Karunia Kehidupan Kekal

oleh Tim Groves

https://lifehopeandtruth.com/prophecy/kingdom-of-god/gift-of-eternal-life/

Allah ingin mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita. Akan tetapi akan seperti apakah sebuah kehidupan tanpa akhir? Apakah Alkitab memberikan kita suatu isyarat seperti apa itu kehidupan kekal di dalam Kerajaan Sorga?

Allah menciptakan umat manusia untuk sebuah maksud tertentu. Kita tidak diciptakan menurut rupa binatang, tetapi menurut rupa Allah. Manusia diciptakan dalam gambar dan rupa Allah sendiri (Kejadian 1:26).

Dalam pemahaman sederhananya ialah bahwa Allah sedang mereproduksi diriNya! Berbeda dengan binatang, manusia dapat berencana, merancang, menciptakan alunan musik yang indah, menganalisa masalah, dan seterusnya – membuat kita intelijen dan kreatif seperti Allah. Allah tidak memberikan kepada manusia – laki-laki dan perempuan kehebatan berpikir ini untuk sekedar kehidupan fisik yang temporer. Rencana Allah bagi kita ialah agar nantinya kita menggunakan kemampuan-kemampuan ini sebagai makhluk roh yang hidup selamanya di dalam KerajaanNya. Melalui Yesus Kristus, kita dikaruniai “kuasa supaya menjadi anak-anak Allah” (Yohanes 1:12). 

Apabila kita merespons panggilan Allah melalui Yesus Kristus – yang berarti bahwa jika kita bertobat dari dosa-dosa kita dan mencari kebenaran Allah (Kisah Para Rasul 2:38; Matius 6:33) – karakter yang kita kembangkan akan memimpin kita kepada kehidupan kekal. Untuk pelajaran tambahan tentang mengapa Allah menciptakan kita, bacalah artikel kami yang berjudul “What Is the Meaning of Life? ” di website kami Lifehopeandtruth.

Memahami keabadian

Kekekalan adalah suatu konsep yang tidak mudah untuk dipahami. Kita hidup di sebuah dunia dimana kehidupan memiliki sebuah awal dan akhir. Kita dilahirkan, dan kita mati. Namun Allah berkata bahwa Dia bersemayam untuk selamanya (Yesaya 57:15).

Alam semesta yang terikat waktu ini dimana anda dan saya hidup, diciptakan Allah, yang tidak bermula dan berakhir. Akal pikiran kita tidak pernah bisa memahami ini. Allah berkata pikiran kita sangat terbatas, dan begitu banyak yang kita tidak mampu pahami, termasuk kehidupan yang kekal (Yesaya 55:9).

Tetapi meskipun kita tidak sepenuhnya memahami arti keabadian, kita semua ingin hidup selamanya. Allah telah menempatkan keinginan itu di dalam hati kita karena keinginanNya ialah menjadikan kita menjadi makhluk roh sama seperti Dia adalah roh dan Dia ingin kita menikmati kehidupan yang kekal bersama Dia.

Mengambil bagian dalam kodrat Allah

Alam roh dimana Allah dan malaikat-malaikatNya berada merupakan alam yang tak terbayangkan yang jauh lebih baik daripada alam fisik dimana kita hidup. Alam itu sungguh menakjubkan sehingga keberadaan, kuasa dan kemuliaan makhluk-makhluk roh dapat menguasai tubuh manusiawi kita yang penuh kelemahan. Tentu, kadang-kadang Allah mengubah kemuliaan malaikat-malaikatNya menjadi wujud fisik untuk berinteraksi dengan manusia. Tetapi cobalah pertimbangkan contoh ini:

Ketika Musa meminta Allah menunjukkan kepada dia kemuliaanNya, Allah berkata bahwa tidak ada orang yang bisa melihat Dia akan dapat bertahan hidup (Keluaran 33:18, 20). Ketika kehadiran Allah memasuki bait Allah di zaman Salomo, imam-imam tidak dapat memasuki bait itu karena kilauan dan kemegahan kemuliaan Allah (2 Tawarikh 7:1-2). Dan ketika rasul Yohanes melihat suatu penglihatan kemuliaan tubuh Yesus Kristus, dia sangat diliputi sehingga dia tidak sadarkan diri (Wahyu 1:12-14, 15-17).

Bahkan malaikat-malaikat dapat melimpahi manusia. Ketika malaikat menampakkan diri kepada Daniel, penampakan malaikat itu membuat dia pingsan (Daniel 10:5-6, 7-9). Dan ketika malaikat datang untuk menggulingkan batu pada kuburan Kristus, tentara Romawi itu terkejut dan juga pingsan (Matius 28:1-4).

Akan tetapi Allah berjanji untuk mengaruniakan tubuh rohani yang mulia kepada mereka yang bertobat dan mengikuti Dia. “Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu bahwa apabila Kristus menyatakan diriNya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaanNya yang sebenarnya” (1 Yohanes 3:2).

Hanya melalui tubuh baru yang tidak dapat binasa kita dapat mengambil bagian dalam kehidupan Allah di dalam alam roh. “Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa … Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati” (1 Korintus 15:50, 53).

Pada saat kita memasuki alam kekal, kita akan diubahkan menjadi makhluk roh. Tubuh jasmani kita akan ditransformasi ke dalam tubuh roh, mendapat bagian dalam kemegahan kemuliaan Allah (Roma 8:16-18). Tubuh kita yang agung itu akan bersinar seperti matahari dalam cahaya penuh (Matius 13:43; Daniel 12:3).

Apabila kita telah mengenakan tubuh sorgawi yang mulia, kita tidak akan pernah lelah dan tidak akan pernah tidur (Mazmur 121:4; Yesaya 40:28). Kita akan selalu kuat, penuh energi dan merasa selamanya muda. Kita tidak akan pernah repot mengurusi proses penuaan atau mengurusi orang-orang cacat lagi. Kita dapat menantikan saat keabadian ini dimana kita menjadi seperti Allah.

Kehidupan untuk bekerja dan rekreasi

Keyakinan populer orang Kristen modern ialah bahwa mereka yang telah hidup dalam hidup baik akan pergi ke sorga pada saat mereka mati, mereka akan bermain alat musik harpa dan hanya melihat wajah Yesus Kristus selama-lamanya. Akan tetapi kehidupan yang tidak aktif demikian bukanlah apa yang diajarkan Alkitab. Tetapi Firman Allah membicarakan masa depan yang begitu menakjubkan yang melebihi segala sesuatu yang kita dapat bayangkan! 

Hidup dalam keabadian adalah hidup yang akan aktif dan sibuk bekerja, dalam hidup keabadian itu tidak juga membosankan. Hidup dalam Kerajaan Allah akan penuh sukacita, kegembiraan dan kesenangan (Mazmur 16:11).

Banyak di antara kita merasa bahwa bekerja dapat menjadi sesuatu yang menyusahkan dan melelahkan, dan sering tidak menyenangkan. Alkitab menjelaskan bahwa pekerjaan menjadi sesuatu yang menyusahkan karena dosa (Kejadian 3:17-19).

Meskipun pekerjaan itu sulit, tetapi bekerja itu baik, dan Allah menciptakan manusia untuk bekerja dan melakukan pekerjaan yang baik (Kejadian 2:15; Efesus 2:10).

Bahkan Allah Bapa dan Yesus Kristus bekerja dan merencanakan pekerjaan untuk masa depan (Yohanes 5:17; Yesaya 62:11). Pekerjaan Allah di masa yang lalu termasuk penciptaan seluruh alam semesta untuk maksudNya, dan perkerjaanNya sekarang ialah untuk membawa banyak orang kepada kemuliaanNya (Ibrani 2:10).

Sebagian dari upah bekerja ialah menikmati hasil dari pekerjaan itu (Pengkhotbah 3:13). Allah menikmati buah dari pekerjaanNya (Yesaya 55:11), oleh karena itu kita juga, akan menikmati buah dari pekerjaan kita sebagai makhluk-makhluk roh.

Rasul Paulus memberitahukan kepada kita bahwa seluruh makhluk ciptaan Allah “menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan” karena makhluk itu sendiri juga akan “dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan” (Roma 8:19-22). Hal ini akan menjadi bagian dari “pemulihan segala sesuatu” (Kisah Para Rasul 3:21). Mazmur 102:25-26 juga berbicara tentang pemulihan ini, dan manifestasi yang pada akhirnya terdapat pada “langit yang baru dan bumi yang baru” yang terdapat pada Wahyu 21:1

Hidup di dalam kekekalan akan menyangkut banyak pekerjaan yang sungguh berarti. Alkitab menyingkapkan bahwa tidak akan ada batas pengembangan  pemerintahan Allah (Yesaya 9:10). Jadi, apapun pekerjaan yang kita akan lakukan tidak akan menjadi beban seperti sering terjadi pada kehidupan saat ini, tetapi akan sangat menyenangkan dan berarti.

Rekreasi juga merupakan bagian dari kehidupan kita sebagaimana kita akan hidup di dalam alam yang abadi. Bahkan Allahpun menikmati rekreasi. Misalnya, kita menikmati pertunjukan konser musik, dan Allah juga, menikmati musik. Malaikat-malaikat sering bernyanyi bagi Dia, dan Dia menikmati nyanyian rohani yang kita nyanyikan bagi Dia.

Kehidupan untuk memerintah

Ketika Allah menciptakan Adam dan Hawa, Dia berkata kepada mereka, “Penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi” (Kejadian 1:28). Kemudian Allah berkata, “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu” (Kejadian 2:15). Dan bahkan Allah membawa semua binatang itu kepada Adam supaya dia menamainya (ayat 19).

Manusia diciptakan untuk memiliki kekuasaan dan memerintah.

Karena sekarang Allah telah memberikan kepada manusia tanggung jawab penatagunaan atau pekerjaan hanya di atas bumi ini (Mazmur 115:16). Akan tetapi kehendak Allah lebih jauh dari pengurusan bumi ini secara fisik. Bumi ini hanyalah suatu tempat pelatihan untuk sesuatu yang jauh lebih besar yang Allah sediakan bagi kita.

Raja Daud bertanya kepada Allah pertanyaan ini: “Jika aku melihat langitMu, buatan jariMu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan, apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tanganMu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya” (Mazmur 8:4-7). 

Pertama kita harus memulainya sebagai pekerja yang setia untuk pekerjaan atau hal-hal kecil sebelum kita dipercayakan pekerjaan yang lebih besar. Allah berkeinginan untuk memberi manusia penguasaan atas sejagat alam semesta dengan “segalanya di bawah kakinya”! Allah memberi manusia kuasa untuk menguasai seluruh bumi sebagai daerah kekuasaan yang pertama.  

Bahkan sekarang, sebagai bagian dari tanggung jawab malaikat-malaikat ialah  untuk menolong manusia – yang adalah ahli waris keselamatan (Ibrani 1:13-14). Dan setelah masuk ke dalam hidup yang kekal malaikat-malaikat itu akan menolong anak-anak Allah yang dipermuliakan yang akan memiliki kekuasaan dan kemuliaan yang lebih besar  daripada malaikat-malaikat itu (2-5).

Mengenai wariasan umat manusia di masa depan, Kristus berkata, “Jadi jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon [harta, uang] yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?” (Lukas 16:11).

Harta yang sesungguhnya ini adalah sesuatu yang kita tidak dapat pahami sekarang karena keagungan dan kemuliaannya. “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua telah disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia” (1 Korintus 2:9).

Perhatikan apa yang ditambahkan penulis Ibrani setelah mengutip Mazmur 8:

 “Tetapi sekarang ini belum kita lihat, bahwa segala sesuatu telah ditaklukkan kepadaNya” (Ibrani 2:8).

Setelah kita memasuki hidup yang kekal, segala sesuatu akan ditaklukkan di bawah kuasa manusia termasuk yang tidak disebutkan secara spesifik di dalam Alkitab (1 Korintus 13:12; 1 Yohanes 3:2). Barangkali itu karena pemahaman kita yang masih terbatas yang tidak bisa memahaminya sekarang. Ya, janji untuk masa depan benar-benar agung dan mulia!

Tempat orang-orang suci di alam kekal

Mereka yang telah dipanggil Allah pada zaman ini yang telah bertobat dari dosa-dosa mereka dan mengikuti Allah sepenuhnya akan menempati posisi kepemimpinan pada saat Kristus kembali.

Orang-orang suci ini diibaratkan sebagai mutiara, umat kepunyaan Allah, bangsa yang terpilih, bangsa yang kudus, imamat yang rajani, dan raja-raja dan imam-imam (Maleakhi 3:16-17; 1 Petrus 2:9; Wahyu 1:6; 5:10).

Mereka akan berada di Yerusalem Baru, tinggal dan bekerja bersama Bapa dan Anak. Mereka bahkan memiliki titel jabatan tersendiri dan nama yang diberikan kepada mereka (Wahyu 3:12; 20:6; 1 Tesalonika 4:17; Matius 5:5).

Dan sebagai pemimpin-pemimpin di dalam Kerajaan Allah, orang-orang suci ini akan melayani Allah, Kristus dan seluruh anak-anak Allah lainnya untuk selama-lamanya.

Bahkan hari ini, umat Allah memiliki benih kekekalan yang berdiam di dalam diri mereka melalui Roh Kudus (Efesus 1:13-14; 2 Korintus 5:1-5).

Keabadian persatuan

Tidak seperti dunia yang kita huni sekarang ini, di dalam Kerajaan Sorga akan terdapat damai yang tak berkesudahan (Yesaya 9:7). Alkitab banyak membicarakan hal tentang keesaan Allah Bapa dan Anak, dan itu adalah kesatuan di dalam pikiran dan roh yang harus dimiliki anak-anak Allah sekarang (Yohanes 17:11, 20-26).

Mereka yang akan hidup kekal akan bersatu dengan Allah sebab mereka telah memilih dengan rela hati untuk mengikuti perintah-perintahNya, yang merupakan cerminan sifat Allah (1 Yohanes 3:24).

Karena tidak akan ada sikap-sikap yang hanya mementingkan diri sendiri, tetapi hanya kebersamaan dan kerelaan hati untuk tunduk kepada Allah yang kekal, kesatuan dan keharmonisan yang sempurna akan ada selamanya.

Ya, Allah yang bersemayam dalam kehidupan kekal memberi kita hidup supaya kita dapat menerima kemuliaanNya dan memerintah dengan Dia sebagai anak-anakNya selamanya!

Cobalah gunakan waktu anda untuk memandang angkasa di malam hari dan bayangkan masa depan anda. Sungguh, suatu masa depan yang agung dan yang tak terbayangkan menunggu kita masing-masing ketika kita melangkah memasuki hidup yang kekal. Dan tidak hanya sekedar kita rindu akan saat itu, Allah juga mengharapkan dan menantikan hari itu ketika Dia berkata, “Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan” (Matius 25:34).

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry