Penghakiman Elohim: Kisah Nyata
Posted on August 4, 2021
oleh David Treybig
https://lifehopeandtruth.com/prophecy/revelation/judgment-of-god/
Ayat-ayat kutipan artikel ini diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, dan juga dari Indonesian Terjemahan Baru.
Wahyu 20 menyingkapkan tahapan-tahapan yang akan dilakukan Kristus setelah Dia datang kembali ke dunia ini untuk menambahkan anggota ke dalam keluarga abadi Elohim. Bagaimana penghakiman Elohim akan terjadi?
Penduduk dunia ini telah lama menantikan kedatangan Yesus Kristus yang ke-2 kali untuk mendirikan Kerajaan Elohim di bumi ini dan untuk mengadili umat manusia. Bagaimanapun juga, kejadian-kejadian yang telah dinubuatkan ini akan membawa keadilan dan kedamaian bagi dunia kita yang penuh kekacauan ini.
Penghakiman Elohim
Sukacita besar dan kegembiraan yang luar biasa bagi orang-orang atas kembalinya Kristus digambarkan di dalam Mazmur 98:
“Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah … Biarlah gemuruh laut serta isinya, dunia serta yang diam di dalamnya; biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gunung bersorak-sorai bersama-sama di hadapan TUHAN, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kebenaran” (Mazmur 98:4, Mazmur 98:7-9).
Dalam konteks yang menjelaskan apa yang akan terjadi kepada orang-orang fasik, Yudas menuliskan, “Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: ‘Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudusNya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan’” (Yudas 1:14-15).
Sebagaimana Yudas menjelaskan, ajaran bahwa semua orang akan menghadapi penghakiman Elohim sudah terjadi dari awal mulanya. Bahkan sebelum zaman Henokh, Elohim telah mengajarkan Adam dan Hawa di Taman Eden. Dan Elohim telah mengatakannya kepada anak mereka, Kain, sbb: “Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya” (Kejadian 4:7).
Sayangnya, umat manusia belum berhasil mengendalikan keinginan mereka yang penuh dosa. Ayat Suci Alkitab menjelaskan bahwa “Sebab semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Elohim” (Roma 3:23) dan, karena “upah dosa adalah maut” (Roma 6:23), semua umat manusia pantas di hukum mati. Tetapi Elohim dalam belas kasihanNya telah menetapkan sebuah rencana yang melaluinya dosa kita dapat diampuni melalui pertobatan dan baptisan (Kisah Para Rasul 2:38).
Banyak memahami bahwa Yesus Kristus datang ke bumi ini sekitar 2,000 tahun yang lalu untuk mengorbankan hidupNya untuk membayar penalti dosa-dosa kita. Sebagaimana Yohanes jelaskan: “Karena begitu besar kasih Elohim akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).
Kitab Ibrani menambahkan bahwa Yesus “akan menyatakan diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan” (Ibrani 9:28).
Penghakiman adalah suatu kesempatan
Apa yang dapat kita pastikan dari bacaan ini ialah bahwa penghakiman Elohim itu yang kita semua akan alami tidak perlu kita takuti sebab penghakiman itu sendiri merupakan kesempatan untuk menjadi bagian dalam keluarga abadi Elohim.
Tentu saja itu adalah hal yang menakutkan jika kita berbuat jahat seperti yang dinyatakan ayat ini, “Alangkah mengerikan jika jatuh ke dalam tangan Elohim yang hidup” (Ibrani 10:31). Sebaliknya, jika kita mengasihi Elohim dan melayani Dia, Dia berjanji untuk memberikan belas kasihan dan kasih sayangNya. “Sebab TUHAN akan memberi keadilan kepada umatNya, dan akan merasa sayang kepada hamba-hambaNya” (Ulangan 32:36).
Penghakiman di dalam Alkitab (definisi)
Banyak orang berasumsi bahwa penghakiman di dalam Alkitab itu hanya berarti hukuman. Tetapi definisi alkitabiah lebih luas dari itu. Penghakiman Elohim merupakan suatu proses. Elohim memperhatikan bagaimana kita bertumbuh dan dewasa di dalam pemahaman kita dan memberi pelayanan bagi Dia seiring waktu.
Sementara penghakiman itu akan mengarah pada penghukuman, bagian penghakiman Elohim ini tidak terjadi sebelum kita memahami ajaranNya dengan benar dan tidak diberikan sebelum mendapat kesempatan untuk membangun karakter kesalehan dengan berjuang untuk hidup sesuai dengan hukum-hukum atau kehendakNya.
Bertolak dari definisi penghakiman ini yang berkaitan dengan masalah pemahaman dan pertumbuhan atau kedewasaan rohani, Petrus menuliskan: “Sebab inilah saatnya penghakiman dimulai, pertama-tama dari Bait Elohim. Jika penghakiman dimulai dari kita, bagaimanakah akhirnya dengan mereka yang tidak percaya kepada Injil Elohim?” (1 Petrus 4:17).
Untuk anggota Church of God [Jemaat Elohim], yang memahami hukum-hukum Elohim dan yang telah berkomitmen untuk memeliharanya, penghakiman mereka ialah saat ini.
Penghakiman bukan hanya berarti penghukuman; tetapi itu mencakup kesempatan untuk diselamatkan. Dan Alkitab menunjukkan bahwa tidak hanya satu hari untuk penghakiman. Ada tiga tahap penghakiman yang berbeda digambarkan di dalam Alkitab, dan ada tiga tahap kebangkitan bagi orang-orang mati.
Hal ini akan menuntun kita ke kitab Wahyu 20, yang akan merupakan fokus utama dari setengah bagian akhir artikel ini. Bab ini menjelaskan apa yang akan dilakukan Yesus untuk mengeliminasi penyesatan agama dan memberi kesempatan bagi setiap orang untuk memahami ajaranNya. Hal itu juga menjelaskan bagaimana Elohim menyudahi rencana penyelamatanNya – yang mencakup penghakiman Elohim bagi semua umat manusia – melalui tiga tahap kebangkitan.
Wahyu 20 dan penghakiman Elohim
Sebagaimana kita lihat Wahyu 20 – sebuah bab Alkitab yang sangat penting yang secara rinci menggunakan ucapan “seribu tahun” untuk mengidentifikasi Milenium masa damai yang dijanjikan Elohim – dimana pemerintah Babel akan sudah runtuh (Wahyu 18:2).
Kristus pada saat itu akan sudah kembali ke dunia ini (yang digambarkan oleh “Perayaan Hari Raya Sangkakala: Alarm Perang, Seruan Perdamaian”) dan dimulainya pemerintahan Kristus (Wahyu 19:6). Kristus pada saat itu akan sudah menghakimi si “pelacur besar” (Wahyu 19:2) dan saat itu akan sudah diberi kehidupan kekal, kehidupan roh, kepada orang-orang pilihanNya (1 Korintus 15:50-52) dan perjamuan kawin akan sudah diadakan dengan mereka (Wahyu 19: 7-9).
(Informasi tentang Hari Raya Sangkakala seperti yang disebut di atas ini, silakan membacanya pada situs ini).
Dalam menghakimi umat manusia, Kristus dan tentaraNya akan sudah mengalahkan “binatang itu dan raja-raja di bumi serta tentara-tentara mereka” yang telah berkumpul untuk memerangi Dia (Wahyu 19:19). Binatang dan nabi palsu itu – dua manusia yang bertanggung jawab untuk memerintah pada bangkitnya kembali Kekaisaran Romawi dan yang akan memaksakan agama palsunya – akan sudah di “tangkap” dan “dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang” (Wahyu 19:20).
Nampaknya “lautan api” ini akan merupakan api yang terlokalisasi dan yang dinyalakan setelah Kristus kembali, yang digambarkan dalam bentuk api yang menyala-nyala di Lembah Hinom (atau “Gehenna” [neraka]) di luar kota Yerusalem selama hari Kristus.
Setan diikat
Jadi setelah oposisi manusia terhadap Kristus telah disingkirkan, ada satu tahap lagi yang kritis yang akan diambil Kristus sebelum Dia beralih kepada rencana penyelamatan Elohim bagi umat manusia. Tahapan ini ialah untuk menangkap Setan si Iblis itu, yang telah menyesatkan mayoritas manusia selama berabad-abad (Wahyu 12:9; 1 Yohanes 5:18-19).
Wahyu 20 dimulai dengan sebuah deskripsi malaikat yang turun dari sorga untuk mengikat Setan selama seribu tahun dan melemparkannya ke dalam sebuah “bottomless pit atau abyss” [lobang jurang maut] sebagaimana beberapa terjemahan artikan termasuk versi American Standard, mengartikan bahasa Yunani abussos (ayat 1-3).
Konsep utama di sini ialah bahwa Setan akan dipenjarakan agar tidak menyesatkan orang lagi. Hal ini digambarkan oleh “Hari Raya Pendamaian.” (Bacalah artikel ini, pada situs ini. Silakan menggunakan kolom search)
Kebangkitan pertama
Menggambarkan penglihatan yang dia terima, Yohanes menuliskan: “Kemudian aku melihat takhta-takhta dan mereka yang duduk di atasnya; mereka telah diberi kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka yang dipenggal karena kesaksian YESUS dan karena firman Elohim dan yang tidak menyembah binatang itu maupun patungnya dan yang tidak menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya; mereka hidup kembali dan memerintah bersama Kristus selama seribu tahun.
“Namun orang-orang mati lainnya tidak hidup kembali sampai genap masa seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama. Berbahagialah dan kuduslah orang yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama. Kematian kedua tidak mempunyai kuasa atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Elohim dan Kristus, dan mereka akan memerintah bersama Dia seribu tahun lamanya” (Wahyu 20:4-6).
Orang-orang suci yang dibangkitkan akan memerintah dengan Kristus di masa pemerintahan Milenium
Orang-orang suci yang setia ini, yakni yang akan memerintah bersama Kristus akan dibangkitkan dalam tubuh roh pada saat kedatanganNya yang ke-2 kali (1 Korintus 15:51-53; 1 Tesalonika 4:16-17). Dengan diikatnya Setan selama 1,000 tahun, makhluk-makhluk roh ini yang sebelumnya dinamakan oleh Elohim sebagai manusia dan yang telah berjuang menolak pengaruh Setan dan hidup taat terhadap hukum-hukumNya akan pada saat itu memerintah sebagai raja dan imam bersama Kristus selama periode ini yang disebut sebagai Milenium (Wahyu 1:6; 5:10).
Selama Milenium, umat manusia akan mendapat kesempatan untuk mendengar injil yang benar dan menerima keselamatan. Dengan diikatnya Setan, manusia tidak akan membantah terhadap ajaran kebenaran dengan agama palsunya seperti umumnya terjadi di dalam dunia kita sekarang.
Untuk mempelajari Milenium lebih lanjut, bacalah artikel kami, pada situs ini, yang berjudul “Hari Raya Pondok Daun: Tuaian Yang Melimpah.” Ini adalah festival yang menggambarkan masa yang indah dari masa kedamaian dan kemakmuran.
Setan dilepas
“Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya, dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut” (Wahyu 20:7-8).
Betapa itu menyedihkan bahwa setelah dunia dan warganegaranya mengalami kedamaian, sukacita dan keistimewaan hidup di bawah pemerintahan Yesus Kristus, banyak akan disesatkan oleh Setan, yang adalah musuh utama manusia!
Tentara-tentara ini, yakni yang digerakkan Setan akan dihancurkan (ayat 9), dan Setan akan “dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu [telah dibinasakan] dan mereka [Setan dan demonnya] disiksa siang malam sampai selama-lamanya” (ayat 10].
Apa itu lautan api?
Berdasarkan susunan kata dalam ayat ini, beberapa orang salah asumsi bahwa lautan api itu mereka percayai sebagai tempat siksaan kekal bagi manusia-manusia yang mengikuti peran binatang dan nabi palsu itu, serta orang-orang lain yang tidak taat kepada Elohim.
Sementara lautan api itu diadakan, itu bukanlah tempat dimana manusia disiksa selama-lamanya. Yang jelas bahwa api akan membinasakan manusia atau mengakhiri hidupnya, bukan menyiksa selamanya. Berbicara tentang lautan api, Elohim berkata, “Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka” (Maleakhi 4:1). Dengan demikian orang-orang fasik akan terbakar habis, sebagaimana diindikasikan dengan kata “abu” (ayat 3).
Lagipula, kita harus memperhatikan bahwa perkataan “are” di Wahyu 20:10 dalam versi New King James dan King James ditulis dalam huruf italic [miring], yang berarti kata ini ditambahkan oleh penerjemah agar bacaan ini sesuai dengan pemahaman mereka. Sebenarnya, poin Wahyu 20:10 ini ialah bahwa Setan akan dilemparkan ke dalam lautan api dimana binatang dan nabi palsu itu juga telah dilemparkan dan dibinasakan di situ sebelum pemerintahan 1,000 atau Milenium (Wahyu 19:20).
Mencerminkan pengertian dasar dari bahasa Yunani di sini, versi Good News menerjemahkan Wahyu 20:10 sebagai berikut: “Then the Devil, who deceived them, was thrown into the lake of fire and sulfur, where the beast and the false prophet had already been thrown.” [Dan Iblis yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu telah dilemparkan.”]
Untuk kata ganti they [mereka] “siang malam sampai selama-lamanya” (Wahyu 20:10), nampaknya Yohanes merujuk pada Setan dan demonnya. Ayat Suci Alkitab menunjukkan bahwa Setan dan malaikat-malaikatnya yang mengikuti dia bersama-sama menyesatkan orang dan bahwa Setan dan demon akan pada akhirnya mendapat takdir hukuman yang sama (2 Korintus 11:14-15; Wahyu 12:9).
Apa yang diajarkan Alkitab ialah bahwa lautan api, yang juga disebut api kekal, akan disiapkan “untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya” (Matius 25:41, juga di Yudas 1:6-7). Sebagai makhluk roh, mereka tidak dapat hangus/binasa oleh api, tetapi mereka akan dilemparkan sementara ke dalam lautan api sebelum mereka mendapat hukuman terakhir dimana mereka dimasukkan ke dalam “dunia kekelaman untuk selama-lamanya” sebagaimana digambarkan oleh Yudas. Di sanalah mereka akan menderita siksaan mental selama-lamanya (Yudas 1:13).
Akhirnya, kita hendaknya memperhatikan bahwa ucapan “selama-lamanya” diartikan secara literal “for the ages of the ages” [kekal selamanya] (George Ricker Berry, The Interlinear Greek-English New Testament). Ucapan ini bisa diartikan selamanya atau bisa juga bertahan lama seperti yang dialami Sodom dan Gumorah yang merupakan “siksaan api kekal” (Yudas 1:7), yang menyala pada zaman itu atau selama periode yang ditentukan oleh Elohim. Pelajarilah hal ini di dalam artikel kami, pada situs ini, yang berjudul “Apa itu Lautan Api?”
Kebangkitan kedua: ketika sebagian besar orang akan berdiri di hadapan Elohim pada hari penghakiman
Setelah Setan dilepaskan untuk waktu yang singkat sebelum akhirnya dia dilemparkan ke dalam lautan api di akhir pemerintahan Milenium itu, akan ada kebangkitan ke-2 bagi umat manusia; mereka bangkit dari kubur mereka dan hidup kembali selama masa penghakiman “takhta putih” (Wahyu 20:11-12).
Rasul Yohanes menuliskan, “Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu” (ayat 12).
Kebangkitan ini akan merupakan sebuah restorasi hidup fisik bagi manusia yang belum pernah mendapat kesempatan untuk mendengar dan memahami apa ekspektasi Elohim terhadap umat manusia. Kitab-kitab yang akan dibuka untuk pemahaman mereka adalah kitab-kitab yang ditulis di dalam Alkitab, dan Yehezkiel 37:14 menunjukkan bahwa mereka akan ditawarkan Roh Kudus. Mereka akan diberi kesempatan bertobat, yang adalah kesempatan pertama dan satu-satunya kesempatan bagi mereka untuk bertobat dan diubahkan dan nama mereka akan dicatat di dalam Kitab Kehidupan. (Pelajarilah artikel kami yang berjudul “The Book of Life.” [Kitab Kehidupan]).
Periode penghakiman Elohim di sini, termasuk kesempatan untuk menerima keselamatan, digambarkan oleh festival “Hari Raya Penghakiman Takhta Putih: Tuaian Akhir.” (Silakan membaca artikel ini pada situs ini).
Kebangkitan ketiga: penghakiman terakhir
Setelah orang-orang suci dan setia yang dipanggil selama zaman ini – zaman sekarang – telah diberikan kehidupan kekal melalui kebangkitan pertama (Yohanes 6:44) dan orang-orang yang belum dipanggil Elohim pada zaman ini, yakni yang akan diberi kesempatan untuk menerima keselamatan melalui kebangkitan kedua, ada lagi sejumlah orang yang tersisa dan mereka ini adalah orang-orang yang sudah memahami kebenaran Elohim tetapi menolak untuk menerimanya dan menolak hidup sesuai kebenaran itu.
Sejak mereka telah dapat secara penuh memahami dan melakukan kebenaran Elohim, Dia telah sebelumnya menghakimi mereka selama hidup mereka, sama seperti Dia sekarang menghakimi orang-orang setia. Tidak ada lagi periode penghakiman bagi orang-orang tersisa ini. Periode penghakiman mereka sudah selesai selama hidup mereka. Akan tetapi, orang-orang ini mati dan belum pernah menerima penghakiman akhir – hukuman – dari Elohim.
Menurut Wahyu 20:13-14, orang-orang ini akan dibangkitkan dan hidup kembali kepada kehidupan fisik untuk diadili berdasarkan perilaku jahat mereka dan kemudian akan dibinasakan di dalam lautan api, yakni api yang kali ini akan menghanguskan seluruh bumi ini (2 Petrus 3:7). Inilah yang disebut “kematian kedua” (Wahyu 20:6, 14), yakni kematian terakhir yang tidak ada lagi kebangkitan atau harapan hidup lagi.
Penghakiman Elohim
Sebagai ringkasannya, Wahyu 20 menunjukkan penghakiman Elohim terhadap Setan dan menjelaskan penghakimanNya itu pada manusia, dan ini mencakup kesempatan bagi manusia itu sendiri untuk menerima keselamatan. (Untuk informasi yang lebih lengkap, bacalah artikel kami yang berjudul “What Are the Resurrections?” [Apa itu Kebangkitan?]).
This article was translated from http://lifehopeandtruth.com