Interpretasi Mimpi

oleh David Treybig

https://lifehopeandtruth.com/prophecy/understanding-the-book-of-daniel/interpretation-of-dreams/

Memahami mimpi dan penglihatan merupakan bagian integral dari kitab Daniel. Apakah Allah berbicara kepada kita dengan cara seperti ini hari ini?

 

 

 

 

 

 

 

Meskipun Daniel dipilih dari antara para tawanan orang Yahudi, yang diangkut ke Babel, karena kecerdasan dan kemampuannya untuk belajar “tulisan dan bahasa orang Kasdim” (Daniel 1:4), barangkali dia kaget ketika dia dipanggil untuk menginterpretasikan mimpi Raja Nebukadnezar. Lagi pula, seiring berlalunya waktu, Daniel mendapat beberapa penglihatan yang sangat signifikan tentang hari-hari yang akan datang.   

Apa yang dapat kita pelajari dari bacaan ini? Apakah mimpi-mimpi kita juga perlu diinterpretasikan?

Sebelum memperhatikan mimpi-mimpi dan penglihatan-penglihatan yang terdapat di kitab Daniel, mari kita perhatikan sejenak apa yang telah terjadi kepada Daniel dan ketiga sahabatnya, Hananya, Misael dan Azarya, setelah mereka diangkut secara paksa ke Babel.  Sida-sida yang mengawasi tawanan-tawanan orang Yahudi memberi keempat anak muda ini nama baru menurut nama orang Kasdim, yakni Beltsazar, Sadrakh, Mesakh dan Abednego (Daniel 1:6-7)

Setelah tiga tahun masa pelatihan selesai, anak-anak muda ini diwawancarai oleh raja dan “didapatinya bahwa mereka [ini] sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu [yang merupakan para penasihat raja] dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya” (ayat 20). Kemudian mereka mulai melayani raja bersama-sama dengan para penasihat raja itu (ayat 19).

Meskipun Daniel dan teman-temannya sangat mengagumkan raja itu, kemampuan mereka semata-mata bukan bawaan lahiriah mereka. Sebagaimana ayat 17 menjelaskan: “Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi.”

Dalam bacaan ini kita menemukan sebuah kunci penting mengenai interpretasi mimpi: Apabila Allah memilih untuk berkomunikasi dengan seseorang melalui sebuah mimpi atau penglihatan, Dia akan memastikan bahwa pesan itu dipahami. Entah orang itu akan memahaminya atau Allah sendiri akan memberikan seseorang yang akan mampu menginterpretasikan pesan itu.

Mari kita sekarang memperhatikan referensi kepada mimpi dan penglihatan di dalam kitab Daniel.

Nebukadnezar bermimpi melihat sebuah patung besar

Segera setelah mulai melayani raja, Daniel dan teman-temannya menghadapi situasi yang sangat menakutkan. “Pada tahun kedua pemerintahan Nebukadnezar [pada saat itu dia merupakan rekan pemimpin ayahnya ketika ayahnya mengalahkan Yehuda], bermimpilah Nebukadnezar; karena itu hatinya gelisah dan ia tidak dapat tidur” (Daniel 2:1).

Mimpi raja itu begitu intens sehingga dia meminta semua orang-orang bijaknya untuk menginterpretasikannya bagi dia (ayat 2-4). Namun di dalam hubungannya dengan permohonannya, raja menempatkan orang-orang bijak itu pada posisi yang sangat sulit. Dia tidak akan menceritakan apa yang ia mimpikan. Alasannya ialah bahwa apabila mereka dapat mengatakan apa yang ia mimpikan itu, dia bisa merasa tenang dengan interpretasinya (ayat 9). Jika mereka tidak bisa mengartikan mimpi raja itu, maka dia akan menitahkan untuk membunuh semua orang-orang bijak itu (ayat 5).

Ditempatkan pada posisi yang sangat aneh ini, orang-orang bijak istana itu berkata, “Tidak ada seorangpun di muka bumi yang dapat memberitahukan apa yang diminta tuanku raja! Dan tidak pernah seorang raja, bagaimanapun agungnya dan besar kuasanya, telah meminta hal sedemikian dari seorang berilmu atau seorang ahli jampi atau seorang Kasdim. Apa yang diminta tuanku raja adalah terlalu berat, dan tidak ada seorangpun yang dapat memberitahukannya kepada tuanku raja, selain dari dewa-dewa yang tidak berdiam di antara manusia" (ayat 10-11).

Meskipun pendapat orang-orang bijak ini benar – bahwa tugas yang demikian tidak akan mungkin terlaksana tanpa bantuan Allah – raja itu tidak ingin mendengarkan jawaban mereka yang demikian. Dia menjadi “sangat geram dan murka karena hal itu, lalu dititahkannyalah untuk melenyapkan semua orang bijaksana di Babel” (ayat 12).

Karena Daniel dan ketiga sahabatnya termasuk di antara para penasihat raja itu, mereka juga akan dieksekusi (ayat 13).

Ketika Daniel mempelajari perintah raja, dia meminta waktu kepada raja untuk mendapat kesempatan supaya dia bisa memberitahukan kepadanya interpretasi mimpi itu. Permohonan Daniel itu dikabulkan; dia dan teman-temannya berdoa meminta Allah untuk menyingkapkan mimpi raja dan memberi artinya sehingga mereka dan orang-orang bijak lainnya tidak dibinasakan. Allah mendengarkan doa mereka dan menyingkapkan “rahasia” itu kepada Daniel (ayat 19).

Setelah mengetahui mimpi raja dan penjelasannya, Daniel megucap syukur kepada Allah karena Dia memberi pengertian itu kepada dia (ayat 20-23). Dia juga mengatakan kepada raja bahwa Allahlah yang menyingkapkan mimpinya dan memberi artinya (ayat 26-30). 

Pelajaran penting yang kita pelajari dari bacaan ini tentang mimpi ialah bahwa Allah adalah Tuhan yang dapat memberi interpretasi mimpi dan penglihatan. Manusia tidak memiliki  kemampuan ini dari dirinya sendiri.

Satu lagi mimpi Nebukadnezar

Beberapa waktu kemudian, Raja Nebukadnezar mendapat mimpi lain yang cukup menggelisahkan dia: “Lalu aku mendapat mimpi yang mengejutkan aku, dan khayalanku di tempat tidurku serta penglihatan-penglihatan yang kulihat menggelisahkan aku” (Daniel 4:5). Jadi, sekali lagi, raja itu meminta orang-orang bijaknya untuk menafsirkan mimpinya itu kepada dia. Kali ini raja menceritakan mimpi itu kepada para penasihatnya, namun mereka tidak dapat memberi dia artinya (ayat 7).

Akhirnya Daniel datang kepada raja. Tampaknya setelah mengingat pengalamannya yang pertama, raja itu berkata tiga kali dan menandai bahwa Daniel memiliki “Roh Allah yang kudus” (ayat 8, 9, 18). Berbicara kepada Daniel, dia berkata, “Tidak ada rahasia yang sukar bagimu” (ayat 9). Meskipun raja Nebukadnezar tidak mengindahkan nasihat yang diberikan Daniel (ayat 27-33), juga tidak berhenti menyembah dewa-dewa, nampaknya dia memahami bahwa Allah adalah satu-satunya yang memberi kuasa kepada Daniel untuk menginterpretasikan mimpi-mimpinya.

Belsyazar melihat sebuah tangan menulis di dinding

Belsyazar adalah raja penerus raja Nebukadnezar. Sekali waktu dia mengadakan pesta untuk 1,000 orang-orang penting di dalam kerajaannya. Sementara raja itu dan tamu-tamunya minum dari perkakas emas dan perak yang telah mereka sita dari Bait Suci di Yerusalem dan sementara mereka memuji dewa-dewa dan berhala mereka, “tampaklah jari-jari tangan manusia menulis pada kapur dinding istana raja” (Daniel 5:5).

Teks itu tidak menyatakan bahwa kejadian aneh ini bukanlah suatu penglihatan, tetapi suatu pesan ilahi yang memerlukan interpretasi. Setelah melihat penampakan yang supernatural sebuah tangan yang menulis pada dinding ini, situasi pesta raja itu segera berubah “lalu raja menjadi pucat, dan pikiran-pikirannya menggelisahkan dia, sendi-sendi pangkal pahanya menjadi lemas dan lututnya berantukan” (ayat 6). Kemudian Belsyazar dengan kebingungan memanggil orang-orang bijaknya untuk membaca dan mengartikan tulisan itu, tetapi mereka tidak dapat membaca dan mengartikannya (ayat 7-8). 

Mendengar kejadian yang misterius ini, ratu mendatangi ruangan pesta itu untuk menceritakan bahwa ada seorang yang bernama Daniel “yang penuh dengan Roh Allah yang kudus” (ayat 11) yang telah menginterpretasikan mimpi Raja Nebukadnezar. Ketika dipanggil, Daniel mengartikan tulisan itu, yang menandakan bahwa kerajaan Belsyazar akan jatuh kepada kekuasaan Medo-Persia.

Mimpi, penglihatan dan pesan di dalam kitab Daniel

Lebih jauh dari penginterpretasian dua mimpi Raja Nebukadnezar dan tulisan pada dinding itu bagi Raja Belsyazar, Daniel juga menerima beberapa pesan dari Allah. Daftar berikut ini memberikan rincian pesan kudus dari Allah yang dicatat di dalam kitab Daniel.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Elemen yang konsisten pada semua kejadian ini – mimpi, penglihatan dan pesan yang disampaikan Allah kepada Daniel – pengertiannya sering diberikan melalui malaikat Gabriel (lihat Daniel 2:19; 7:15-16; 8:15-16; 10:1). Penjelasan yang lebih lengkap dari pesan-pesan Allah ini akan dijelaskan pada artikel lain yang menyangkut bagian ini.

Para peneliti telah menemukan bahwa mimpi sangat umum bagi manusia, terutama selama tidur REM (tidur dengan gerak mata cepat), yakni kondisi tidur normal yang ditandai dengan gerakan mata yang cepat dan acak.

  • Kebanyakan mimpi berlansung antara 5 hingga 20 menit
  • Setiap orang bermimpi beberapa kali dalam satu malam
  • Dan rata-rata, kita menghabiskan waktu sekitar enam tahun bermimpi dalam hidup kita (howstuffworks.com)

Meskipun kita menggunakan begitu banyak waktu bermimpi, beberapa orang di antara kita dapat mengingat kembali mimpi-mimpinya secara detil apa yang telah dimimpikan. Jika mimpi kita menakutkan, kita mengatakan itu mimpi buruk, dan biasanya mimpi itu membuat kita terbangun dengan rasa takut karena mimpi yang demikian. Memang kita mengingat mimpi yang demikian dari mimpi yang lain karena mimpi ini lebih bertahan di dalam memori kita. Semakin lama kita tidak mengingatnya kembali ketika bermimpi, semakin sukar mimpi itu untuk kita ingat kembali.

Penerapannya hari ini

Karena kita menggunakan banyak waktu dalam mimpi, apakah kita perlu mencoba mengingat dan menyimpan dalam memori akan mimpi-mimpi kita dalam hal Allah mengirim sebuah pesan kepada kita?

Di dalam Perjanjian Baru kita menemukan bahwa Allah berkomunikasi dengan Yusuf, suaminya Maria, ibunya Yesus, melalui sebuah mimpi pada beberapa kejadian (Matius 1:20; 2:12, 13, 19, 22). Kita juga memperhatikan bahwa Allah menyingkapkan kebenaran penting tentang bangsa-bangsa bukan Yahudi yang dipanggil Allah pertama kali dan boleh menjadi angggota Jemaat Allah melalui sebuah penglihatan Petrus (Acts 10) dan bahwa Paulus kadang-kadang mendapat penglihatan dari Allah (Kisah Para Rasul 16:9-10; 18:9; 26:19). Dan kitab terakhir Alkitab – kitab Wahyu – merupakan sebuah penglihatan kepada rasul Yohanes (Wahyu 9:17). 

Dan kita juga melihat bahwa ketika Allah memilih untuk menyingkapkan sesuatu di dalam Perjanjian Baru, seperti misalnya Dia tunjukkan melalui nabi Agabus, Dia mulai menunjukkannya melalui Roh KudusNya, yang sekarang diberikanNya kepada mereka yang bertobat dari dosa-dosa mereka dan dibaptis (bandingkan Kisah Para Rasul 2:38; 11:28; 21:10). Ketika rasul-rasul dan para penatua mengadakan konferensi untuk mempertimbangkan entah laki-laki dari bangsa bukan Yahudi yang baru bertobat diharuskan untuk disunat, Roh Kudus memimpin mereka untuk mengambil keputusan (Kisah Para Rasul 15:28).   

Kadang-kadang Allah memang sungguh berbicara kepada manusia melalui mimpi dan penglihatan yang Dia berikan kepada nabi-nabi (Bilangan 12:6), dan dia akan melakukan hal yang demikian lagi apabila Kristus kembali ke bumi ini Dia akan “mencurahkan Roh Kudus ke atas semua manusia” (Kisah Para Rasul 2:17-18). Akan tetapi sekarang orang Kristen “dipimpin oleh Roh” (Roma 8:14). 

Kitab Ibrani lebih jauh menyatakan, “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan AnakNya” (Ibrani 1:1-2). Berbeda dengan orang yang hidup pada zaman Perjanjian Lama, kita sekarang dapat membaca langsung dari Alkitab – pengajaran firman Allah diberikan melalui nabi-nabiNya dan AnakNya baik di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru – untuk membimbing kita.  

Sementara usaha mengingat kembali akan sebuah mimpi dapat menjadi dasar percakapan yang menarik, Salomo di dalam kitab Pengkhotbah memperingatkan kita bahwa “mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan” dan bahwa karena “mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah” (Pengkhotbah 5:3, 7).

Allah berkomunikasi dengan kita melalui mimpi dan penglihatan jika Dia berkehendak demikian; tetapi secara umum, zaman sekarang ini Dia tidak bekerja dengan cara ini. Nasihat Salomo ialah untuk berfokus pada takut akan Allah – yakni, menuruti perintahNya dan hidup menurut perintahNya – daripada mencari pesan khusus dari Allah di dalam mimpi-mimpi kita. Itulah nasihat yang baik untuk kita hari ini. 

Untuk pelajaran lebih lanjut tentang bagaimana Allah membimbing dan memimpin orang Kristen hari ini, bacalah artikel kami pada bagian “Holy Spirit.”

 

 

 

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry