Godaan
Posted on June 20, 2021
oleh Dave Johnson
https://lifehopeandtruth.com/change/sin/deadly-sins/temptation/
“Berbeda dengan peluang, godaan akan selalu berulang memberikan anda banyak kesempatan ke-2” (Penulis Kanada yang bernama Orlando A. Battista). Bagaimana kita mengalahkan godaan?
Beberapa godaan mendatangi kita secara tiba-tiba. Sementara yang lain bisa kita hindari. Sebesar apa usaha yang kita harus lakukan untuk menghindari godaan?
Kita ambil contoh kasus Yusuf
Saat itu Yusuf berumur 17 tahun ketika dia dijual saudara-saudaranya sendiri ke tanah perbudakan! Akan tetapi, oleh belas kasihan Elohim, dia hidup pada sebuah posisi yang sangat baik dan diberkati. Di dalam Kejadian 39:5 kita membaca bahwa Elohim bahkan memberkati keluarga Potifar karena kehadiran Yusuf.
Akan tetapi istri Potifar datang menggoda dia (ayat 7). Seandainya Yusuf menyerah dengan godaan itu, maka dia akan menjadi oposisi terhadap Elohim. Yusuf sadar bahwa jika dia menerima godaan seks istri Potifar itu berarti berdosa terhadap Elohim (ayat 9). Jadi Yusuf memilih untuk menolak meskipun godaan itu terjadi berhari-hari (ayat 10).
Kemudian “pada suatu hari terjadilah, ketika ia masuk ke dalam rumah untuk mengerjakan pekerjaannya, dan tidak seorang pun dari orang-orang rumah itu ada di sana, di dalam rumah itu. Lalu wanita itu memegangnya pada bajunya sambil berkata, ‘Tidurlah denganku!’ Tetapi ia meninggalkan bajunya di tangan wanita itu dan meloloskan diri sambil berlari keluar” (ayat 11-12).
Istri Potifar berbohong atas kejadian itu (ayat 14); sementara itu Yusuf dimasukkan ke penjara selama beberapa tahun. Tetapi Elohim senang dengan sikapnya dan Dia tidak melupakan dia (ayat 21-23). Akhirnya, Yusuf diangkat ke posisi yang berkuasa di Mesir dan dia menjadi orang ke-2 yang berkuasa di Mesir setelah Firaun, dan dia mampu menyelamatkan keluarganya setelah lama bertahun-tahun kemudian ketika kelaparan terjadi di tanah mereka.
Contoh Yusuf memang sebuah kisah mendidik, sebab dia terperangkap pada sebuah situasi di luar kendali dia. Sebagai seorang budak, dia tidak bisa lari dari rumah Potifar atau mengganti pekerjaan yang dia harus kerjakan. Akan tetapi, dia menolak setiap godaan yang dia hadapi dari istri Potifar; dan ketika dia tidak mampu menghindarinya lagi, dia lari dari rumah itu.
Bagaimana dengan kita sendiri? Adakah hal-hal yang kita dapat lakukan untuk menghindar dari godaan dan lari dari situasi seperti yang terjadi pada Yusuf?
Hindari di mana anda bisa
Kita masing-masing memiliki kemampuan untuk berpikir tentang tindakan kita dan menghindar dari situasi-situasi yang membawa kita kepada masalah. Misalnya, seseorang yang mempunyai masalah minuman keras akan selalu perlu menghindari diri dari bar dan toko-toko minuman keras. Di mana godaan muncul, sebagaimana pepatah lama berkata, “an ounce of prevention is worth a pound of cure in many cases” [satu ons pencegahan bernilai satu pon pengobatan = mencegah lebih baik daripada mengobati dalam banyak masalah].
Raja Daud sungguh mengetahui perlunya untuk memetakan sebuah arah perjalanan yang hati-hati. Namun dia pun juga mengalah pada godaan ketika insiden yang dia alami dengan Batsyeba (2 Samuel 11). Akan tetapi, dia menunjukkan dirinya sebagai orang yang berkenan di hati Elohim melalui pertobatan dan penyesalannya dan dengan menunjukkan kesadarannya untuk menjauhkan diri dari godaan.
Perhatikan Mazmur 17:4-5: “Tentang perbuatan manusia, sesuai dengan firman yang Engkau ucapkan, aku telah menjaga diriku terhadap jalan orang-orang yang melakukan kekerasan; langkahku tetap mengikuti jejakMu, kakiku tidak goyang.”
Semua aksi mempunyai konsekuensi, entah itu baik atau buruk. Dengan memperhatikan jalan yang kita lalui dapat menyelamatkan kita dari banyak duka dan penyesalan. Tetapi bagaimana dengan situasi-situasi yang tidak terprediksi, seperti apa yang dihadapi Yusuf, ketika godaan datang begitu saja meskipun kita sudah berusaha menghindarinya?
Ada pertolongan
Kita mempunyai sebuah teladan dari Yesus Kristus sewaktu Dia bersiap diri untuk menghadapi pencobaan terakhir dan penyalibanNya. Dia berdoa di Taman Getsemani, kemudian Dia kembali menemui murid-muridNya yang sudah tertidur. Dia berkata kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah" (Markus 14:38). Kristus tidak menyuruh mereka untuk “berdoa menghilangkan” godaan, tetapi Dia berkata bahwa mereka perlu bersiap lebih baik untuk menghadapi pencobaan melalui doa.
Model doa yang diajarkan Kristus di dalam Matius 6 berisi instruksi yang sama: “Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat” (ayat 13). Ayat ini tidak mengatakan kepada kita bahwa Elohim akan mencobai kita, tetapi supaya kita meminta pertolonganNya terhadap godaan si jahat, musuh kita yang sangat kuat itu. Perhatikan Yakobus 1:13: “Ketika dicobai, janganlah seorang pun berkata, ‘Aku dicobai oleh Elohim’; sebab Elohim tidak bisa dicobai oleh yang jahat, dan Dia sendiri tidak mencobai siapa pun.”
Tidak ada orang yang harus menghadapi pencobaan dan godaan sendirian! Godaan itu datang dari Setan, sebagaimana ditunjukkan di 1 Petrus 5:8: “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” Ayat 9 mendorong kita untuk melawan Setan itu dan godaannya.
Ayat 10 berisi pesan yang sama seperti yang di Matius 6:13, memberitahu kita bahwa agar berseru kepada Elohim untuk pertolonganNya dalam situasi ini: “Dan Elohim sumber segala anugerah, yang telah memanggil kita ke dalam kemuliaanNya yang kekal di dalam Kristus Yesus, kiranya memulihkan, meneguhkan, menguatkan, mengukuhkan kamu, setelah sesaat kamu menderita.”
Tidak seorang pun yang harus menghadapi cobaan dan godaan sendirian!
Tidak ada godaan atau pencobaan yang unik kepada kita
Kita dapat menemukan penghiburan dan perkataan yang menguatkan hati di dalam 1 Korintus 10:13: “Pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan biasa bagi manusia. Elohim itu setia, Dia tidak akan membiarkan kamu dicobai melebihi kekuatanmu; sebaliknya saat pencobaan itu datang, Dia akan membuatkan jalan keluar supaya kamu dapat menanggungnya.”
Perkataan ini merupakan penghiburan besar! Godaan apapun itu yang kita sedang pergumulkan, orang lain telah mengalami hal yang sama. Kita tidak sendirian! Lagipula, janji Elohim kepada kita ialah bahwa jika kita mencari pertolonganNya, sebagaimana di dalam doa yang diajarkan Kristus di Matius 6 itu, Dia akan memberi kita jalan keluar dari godaan itu.
Yakobus 1:15 menjelaskan suatu siklus kehidupan dosa, yang membawa kepada kematian. Tahapan siklus tersebut adalah:
- Godaan.
- Keinginan.
- Salah pilih.
- Efek dosa
Sangatlah penting bagi kita untuk memutus siklus goodaan itu sebelum menjadi sebuah tumpuan! Untuk memutusnya, kita dapat menghentikannya dari awal – ketika godaan itu pertama kali muncul.
Kami mendorong anda untuk terus membaca artikel berikutnya dalam hal memutus siklus dosa maut. Artikel berikutnya berjudul “Keinginan.” (Artikel ini akan segera di muat pada situs ini).
This article was translated from http://lifehopeandtruth.com