Mendisiplinkan Anak: Melihat Hasil Akhir dari Langkah Awal

oleh Todd Carey

http://lifehopeandtruth.com/relationships/parenting/disciplining-children/

Membesarkan anak tidaklah mudah, dan ada banyak perbedaan pendapat di antara orangtua tentang penerapan disiplin yang benar. Apa asas yang benar dalam penerapan disiplin bagi anak?

Bila kita bicara tentang anak dan disiplin, ada banyak kontroversi. Bentuk disiplin itu sendiri banyak macamnya dan diberikan dalam macam cara dan dalam macam alasan – sebagian benar dan sebagian lainnya salah.

Disiplin yang berdasarkan kasih sayang memiliki tempat dalam hal membesarkan anak. Apabila anda menerapkannya dengan benar, maka anda  akan terbantu untuk menolong anak anda menjadi seorang yang percaya diri, mandiri dan mampu mengikuti instruksi orangtua dan patuh terhadap aturan-aturan. Karena memang membesarkan anak itu sulit, para orangtua sebaiknya mencari cara terbaik untuk anak-anak mereka dalam hal penerapan disiplin.

Alat yang tepat untuk pekerjaan yang benar. 

Penting bagi orangtua untuk memilih bentuk disiplin yang benar dan yang cocok bagi anak mereka. Semua anak memiliki cara belajar yang berbeda, jadi bila kita menerapkan disiplin, yang merupakan alat belajar mereka, maka sangatlah penting bahwa kita melakukannya dengan cara yang benar dan baik dan yang bisa dipahami mereka.

Kadang-kadang anak-anak tidak memahami arahan dan mereka memerlukan bimbingan. Misalnya, apabila suatu aturan yang anda tetapkan di rumah menyatakan bahwa semua  mainan harus dikembalikan ke dalam kotak penyimpanan mainan sehabis bermain, anak-anak harus dimaklumkan apa tujuan aturan ini. Dalam hal ini orangtua perlu menjelaskan apa risikonya jika alat-alat mainan dibiarkan di lantai dan apa keuntungannya bila mainan itu disimpan pada tempatnya dengan baik. Ini harus dijelaskan dan anak-anak harus mengerti.

Juga penting bahwa mereka memahami apa konsekuensi yang akan mereka petik apabila gagal mengikuti instruksi itu. Jika konsekuensinya harus mendapatkan hukuman dan hukumannya dinyatakan bahwa mereka tidak diperbolehkan bermain untuk hari itu, maka kita harus siap memberikan hukuman tersebut, tetapi tidak menambahkan hukuman atas pelanggaran itu. Konsistensi adalah kunci keberhasilan baik bagi orangtua dan anak.

Orangtua harus berhati-hati untuk tidak menghukum anak dalam kemarahan. Kemarahan tidak akan pernah bisa menjadi dasar yang baik untuk disiplin. Ingat bahwa kadang-kadang kita masih perlu melatih mereka dan memberi contoh  hingga mereka memahami pentingnya suatu aturan.  

Orangtua harus bertanya pada diri sendiri, “Pelajaran apa yang saya ingin dia dapatkan  dari pengalaman ini?” Semua orangtua ingin anak-anaknya bertanggung jawab dan mandiri atas perilaku mereka sendiri. Jadi orangtua harus dengan bijak menerapkan disiplin dengan cara yang bertanggung jawab.

Disiplin adalah sebuah investasi

Teddy Roosevelt pernah berkata, “Untuk mendidik seseorang di dalam pikirannya dan bukan di dalam moral adalah mendidik seorang brandal ke dalam masyarakat.”

Kadang-kadang hal yang paling sulit itu adalah yang paling berarti, dan disiplin termasuk  dalam kategori ini. Seringkali bahwa disiplin merupakan alat yang paling disepelekan orangtua, padahal itu merupakan suatu alat yang dapat, secara perlahan, mendatangkan hasil yang paling diharapkan dalam membesarkan anak.

Apabila orangtua menentukan tata tertib di rumah dan garis moralitas bagi seorang anak, peran disiplin sebaiknya juga harus diperkenalkan.

Disiplin adalah suatu investasi kita bagi anak-anak kita. Apabila kita ragu-ragu atau tidak mau menerapkan disiplin bagi anak-anak kita, maka hasil akhir yang kita inginkan bagi mereka  akan menjadi tak jelas. Orangtua yang hanya menunggu kapan anak-anak mereka bisa membuat keputusan tanpa disiplin akan mengalami konsekuensi yang menjadikan mereka tidak tahu di mana letaknya garis batas tanggungjawab dan akuntabilitas maupun moralitas

Jika anda memiliki lebih dari satu anak, potensi untuk menghadapi kehebohan atau kebisingan di dalam rumah anda barangkali akan begitu besar jika anda tidak menggunakan disiplin yang tepat. Meskipun dengan aturan yang diterapkan dan dipahami secara jelas, akan ada saat-saat di mana anak-anak anda akan mengecewakan anda dengan membelokkan garis atau melanggar aturan itu. Respons kasih sayang tetapi yang tegas dari kita sebagai orangtua terhadap pelanggaran mereka sangatlah penting. 

Allah yang maha sempurna menggunakan disiplin

Apabila kita berbicara tentang disiplin, adalah bijak untuk belajar dari orangtua maha agung kita – Allah. Bapa Sorgawi kita menghendaki agar anak-anakNya sejahtera dan mapan. Alkitab menyebut hal ini sebagai hidup yang menghasilkan buah. Karena kasihNya terhadap kita, Allah tidak segan-segan menggunakan disiplin sebagai alat untuk menggerakkan  perhatian kita untuk lebih fokus mematuhi Dia.

Penulis Amsal memaparkan seperti ini: “Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan [atau berkecil hati akan] peringatanNya; karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihiNya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi” (Amsal 3:11-12; ayat ini juga disebut di dalam kitab Ibrani 12:5-6).

Allah tidak senang menghukum kita, tetapi Dia (sebagaimana setiap orangtua) memikirkan ke depan akan hidup anak-anakNya. Dia menghendaki apa yang terbaik bagi anak-anakNya dan Dia mau campur tangan dan menolong kita untuk mencapai tujuan akhir kita. Dengan mengingat sikap ini, orangtua yang berkomitmen akan merasa perlu memberikan hukuman kepada anak-anak mereka meskipun sebenarnya mereka tidak menginginkannya. Hasrat untuk menolong dan melayani anak-anak kita sebaiknya mengesampingkan keraguan apapun yang mungkin  dirasakan orangtua.

Allah mengerti bahwa hal ini akan sulit baik bagi orangtua maupun bagi anak-anak mereka bahwa hukuman dan koreksi tidak akan pernah enak. Ayat Alkitab berkata, “Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita; tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya” (Ibrani 12:11).

Kami telah menyebutkan bahwa disiplin itu adalah suatu investasi, dan Alkitab membenarkan itu dalam hal menghasilkan perilaku yang kita inginkan di masa depan. Konsistensi merupakan kunci dasar bilamana kita menjalankan disiplin. Menurut Bob Lancer, penulis buku Parenting With Love, Without Anger or Stress, anak-anak dapat belajar untuk menjadi orang yang bertanggungjawab pada usia masih muda, dan orangtua hendaknya memiliki harapan sukacita ini.

Masa transisi yang hebat

Orangtua diperingatkan untuk “mendidik orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada saat tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu” (Amsal 22:6). Setelah bertahun-tahun kita mendidik anak kita dengan melibatkan disiplin, ada suatu kepuasan besar ketika dia mulai memeluk apa yang diajarkan kepada dia dan selanjutnya dia melakukannya dalam tindakan sehari-hari tanpa campur tangan orangtua.

Ketika anak-anak kita mengukur tindakan mereka sendiri, yakni antara yang benar dan yang salah, antara yang baik dan yang buruk, mereka akan menggunakan alat pengukur yang mereka terima dari ajaran orangtua mereka. Anak-anak yang dididik dan didisiplinkan dengan benar akan memiliki sumber nasihat baik, yang akan mereka gunakan apabila mereka dihadapkan dengan masalah hidup dan mereka tidak akan kewalahan dengan masalah itu. Mereka akan senantiasa mempergunakan ajaran-ajaran orangtua mereka, yakni semua yang diajarkan kepada mereka selama hidup mereka.

Apakah anda punya pertanyaan?
Ajukanlah kepada kami.

 

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry