Meninggalkan sebuah Warisan bagi Cucu-cucu Anda

oleh Clyde Kilough

http://lifehopeandtruth.com/relationships/family/leaving-a-legacy-for-your-grandchildren/

Apa harta pusaka terbaik kakek dan nenek yang dapat mereka berikan kepada cucu-cucu mereka? Tidak lain bahwa itu adalah sesuatu yang perlu direncanakan dan diusahakan, tetapi dengan peninggalan warisan yang paling berharga, itulah  yang akan selalu terpatri di dalam hati mereka.  

Kakek dan nenek saya tidak meninggalkan banyak harta kepada saya; mereka tidak memiliki banyak warisan untuk diberi. Tetapi sesekali saya membuka tas plastik kecil yang saya simpan di dalam sebuah kotak di kantor saya, saya memandangi beberapa koin-koin langka – yakni koin perak kuno yang selalu diberikan Kakek kepada saya, satu per satu, di setiap ulang tahun saya.

The 1922 Peace Dollar [Dollar Perdamaian tahun 1922] itu, yang saya temukan baru-baru ini, mungkin sekarang senilai $25 … tetapi saya tidak akan pernah menjualnya. Bagi saya kenangan-kenangan indah yang dibangkitkan koin itu jauh lebih berharga daripada nilai jualnya – kenangan itu tidak ternilai. Sungguh mengagumkan bahwa begitu banyak kenangan terhadap seorang kakek oleh sebuah logam bundar selama lebih dari 50 tahun kemudian.  

Semua kakek dan nenek saya telah lama meninggal, dan mereka meninggal tanpa meninggalkan benda-benda atau barang-barang kepada anak-anaknya dan cucu-cucunya. Tetapi mereka semua meninggalkan warisan yang lebih baik yang saya juga akan teruskan kepada cucu-cucu saya.

Warisan terindah

“Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya,” kata Salomo kepada anaknya (Amsal 13:22). Sungguh menarik, pengasuhan kakek nenek merupakan hal yang langka di dalam kehidupan sekarang ini meskipun situasi ekonomi dan pendidikan sudah maju dan luas. Artinya, mereka yang miskin dan mereka yang kaya dapat meneruskan warisan terbesar dan terindah – yakni, hikmat dan kebajikan, cinta kasih, dorongan semangat, kenangan dan pelajaran-pelajaran berharga.

“Di dalam keluarga, kakek dan nenek hendaknya memainkan peran yang sama seperti halnya seorang negarawan senior memainkan perannya di negerinya,” kata Erin Pizzey, seorang penulis berkebangsaan Inggris. “Mereka memiliki pengalaman dan pengetahuan serta hikmat yang berasal dari perjuangan hidup mereka selama bertahun-tahun dan kiranya cucu-cucu mereka dapat memetik pelajaran baik dari situ” (Geoff Dench, ed., Grandmothers: The Changing Culture, p. 6).  

Pengaruh kakek nenek

Kakek dan nenek berada pada fase kehidupan di mana orangtua seorang anak belum berpengalaman, dan tingkat hidup tersebut memampukan mereka untuk menyumbangkan cara yang unik bagi pertumbuhan anak. Kehidupan biasanya agak melambat bagi kakek nenek, dan mereka memiliki lebih banyak waktu untuk proses kehidupan tersebut. Allah memang menghendaki itu demikian dan Dia menginstruksikan kakek nenek untuk mengisi suatu peran khusus untuk memberi pengaruh kepada anak-anak yang masih belia.

Musa berbicara kepada orang Israel tentang hal ini: “Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu” (Ulangan 4:9).

Sementara pengaruh utama terhadap anak harus dari orangtua, hubungan generasi pertama dan ketiga ini, yakni antara kakek nenek dengan cucu, menawarkan suatu tingkat pengajaran yang berbeda yang dapat menambah nilai – tanpa menggantikan – tanggung jawab orangtua.

Sebuah gambaran yang indah

Kejadian 50:23 melukiskan sebuah gambaran yang indah tentang asuhan kakek nenek: “Jadi Yusuf sempat melihat anak cucu Efraim sampai keturunan yang ketiga; juga anak-anak Makhir, anak Manasye, lahir di pangkuan Yusuf.” Kakek Yusuf barangkali mengetahui sepenuhnya dengan baik apa yang kolumnis Doug Larson maksudkan ketika dia menulis, “Few things are more delightful than grandchildren fighting over your lap!” [Hampir tidak ada hal yang lebih menyenangkan daripada cucu-cucu anda yang berebut naik ke pangkuan anda.]

Melalui penuturan kisah-kisah keluarga dan pengalaman pribadi yang anda wariskan inilah – yakni, kesempatan mengajar yang anda ciptakan dan cinta kasih yang anda bangun melalui pengajaran itu – yang akan mereka junjung dan hargai lebih daripada segalanya. Tetapi Kakek Yusuf sungguh memanfaatkan saat-saat berharga dalam contoh ini sebagai saat mengajar untuk menceritakan kisah-kisah keluarga yang kemudian tertanam di benak (hati dan pikiran) cucu-cucu dan cicit-cicitnya suatu warisan istimewa – di masa lampau dan masa depan. Seperti pepatah kuno berkata, “grandchildren are a grandparent’s link to the future, and grandparents are the child’s link to the past.” [Cucu-cucu adalah suatu tautan atau penghubung kakek nenek ke masa depan, dan kakek nenek adalah tautan atau penghubung  anak ke masa lalu.] Kakek dan nenek hendaknyalah ahli sejarah terbaik keluarga, yang menghubungkan anak-anak kepada asal mula mereka dan memelihara tradisi keluarga yang penting dan berguna untuk membangun sebuah rasa stabilitas anak.  

Apa yang dapat anda wariskan

Jadi apa yang dapat anda wariskan kepada cucu-cucu anda? Sebelum anda mewariskan  harta benda, anda harus siap untuk meneruskan pengalaman, pengetahuan dan hikmat anda kepada mereka.  Sebagai langkah awal, pertimbangkanlah enam bidang utama ini untuk kebutuhan perkembangan anak: 

Jalan hidup Allah.
Perkembangan karakter.
Kedewasaan emosional.
Keterampilan untuk membina hubungan.
Tanggung jawab.
Keterampilan fisik.

Keterampilan-keterampilan hidup ini tidak datang dengan sendirinya kepada anak – semua itu merupakan produk yang diuraikan di kitab Amsal 22:6, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Selama empat hingga enam dekade, kakek nenek telah belajar banyak tentang kehidupan termasuk bagaimana menjalani hidup dengan baik dan berhasil – yakni jalan yang mereka tempuh! Kehidupan kakek dan nenek adalah peti harta karun pengetahuan untuk setiap bidang tersebut di atas, penuh dengan pelajaran yang, jika diteruskan secara efektif, akan mencetak dan membentuk kehidupan cucu.

Tantangan yang mungkin dihadapi kakek dan nenek ialah mengumpulkan seluruh pengalaman yang anda lalui dan pelajari itu tentang keenam bidang kehidupan di atas. Selain itu anda barangkali masih menemui tantangan bagaimana menerapkannya sesuai usia cucu-cucu anda. Melalui narasi keluarga dan pengalaman pribadi yang anda wariskan inilah – yakni, kesempatan mengajar yang anda ciptakan dan cinta kasih yang anda bangun melalui pengajaran itu – yang akan mereka junjung dan hargai lebih daripada segalanya.

Kakek dan nenek yang memahami bahwa peran mereka adalah suatu tanggung jawab dan berusaha menjalankannya dengan baik akan segera menyadari kebenaran yang terdapat di kitab Amsal 17:6: “Mahkota orang-orang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah nenek moyang mereka.” Mereka akan menemukan upah besar di dalam bentuk kesenangan yang unik, kepuasan dan  keakraban yang ditawarkan cucu-cucu mereka.

Wariskanlah kepada mereka sebuah warisan hubungan – yakni hubungan erat dengan anda yang tak ternilai harganya.  Beberapa dekade mendatang, setelah mereka bertumbuh dan lama setelah mereka meninggalkan rumah, mereka akan terus menarik pelajaran yang anda wariskan itu kepada mereka: kenangan kasih sayang, inspirasi, arahan, dorongan semangat dan hikmat.

Untuk informasi lebih lanjut, bacalah artikel kami yang bejudul “Aging.”

Apakah anda punya pertanyaan?

Ajukanlah kepada kami.

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry