Kematian Raja

oleh Jim Franks

https://lifehopeandtruth.com/life/plan-of-salvation/passover/the-death-of-the-king/

Ayat-ayat kutipan artikel ini diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, dan juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Easter, suatu perayaan yang tidak diajarkan di dalam Alkitab, telah menjadi salah satu perayaan yang paling penting di dunia, tetapi perayaan yang diperintahkan Yesus sungguh diabaikan. Paskah adalah sebuah peringatan kematian Juruselamat dan Raja Kita.

 

 

 

 

 

 

 

Salah satu perayaan yang paling penting dalam kalender Kristen ialah perayaan yang disebut Easter. Meskipun ada bukti bahwa nama Easter berasal dari ajaran dewa paganisme yang dirayakan di musim semi, sekarang perayaan ini dianggap sangat terkenal sebagai perayaan kebangkitan Yesus Kristus, Juruselamat bagi umat manusia. Namun perhatian terhadap kematianNya hanyalah sepintas. 

Jangan salah paham – kebangkitan Yesus Kristus sungguh suatu kejadian besar dan penting! Kita diselamatkan oleh hidupNya (Roma 5:10). Tetapi kita harus terlebih dahulu diperdamaikan kepada Elohim melalui kematian Yesus.

Yesus tidak mendorong atau mendukung perayaan kebangkitanNya atau Easter hari Minggu, dan Dia tidak pernah menyetujui lambang-lambang yang luar biasa itu dalam perayaan itu. Apa hubungan kelinci dan telur warna-warni dengan kebangkitan Juruselamat manusia? Tidak ada! Pada kenyataannya, kelinci dan telur warna-warni itu memperlihatkan kebenaran sejarah agama penyembah berhala yang mempromosikan bermacam-macam dewa, terutama dewi kesuburan. Baik kelinci maupun telur-telur itu digunakan sebagai lambang kesuburan.

Untuk memusatkan perhatian apa yang dilakukan Yesus dan apa yang Dia kehendaki untuk anda lakukan, mari kita lihat kisah mengapa Dia disalibkan. Dia dituduh karena Dia mengatakan Dia seorang raja – dan memang Dia adalah Raja!

Yerusalem, tahun 31 setelah Masehi

Diskusi yang sangat luar biasa berlangsung di kota Yerusalem pada tahun saat Yesus Kristus disalibkan. Pontius Pilatus, yakni gubernur Romawi itu, menerima bermacam-macam tuduhan terhadap Yesus. Orang Yahudi sudah diambang pemberontakan karena kebrutalan orang-orang Romawi. Pada musim semi itu, sebagaimana orang-orang Yahudi sedang mempersiapkan perayaan Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi, ketegangan-ketegangan sudah mencapai titik puncak.

Beberapa saat sebelum perayaan di musim semi itu, orang-orang Romawi secara brutal membantai satu kelompok orang Galilea pada saat mereka mempersembahkan korban di bait suci (Lukas 13:1). Pilatus menyuruh pembantaian itu, tanpa diragukan, dalam usahanya untuk mengancam orang-orang Yahudi dan mencegah pecahnya kerusuhan di kemudian hari. Menurut Josephus, orang-orang Galilea sangat cemas di bawah penguasa Romawi. Nampaknya Pilatus menggunakan kesempatan insiden di Yerusalem itu untuk memberi pesan kepada semua orang Yahudi.

Banyak orang berspekulasi bahwa hal ini merupakan bagian dari alasan Herodes Antipas, yang adalah tetrark (setingkat gubernur pada sistem pemerintahan Romawi) untuk wilayah Galilea dan Perea, berselisih paham dengan Pilatus. Tetapi pada saat pengadilan terhadap Yesus, keduanya menjadi bersahabat (Lukas 23:12). Nampaknya, Herodes tersanjung bahwa Pilatus melimpahkan keadaan itu kepada dia [Herodes] untuk mengambil keputusan atas pengadilan terhadap Yesus.

Dilema Paskah Pilatus

Sementara orang-orang Yahudi datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah pada tahun itu, Pilatus merasa bahwa akan terjadi kerusuhan di jalan jika dia tidak melakukan sesuatu. Para sarjana Alkitab meyakini bahwa penduduk kota itu akan meluap lima kali lipat jumlahnya pada musim perayaan Paskah. Dengan demikian banyaknya pengunjung di Yerusalem maka masuk akal jika Pilatus merasa kuatir dan was-was.

Apa yang dapat dia lakukan untuk meminimalisir potensi huru-hara?

Tuduhan terhadap Yesus

Pada tahap inilah serangkaian kejadian yang paling tidak lazim terjadi. Selama pengadilan itu dilakukan terhadap Yesus, para pemimpin Yahudi mencoba banyak cara untuk membuktikan Dia bersalah. Akhirnya mereka bertanya kepada Yesus apakah Dia Anak Elohim.  

Dia menjawab, “Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Dia” (Lukas 22:70). 

Dengan jawabanNya ini, pemimpin-pemimpin Yahudi merasa yakin bahwa Yesus bersalah atas penistaan atau hujatan. Karena pemerintahan Romawi tidak mengizinkan orang-orang Yahudi untuk menaruh hukuman mati (Yohanes 18:31), maka mereka membawa Dia kepada Pilatus, dengan tuduhan menghujat, dan “menyesatkan bangsa kami, dan [Dia] melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diriNya Ia mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja” (Lukas 23:2).

Pilatus mencari jalan untuk menyerahkan Yesus kepada orang Yahudi untuk menyesah Dia – mencambuk dan menyakiti Dia dan kemudian dibebaskan. Tetapi orang-orang dalam kerumunan itu menolak permintaan Pilatus yang mengatakan, “Tidak ada suatu kesalahanpun yang kudapati padaNya.” Jadi Pilatus memutuskan untuk mengirim Dia kepada Herodes ketika dia mendengar bahwa Dia seorang Galilea.

“Ketika mendengar hal itu, Pilatus bertanya apakah Orang itu seorang Galilea. Maka ketika mengetahui bahwa Dia berasal dari wilayah kekuasaan Herodes, Pilatus mengirim Yesus kepada Herodes, yang pada waktu itu memang sedang berada di Yerusalem” (Lukas 23:6-7).

Raja dan KerajaanNya

Selama lebih dari tiga tahun, Yesus yang disebut orang Nazaret itu telah menjalani berbagai daerah dari Galilea di bagian utara ke padang gurun Yudea di sebelah selatan. Kemana pun Dia pergi Dia memberitakan injil bahwa Kerajaan Elohim sudah dekat dan bahwa saatnya untuk bertobat (Markus 1:15). Berita injil yang benar adalah kabar gembira akan Kerajaan Elohim.

Yesus Kristus mengakui gelar Raja orang Yahudi, tetapi Dia sesungguhnya lebih daripada raja orang Yahudi. Dia adalah “Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan” yang akan segera datang (Wahyu 19:16). Dia akan memerintah di dalam Kerajaan Elohim, yang akan didirikan di bumi ini pada kedatanganNya yang kedua kalinya. Dia merujuk ini dengan ucapanNya “KerajaanKu” (Lukas 22:30).

Ketika Yesus ditanya oleh Pilatus apakah Dia seorang raja Yahudi, Dia menjawab, “Engkau sendiri mengatakannya” (Lukas 23:3). Orang Yahudi berada di bawah penindasan pemerintahan Romawi, dan mereka tidak memiliki raja. Herodes Agung adalah raja terakhir mereka. Jika Yesus mengambil alih jabatan Raja ini, hal itu akan berbahaya.  

Meskipun Yesus sadar bahwa Dia akan mati karena masalah ini, Dia tidak menyangkal diri siapa Dia.

Kematian Raja

Sebelum hari itu berakhir, Pilatus membasuh tangannya dari persoalan itu, menyatakan bahwa Yesus tidak bersalah.

Kemudian Yesus disiksa, dicambuk dengan kejam, dicaci dan dipukul selama berjam-jam kemudian. Dan akhirnya Dia disalibkan. (Ayat Suci Alkitab tidak secara definitif menjelaskan kepada kita bentuk salibnya, tetapi perkataan Yunani stauros mengartikan sebuah pancang atau tiang tegak lurus.) Dan Dia menderita dengan sangat kesakitan selama enam jam kemudian.

Kegelapan meliputi bumi ini selama tiga jam, dan setelah itu Dia menghembuskan nafasnya. Anak Elohim, Raja orang Yahudi dan Raja di atas segala raja yang akan datang itu mati di luar tembok Yerusalam.

Mengenang kematian Yesus pada hari Paskah

Jika seandainya Yesus Kristus tidak mati bagi dosa-dosa kita, maka kita tidak mempunyai harapan kebangkitan. Kita merayakan kematianNya setiap tahun pada malam Paskah, sebagaimana Dia perintahkan (1 Korintus 11:23-26).

Kita menghormati secara mendalam arti dari kebangkitan Yesus, tetapi tidak ada perintah Alkitab untuk merayakan itu. Dan kebangkitan Yesus tidak terjadi pada hari Minggu Easter. Yesus bangkit dari kuburNya pada hari Sabtu sore matahari terbenam (bukan pada hari pertama minggu itu). Dia berada di kubur selama tiga hari tiga malam penuh setelah Dia dibaringkan di pemakaman. Ketika perempuan-perempuan datang sebelum matahari terbit pada hari pertama minggu itu, Yesus sudah bangkit [sudah dalam keadaan hidup kembali] dan kuburNya sudah kosong (Markus 16:6).

Tipe yang berbeda dari seorang raja

Sepanjang sejarah, bilamana seorang raja meninggal, biasanya diadakan upacara megah untuk menghormati almarhum raja. Yesus Kristus adalah seorang raja yang berbeda. Dia tidak sombong, bukan tipe raja  “anda harus melayani saya.” Dia menyatakan DiriNya sebagai seorang pelayan bahwa Dia datang untuk melayani (Markus 10:45).

Coba bayangkan itu! Seorang raja melayani orang lain. Menurut sejarah, sifat yang paling umum dari seorang raja (dan ratu) adalah bermanjakan diri: “Saya hidup sebagai raja, bukan seperti anda. Anda adalah pelayan saya.”

Sebuah kematian penting

Di lereng bukit yang sepi yang terletak di luar kota Yerusalem pada tahun 31 setelah Masehi, seorang raja mati.

Sebagaimana Dia menderita, dunia ini gelap selama kurun waktu tiga jam (Matius 27:45). Di saat Dia menghembuskan nafas terakhir, tabir pembatas tempat kudus dan yang maha kudus di bait suci itu terbelah dua (Matius 27:51). Kuburan-kuburan terbuka, dan banyak orang kudus yang dikenal di dalam komunitas itu, yang meninggal beberapa hari sebelumnya, bangkit (Matius 27:52-53). Gempa bumi pun terjadi di daerah itu (Matius 27:54).

Semua penduduk Yerusalem tahu bahwa sesuatu yang agung mulia telah terjadi.

Ya, bukan sekedar seorang raja, tetapi Raja itu telah mati. Dia memberi hidupNya demi memungkinkan keselamatan manusia.

Paskah: memperingati kematian Raja

Untuk menaati Raja ini, kita, sebagai orang Kristen, harus datang berkumpul pada malam tanggal 14 Abib, yakni bulan pertama di dalam kalender Ibrani. Di dalam Kitab Suci itu disebut Passover [Paskah] dan hal itu dijelaskan oleh Paulus di dalam 1 Korintus 11.

Di dalam merayakan Easter, orang menggunakan kelinci dan telur-telur yang diwarnai bermacam-macam sebagai lambang agama. Tetapi dalam merayakan Paskah, kita memahami setiap tahun bahwa Yesus Kristus menyerahkan hidupNya untuk mengampuni dosa-dosa kita dan memberi kita harapan hidup kekal. Dia adalah Raja kita yang telah datang untuk melayani!

Kebangkitan Yesus merupakan suatu bagian penting dari rencana Elohim untuk menyelamatkan umat manusia, tetapi tanpa kematian Sang Juruselamat kita, kita tidak akan ada harapan. Oleh sebab itu, kita diperintahkan untuk memperingati kematian Raja – Yesus Kristus, Juruselamat manusia.

Untuk informasi tentang hari-hari raya yang diperintahkan di dalam Alkitab, telusurilah situs ini dengan kata kunci “hari-hari raya.”

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry