Membesarkan Anak: Sejak Usia Dini

oleh Becky Bennett and Tom Clark

http://lifehopeandtruth.com/relationships/parenting/raising-children/

Membesarkan anak di tahun-tahun usia dini merupakan saat yang menyenangkan hati, yakni di saat-saat mereka sedang bertumbuh dan belajar. Tahun-tahun usia dini ini juga merupakan saat pembentukan fondasi bagi pembangunan karakter mereka.

Membesarkan anak bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan dan bisa juga mengecutkan hati. Sekarang ini apabila kita berkunjung ke perpustakaan, ke toko buku atau melalui Internet, kita akan bisa menemukan setumpuk buku yang membahas berbagai topik tentang membesarkan anak. Dan apabila kita membolak-balik halaman buku-buku itu dari berbagai terbitan, jelas bahwa gaya populer membesarkan anak telah banyak berubah (kerap kali berubah-ubah) selama beberapa tahun terakhir ini. Gaya yang tampil pada satu dekade terlihat sebagai gaya yang ketinggalan zaman dan tak pantas pada dekade lain.

Akan tetapi meskipun zaman telah berubah, anak-anak pada dasarnya masih tetap sama. Adakah teknik yang langgeng dan teruji, yakni yang berdasarkan prinsip-prinsip alkitabiah,    untuk membesarkan anak?

Allah peduli dengan keluarga kita

Allah, yang menciptakan alam semesta dan seluruh isinya, adalah Pencipta keluarga juga. Sebagai Bapa segala bapa, Dia menciptakan manusia dengan potensi untuk menjadi anak-anakNya laki-laki dan perempuan (Efesus 3:15; 2 Korintus 6:18; 1 Yohanes 3:1). Keluarga kita sangat penting bagi Allah karena mengandung makna dan pengajaran tentang maksud dan tujuanNya bagi umat manusia, dan menolong kita untuk memahami pelajaran rohani tentang hubungan kita dengan Allah.

Allah peduli dengan anak-anak kita, dan oleh karena itu sudah barang tentu Dia akan memberi kita prinsip-prinsip utama untuk kita gunakan dalam membesarkan mereka. Berikut ini adalah beberapa kunci untuk menolong anak anda bertumbuh semenjak usia dini.

Itu semua bermula dari kasih sayang….

Sementara kasih sayang kita jauh lebih tak berdaya bila dibandingkan dengan cinta kasih Allah yang Dia korbankan bagi umat manusia (Yohanes 3:16), cinta kasih alami yang Allah anugerahkan kepada orangtua adalah dasar kasih yang kita butuhkan untuk  membesarkan anak.

Idealnya ialah bahwa kasih sayang harus dimulai dari setiap awal kehidupan. Allah merancang hubungan seks sebagai ungkapan cinta kasih dalam pernikahan. Kasih yang demikian antara suami dan istri – sekarang ayah dan ibu – harus berlanjut dan menjadikannya sebagai fondasi dari semua proses membesarkan anak, dari sejak bayi dilahirkan dan selama pertumbuhannya.

Sebagaimana kata pepatah, the greatest gift a father can give his children is to love their mother [hadiah yang paling besar yang dapat seorang ayah berikan kepada anak-anaknya ialah dengan mengasihi ibu mereka]. Anak-anak sungguh menyukai kenyamanan dan kedamaian sejati ketika orangtua mereka berada dalam pernikahan yang penuh kasih sayang dan stabil. Hubungan pernikahan yang erat membangun keluarga yang solid. Jadi, jika kelahiran bayi anda diharapkan membawa arti perubahan besar dalam gaya hidup anda, pastikan anda mampu memelihara hubungan anda dengan pasangan nikah anda.

Menyatakan ungkapan kasih sayang kepada anak anda

Allah menghendaki agar kasih sayang itu ada di dalam semua hubungan (Matius 22:37-40; Yohanes 13:34-35; 1 Korintus 13). Secara alami, orangtua memiliki kasih sayang terhadap anak-anak mereka – sangat jarang orangtua yang tidak mengasihi dan itu termasuk pengecualian. Namun untuk kasih sayang yang benar-benar efektif, anak-anak anda harus merasakan kehangatan kasih sayang anda. Jauh sebelum anak-anak bisa memahami ungkapan perkataan “I love you” [saya mengasihimu], mereka harus bisa merasakan kasih sayang itu secara emosional. Mereka membutuhkan itu dan orangtua dapat memenuhi kebutuhan kasih sayang itu melalui sentuhan fisik, cara pandang kita dan perhatian kita.

Ketiga elemen ini sangat diperlukan si kecil anda untuk dia rasakan bahwa anda menyayanginya sejak dia lahir dan selama dia bertumbuh.

Berikan waktu anda

Yesus Kristus tidak merasa direpotkan oleh anak-anak kecil tetapi Dia membiarkan mereka datang kepadaNya (Matius 19:13-14; Markus 10:14), jadi sebaiknya juga orangtua jangan merasa terlalu sibuk! Pada saat anda melahirkan si mungil anda, dia sama sekali tak berdaya dan semata-mata bergantung pada anda untuk segala sesuatunya. Ketika anda merespons kepada tangis bayi anda (karena lapar, karena basah atau karena tidak merasa nyaman), dia  mengungkapkan perasaannya bahwa dia memerlukan rasa aman – dalam hal ini dia belajar bahwa anda bisa menjadi tempat dia bergantung dan mendapat pertolongan. Inilah yang menjadi fondasi penting bagi peran anda sebagai figur orangtua, pengajar, yang memegang kewenangan dan segala sesuatunya di hari-hari yang akan datang!

Anda akan terus merawat anak anda dan memenuhi segala kebutuhannya, dan dengan seiring waktu dia juga harus bertumbuh lambat laun menjadi seorang yang mandiri. Mula-mula dia belajar merangkak, kemudian berjalan dan makan sendiri, dan seterusnya. Akan tetapi jangan lupa, dia masih membutuhkan anda! Campur tangan dan perhatian anda sangat dia butuhkan. Ayah dan ibu merupakan orang yang paling penting dalam hidup anak-anak anda, dan interaksi anda dengan mereka akan menciptakan suatu perbedaan besar bagaimana mereka  terbentuk pada akhirnya. Ya, memang akan ada pengaruh-pengaruh lain – teman sebaya, orang dewasa lain, para guru – tetapi tidak seorangpun di antara mereka yang akan lebih berpengaruh daripada anda, sebagai orangtua!

Pergunakanlah waktu keluarga bersama-sama, dan sisihkanlah waktu anda bagi satu per satu dari anak anda. Bermainlah dengan mereka, bicaralah kepada mereka, bacakanlah suatu bacaan kepada mereka, lakukan hal-hal yang mengasyikkan bersama, tunjukkan ketertarikan anda dalam hal apa yang mereka pelajari dan lakukan. Seluruh perhatian yang tertuju pada mereka akan membuat mereka merasa istimewa dan dicintai. Dan hubungan yang dekat dan penuh kasih semacam ini akan menjadikan seluruh sisa-sisa tugas anda sebagai orangtua akan menjadi jauh lebih efektif.

Adakan rutinitas dan sistem

Allah menghendaki agar kegiatan rutin terus berlangsung di dalam keluarga di mana orangtua berkesempatan untuk berbicara kepada anak-anak mereka (Ulangan 6:7). Anak-anak kecil akan berkembang bila melakukan rutinitas secara teratur. Mereka merasa aman dan terlindungi ketika mereka tahu apa yang mereka mau kerjakan berikutnya. Jadi siapkan rutinitas setiap  pagi, pada saat makan dan pada saat tidur. Tentukan jam tidur, jam tidur siang dan jam bangun. Di samping rasa aman dari disiplin ini, jam tidur yang teratur bisa membantu anak anda untuk mendapatkan tidur yang cukup dan menghindari masalah perilaku yang disebabkan oleh karena kelelahan dan ngambek!

Aspek penting dari sistem yang mengatur rutinitas itu ialah menetapkan batas-batas aturan. Selain menyangkut keselamatan, sistem membuat anak-anak anda merasa aman dengan menyadari bahwa anda – sebagai figur pemberi aturan yang mereka percayai untuk merawat mereka – sepenuhnya bertanggung-jawab.

Ingat, tujuan membesarkan anak ialah menolong mereka untuk benar-benar bisa mandiri dari sejak usia dini hingga bertumbuh menjadi seorang dewasa, yang mampu membuat pilihan-pilihan yang benar dan baik. Sementara aturan-aturan dan batasan-batasan itu diawali dari anda, sebagai orangtua, dengan menyatakan bahwa semuanya itu berada di bawah kendali anda, maka  hal itu benar-benar akan menolong anak-anak anda untuk mengembangkan pengawasan diri mereka sendiri.

Sementara anak anda bertumbuh dewasa, anda dapat mendorong perkembangan kemandirian yang sehat dan seimbang, dengan cara memberikan mereka pilihan-pilihan yang sesuai usia mereka dan sesuai dengan keinginan anda yang mereka pilih.

Tentukan batasan-batasan secara konsisten

Akan tetapi anda harus bersikap waspada, sebagian besar anak-anak, pada suatu saat, akan mengetes aturan-aturan yang anda buat dan batasan-batasan yang anda tetapkan itu. Anda harus tegas dan jangan mengalah. Apabila anda mengalah dan membiarkan anak-anak anda berbuat semaunya sendiri maka itu sama halnya anda mengajarkan mereka bahwa dengan cara menangis, merengek atau ngomel akan mereka anggap efektif – dan anda akan bisa menduga itu bakal berulang lagi bahkan lebih dari itu! Anda membuat aturan-aturan itu dengan alasan yang jelas, dan anak-anak anda perlu belajar bahwa aturan-aturan itu adalah hal yang menentukan.

Aturan-aturan yang anda buat itu hendaknya sesuai umur dan cukup fleksibel untuk dimodifikasi seiring waktu pertumbuhan anak anda ke usia dewasa. Secara alami anak-anak ingin tahu dan selalu bertanya “mengapa” tentang semua hal. Jadi pastikan anda bisa dengan gamblang menjelaskan pertanyaan-pertanyaan “mengapa” mereka terhadap aturan-aturan yang anda tetapkan. Misalnya, suatu aturan untuk menyimpan mainan setelah selesai bermain. Hal itu anda jelaskan dan mereka harus memahami bahwa mainan itu bisa saja patah atau rusak bila diinjak seseorang dan seseorang itu bisa terluka. 

Agar menjadi efektif, aturan-aturan hendaknya diterapkan secara konsisten – jangan karena anda merasa suka menerapkannya. Sementara aturan itu cukup fleksibel untuk situasi-situasi tertentu (seorang tamu datang ke rumah, misalnya), anak anda hendaknya bisa mengerti bahwa aturan itu akan tetap sama baik besok maupun sekarang dan akan tetap diterapkan tanpa kecuali.

Menangani ketidakpatuhan anak

Allah berfirman kepada kita agar para bapa jasmani mengoreksi anak-anak mereka – dan Dia mengoreksi anak-anak rohaniNya (Ibrani 12:5-6). Ada tiga cara utama untuk mengoreksi perilaku anak anda: penjelasan, hadiah bagi perilaku baik dan hukuman. Dalam mengasuh anak yang benar sebaiknya menggunakan ketiganya pada saat yang tepat. Sementara orangtua mungkin lebih cenderung untuk tidak menggunakan hukuman, maka tanpa diragukan bahwa itu akan menjadi penghalang di dalam proses membesarkan anak-anak anda. 

Agar bisa menjadi lebih efektif, hukuman harus merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi si anak dan, sekali lagi, anda harus konsisten. Juga, jangan ditunda-tunda melainkan segera diberikan (tetapi jangan dalam kemarahan) sehingga anak anda tahu bahwa hukuman itu adalah akibat melakukan kesalahan.

Ada banyak macam hukuman – yang kesemuanya dari ungkapan kekecewaan anda dan ketidaksenangan anda terhadap kesalahan, anak-anak disuruh duduk diam, atau si anak harus kehilangan haknya hingga hukuman fisik.

Hukuman sebaiknya jangan hanya melihat “pelanggaran” atau dengan menggunakan konsekuensi logis – tetapi juga harus melihat kemampuan anak untuk berubah. Beberapa anak mau belajar dan berubah hanya dengan teguran ringan, sementara anak yang berkemauan keras mungkin harus memerlukan hukuman yang jauh lebih keras. Salah satu dari keuntungan memiliki hubungan dekat dan penuh kasih dengan anak anda ialah sering memungkinkan untuk mendatangkan perubahan positif dengan bentuk hukuman ringan.

Selalu pikirkan hasil akhir

Sementara anda tidak suka untuk harus menghukum anak anda (Ibrani 12:11), harap anda  ingat bahwa apabila hukuman itu memang efektif dan adil, maka akan terlihat bahwa anak anda akan lebih responsif terhadap instruksi anda dan dia akan lebih sedikit memerlukan hukuman di hari-hari kemudian.

Bentuk hukuman yang bagaimanapun yang anda pilih, pastikan jangan pernah anda melakukan itu dalam kemarahan. (Terutama anda harus berhati-hati apabila anda hendak memberi hukuman fisik. Sebaiknya hukuman fisik benar-benar dihindari). Pastikan anda harus selalu mengendalikan emosi anda. Berikan hukuman hanya apabila dibutuhkan dan itu harus dengan kasih sayang dan simpati. Anak anda harus mengerti bahwa anda perlu menghukum dia oleh karena anda sayang pada dia dan menginginkan dia belajar dari hukuman itu.

Agar hukuman dapat benar-benar merupakan disiplin (yang artinya “mengajar” dan “belajar”), orangtua sebaiknya menggunakannya dengan penjelasan singkat dari hal-hal berikut ini:

• Secara spesifik, kesalahan apa yang anak anda lakukan.

• Masalah apa yang diakibatkan kesalahan itu.

• Apa yang semestinya dia lakukan tadinya sebelum dia berbuat kesalahan tersebut.

• Hukuman apa sebaiknya yang akan diberikan.

• Apa yang anda inginkan agar anak anda berbuat lebih baik di hari-hari yang akan datang.

Mengajar dan mendidik

Di samping mengajar anak melalui disiplin, Allah mengharapkan orangtua untuk mendidik anak-anak mereka sehingga mereka mempunyai bekal pendidikan untuk membuat pilihan dan memilih yang benar (Ulangan 11:19-21; 30:19).

Orangtua memulainya dengan mengajar bayi mereka tentang kasih, kepercayaan dan kepedulian. Lambat laun pelajaran demi pelajaran ditambahkan. Anak-anak adalah seperti busa, mereka menyerap apa yang mereka lihat dan dengar di sekitar mereka.

Ketika anak-anak masih dalam usia muda, ajaran-ajaran yang kita berikan kepada mereka hendaknya melalui contoh. Kita, sebagai orangtua, mengajar mereka dengan menunjukkan bagaimana memperlakukan orang lain dengan rasa hormat, kebaikan dan dengan pertimbangan.

Pada akhirnya, Allah menghendaki agar ajaran orangtua bisa menolong anak-anak mereka belajar tentang Allah dan jalanNya. Setelah Allah menyelamatkan orang Israel dari perbudakan di Mesir, Dia mengajarkan para orangtua: “Apa yang Kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun” (Ulangan 6:6-7). Allah menghendaki orangtua untuk meneruskannya kepada anak-anak mereka pengetahuan dan hal-hal yang menakjubkan yang Allah perbuat bagi mereka (lihat ayat 20-25).

Masih banyak pelajaran lain yang akan diberikan orangtua kepada anak-anak mereka, akan tetapi pelajaran dasar ini telah terbukti yang paling penting di antara pelajaran lainnya.

Sebagai orangtua, anda memiliki suatu peluang yang sangat indah untuk membangun dasar pendidikan bagi anak anda tentang Allah sembari dia terus bertumbuh. Bantulah anak anda untuk mengembangkan suatu hubungan pribadi dengan Allah. Bantulah dia melihat bahwa Dia adalah seorang Bapa yang penuh kasih bagi setiap orang. Buatlah doa dan kisah nyata dari Alkitab menjadi bagian rutinitas di dalam keluarga anda setiap hari. Biarkan anak-anak anda memahami bahwa anda senantiasa berpaling kepada Allah dan FirmanNya untuk menjadi sumber pertolongan dan bimbingan.

Rencana Allah untuk keluarga

Allah menginginkan keluarga kita untuk mendapatkan anak-anak yang berpotensi menjadi anggota keluargaNya. Di dalam buku Maleakhi, Allah menjelaskan alasan utama mengapa Dia begitu peduli dengan pernikahan manusia – mengapa Dia menginginkan kita tetap utuh dalam pernikahan kita dan tidak bercerai. Alasannya ialah bahwa “Dia menginginkan keturunan yang ilahi” (Maleakhi 2:15).

Allah menghendaki para orangtua untuk mengikuti teladan Abraham yang dikisahkan di Perjanjian Lama. Allah berfirman tentang Abraham, “Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan” (Kejadian 18:19).

Mintalah Allah dalam doa untuk menolong anda dalam usaha membesarkan anak-anak anda agar firman ini juga berlaku bagi anda!

Apakah anda punya pertanyaan?
Ajukanlah kepada kami.

 

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry