Hari Apa Hari Sabat Itu?

oleh Jordan Iacobucci 

https://lifehopeandtruth.com/god/blog/when-is-the-sabbath-day/

Ayat-ayat kutipan artikel ini diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, dan juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Di dalam Alkitab, Elohim memerintahkan umatNya beristirahat dari pekerjaan pada hari Sabat. Orang Yahudi beribadah antara hari Jumat senja dan hari Sabtu senja, tetapi hari apa hari Sabat untuk orang Kristen?

Di seluruh lembaran Alkitab, Elohim secara spesifik memerintahkan umatNya untuk mengingat hari yang Dia kuduskan bagi mereka untuk beribadah kepada Dia sekali seminggu. Hari itu adalah hari Sabat, hari perhentian dan hari beribadah bagi mereka yang mengikuti Dia.

Hari Sabat adalah sebuah istilah yang paling sering dihubungkan dengan agama Yahudi, tetapi itu bukanlah secara eksklusif bagi orang Yahudi. Pada kenyataannya, Perjanjian Baru mengatakan bahwa “masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Elohim” (Ibrani 4:9)

Jika Elohim masih memerintahkan umatNya untuk beribadah kepada Dia pada hari Sabat, pertanyaannya ialah: Hari apa hari Sabat itu?

Dunia agama modern memiliki opini yang berbeda-beda tentang hari apa umat Elohim sebaiknya beribadah, kebanyakan orang Yahudi beribadah pada hari Jumat malam atau hari Sabtu dan mayoritas dunia Kristen beribadah pada hari Minggu. Tetapi jika kita ingin menguduskan hari Sabat, kita harus berfokus pada hari menurut Alkitab untuk beribadah.

Hari apa hari Sabat itu menurut Alkitab?

Hari apa hari Sabat di dalam Alkitab?

Elohim menetapkan hari Sabat itu dengan sangat jelas sehingga umatNya beribadah dengan benar pada hari itu sekali seminggu. Dia secara spesifik memerintahkan bahwa hari Sabat harus dikuduskan pada hari ketujuh.

Kehendak Elohim untuk hari ketujuh sangat jelas dari semula. Kejadian 2:1-3 menjelaskan hari Sabat pertama, pada hari ketujuh masa penciptaan, ketika Elohim beristirahat dari pekerjaanNya.

Meskipun telah berlaku efektif, perintah hari Sabat dikodifikasi setelah bangsa Israel keluar dari Mesir. Sebagai sebuah bagian Perintah Keempat (Keluaran 20:8-11), Elohim memerintahkan manusia untuk beristirahat pada hari ketujuh, sama seperti yang Dia lakukan pada masa penciptaan.

Sesaat setelah itu, Elohim mengikutsertakan hari Sabat di dalam daftar hari-hari kudusNya (Imamat 23:3), dimana Dia kembali menjelaskan bahwa hari Sabat mingguan itu adalah hari ketujuh.

Elohim mengulangi perintahNya yang 10 itu kepada Israel sebelum mereka memasuki Tanah Perjanjian. Di kitab Ulangan 5:12-15, Dia kembali menegaskan bahwa hari ketujuh itu adalah Sabat, dan memastikan kapan hari kudus itu setiap minggu.   

Meskipun sudah efektif, perintah Sabat itu akhirnya disusun di dalam 10 Perintah Elohim setelah Israel keluar dari Mesir.

Elohim membuat itu sangat jelas di dalam Perjanjian Lama bahwa Dia mensyaratkan umatNya untuk beribadah pada hari ke-7 itu, yakni hari Sabat, dan itu adalah hari Sabtu. Bukan saja Dia mengulangi kebenaran ini pada tiga kesempatan terpisah, tetapi juga menunjukkan itu dengan teladanNya sendiri ketika Dia beristirahat pada hari ke-7 itu pada masa penciptaan.

Untuk mempelajari hal beribadah pada hari Sabat ini, bacalah artikel kami — pada situs ini — yang berjudul “Perintah Keempat: Ingatlah dan Kuduskanlah Hari Sabat“ dan “Apakah hari Sabat itu diganti ke hari Minggu?”

Akan tetapi, sebagian besar orang Kristen hari ini beribadah pada hari Minggu, hari pertama minggu itu, dan bukan hari Sabtu. Apakah hari Sabat itu berubah setelah Perjanjian Lama? Apakah Yesus mengubah hari beribadah itu semasa Dia di bumi ini?

Tidak. Tidak ada satu pun ayat di dalam Perjanjian Baru yang secara eksplisit mengubah hari Sabat ke hari Minggu. Pada kenyataannya, Perjanjian Baru mencakup beberapa contoh dimana hari Sabat masih merujuk pada hari ke-7 dalam minggu itu, bukan hari pertama.

Baik Matius 28:1 maupun Ibrani 4:4 merujuk pada hari Sabat sebagai hari ke-7. Kedua ayat ini ditulis setelah kematian Yesus Kristus, dimana banyak orang mengklaim bahwa hukum Sabat itu diubah dan ditiadakan. Padahal, para pengikut Kristus tetap menguduskan hari Sabat, yakni hari ke-7.

Perintah pengudusan hari Sabat itu konsisten di seluruh lembaran Alkitab, dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru. Tidak ada bagian dari Firman Tuhan yang mendeskripsikan Sabat itu jatuh pada hari lain selain dari hari ke-7.

Sementara beberapa denominasi mencoba mencari-cari alasan bahwa hari Minggu itu adalah hari beribadah, argumen mereka sangat kontradiktif dengan ayat Suci Alkitab. Dari mulanya, hari Sabat harus dikuduskan pada hari ke-7,

Untuk mempelajari lebih jauh tentang argumen terhadap hari Minggu sebagai hari beribadah — dan mengapa itu tidak bisa dibuktikan — bacalah artikel kami, pada situs ini, yang berjudul, “Apakah hari Sabat itu diganti ke hari Minggu?”

Kapan hari Sabat itu mulai dan berakhir.

Sementara hari Sabat itu jelas jatuh pada hari ke-7, jam berapa Sabat itu mulai dan jam berapa itu berakhir, menurut Alkitab?

Orang sekarang menandai awal hari dimulai pada jam 12 malam. Tetapi bukan seperti ini orang zaman dulu melihatnya perihal menentukan permulaan hari. Pergerakan matahari adalah penanda yang lebih terlihat sebelum penemuan jam. Dari matahari terbenam hingga matahari terbenam, itulah satu hari.

Hari Sabat mulai dari matahari terbenam pada hari Jumat hingga matahari terbenam pada hari Sabtu.

Elohim menunjukkan kepada kita bahwa Dia menggunakan ini di dalam Imamat 23:32, dimana Dia memerintahkan bahwa Hari Raya Pendamaian dirayakan dari “matahari terbenam sampai matahari terbenam.”  

Sementara ayat ini membicarakan hari kudus tahunan, bukan Sabat mingguan, prinsipnya tetap sama. Elohim mengharapkan hari-hari kudusNya dirayakan dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, sebagaimana orang Yahudi dan beberapa orang Kristen modern masih praktekkan hari ini.

Selama masa seminggu penciptaan yang disebutkan di kitab Kejadian 1, Elohim menyebutkan setiap hari yang dimulai “jadilah petang, jadilah pagi” (Kejadian 1:5, 8, 13, 19, 23, 31). 

Segera sesudah Kristus mati di kayu salib, orang Yahudi menurunkan jenazahNya dari kayu salib sebelum matahari terbenam, yakni hari permulaan hari Sabat tahunan (Yohanes 19:31, 42).

Dengan menerapkan prinsip alkitabiah pada kalender modern ini, jelas bahwa hari Sabat mulai dari matahari terbenam pada hari Jumat sampai matahari terbenam pada hari Sabtu. Ini berarti 24 jam sebagai periode waktu kudus yang didesain untuk hari perhentian dan beribadah.

Kapan Jemaat Kristen dulu merayakan hari Sabat?

Sekarang ini, hari Sabat (hari ke-7) itu dianggap keras hari beribadah orang Yahudi. Akan tetapi, contoh dari Jemaat pada abad pertama, yang dipimpin oleh para rasul yang setia membuktikan bahwa hari Sabat adalah hari beribadah yang benar.

Orang Kristen di abad pertama semua merayakan hari Sabat pada hari ke-7 (hari Sabtu) bukan hari pertama (hari Minggu)

Dalam banyak kesempatan selama pelayanannya, rasul Paulus memberitakan injil pada hari Sabat di rumah ibadat (Kisah Para Rasul 9:20-22; 13:5; 14:1). Ibadah Sinagoge orang Yahudi dilakukan pada hari Sabat, yakni, hari ke-7

Beberapa orang membantah bahwa rasul-rasul memberitakan injil di sinagoge pada hari Sabtu hanya karena orang-orang yang mendengar pemberitaan itu adalah orang-orang Yahudi. Akan tetapi, bantahan ini tidak menjelaskan ibadah para rasul pada hari-hari Sabat berikutnya.

Pada kenyataannya, Kisah Para Rasul 18:4 menegaskan bahwa Paulus hadir di sinagoge setiap hari Sabat, dengan alasan yang jelas baik bagi orang Yahudi dan Yunani (non-Yahudi). Hal itu merupakan konsistensi praktek pengudusan hari Sabat secara pribadi, bukan semata-mata strategi menarik orang menjadi percaya.

Di Kisah Para Rasul 13:42, Paulus dan Barnabas diundang oleh orang-orang yang mendengar pemberitaan mereka untuk datang lagi pada hari Sabat berikutnya. Jadi seandainya mereka percaya bahwa hari Sabat itu diganti ke hari Minggu, Paulus dan Barnabas bisa saja menyuruh mereka berkumpul pada hari berikutnya, yakni hari Minggu. Tetapi mereka tidak melakukan itu. Sebaliknya mereka kembali berkumpul pada hari Sabat berikutnya (ayat 44).

Kekristenan modern tidak memiliki bukti alkitabiah untuk mendukung hari Minggu sebagai hari beribadah. Pada kenyataannya, hal perubahan telah menjadi fakta sejarah yang telah didokumentasikan bahwa Kaisar Konstantine Romawi, yang beragama penyembah matahari, telah mengubah hari beribadah Kristen dari hari Sabtu ke hari Minggu pada abad ke-4.   

Jika anda ingin mempelajari lebih dalam tentang sejarah perubahan ini, bacalah artikel kami, pada situs ini, yang berjudul, “Siapa yang Mengubah Hari Beribadah Dari Hari Sabtu ke Hari Minggu? Dan Mengapa?”

Apakah anda akan menguduskan hari Sabat?

Meskipun banyak fakta pendukung dan perintah di dalam Alkitab, sebagian besar Kekristenan pada zaman ini menolak menguduskan hari Sabat – yakni hari ke-7 itu.

Tetapi Alkitab itu sangat jelas: hari ke-7 itu adalah hari Sabat Elohim. Hanya hari Sabat yang memiliki basis di dalam ayat Suci. Hari-hari beribadah lain, termasuk hari Minggu, adalah ajaran manusia, bukan Elohim.

Kepada para pembaca, anda harus memilih untuk anda sendiri ketika kita berbicara tentang hari Sabat. Apakah anda akan menguduskan hari Sabat. Apakah anda akan percaya akan Firman Elohim, yang tetap teguh tak berubah dan tidak akan  berubah (Matius 5:18; Maleakhi 3:6; Yakobus 1:17)? Atau entah anda akan percaya akan doktrin buatan manusia, yang berubah-ubah dan manusia yang senantiasa berubah-ubah?

Pilihan ada di tanganmu.

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

https://lifehopeandtruth.com/ask-a-question

Tracker Pixel for Entry