Mengapa Dunia Modern Kita Ini Berada di Bawah Kutuk Zaman Dulu?

oleh Mike Bennett

https://lifehopeandtruth.com/prophecy/end-times/ancient-curses/

Ayat-ayat kutipan artikel ini diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, dan juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Kutuk-kutuk mengerikan diucapkan ribuan tahun lalu, dan efeknya sedang dirasakan hari ini. Mengapa? Dan bagaimana semua kutuk itu akhirnya akan dijauhkan?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa tindakan kita mempunyai konsekuensi.

Ada penyebab dari setiap akibat. Dan ini sangat jelas ditunjukkan pada bab bacaan yang

menjelaskan berkat dan kutuk – yakni Imamat 26 dan Ulangan 28.

Film-film horror dan media yang sensasional telah mempopulerkan kutuk-kutuk zaman kuno, seperti kutukan Firaun yang seharusnya mengejar mereka-mereka yang menjarah, menggali atau bahkan mengganggu makam Tutankhamun.

Agama zaman dulu, perdukunan dan sihir sering menyangkut kutukan dendam dan bahkan ucapan kutuk secara random yang menyakiti orang-orang yang tak berdaya. Mereka melakukan ritual-ritual panjang untuk memanggil roh-roh kutuk itu atau mencoba untuk menghilangkan kutuk-kutuk itu.

Sebagian besar orang hari ini secara terbuka melakukan hocus-pocus [perlakuan tipu-tipu] dan mereka menganggap itu hiburan menyenangkan, meskipun banyak orang diam-diam menyimpan superstisi di dalam pikiran gelap mereka.

Tetapi ada kutuk-kutuk yang pasti di zaman dulu. Kutuk-kutuk ini tidak menaruh dendam dan tidak juga tanpa tujuan. Elohim Sang Pencipta memberikan kutuk-kutuk ini untuk mengajar kita tentang sebab akibat. Semua itu pada hakekatnya bukti kasih Elohim dan keinginanNya agar kita berubah sehingga menghindari konsekuensi dosa.

Sebab akibat

Alkitab dengan jelas menunjukkan bahwa tindakan kita mempunyai konsekuensi. Ada penyebab dari setiap akibat. Dan hal ini sangat jelas diuraikan di dalam bab yang berbicara tentang berkat dan kutuk – Imamat 26 dan Ulangan 28.

Elohim memberikan hukum-hukumNya demi kebaikan kita. Menuruti hukum-hukumNya secara otomatis membawa hasil positif dan berkat kepada kita (meskipun tidak datang seketika). Melanggar hukum-hukumNya berarti hidup bertentangan dengan cara hidup yang diberkati Elohim – yakni hidup dengan pikiran dan perbuatan destruktif – yang secara otomatis mendatangkan akibat buruk (meskipun tidak selalu datang seketika). Elohim tidak berkenan terhadap dosa dan oleh karena itu Dia  mendorong kita untuk berubah – demi kebaikan kita sendiri.

Perhatikan bagaimana Elohim memperkenalkan berkat-berkat atas ketaatan yang diuraikan di Imamat 26:

“Jikalau kamu hidup menurut ketetapanKu dan tetap berpegang pada perintahKu serta melakukannya, maka Aku akan memberi kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu memberi hasilnya dan pohon-pohonan di ladangmu akan memberi buahnya. …

“Dan Aku akan memberi damai sejahtera di dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apapun. …

“Dan Aku akan berpaling kepadamu dan akan membuat kamu beranak cucu serta bertambah banyak dan Aku akan meneguhkan perjanjianKu dengan kamu. …

“Tetapi Aku akan hadir di tengah-tengahmu dan Aku akan menjadi Elohimmu dan kamu akan menjadi umatKu. …

Bacalah seluruh ayat pada bab tersebut untuk melihat dengan jelas gambaran berkat-berkat yang indah yang dikehendaki Elohim bagi kita. 

Kemudian Elohim memperkenalkan kutuk-kutuk itu atas ketidaktaatan – “Apabila kamu tidak mendengarkan Aku dan tidak melakukan seluruh perintah itu” (ayat 14) – dan memberitahukan sejumlah kutuk yang mengerikan dan yang menghancurkan (ayat 16-39).

Apabila kengerian, penyakit dan kelaparan tidak juga membuat orang datang kepada pertobatan, maka kutuk yang lebih buruk akan terjadi. Hukuman demi hukuman akan terjadi hingga orang berpaling kepada Elohim.

Elohim menggambarkan kejadian yang mengerikan dari kelaparan, kanibalisme dan tawanan yang telah pernah terjadi dan yang aka terjadi lagi – bagi mereka yang terus membangkang.

Sebuah doa pedih

Daniel, yang telah berada dalam tawanan, mengenali kuasa nubuat zaman dulu ini dalam kejadian-kejadian di zamannya. Dia melihat bahwa dosa-dosa bangsanya telah mendatangkan hukuman, yakni pembuangan ke Babilon.

Setelah hampir 70 tahun di Babilon, dia juga mengenali sebuah nubuat yang secara spesifik terpisah, yakni yang dicatat oleh Yeremia, yang menunjukkan bahwa pembuangan Yehuda akan berlangsung selama 70 tahun (Daniel 9:2; Yeremia 25:11-12; 29:10-14).

Jadi Daniel mencamkan firman Elohim kepada mereka yang menderita atas hukuman atau kutuk zaman dulu: “Dalam pengkhianatannya, mereka akan mengakui kesalahan mereka dan kesalahan leluhur mereka ketika berkhianat kepadaKu dan juga ketika mereka berjalan bertentangan dengan Aku. Aku akan berjalan bertentangan dengan mereka dan Aku akan membawa mereka masuk ke negeri musuh-musuhnya, kecuali hati mereka yang tidak bersunat itu mau merendahkan diri dan pada waktu itu mereka jemu akan kesalahan mereka. Maka Aku akan mengingat perjanjianKu dengan Yakub, dan juga perjanjianKu dengan Ishak, dan juga perjanjian-Ku dengan Abraham, dan Aku akan mengingat negeri itu” (Imamat 26:40-42).

Elohim berjanji akan mengingat komitmenNya bagi mereka – jika mereka dengan rendah hati bertobat.

Dan Daniel secara pribadi melakukan hal itu. Doanya rendah hati sepenuh hati itu memberikan teladan yang sangat berpengaruh kuat hingga hari ini.

“Kemudian aku menengadahkan wajahku kepada YAHWEH, Elohim untuk mencari Dia, melalui doa dan keinginan yang tulus, berpuasa, sambil mengenakan kain kabung serta abu. Aku berdoa kepada YAHWEH Elohimku, dan mengaku, ‘Ya YAHWEH, Elohim Yang Mahabesar dan mengagumkan, yang selalu memegang perjanjianNya dan murah hati kepada mereka yang mengasihiNya serta berpegang pada perintahNya; kami telah berdosa dan bersalah, berbuat jahat dan telah memberontak, bahkan telah meninggalkan perintah dan peraturanMu.

“Ya Tuhan, patutlah kami merasa malu terhadap raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami dan leluhur kami karena kami telah berbuat dosa terhadap Engkau.

“Pada YAHWEH, Elohim kami, meskipun kami telah memberontak melawan Dia, kami tetap mendapatkan kemurahan hati dan pengampunan.

“Seperti yang tertulis dalam Taurat Musa, segala malapetaka ini telah menimpa kami. Namun demikian, kami tidak mau memohon belas kasihan di hadapan YAHWEH, Elohim kami, dengan berbalik dari segala kesalahan kami dan memahami kebenaranMu.

“Karena itu, YAHWEH telah mempersiapkan dan mendatangkan malapetaka kepada kami. Sebab YAHWEH, Elohim kami, adalah benar dan adil dalam segala perbuatanNya, namun kami tidak mendengarkan suaraNya.

“Ya Tuhan, dengarkanlah, ya Tuhan, ampunilah, ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah. Biarlah Engkau tidak berlama-lama, ya Elohimku; karena NamaMu disebut di atas kotaMu dan di atas umatMu!’” (Daniel 9:3-5, 8-9, 13-14, 19).

Kutipan-kutipan ini memberikan cita rasa doa Daniel tentang pertobatan, tetapi dia memiliki banyak hal-hal yang dia katakan. Itu sangat bermanfaat untuk dibaca dan merenungkan semua doa itu, sebab hal itu juga berlaku bagi dunia kita. Masyarakat kita telah menolak Elohim dan hukum-hukumNya dan sementara kejahatan terus meningkat, hanya sedikit orang yang berbalik kepada Elohim. Orang terus berdosa dan mendatangkan kutuk-kutuk zaman dulu, padahal pertobatan dapat menghindarkan konsekuensi serius. 

Kegenapan akhir zaman

Alkitab menjelaskan bahwa semua ini akan terjadi lagi – dan jauh lebih buruk dari pada sebelumnya.

Dosa tidak pernah berhenti, tetapi Elohim memprediksi bahwa hal itu semakin intens seiring waktu. Yesus membandingkan kejahatan yang semakin meningkat saat-saat sebelum kedatanganNya sama seperti zaman Nuh (Matius 24:37-39).

Yesus bahkan memperingatkan para pengikutNya, “Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin” (Matius 24:12).  Kedurhakaan diterjemahkan dari kata “lawlessness” = pelanggaran hukum – pelanggaran hukum-hukum Elohim dan egoisme merupakan corak warna atau tanda dari zaman dimana kita hidup sekarang.  

Rasul Paulus mengurutkan sikap-sikap orang pada zaman akhir dan semuanya itu nampaknya sudah merupakan pokok berita kita; “Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Elohim” (2 Timotius 3:2-4).

Dosa – yang adalah pelanggaran hukum sempurna Elohim – secara otomatis mendatangkan kepedihan, penderitaan dan kematian. Tentu, akibatnya tidak selalu terjadi seketika, sehingga kejahatan itu akan terus bertambah di dunia ini atas pengaruh Setan yang berpikiran bahwa mereka bisa lepas dari akibat perbuatannya (Pengkhotbah 8:11; 1 Yohanes 5:19; baca juga Mazmur 73).

Akibat buruk dosa tidak terhindarkan. Sebab akibat akan membawa umat manusia ke jurang kehancuran akibat perlakuannya sendiri.

Yesus menjelaskan bahwa “akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat” (Matius 24:21-22).

Demi orang-orang pilihan

Siapa “orang-orang pilihan” itu? Bahasa Yunani eklektos  artinya “dipilih” (Thayer’s Greek Lexicon). Orang-orang pilihan Elohim telah merespon terhadap panggilanNya – telah bertobat, dibaptiskan dan menerima Roh KudusNya (Kisah Para Rasul 2:38; Roma 8:14, 28-33).

Mereka dipimpin oleh Roh untuk hidup sesuai dengan hukum Elohim: “Oleh karena itu, sebagai orang-orang pilihan Elohim yang kudus dan yang dikasihi, kenakanlah hati yang penuh kemurahan, kebaikan, kerendahan hati, kelemahlembutan, ketabahan, sabarlah satu sama lain, dan saling mengampuni, seperti Kristus telah mengampuni kamu. Dan di atas semuanya itu, kenakanlah kasih sebagai pengikat kesatuan yang sempurna” (Kolose 3:12-14). Dengan demikian hal ini sangat kontras dengan sikap-sikap di zaman sekarang ini, yakni seperti yang kita lihat sebelumnya di 2 Timotius 3.  

Orang-orang pilihanNya yang berseru kepadaNya siang dan malam” (Lukas 18:7) – seperti Daniel yang berseru bagi dirinya dan bagi bangsanya. Mereka “berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana” (Yehezkiel 9:4) dan berdoa dengan sungguh-sungguh akan datangnya Kerajaan Elohim ke bumi ini (Matius 6:10).

Dan demi mereka, Elohim akan memperpendek hari-hari malapetaka itu. Mereka ini memiliki bagian vital di dalam menyelamatkan dunia ini!

Jika Elohim sedang memanggil anda menjadi salah satu dari orang-orang pilihan itu, anda perlu merespons.

Elohim menghendaki kita masing-masing untuk menghindarkan kutuk-kutuk ini dengan cara bertobat, berubah dan menaati hukum-hukumNya. Dengan melakukan ini, kita akan mendatangkan berkat yang luar biasa yang Dia janjikan. Sementara kita memilih berkat dan menolak jalan dosa yang menuntun ke arah kutuk, kita akan mempersiapkan diri kita untuk mengajar orang lain melakukan hal yang sama.

Akhir cerita

Jika anda membaca hingga akhir kitab itu, anda akan melihat bahwa selama ada umat manusia, kutuk-kutuk zaman dulu dan berkat-berkat masih berlaku. Masih akan ada kutuk-kutuk atas ketidaktaatan terhadap hukum-hukum sempurna Elohim, dengan penalti mati pada akhirnya (Wahyu 21:8). Elohim tidak akan membiarkan orang yang memilih untuk berbuat dosa dan terus mendatangkan kutuk pada dirinya dan orang lain selamanya.

Tetapi pada akhirnya berkat-berkat akan menang. Wahyu 22:14 berkata, “Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.” Mereka akan disambut berlimpah dan masuk ke dalam Yerusalem Baru yang mulia sebagai anggota-anggota dari keluarga Elohim yang diberkati dan hidup selamanya! 

“Di dalam kota itu tidak akan ada lagi kutuk. Takhta Elohim dan Anak Domba akan ada di dalamnya, dan para hambaNya akan melayaniNya” (ayat 3).

Daripada kutuk, akan ada berkat-berkat yang melimpah: “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapanMu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kananMu ada nikmat senantiasa” (Mazmur 16:11).

Pilihlah berkat – pilihlah kehidupan!

Kami menganjurkan anda untuk mempelajari lebih lanjut artikel kami – pada situs ini –  yang berjudul “10 Perintah dan Jalan Hidup Elohim.” (Silakan menggunakan kolom search pada pojok kanan laman ini.)

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry