Keinginan

oleh Dave Johnson

https://lifehopeandtruth.com/change/sin/deadly-sins/desire/

Ayat-ayat kutipan artikel ini umumnya diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, tetapi juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

“Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati … Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya” (Kejadian 3:6). 

 

 

 

 

 

Bacaan di kitab Kejadian tentang dosa pertama manusia sungguh tidak asing lagi. Setelah Hawa melihat buah terlarang dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu sedap kelihatannya dan memberi pengertian, dia memakannya. Ayat 6 menceritakan bahwa Adam mengikuti jejak Hawa: “Dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.”

Sementara kisah dosa pertama ini tidak asing lagi kepada banyak orang, tetapi konsekuensi akibat menyerah pada pilihan yang salah barangkali banyak yang tidak memahaminya dengan baik. Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden dan setelah itu mereka mengalami kesusahan hidup dalam bertani dan memetik hasil tanaman mereka.

Hawa juga diberitahu bahwa dia akan dibuat kesusahan waktu mengandung dan dengan kesakitan untuk melahirkan anak-anaknya. Anak pertama mereka (Kain) bertumbuh menjadi dewasa dan menjadi pembunuh pertama di dunia, dia membunuh adiknya. Siapa yang bisa tahu begitu banyak penderitaan dan dukacita sebagai akibat dari hanya satu keinginan sederhana?  

Siklus dosa

Alkitab menceritakan kepada kita serangkaian tahapan dan keputusan yang bisa berakhir pada kematian. “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut” (Yakobus 1:14-15).

Akan tetapi ada cara untuk menjauhkan diri dari keinginan yang salah sebelum hal itu membawa kita ke jalan yang di lalui oleh Adam dan Hawa.

Pertama-tama, bagaimana kita membedakan antara keinginan yang salah dengan keinginan yang benar? Kita harus membandingkan keinginan kita dengan hukum Elohim. Jika keinginan kita mengembangkan kasih kita kepada Elohim dan orang-orang sesama kita dan kepatuhan kita kepada perintah-perintah Elohim, maka itu baik. Tetapi jika keinginan-keinginan itu bertentangan dengan perintah-perintah Elohim dan tidak menunjukkan kasih bagi Elohim dan tidak merupakan hal membangun bagi orang lain, itu adalah keinginan yang salah.

Keinginan yang salah jelas menjadi tahap krusial sebelum reaksi kita berkembang ke tahap berikutnya yang dapat membawa kepada kematian. Dan ini mendorong kita untuk lebih dekat memeriksa apa yang dikatakan Alkitab tentang sifat keinginan yang salah yang kita sedang hadapi.

“Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia” (1 Yohanes 2:16). Tiga bentuk keinginan yang salah itu dijelaskan di sini: keinginan daging (lust = hawa nafsu), keinginan mata dan keangkuhan hidup.

Keinginan daging

Keinginan daging – keinginan yang salah untuk kekayaan, kenyamanan atau kesenangan duniawi – adalah keinginan yang salah yakni yang pertama di urutkan di 1 Yohanes ini. Ini bisa berupa nafsu berahi, ketamakan, kemabukan, minuman keras dan kecanduan fisik lainnya.

Ada bacaan di dalam Alkitab tentang orang yang menyerah kepada keinginan semacam ini, yang berakhir pada kehancuran.

Bacaan ini ditulis tentang seorang yang bernama Gehazi, yang telah menjadi pelayan yang setia untuk nabi Elisa selama bertahun-tahun. Sebagaimana kisah ini diceritakan lebih detil di 2 Raja-raja 5, seorang panglima tentara di Syria bernama Naaman menawarkan sejumlah uang dan pakaian kepada raja Israel dengan harapan dia mendapat kesembuhan dari penyakit kustanya (2 Raja-raja 5:1-5).

Raja itu tidak sanggup menolong dia, tetapi Elisa mendengar kabar situasi itu dan mengirimkan instruksi kepada Naaman tentang bagaimana caranya untuk disembuhkan dari kustanya (2 Raja-raja 5:6-10). Ketika Naaman mengikuti instruksi itu, dia sembuh! Kemudian Naaman menawarkan pemberian kepada Elisa, tetapi Elisa menolaknya (ayat 15-19).

Sampai di sini, “keinginan daging” Gehazi timbul dan dia ingin mengambil alih, dan memutuskan untuk memanfaatkan kesempatan ini, yakni kemurahan hati Naaman. “Namun Gehazi, pelayan Elisa, abdi Elohim itu berkata, ‘Lihatlah, tuanku terlalu menyegani Naaman, orang Aram ini, dengan tidak menerima pemberiannya. Demi TUHAN yang hidup, aku pasti akan berlari mengejarnya dan mengambil sesuatu dari padanya’” (2 Raja-raja 5:20).

Gehazi mengejar dan mendapatkan Naaman dan dia berkata dengan pesan dibuat-buat, seolah-olah itu pesan dari Elisa untuk menerima uang dan pakaian itu. Gehazi berkata kepada Naaman bahwa pemberian itu dibutuhkan dua orang muda dari kelompok nabi. Padahal itu dia terima untuk dia sendiri (2 Raja-raja 5:21-24).

Apa akibatnya bagi Gehazi karena dia telah mengikuti keinginannya yang salah dengan cara berbohong dan mencuri? Elisa berkata kepada dia: “Sesungguhnya kusta Naaman akan melekat kepadamu dan keturunanmu untuk selama-lamanya. Maka keluarlah Gehazi dari hadapan Elisa dengan penyakit kusta seputih salju” (ayat 27). Penyakit kusta merupakan penyakit yang mengerikan, menyebabkan penodaan dan pengisolasian terhadap masyarakat.

Ironisnya, Gehazi menderita kerusakan pada tubuhnya/dagingnya sendiri ketika dia menyerah kepada “keinginan daging.” Gehazi sama sekali tidak tahu akibat apa yang akan terjadi dari keinginan yang salah itu, jika seandainya dia tahu, tentu dia tidak bakal mengambil perak dan pakaian itu. Seringkali kita tidak tahu konsekuensi apa yang akan terjadi pada kita (hingga terjadi) ketika kita menyerah pada keinginan-keinginan yang salah.

Keinginan mata

Keinginan ke-2 yang diuraikan di 1 Yohanes menyangkut godaan penglihatan yang membawa kepada keinginan yang salah, atau “keinginan mata.” Ini bisa menyangkut hati yang mengingini mobil, rumah dan harta kemewahan lainnya, juga nafsu seksual.

Di dalam satu lagi contoh Alkitabiah yang terkenal, Raja Daud bangsa Israel menyerah pada keinginan mata ketika melihat Batsyeba.

“Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya” (2 Samuel 11:2).

Sebagaimana kisahnya diceritakan di 2 Samuel 11, Daud tidur dengan perempuan itu dan akhirnya mengandung. Untuk menutupi dosanya itu, dia mengirim suami Batsyeba, Uria ke medan pertempuran dengan menginstruksikan pasukan lainnya untuk menempatkan Uria pada posisi terdepan sedangkan pasukan lainnya diinstruksikan mundur ketika pertempuran itu mencapai titik puncak – tujuan utama Daud ialah supaya Uria mati – sehingga membiarkan Uria terbunuh dalam peperangan itu. Kemudian Daud mengambil Batsyeba menjadi istrinya.

Apa reaksi Elohim terhadap apa yang telah dilakukan Daud? “Beginilah firman TUHAN: ‘Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari’” (2 Samuel 12:11). Kemudian Elohim juga membuat anak yang dikandung Batsyeba dari Daud itu mati.

Daud kemudian bertobat, dan dia menjadi seorang yang berkenan di hati Elohim yang memerintah bangsa Israel dengan baik selama bertahun-tahun. Akan tetapi, dosanya – karena menyerah kepada keinginan mata – menyebabkan banyak penderitaan bagi Daud dan keluarganya sebelum hidupnya berakhir.

Keangkuhan hidup

“Keangkuhan hidup” yang disebut di 1 Yohanes 2:16 didefinisikan oleh Jamieson, Fausset dan Brown Commentary sebagai “vainglorious display” [penampilan sombong]. Ini termasuk kecongkakan, arogansi, keangkuhan, kepentingan diri sendiri, merasa benar sendiri. Definisi sederhana barangkali keinginan untuk meninggikan diri sendiri di mata orang lain.

Pada masa-masa awal jemaat Kristen berdiri, banyak yang menjual hartanya dan membawanya kepada rasul-rasul untuk digunakan Gereja. Bacaan ini terdapat di Kisah Para Rasul 4:32-37 yang menggambarkan beberapa orang menjual tanah mereka, rumah mereka dan harta mereka lainnya dan memberikan uangnya kepada rasul-rasul.

Kisah Para Rasul 5:1-2 menceritakan dua suami istri bernama Ananias dan Safira, yang menjual sebidang tanah dan menyerahkan hanya sebagian dari hasilnya kepada rasul-rasul itu tetapi mereka mengaku mereka memberikan semuanya. Di dalam ayat 3, Petrus bertanya mengapa mereka telah berdusta tentang hasil penjualan itu. Jadi masalahnya bukan karena Ananias dan Safira hanya mendonasikan sebagian dari hasil itu, tetapi karena mereka berdusta untuk mencoba membenarkan diri mereka.  

Perhatikan Kisah Para Rasul 5:4: “Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap milikmu? Dan setelah terjual, bukankah itu juga dalam wewenangmu? Apa yang mendorong hatimu melakukan hal itu? Engkau telah berdusta bukan terhadap manusia melainkan terhadap Elohim."

Begitu mudah menyerah terhadap godaan dan keinginan untuk hal-hal yang dapat merusak kita. Bagaimana kita dapat menghindari perangkap ini? Ananias dan Safira ingin menunjukkan kesan kepada orang lain sebagai orang yang murah hati – mereka ingin rasul-rasul itu dan jemaat lain mempercayai bahwa mereka telah mendonasikan semua hasil itu kepada Gereja, ketika hanya memberikan sebagiannya saja. Keinginan mengesankan ini berakibat fatal. Di dalam ayat 5-10, Petrus bertanya kepada mereka masing-masing secara terpisah tentang harga penjualan itu. Dan mereka mati pada saat berdusta kepada Petrus.

Sedikit yang mengalami akibat kematian yang seketika seperti itu akibat keinginan mengesankan orang, namun kisah Ananias dan Safira menekankan peringatan yang diuraikan di 1 Yohanes 2:16 tentang “keangkuhan hidup.”

Apa yang kita dapat lakukan tentang keinginan?

Kita semua menghadapi godaan di dalam hidup yang dapat dengan mudah menjadi keinginan yang salah sebagaimana dijelaskan tadi. Begitu mudah menyerah terhadap godaan dan keinginan untuk hal-hal yang dapat merusak kita. Bagaimana kita dapat menghindari perangkap ini?

Galatia 5:16-17 memberikan kita nasihat penangkal: “Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.”

Ayat-ayat berikutnya menjelaskan perlunya hidup dalam Roh, dan bukan dalam kedagingan (Galatia 5:18-26). Ini mengilustrasikan kebaikan yang jauh lebih berharga apabila kita hidup dalam Roh, sebagai kebalikan dari mengalah pada keinginan daging.

Hidup dalam Roh dimulai dari pertobatan, berbalik dari dosa dan dibaptis untuk menerima Roh Kudus Elohim. Proses ini membawa kita ke kehidupan yang berubah dan dengan setia merespons terhadap apa yang diajarkan Elohim dan bertahan sampai kesudahannya. Sangatlah penting untuk memahami ini dan mengikuti langkah-langkah ini, nantikan artikel kami yang berjudul repentance [pertobatan] dan baptism [baptisan] yang akan menolong anda untuk memulai. Perbedaan hasilnya dramatis. Pilihan ada di tangan kita. (Sementara itu bacalah artikel yang berjudul “Bertobatlah” yang sudah dimuat pada situs ini; silakan menggunakan kolom search)

Artikel berikutnya pada seri ini berjudul “Pilihan Yang Salah”

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry