Mencari Allah Selama Pandemi Virus Corona

oleh Isaac Khalil - April 22, 2020

https://lifehopeandtruth.com/prophecy/blog/searching-for-god-during-the-coronavirus-pandemic/

Mengapa Allah membiarkan masa krisis terjadi? Apakah kita sudah berada di akhir zaman? Ada jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan ini. Tetapi pertanyaan yang paling penting ialah: Apa yang akan anda lakukan untuk itu?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sebuah jejak pendapat di Amerika baru-baru ini menunjukkan bahwa banyak orang yang mencari dan meneliti jawaban dari Alkitab selama pandemi virus corona ini. Hasil jejak pendapat tersebut adalah sebagai berikut:

  • 44 persen orang Amerika mengatakan mereka melihat krisis sekarang sebagai sebuah “wake-up call” agar kita berpaling dan kembali kepada Allah atau sebagai “tanda kedatangan penghakiman.” 
  • 22 persen yang non-Kristen mengatakan krisis ini mendorong mereka untuk membaca dan mencari jawaban di dalam Alkitab.
  • 40 persen dari mereka yang menyandang nama Kristen mengatakan mereka sedang membaca Alkitab lebih banyak dan mencari nubuat Alkitab secara online.
  • 29 persen mengatakan mereka melihat krisis ini sebagai bukti bahwa kita sedang hidup pada akhir zaman.

(Apabila anda sedang mencari informasi nubuat Alkitab, kami mengundang anda untuk menelusuri artikel-artikel kami pada situs ini yang berkaitan dengan nubuat.)

Melalui pandemi ini telah ada peningkatan drastis dalam penjualan Alkitab. Dalam masa krisis seperti ini banyak orang mencari harapan hidup – di antara mereka banyak yang menyelidiki Alkitab untuk mencari harapan tersebut. Tetapi apakah orang mendapat jawaban yang benar, atau bahkan apakah mereka menanyakan pertanyaan yang benar?

Mari kita telusuri apa yang diajarkan Alkitab kepada kita tentang masa yang akan datang – apa yang dapat kita lakukan sekarang untuk itu.

Kejadian-kejadian yang dinubuatkan akan jauh lebih buruk

Barangkali ini benar-benar sesuatu yang kita tidak mau dengarkan, tetapi dunia kita akan jauh lebih buruk. Virus corona telah banyak berdampak buruk pada kehidupan kita, tetapi bagaimana kalau kita kaitkan itu dengan nubuat-nubuat Alkitab tentang akhir zaman? Perhatikanlah nubuat-nubuat berikut ini:

  • Allah memperingatkan bahwa “seperempat dari bumi” ini akan mati oleh empat penunggang kuda yang terdapat di kitab Wahyu (Apokalips) – termasuk akibat peperangan, kelangkaan bahan makanan dan penyakit sampar/epidemis (Wahyu 6:7-8). Ini menunjukkan bahwa krisis saat ini baru hanya penderitaan kecil bila akan dibandingkan dengan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Untuk mempelajari lebih dalam tentang keempat penunggang kuda ini bacalah artikel kami pada situs ini yang berjudul “Apa Makna Keempat Penunggang Kuda Apokalips itu?” (Silakan mengunakan kolom search pada situs ini).
  • 200 juta tentara akan muncul dari Asia untuk membunuh sepertiga dari umat manusia (Wahyu 9:15-16).
  • Yesus menggambarkan sebuah masa yang disebut “siksaan dahsyat” yang akan merupakan masa terburuk di dalam sejarah. (Syukurlah, Dia menyebutkan bahwa tidak akan ada lagi masa seperti itu terjadi.) Jika Allah tidak mengintervensi, tidak ada seorang pun akan selamat di bumi ini.

Ya, nubuat-nubuat itu semuanya bisa mengecilkan hati. Namun sebelum anda berpikir “seluruh harapan hilang,” mari kita gali sedikit lebih dalam dan memahami mengapa semua ini akan terjadi.

Mengapa keadaan akan menjadi semakin buruk?

Banyak orang di dalam dunia Kristen memahami bahwa “Allah adalah kasih” (1 Yohanes 4:8). Tetapi bagaimana seorang Allah yang pengasih membiarkan keadaan seperti ini terjadi? Ketika kejadian buruk terjadi, bahkan pemimpin agama pun berjuang untuk menghubungkan kejadian-kejadian buruk itu dengan seorang Allah yang pengasih.

Akan tetapi untuk memahami mengapa Allah pengasih itu akan mengizinkan hal-hal itu terjadi begitu buruk, kita harus melihat itu dalam gambar yang lebih besar dengan melihat kembali kepada kejadian awal. Hanya ada empat bab di dalam Alkitab dimana dosa tidak (tidak akan) ada di dalam alam manusia – dan itu ada pada dua bab pertama dan dua bab terakhir.

Dalam dua bab pertama kitab Kejadian kita melihat kuasa penciptaan Allah dalam membentuk dunia ini untuk memberikan unsur kehidupan, dalam mempersiapkan bumi ini untuk menjadi tempat kediaman suatu himpunan tumbuhan dan satwa liar.

Puncak ciptaanNya adalah manusia pertama, Adam dan Hawa. Mereka dijadikan menurut rupa dan gambarNya (Kejadian 1:26).  

Sebagian besar penderitaan dan masa-masa krisis yang terjadi telah disebabkan oleh kita sendiri – bukan Allah. Allah menempatkan Adam dan Hawa di Taman Eden dan mengatakan bahwa mereka boleh makan semua buah pohon di taman ini kecuali satu – pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat (Kejadian 2:16). Pohon ini merepresentasikan penentuan nasib sendiri (bahwa manusia menentukan untuk dirinya sendiri apa yang baik dan apa yang jahat, terlepas dari campur tangan Allah).

Setan, dalam bentuk ular, menyajikannya kepada mereka dengan pandangan yang berbeda terhadap pohon itu – yang kontradiksi dengan pandangan Allah (bandingkan dengan Kejadian 3:4 dengan 2:17). Dia menyajikan pohon terlarang itu sebagai pohon yang akan membebaskan mereka berpikir dan memutuskan bagi mereka sendiri.

Disajikan dengan pandangan alternatif ini, Adam dan Hawa membuat pilihan: mendengarkan sang Pencipta atau mendengarkan si ular itu.

Tragisnya, mereka mendengar Setan. Mereka memilih menolak Allah dan menggantikan bimbinganNya dengan mengikuti pengaruh Setan, pikiran mereka sendiri dan hasrat mereka sendiri.

Umat manusia telah mengikuti contoh buruk Adam dan Hawa. Alkitab menunjukkan bahwa efek Setan telah melekat pada dunia ini sebagai akibat keputusan mereka:

  • “Seluruh dunia” ini berasa di bawah pengaruh Setan (1 Yohanes 5:19).
  • Setan digambarkan sebagai “allah zaman ini,” manusia telah memilih mendengarkan dia (2 Korintus 4:4).
  • Setan telah “menyesatkan seluruh dunia” (Wahyu 12:9).
  • Pengaruh Setan didesain untuk memimpin manusia untuk berbuat dosa. “Barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya” (1 Yohanes 3:8).

Pelajarilah lebih dalam tentang dosa di dalam artikel kami yang berjudul “What Is Sin?” (artikel ini akan segera diterjemahkan dan di muat pada situs ini).

Umat manusia telah mengikuti jalan Setan (dan mengabaikan Allah) sejak Adam dan Hawa melakukan perbuatan dosa. Sejarah manusia sejak saat itu telah menjadi perbincangan tentang penderitaan dan krisis. Sebagian besar kesengsaraan kita dan krisis yang kita alami telah diakibatkan oleh perbuatan kita sendiri – bukan Allah.

Dan sekarang kita berada pada krisis ini. Jadi apa yang diharapkan Allah dari kita melalui krisis ini?

Apa yang diharapkan Allah dari kita?

Dari zaman Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru, Allah telah menyampaikan pesan yang sama. Dia menyampaikan itu melalui nabi-nabiNya; Dia mengutus Yohanes Pembaptis; Dia mengutus Yesus Kristus; dan Dia mengutus rasul-rasulNya (Yeremia 25:4-6; Matius 3:2; Markus 1:14-15; Markus 6:12; Lukas 24:47).

Pesan itu adalah bertobatlah.

Tetapi apa sebenarnya pertobatan itu? Pertobatan ialah perubahan hidup secara total – suatu perubahan dari penolakan Allah, hukum-hukumNya dan jalan hidupNya. Rasul Paulus menjelaskan seperti ini: “bertobatlah, dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-perkerjaan yang sesuai dengan pertobatan ini” (Kisah Para Rasul 26:20).

Pertobatan adalah cara untuk membuat sesuatu menjadi lebih baik bagi diri kita sendiri. Tetapi, karena sebagian besar orang akan menolak melakukan itu, maka sesuatu itu akan menjadi lebih buruk. Alasan utama bahwa zaman akhir akan menjadi begitu buruk ialah karena penolakan orang untuk bertobat dari dosa mereka yang semakin dalam hanyut dan pembangkangan mereka terhadap Allah dan standar sikap dan perilaku yang Dia tetapkan.

Allah berkata bahwa Dia akan mengizinkan penderitaan datang pada orang Israel dulu karena “segala kejahatan yang telah dilakukan mereka” (Ulangan 31:18). Prinsip yang sama berlaku kepada kita sekarang. Tujuan utama Allah mengapa Dia membiarkan penderitaan terjadi bukan untuk menghancurkan kita, tetapi untuk membuat kita sadar untuk mencari Dia (Hosea 5:15).

Saatnya mencari Allah sekarang

Sering kali kita menunggu sesuatu hingga benar-benar buruk sebelum mencari Allah dengan sepenuh hati.

Alkitab menubuatkan bahwa banyak orang akan mencari Allah hanya setelah mengalami pencobaan dari Kesusahan Besar (Hosea 5:15; Yeremia 31:7-9). Tetapi tidak harus hingga kesusahan besar itu datang bagi setiap orang baru mencari Allah. Anda tidak harus menunggu penderitaan itu datang pada akhir zaman baru anda mau bertobat. Nabi Yesaya memberi kata-kata bijaksana yang kita perlu indahkan:

“Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!

Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya” (Yesaya 55:6-7).

Pandemi virus corona ini sangatlah tragis dan menakutkan, namun itu bukanlah tulah yang terakhir dari zaman akhir. Zaman ini akan semakin buruk.

Sekali lagi, pandemi virus corona ini bisa menjadi wake-up call yang akan memimpin kita kepada pertobatan dan mencari Allah sekarang. Jika anda mencari harapan dan jawaban-jawaban sekarang, ini salah satu jawaban yang paling penting yang anda bisa temukan dalam krisis ini: Anda dapat bertobat, berubah dalam hidup anda dan berbalik kepada Allah sekarang. Anda dapat belajar dari jalan hidupNya dan mulai berjalan di situ. Anda tidak harus menunggu hingga dunia kita sampai pada ambang kehancuran. 

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry