamat” di dalam bahasa Ibrani. Nama Kristus sama artinya dalam bahasa Ibrani Mesias; artinya “yang diurapi.”
Tradisi alkitabiah untuk raja-raja ialah bahwa setiap raja harus diurapi seperti raja Daud (1 Samuel 16:12-13). Sebagaimana ditunjukkan di dalam kitab injil Matius 1, Yesus Kristus adalah keturunan langsung dari Daud. Sebagai Mesias (Yang diurapi), Dia akan mewarisi takhta Daud, dan Dia akan menjadi Raja di atas segala Raja atas seluruh dunia ini. Dia siap menjabat posisiNya pada saat waktunya tiba.
Wajar bahwa murid-muridNya ingin mengetahui kapan Yesus akan mengambil alih dan menjadi Raja. Mereka bertanya kepada Kristus yang bangkit itu, “Tuhan maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” (Kisah Para Rasul 1:6).
Pertanyaan mengenai waktunya.
Di dalam pikiran para rasul itu bahwa Raja mesias akan segera membebaskan mereka dari penindasan bangsa Romawi dan akan mengerjakan pelayanan dalam kedamaian dan kehidupan yang berkelimpahan seperti yang dinubuatkan di dalam Alkitab yang mereka dengar sejak masa kecil mereka.
Akan tetapi Yesus tahu bahwa masih banyak hal yang harus dikerjakan di dalam mempersiapkan kedatanganNya sebagai pemimpin yang mengalahkan dunia demi kebaikan hidup bagi seluruh umat manusia. Dia berkata kepada murid-muridNya bahwa hanya Bapa di sorga yang mengetahui kapan waktunya yang tepat. Sementara itu, orang-orang kudusNya harus mengerjakan pekerjaan khusus hingga pada akhir zaman:
“JawabNya, ‘Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasaNya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi’” (Kisah Para Rasul 1:7-8; baca juga Matius 24:36).
Gereja Allah didirikan untuk mengajar injil (kabar baik) itu yang menjelaskan akan datangnya Raja, KerajaanNya dan hukum-hukumNya bagi mereka yang akan menjadi kumpulan masyarakatNya (Matius 24:14; 28:18-20)
Akan tetapi kapan Dia akan dikukuhkan sebagai Raja dan mengambil alih kerajaan dunia? Yesus berkata kepada Pilatus, “KerajaanKu bukan dari dunia ini, jika KerajaanKu dari dunia ini pastilah hamba-hambaKu telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi; akan tetapi KerajaanKu bukan dari sini” (Yohanes 18:36).
Bukan dari dunia ini
Apa yang dimaksudkan Yesus ketika Dia berkata bahwa “kerajaanNya bukan dari dunia ini”?
Selama ribuan tahun masyarakat dunia ini telah dikondisikan untuk mengikuti jalan dunia ini yang disebut “the way of getting”, yakni jalan yang sifatnya mengambil untuk kepentingan diri sendiri, bukan mengikuti jalan “the way of giving” [sifatnya memberi]. Kita sering menanggapi hidup ini dengan cara yang lebih mementingkan diri sendiri daripada mematuhi Allah dan peduli dengan orang lain sebagaimana kita peduli dengan diri kita sendiri. Rasul Yohanes berkata, “Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya” (1 Yohanes 2:16-17).
Jalan Allah adalah jalan yang bersifat memberi. Pemerintahan Yesus akan selalu memberi demi kebaikan dan perkembangan umat manusia.
Ini bukanlah jalan yang diikuti oleh kebanyakan pemimpin-pemimpin dunia ini. Sebagaimana Kristus mengatakannya kepada murid-muridNya, “Kamu tahu bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu – sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawanya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Matius 20:25-28).
Bakti untuk melayani umat manusia akan menjadi karakter khusus dari pemerintahan Raja di atas segala Raja. Kita membaca bahwa Dia akan menjadi “hakim antara bangsa-bangsa,” dan sebagai akibatnya bangsa-bangsa akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak, yang akan membawa perdamaian dan pemahaman antara musuh-musuh nasional mereka (Yesaya 2:4; Mikha 4:3).
Mengambil alih sebagai Raja di atas segala Raja
Alkitab menggambarkan masa yang sangat mulia ketika Yesus Kristus akan mengambil alih kerajaan-kerajaan dunia ini pada saat kedatanganNya yang kedua kalinya.
“Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya: Dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya, ‘Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapiNya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya!’ Dan kedua puluh empat tua-tua, yang duduk di hadapan Allah di atas takhta mereka tersungkur dan menyembah Allah, sambil berkata: ‘Kami mengucap syukur kepadaMu, ya Tuhan Allah Yang Mahakuasa, yang ada dan yang sudah ada, karena Engkau telah memangku kuasaMu yang besar dan telah mulai memerintah sebagai raja’” (Wahyu 11:15-17).
Yesus Kristus akan menyandang gelar: “RAJA DI ATAS SEGALA RAJA DAN TUAN DI ATAS SEGALA TUAN” (Wahyu 19:16).
Tetapi siapa mereka yang mejadi raja-raja di bawah Kristus setelah Dia menjadi “Raja di atas segala Raja”? Alkitab menunjukkan bahwa pada zaman yang akan datang, pemimpin-pemimpin dunia ini yang egois akan disingkirkan oleh pemimpin-pemimpin pengasih yang penuh rasa peduli, yakni mereka yang telah diubahkan dari karakter yang egois ke karakter yang pengasih dan akan diubah tubuhnya menjadi tubuh roh pada saat mereka bangkit pada kedatangan Kristus yang kedua kalinya (Wahyu 5:10; 1 Tesalonika 4:16-17).
DEDIKASI UNTUK MELAYANI UMAT MANUSIA INI AKAN MENJADI KARAKTER KHUSUS DARI PEMERINTAHAN RAJA DI ATAS SEGALA RAJA.
Orang Kristen dipanggil untuk menjadi raja
Rasul Yohanes menggambarkan peran Yesus Kristus sebagai Juruselamat sekaligus sebagai Raja dan menunjukkan bagaimana Dia sedang mempersiapkan kita sekarang untuk peran-peran kita di masa depan untuk membantu Dia:
“Bagi Dia yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darahNya, dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, BapaNya, bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya” (Wahyu 1:5-6; lihat juga Wahyu 20:4).
Di dalam kitab Injil itu, Yesus juga beberapa kali mendiskusikan jabatan-jabatan pengikutnya di masa depan. Pada suatu saat semasa Dia bersama mereka, murid-murid itu bertanya kepada Yesus, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau. Jadi apakah yang akan kami peroleh?” Dalam kata lain, apakah itu sesuai dengan usaha kami?
Yesus menyemangati mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaanNya, kamu yang telah mengikut Aku akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Dan setiap orang yang karena namaKu meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal” (Matius 19:27-29).
Satu dari perumpamaan Kristus yang menggambarkan kekuasaan murid-muridNya di dalam Kerajaan Sorga mengatakan “kuasailah sepuluh kota,” murid yang lain lima kota dan seterusnya. Ini menunjukkan bahwa mereka yang menjalankan tanggungjawab yang diberikan itu demi kebaikan Kerajaan itu akan lebih baik melayani umat manusia sebagai pemerintah atau pemimpin di bawah Kristus (Lukas 19:11-27; Matius 25:13-30).
Jadi bagaimana kita dilatih untuk tanggungjawab yang indah itu?
Dilatih untuk menjadi raja dan imam
Yesus sudah menjadi Raja atas orang-orang Kristen yang telah diubahkan, dan Dia sedang mempersiapkan tanggung jawab bagi para pengikutNya di dalam KerajaanNya. Sebagaimana rasul Yohanes tuliskan, “Karena Engkau telah disembelih dan dengan darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagi raja di bumi” (Wahyu 5:9-10).
Bagaimana raja-raja dilatih? Cobalah kita ambil sebuah contoh pelatihan raja atau ratu di dunia pada zaman ini; yakni mereka yang akan dinobatkan di masa depan di dalam kerajaan monarki yang berdasarkan konstitusi. Mereka diajar dan dilatih untuk menangani tanggung jawab dan urusan-urusan negara dari sejak usia dini. Pangeran George, generasi ketiga di dalam takhta Inggris, misalnya, pada usia 1 tahun telah menjadi seorang perwakilan monarki Inggris yang didambakan, dan dia akan menjalani program latihan keras. Dan, tentu saja, orangtuanya, William dan Kate, adipati Cambridge itu, sabar menjalani penelitian cermat sementara mereka melaksanakan tugas-tugas atas nama Ratu Elizabeth. Ketika orang melihat sikap pelayanan yang penuh kasih, meskipun itu kelihatannya menyesakkan, itu dapat menawan hati raja mereka.
Pelatihan kita menjadi raja di dalam Kerajaan kekal harus lebih keras. Namun ini bisa juga meliputi masalah-masalah kecil yang kita anggap sepele. Yesus melihat kesetiaan dalam segala hal dan akan memuji mereka yang setia dan berhasil dalam pelatihan ini: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar.. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Matius 25:23).
Kita tidak harus memiliki kekayaan untuk menunjukkan sifat Allah di dalam hidup kita. Yesus berkata tentang seorang janda yang miskin yang murah hati memberi seluruh apa yang dimilikinya untuk persembahan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang itu; sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya” (Lukas 21:3-4). Keyakinan bahwa Allah akan berikan untuk memenuhi kebutuhannya adalah bagian dari keyakinan yang kita perlukan di dalam kasih Allah kita, baik dalam duka maupun suka.
Pelatihan kita mencakup:
Belajar dan mematuhi hukum-hukum Kerajaan itu. Ini adalah hukum-hukum Allah di dalam Alkitab. Hukum-hukum ini diperluas oleh Yesus Kristus untuk menunjukkan apa makna rohaninya (baca Matius 5:17-48). Untuk informasi lebih lanjut, unduhlah buklet kami yang berjudul God’s 10 Commandments: Still Relevant Today di situs kami lifehopeandtruth.com
Mengikuti pola yang sama bagaimana cara seorang Raja di atas segala Raja berpikir dan bertindak. Ini menyangkut pertobatan dari pementingan diri sendiri yang biasa kita lakukan dan membiarkan Roh Allah tinggal di dalam kita. Buklet kami yang berjudul Change Your Life! akan dapat menolong anda untuk memulai proses ini.
Mengembangkan karakter Raja. Yesus Kristus rela memberikan hidupNya bagi keselamatan manusia. Kita diberitahu bahwa kita harus menjauhkan dosa dan mengikuti Dia:
“Marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah” (Ibrani 12:1-2).
Pada saat Yesus kembali ke bumi ini Dia akan mendirikan Kerajaan Allah seribu tahun, dengan membawa segalanya yang manusia inginkan – kedamaian, keamanan, kehidupan yang penuh arti, keluarga-keluarga bahagia dan hubungan dengan Allah, yang sedang menantikan kita untuk disambut dan masuk kepada hidup yang kekal.
Kemudian nubuat tentang Raja yang agung ini, dan raja-raja yang akan melayani Dia, akan digenapi: “Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemahNya di atas mereka. Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi; sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka” (Wahyu 7:15-17).
Yesus Kristus dilahirkan sebagai Juruselamat dan Raja untuk kebaikan seluruh umat manusia, dan seluruh ciptaan Allah! Unduhlah buklet kami yang berjudul The Mystery of the Kingdom di situs kami lifehopeandtruth.com untuk pelajaran lebih mendalam tentang kebenaran Alkitab yang penuh inspirasi tetapi yang sering disalahpahami ini.
This article was translated from http://lifehopeandtruth.com