Hari-hari Raya Alkitabiah Apakah Allah Menghendaki Kita untuk Merayakannya? Mengapa?
Posted on February 16, 2015
oleh Mike Bennett
http://lifehopeandtruth.com/life/plan-of-salvation/biblical-festivals/
Menggali pengetahuan tentang hari-hari raya Alkitab akan memberikan kita suatu pengetahuan yang lebih dalam akan apa yang Allah kehendaki bagi anda dan bagi seluruh umat manusia! Hari-hari raya ini menggambarkan rencana penyelamatanNya.
Apabila anda mengembara di perbukitan sekitar Gettysburg, Pennsylvania, pada setiap tanggal 1 Juli, barangkali anda akan tiarap di tanah atau berlari menyingkir sebab ribuan pasukan tentara bermunculan di sekeliling anda.
Pentahbisan perayaan ulang tahun yang ke-145, yakni, untuk memperingati pertempuran Gettysburg (yang diadakan tahun 2008) melibatkan 13,000 pejabat undang-undang, 500 pasukan kavaleri dan 100 pucuk meriam. Peringatan Perang Saudara Amerika yang dirayakan setiap tahun ini merupakan salah satu peringatan yang paling masyhur di antara banyak hari perayaan dan peristiwa-peristiwa sejarah di dunia yang membawa kenangan hidup di masa lalu.
Dalam memperingati peristiwa sejarah semacam ini, banyak juga orang mengadakan latihan-latihan perang untuk melatih diri dalam menghadapi perang yang sesungguhnya bila sewaktu-waktu terjadi. Hal ini juga dimaksudkan agar orang senantiasa bersiap-siap untuk masa yang akan datang.
Penetapan latihan proaktif semacam ini dapat membuat peristiwa-peristiwa penting ataupun kejadian-kejadian usang menjadi hidup kembali.
Alkitab juga mempropagandakan teknik pendidikan yang mulia ini.
Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang kita inginkan
Di dalam Alkitab, Allah menetapkan perayaan-perayaan tahunan sebagai pandangan balik atas rencana penyelamatanNya. Ada tujuh langkah dari rencanaNya dan semua ini masih tetap sebagai misteri bagi kebanyakan orang sampai pada hari ini, dan bahkan orang-orang Kristen pun yang mendasarkan kepercayaan mereka pada Alkitab itu telah sering kehilangan makna dari perayaan-perayaan alkitabiah zaman dulu ini.
Ketika kita memahami lambangnya dan merayakan hari-hari raya ini, kita akan menemukan pemahaman yang lebih besar akan rencana Allah dengan makna yang sempurna yang berkaitan antara satu dengan yang lain.
• Mengapa begitu banyak penderitaan di dunia ini?
• Mengapa Yesus harus mati?
• Karena Dia mengorbankan hidupNya, bagaimana Ia menginginkan kita untuk meresponnya?
• Di mana Allah bekerja sekarang?
• Bagaimana Dia akan menyelamatkan dunia ini dari pembinasaan total?
• Apa sumber kejahatan di dunia ini, dan bagaimana itu bisa dinetralkan?
• Apa jalan menuju kedamaian yang sesungguhnya?
• Apa yang akan terjadi kepada milliaran orang yang bahkan tidak pernah mendengar Yesus Kristus dan mereka yang tidak pernah memahami siapa Dia dan apa yang Dia tawarkan?
Artikel lain di dalam bagian ini mulai menelusuri jawaban-jawaban yang mengejutkan dan yang menyemangati kita.
Hari-hari raya di dalam Perjanjian Lama, Perjanjian Baru dan di masa datang.
Ketujuh hari-hari raya alkitabiah ini semua tercatat di kitab Imamat 23 dan dirayakan selama musim menuai di Tanah Suci.
• Hari Raya Paskah dan Roti Tidak Beragi dirayakan pada permulaan tuaian kecil musim semi.
• Hari Raya Pentakosta dirayakan pada akhir panen gandum.
• Keempat hari raya terakhir jatuh pada penuaian di musim gugur. Ini dikenal sebagai Hari Raya Peniupan Serunai, Hari Pendamaian, Hari Raya Pondok Daun dan Hari ke-8 (yang biasanya disebut hari Pengadilan Takhta Putih)
Meskipun hari-hari raya penuaian ini diumumkan kepada bangsa Israel pada masa hidup Musa, Allah menamakan semua ini sebagai “Hari-hari raya TUHAN” dan “Hari-hari rayaKu” (Imamat 23:2)
Yesus Kristus, para RasulNya dan semua Jemaat Perjanjian Baru merayakan hari-hari raya Alkitab ini. Anda dapat menemukan ketiga contoh ini dengan membaca Injil Yohanes 7:37; Kisah Para Rasul 2:1; dan 1 Korintus 5:7-8.
Kebanyakan orang kaget mempelajari bahwa hari-hari raya alkitabiah ini telah dinubuatkan untuk dirayakan oleh seluruh bangsa setelah kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya, yakni untuk mendirikan Kerajaan Allah. Coba anda perhatikan apa yang nabi Zakharia tuliskan tentang masa itu setelah Yesus Kristus kembali ke Bukit Zaitun (Kisah Para Rasul 1:9-11; Zakharia 14:4).
“Maka semua orang yang tinggal dari segala bangsa yang telah menyerang Yerusalem, akan datang tahun demi tahun untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, dan untuk merayakan hari raya Pondok Daun” (Zakharia 14:16).
Hari raya Pondok Daun akan merupakan salah satu hari raya tahunan internasional yang utama bagi Kerajaan Allah, jadi bukankah asing bahwa begitu sedikit orang Kristen pada saat ini yang merayakannya dan “hari-hari raya TUHAN” lainnya?
Analogi penuaian
Tema utama Alkitab adalah pertumbuhan rohani dan menghasilkan buah. Allah menggunakan analogi tuaian rohani sebagai suatu deskripsi dari rencana penyelamatanNya yang mengagumkan itu. Mari kita lihat beberapa contoh yang berkaitan dengan musim-musim penuaian.
Hasil tuaian pertama yang sudah matang di musim semi itu disebut buah sulung dan diunjukkan kepada Allah (Keluaran 23:19). Secara rohani, Yesus Kristus merupakan buah sulung yang sempurna dan yang pertama dibangkitkan ke dalam hidup yang kekal.
“Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal” (1 Korintus 15:20).
Tuaian rohani yang pertama digambarkan di dalam perayaan musim semi, yakni, hari raya Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi.
Berikutnya adalah tuaian pada akhir musim semi yang disebut hari raya Pentakosta. Bukan hanya Gereja Pertama Perjanjian Baru itu dimulai pada hari Pentakosta, tetapi Yesus Kristus juga berbicara tentang zaman Gereja dalam hal suatu tuaian.
“Maka kataNya kepada murid-muridNya, ‘Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Matius 9:37-38).
Rasul Paulus menjelaskan bahwa di dalam rencana Allah, kita memiliki urutan masing-masing:
“Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung , sesudah itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu kedatanganNya” (1 Korintus 15:22-23).
Sebagaimana kita akan lihat, pola yang sama ini berlanjut pada tuaian yang lebih besar yang digambarkan oleh keempat hari-hari raya alkitabiah di musim gugur. Kesemuanya ini melukiskan cinta kasih Allah dan hasratNya untuk membawa semua orang kepada pertobatan dan keselamatan yang akan menjadi anak-anakNya kekal selamanya (1 Timotius 2:4; 2 Petrus 3:9).
Tuaian rohani yang terakhir digambarkan oleh rasul Yohanes:
“Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu, lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu Kitab Kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu” (Wahyu 20:12).
Bukan hanya kitab-kitab dari Alkitab yang akan dibuka untuk pemahaman mereka, tetapi Kitab Kehidupan juga akan dibuka, yakni Kitab yang menunjukkan kesempatan keselamatan bagi mereka.
Di ayat lain kita juga bisa baca hal yang menggambarkan kebangkitan kedua ini yang bunyinya sama, bahwa Allah akan menaruh RohNya ke dalam mereka (Yehezkiel 37:14).
Barangkali kebenaran ini mengejutkan anda, tetapi Allah tidak meninggalkan siapapun dan Ia tidak berlaku curang – semua umat manusia akan mendapat satu kesempatan penuh untuk keselamatan. Allah “menghendaki supaya semua orang diselamatkan” (1 Timotius 2:4), dan itulah maksud dari rencanaNya, yang Dia tunjukkan melalui hari-hari raya yang tertulis di dalam Alkitab!
Anda punya pertanyaan?
Silahkan bertanya pada kami
This article was translated from http://lifehopeandtruth.com