Lima Kunci Untuk Mendapatkan Jawaban Doa

oleh Steve Moody

  1. Ayat-ayat kutipan artikel ini diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, dan juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

https://lifehopeandtruth.com/god/prayer-fasting-and-meditation/how-to-pray/five-keys-to-answered-prayers/

Pernahkah anda bertanya, “Mengapa Elohim tidak menjawab doa saya?” Apakah Elohim menjawab doa? Bagaimana berdoa kepada Elohim sehingga Dia menjawabnya? Berikut lima kunci untuk mendapatkan jawaban doa. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Seandainya anda seperti saya, barangkali anda mengaitkan hal ini dengan doa sedih Raja Daud:

“Berilah telinga kepada perkataanku, ya TUHAN, indahkanlah keluh kesahku. Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Elohimku, sebab kepadaMulah aku berdoa” (Mazmur 5:2-3).

Daud berdoa dengan sungguh-sungguh memohon Elohim untuk mendengarkan dan mengabulkan doanya.

Alkitab menunjukkan bahwa Elohim sungguh peduli kepada kita, dan Dia menghendaki kita untuk berdoa kepadaNya. Tetapi bagaimana kita tahu bahwa Elohim mendengarkan doa-doa kita? Apakah Alkitab menyingkapkan kunci-kunci untuk berdoa sehingga Elohim mendengar kita?

Kita patut bersyukur bahwa Elohim menjawab pertanyaan-pertanyaan itu bagi kita di dalam FirmanNya. Alkitab menyingkapkan lima kunci untuk mendapatkan jawaban doa.

Kelima kunci doa-doa yang terjawab itu adalah:

  1. Mintalah kepada Elohim di dalam doa.
  2. Milikilah iman di dalam Elohim.
  3. Carilah kehendak Elohim.
  4. Berjuanglah untuk mematuhi Elohim. 
  5. Berdoalah di dalam nama Yesus.

Kunci pertama: Mintalah kepada Elohim dalam doa

Yesus berkata di Matius 7:7, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu.” Ini yang sangat mendasar untuk memulainya. Akan tetapi, itu salah satu yang sering disalahpahami atau tidak digunakan.

Seorang anak muda pernah berbicara kepada saya bahwa dia tidak berdoa selama dua tahun. Saya menekankan kepada dia pentingnya berdoa. Dia menjawab, “Tetapi bukankah Alkitab berkata bahwa Elohim mengetahui apa yang kita butuhkan sebelum kita meminta?” Dia mengutip Matius 6:8. Dalam hal ini apakah ayat Suci Alkitab mengartikan bahwa kita tidak perlu berdoa kepada Elohim dan meminta Dia untuk campur tangan di dalam kehidupan kita?

Bapa kita sungguh mengetahui apa yang kita butuhkan sebelum kita meminta, tetapi dengan meminta dalam doa, kita menunjukkan kepada Bapa bahwa kita butuh pertolongan dan campur tanganNya, dan sungguh menginginkan pertologanNya. Meminta berarti menunjukkan kepada Dia betapa penting kebutuhan itu kepada kita. Elohim menginginkan kita untuk mempunyai hubungan dengan Dia, dan hubungan itu dibangun melalui komunikasi. Dia menghendaki kita untuk terbuka mengkomunikasikan kebutuhan itu kepada Dia.

Bacaan di injil Lukas tentang perkataan Yesus menambahkan satu kebenaran yang penting, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat … Karena setiap orang yang meminta, menerima … jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? … Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya!” (Lukas 11:9-13).

Salah satu kebutuhan kita yang paling utama ialah kuasa Roh Kudus Elohim. Kita memerlukan Roh Elohim untuk belajar menyembah, melayani Elohim dan memahami kebenaran dan jalanNya (Yohanes 4:24). Elohim berkata bahwa Dia akan memberikan Roh KudusNya kepada mereka yang meminta kepadaNya. Kita perlu meminta pertolongan dan kuasa dari Elohim (yang akan diberikanNya melalui Roh Kudus) setiap hari.

Itu satu hal yang sebaiknya kita minta kepada Elohim. Elohim juga menghendaki kita untuk meminta hal-hal lain yang menjadi kebuthuhan kita dan juga hasrat kita kepada Dia dalam doa.

Kunci kedua: milikilah iman di dalam Elohim

Mempunyai iman – sungguh-sungguh percaya akan Elohim dan bahwa Dia ada dan akan mendengar dan menjawab doa – merupakan kunci utama untuk menerima jawaban atas doa-doa kita. Rasul Yakobus menjelaskan di dalam Yakobus 1:5-8, “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Elohim, … Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.”

Iman itu berdasar pada janji-janji Elohim. Apabila Elohim telah memberikan janji, kita percaya dan bersandar pada kenyataan bahwa Elohim akan selalu menggenapi apa yang telah Dia janjikan.

Ini adalah contoh Abraham ketika Elohim mengatakan bahwa dia (Abraham) akan mendapat anak ketika dia sudah tua. “Terhadap janji Elohim ia tidak goyah oleh ketidakpercayaan, bahkan ia diteguhkan oleh iman dan memberikan kemuliaan kepada Elohim serta yakin sepenuhnya, bahwa apa yang telah Elohim janjikan, Dia pasti sanggup menggenapinya” (Roma 4:20-21).

Yesus berbicara jelas tentang iman dan doa di dalam Markus 11:22-24: “Yesus berkata, "Milikilah iman Elohim … Oleh sebab itu Aku berkata kepadamu, apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu sudah menerimanya, maka hal itu akan terjadi kepadamu.”

Jika kita sungguh-sungguh ingin Elohim menjawab doa-doa kita, kita harus mempunyai iman yang mendalam dalam keberadaan Elohim, janjiNya, kasihNya dan kuasaNya yang tidak terbatas untuk menjawab doa-doa kita.

Meminta dalam iman merupakan kunci utama untuk mendapatkan jawaban doa.

Kunci ketiga: Carilah kehendak Elohim

Rasul Yohanes menuliskannya sbb: “Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya” (1 Yohanes 5:14-15).

Elohim sungguh berjanji untuk menjawab doa-doa kita – tetapi “menurut kehendakNya.”

Penting untuk kita pahami bahwa Elohim tidak menjanjikan untuk menjawab setiap doa kita persis seperti yang kita inginkan. Misalnya, jika kita meminta Elohim untuk sesuatu yang akan kita habiskan sendiri untuk bersenang-senang, kita mungkin tidak akan menerimanya (Yakobus 4:3). Itu di luar kehendak Elohim jika kita meminta dalam ketamakan.

Seseorang pernah berkata kepada saya, “Oh, seandainya saja kita mengetahui kehendak Elohim!”

Tetapi kehendak Elohim bukanlah sesuatu yang gaib, atau sesuatu yang tidak dapat kita ketahui. Elohim menyingkapkan kehendakNya kepada kita di dalam lembaran Alkitab. Alkitab menyingkapkan hukum-hukum Elohim, yang menjelaskan pedoman bagaimana kita harus hidup. Itu adalah kehendak Elohim bagi kita untuk hidup sebagaimana Dia telah mendesain kehidupan untuk kita jalani sehingga mendatangkan kebahagiaan. Itu adalah kehendak Elohim bagi kita untuk memahami kebenaran apa maksud dan tujuan hidup dan apa yang Dia sedang kerjakan ketika Dia memberikan akses kepada pengetahuan kerohanian itu. Adalah kehendak Elohim bagi kita untuk mengklaim janji-janji yang Dia telah berikan kepada kita di dalam Alkitab.

Apa saja di antara janjiNya itu? – yakni hal-hal yang kita bisa klaim menurut kehendakNya?

Model doa – sering disebut Doa Bapa Kami – memberikan beberapa contoh (Matius 6:9-13):

  • Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.
  • Ampunilah kami akan kesalahan kami (dosa kami).
  • Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan (tolong kami untuk waspada menghindari situasi yang membawa kami kepada dosa).
  • Lepaskanlah kami dari pada yang jahat (tolong kami melawan pengaruh Setan di dalam hidup kami).  

Janji-janji Elohim lainnya mencakup:

  • Hikmat atau kebijakan (Yakobus 1:5).
  • Kesembuhan (Yakobus 5:14).
  • “Segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk kebaikan bagi mereka yang mengasihi Elohim, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencanaNya” (Roma 8:28).

Masih banyak janji Elohim di dalam Alkitab. Adalah kehendak Elohim bagi kita untuk mengklaim janji-janjiNya ini. Jadi jika kita datang kepada Dia untuk memohon apa saja yang menurut kehendakNya, Dia mendengarkan kita.

Akan tetapi bukan untuk mengatakan bahwa Dia menjawab seketika itu juga terhadap segala sesuatu yang menjadi kehendakNya.

Elohim menjawab doa dalam tiga cara yang berbeda:

  • “Ya.” Contoh untuk jawaban ini kita dapat membaca tentang Raja Hizkia. Saat itu dia jatuh sakit dan hampir mati tetapi dia berdoa kepada Elohim dan doanya dikabulkan. Elohim dalam kasihNya menjawab doa Hizkia dan menambahkan umurnya 15 tahun lagi untuk hidup (2 Raja-raja 20:1-6). Satu lagi contoh doa yang terjawab seperti ini kita baca di kitab Samuel tentang Hana. Dia mandul dan tidak punya anak, tetapi dia berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Elohim (1 Samuel 1:11). Elohim menjawab doanya, dan dia melahirkan anak dan diberi nama Samuel – yang menjadi seorang nabi Elohim.
  • “Ya, tapi tunggu.” Contoh untuk jawaban doa ini dapat kita baca tentang pengalaman orang Israel di tanah Mesir. Setelah bertahun-tahun dalam perbudakan, bangsa Israel “mengerang oleh karena perbudakan mereka dan menjerit meminta pertolongan, dan jeritan mereka itu naik ke hadapan Elohim” (Keluaran 2:23). Kita diberitahu bahwa Elohim mendengar keluh kesah mereka sbb:  “dan teringatlah Elohim akan perjanjianNya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub” (ayat 24). Elohim menyelamatkan mereka, tetapi tidak seketika. Tenggang waktu masih berlangsung sebelum Dia menjawab teriak minta tolong mereka atas perbudakan itu melalui kepemimpinan Musa.   
  • “Tidak, tetapi Aku menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kamu.” Contoh untuk jawaban ini dapat kita baca di dalam surat Paulus kepada jemaat Korintus. Dalam suratnya dia menceritakan suatu penyakit badani yang dia derita. Dia menguraikan bahwa,”tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku” (2 Korintus 12:8). Tetapi Elohim tidak menjawab doanya itu dengan menyembuhkannya. Sebaliknya, Elohim gunakan penderitaan itu untuk mengajar Paulus supaya tidak meninggikan diri tetapi rendah hati dan harus bergantung pada Elohim (ayat 7,9). Jadi dalam situasi ini, Elohim tidak mengabulkan doa. Dia menjawabnya “tidak, tetapi Aku telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagimu” – pertumbuhan karakter rohani yang membawa kepada kehidupan kekal di dalam keluarga Elohim. 

Contoh-contoh ini dapat memberi kita dorogan semangat bahwa meskipun kita tidak menerima jawaban segera seperti yang kita harapkan, kita dapat memiliki iman bahwa Elohim masih mendengarkan kita dan mungkin memberikan jawabanNya pada masa yang akan datang atau dengan memberi kita suatu jawaban dengan berkat yang bahkan lebih baik daripada yang kita minta.

Kunci keempat: Berusahalah menaati Elohim

Kepatuhan merupakan kunci penting yang paling mendasar untuk menerima jawaban doa-doa. Rasul Yohanes menuliskan hal ini, “Dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari padaNya, karena kita menuruti segala perintahNya dan berbuat apa yang berkenan kepadaNya” (1 Yohanes 3:22).

Mazmur 34:16 mencatat, “Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telingaNya kepada teriak mereka minta tolong.” Perintah-perintah Elohim mengartikan kebenaran (Mazmur 119:172). Kebenaran Elohim mengerjakan apa yang benar di mata Elohim, atau sebagaimana Yohanes menuliskannya, yakni, “berbuat apa yang berkenan kepadaNya.”

Elohim menghendaki kita untuk menaati Dia. Dia memberikan perintah-perintah dan hukum-hukumNya untuk mengajar kita di dalam prinsip-prinsip kehidupan yang akan mendatangkan kebahagiaan yang kita inginkan. Elohim mengasihi kita dan sensungguhnya Dia ingin kita menuai buah yang baik di dalam hidup kita. Elohim menghendaki kita untuk mengasihi Dia.

Sebagaimana Yesus berkata bahwa hukum yang pertama dan yang terutama ialah, "Kasihilah TUHAN, Elohimmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu” (Matius 22:37).

Kita menunjukkan kasih kepada Elohim melalui kepatuhan kita kepada Dia. Rasul Yohanes menjelaskan hal ini di dalam 1 Yohanes 5:3: “Sebab inilah kasih kita kepada Elohim, bahwa kita memelihara perintah-perintahNya, dan perintah-perintahNya itu tidak berat.”

Ada banyak ayat Alkitab dimana Elohim tidak mendengarkan doa-doa orang fasik (yakni orang-orang yang dengan sadar hidup di dalam dosa – atau berdosa terhadap Dia, tetapi Dia mendengar doa orang-orang yang bertekun mematuhi Dia:

  • Amsal 15:29: “TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengarNya.”
  • Amsal 28:9: “Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.”
  • Yesaya 59:2: “Namun kejahatanmu telah memisahkan kamu dari Elohimmu, dan oleh karena dosa-dosamu, Dia telah menyembunyikan wajahNya darimu, dan Dia tidak akan mendengarkanmu.”
  • Yohanes 9:31: “Kita tahu bahwa Elohim tidak mendengarkan orang berdosa, tetapi jika seseorang menyembah Elohim dan melakukan kehendakNya, Elohim mendengarkan orang itu.”
  • 1 Petrus 3:12: “Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telingaNya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat."

Jika kita belum menjalani kehidupan dengan melakukan apa yang berkenan di mata Elohim, kita tidak bisa datang “dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia” (Ibrani 4:16) dengan harapan menerima apa yang kita minta kecuali jika kita bertobat – berkomitmen untuk berubah dari jalan dosa ke jalan kepatuhan.

Kunci kelima: Berdoalah di dalam nama Yesus

Yesus berkata beberapa kali bahwa kita hendaknya menyampaikan permohonan – meminta – di dalam namaNya (Yohanes 14:13-14; 15:16). Jadi, orang Kristen mengakhiri doa mereka “di dalam nama Yesus Kristus” atau “dalam nama Yesus.” Apa yang dimaksud dengan mengakhiri doa kita di “dalam nama Yesus”?

Ucapan “in the name of the LORD” [di dalam nama TUHAN] digunakan 44 kali di dalam Alkitab. Itu digunakan untuk menyatakan bahwa sesuatu sedang dilakukan di bawah kuasa Elohim.

Di Inggris ketika seseorang datang di dalam nama raja, dia datang dengan dukungan dan wewenang raja, mendapat hak istimewa yang dianugerahkan kepada dia oleh raja itu sendiri. Tidak seorang pun yang dapat hak istimewa ini bagi dirinya sendiri.

Jadi, begitu juga, ketika kita menutup sebuah doa kepada Bapa kita dengan ucapan “di dalam nama Yesus kami berdoa,” kita menggunakan hak istimewa yang dianugerahkan kepada kita oleh Juruselamat kita dan mematuhi apa yang diperintahkan Yesus untuk kita lakukan.

Pada malam saat Yesus akan diserahkan sebagai domba korban yang sempurna – yang diserahkan untuk dosa-dosa kita – Dia mengajarkan banyak kebenaran kepada murid-muridNya. Dia berkata kepada mereka, “Sampai sekarang kamu tidak meminta apa pun dalam NamaKu; mintalah, dan kamu akan menerima, supaya sukacitamu menjadi penuh. … Pada hari itu kamu akan meminta dalam NamaKu, tetapi Aku tidak berkata kepadamu bahwa Aku akan memohon kepada Bapa untukmu; sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan kamu telah percaya bahwa Aku berasal dari Elohim” (Yohanes 16:23-27).

Yesus menginginkan kita untuk datang kepada Bapa di dalam namaNya. Bapa sungguh mengasihi Anak sulungNya. Dia juga sungguh mengasihi kita. Ketika kita datang di dalam nama Yesus, kita mematuhi kehendak Yesus dan menunjukkan kepada Dia bahwa kita ingin memiliki hubungan yang sama dengan Bapa kita sama seperti Dia memiliki hubungan dengan Bapa sorgawi.

Kita juga menghormati dan mengenali peran Yesus sebagai “Perantara antara Elohim dan manusia” (1 Timotius 2:5). Orang Kristen di bawah New Covenant [Perjanjian Baru] datang kepada Bapa melalui Yesus Kristus, yang adalah “Perantara perjanjian baru” (Ibrani 9:15; baca juga Ibrani 8:6; 12:24).  

Kita semua ingin tahu bahwa Elohim mendengar kita ketika kita berdoa. Kita yakin bahwa Dia sungguh mendengar jika kita datang ke hadiratNya dengan menggunakan kunci-kunci ini. Tetapi masih banyak hal yang harus kita pelajari tentang doa.

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry