Pentakosta: Roh Kekuatan, Kasih dan Ketertiban
Posted on June 7, 2020
oleh Mike Bennett
https://lifehopeandtruth.com/life/plan-of-salvation/pentecost/pentecost-and-the-spirit/
Pentakosta mengingatkan kita bahwa angin dapat menggambarkan kuasa Roh Kudus. Hanya melalui Roh kita dapat bertumbuh dalam kasih ilahi dan ketertiban [disiplin dan pengendalian diri].
Pada Hari Pentakosta setelah kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, murid-muridNya berkumpul di suatu ruangan. Tiba-tiba keajaiban besar menjadi perhatian orang dan itu menandai berdirinya Gereja Perjanjian Baru.
Yang pertama dari mujizat-mujizat itu adalah “suatu bunyi seperti tiupan angin keras” (Kisah Para Rasul 2:2). Jika anda membayangkan tornado yang mematikan dan yang menghancurkan, dan badai angin lainnya, anda barangkali tidak akan berharap untuk mendengarkan bunyi semacam itu. Akan tetapi, ada kaitan alkitabiah antara tenaga angin dan kuasa Roh Kudus Allah yang dikaruniakan pada Hari Pentakosta itu. Jadi, sebagaimana kita akan lihat, kuasa Allah selalu dikendalikan oleh kasih dan ketertiban.
Kuasa angin yang menakjubkan
Saya selalu mengalami kesulitan untuk memahami badai angin. Maksud saya, biasanya udara disekitar kita itu tidak kelihatan, dan bahkan kita tidak perhatikan itu. Kita berjalan menembus udara seolah-olah tidak ada sesuatu apapun atau hampa saja di situ. Jadi ketika sebuah tiupan angin datang, itu sesuatu yang mengejutkan bagi saya. Untuk membayangkan angin yang memiliki kekuatan yang menghancurkan seluas setengah mil dari suatu kota kedengarannya seperti fiksi ilmiah bagi saya. Udara itu justru bisa meluluhlantakkan rumah-rumah – sungguh menakjubkan.
Tetapi mendengar beberapa kisah itu membuatnya menjadi nyata. Saya masih ingat satu kisah tornado dahsyat yang menerpa kota Joplin, Missouri pada tahun 2011. Majalah Time menuturkan sebuah kisah tentang Pamela Merriman dan kedua anaknya, yang luput dari amukan itu dengan cara duduk berjongkok di kamar mandi mereka karena tempat perapian/tungku mereka yang terbuat dari batu bata terguling dan berserak hingga ke ruang tamu dan pintu garasi merekapun rebah menabrak tembok di sebelah mereka dan bangku-bangku sekolah berserak di sekeliling sebuah pohon di halaman depan rumah mereka.
Bagaimana Roh Kudus menjadi seperti – dan tidak seperti – angin.
Bagaimana Roh Kudus menjadi seperti badai angin – dan bagaimana ia tidak seperti itu?
Untuk satu hal, sebagaimana Yesus jelaskan kepada Nikodemus, Roh Kudus itu tidak kelihatan seperti angin. Anda dapat melihat akibatnya, tetapi anda tidak dapat melihat udara itu sendiri (Yohanes 3:8). Anda bahkan mungkin berkata bahwa hal itu juga seperti permainan kata-kata, sebab “bahasa Yunani perkataan Roh juga dimaksudkan ‘angin,’” sebagaimana dikatakan pada catatan NKJV Study Bible.
Jadi Roh Kudus itu seperti angin, dalam artian tidak kelihatan dan berkuasa. Tetapi sekarang mari kita lihat apa yang membuat Roh Kudus itu berbeda, bisa dalam kuasa yang mengamuk, tidak terkendali seperti kekuatan destruktif tornado.
Pengalaman nabi Elia
Mari kita lihat kisah nabi Elia, yang merasa patah semangat dan berkecil hati, melarikan diri dari Ratu Izebel. Allah akan bertemu dengan Elia, dan Dia memilih melakukan itu dengan cara yang menarik.
"Keluarlah dari gua itu," kata TUHAN kepadanya, "dan berdirilah menghadap Aku di atas gunung." Lalu TUHAN lewat di situ, didahului oleh angin yang bertiup kencang sekali sehingga bukit-bukit terbelah dan gunung-gunung batu pecah. Tetapi TUHAN tidak menyatakan diri di dalam angin itu. Sesudah angin itu reda, terjadilah gempa bumi, tetapi di dalam gempa itu pun TUHAN tidak menyatakan diri. Kemudian datanglah api, tetapi TUHAN pun tidak berada di dalam api itu. Sesudah itu suasana menjadi senyap, lalu terdengar suatu suara yang kecil lembut” (1 Raja-raja 19:11-12).
Allah menghendaki kita untuk mengetahui bahwa Dia mengendalikan angin itu – dan segala kuasa di alam semesta – tetapi Dia dapat berbicara dengan lemah-lembut dan perlahan. KuasaNya yang mengagumkan itu selalu dikendalikanNya.
Kuasa Yesus atas badai angin
Kita dapat melihat lebih banyak tentang kuasa Allah di injil Markus 4:35-41. Di dalam bacaan ini, setelah sepanjang hari memberitakan injil di berbagai tempat, Yesus dan murid-muridNya berlayar ke seberang Danau Galilea, dan Yesus tertidur pada saat angin badai datang! Murid-murid itu, yang sebagian di antaranya adalah nelayan/penjala ikan, sangat ketakutan dan mengira semua mereka akan mati! Mereka membangunkan Yesus, mereka heran bahwa Yesus bisa tertidur di tengah badai, dan berseru kepadaNya, “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”
Kemudian Yesus menghardik angin itu dan berkata: “Diam! Tenanglah! Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.”
Allah tidak akan memberi kuasaNya yang ajaib kepada kita jika kita akan menyalahgunakannya. Murid-murid itu bahkan ketakutan – dalam kekaguman terhadap kuasa Yesus Kristus atas fenomena alam yang paling dahsyat, amukan angin dan laut. Ini adalah contoh lain yang menunjukkan bahwa kuasa Allah yang hebat selalu berada di bahwa pengendalianNya. Dan Dia menghendaki kita seperti Dia. Dia ingin memberi kuasaNya, tetapi hanya kuasa yang akan kita gunakan pada alasan yang benar. Dia tidak akan memberikan kuasaNya yang besar itu kepada kita jika kita akan menyalahgunakan itu.
Anak-anak Gemuruh
Anda masih ingat saat orang-orang Samaria yang tidak mau menerima Yesus, dimana Yakobus dan Yohanes, Anak-anak Gemuruh itu menginginkan api turun dari langit untuk membinasakan mereka? Yesus Kristus menegor mereka dan berkata mereka tidak tahu roh yang mereka bangkitkan itu (Lukas 9:51-56). Itu bukan RohNya yang menginspirasikan perasaan marah dan dendam mereka.
Kita tidak dinamakan sebagai Anak-anak Gemuruh, tetapi anak-anak penghiburan dan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri (Galatia 5:22-23).
Itulah urutan yang dikerjakan Roh Allah. Ada lagi tertulis di 2 Timotius 1:7. Paulus menginginkan Timotius menggunakan karunia Roh Allah yang ajaib itu untuk memberdayakan pelayanannya dan melakukan pekerjaan Allah, jadi Paulus menyuruh dia: “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban [disiplin, pengendalian diri]” (2 Timotius 1:17).
Kasih dan ketertiban [disiplin dan pengendalian diri]
Kita sudah melihat aspek kuasa – Roh Allah merupakan kuasa yang digunakan Allah untuk menciptakan alam semesta! KuasaNya itu tidak berbatas – itu merupakan kuasa yang tidak terbayangkan! Tetapi Paulus juga memberi dua lagi elemen lain yang menunjukkan bahwa tidak sekedar apa yang diberikan Roh Kudus kepada kita, tetapi apa yang kita butuhkan untuk bertumbuh sehingga kita mampu menggunakan kuasa Allah itu dengan benar.
Kita perlu memiliki dasar motivasi dan sikap serupa dengan yang dimiliki Allah, yakni: Kasih! Perhatian dan kasih terhadap orang lain. Pendekatan tulus yang memperlakukan orang lain sebagaimana Allah memperlakukan kita. Kasih seperti ini yang ditunjukkan oleh Yesus Kristus kepada kita ketika Dia rela mengorbankan segalanya bagi kita. Dia bisa saja menurunkan api dari langit atau malaikat pembinasa, tetapi Dia berdoa, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Lukas 23:34).
Bersamaan dengan kasih itu, kita memerlukan ketertiban hidup [disiplin dan pengendalian diri]. Ini bukan hanya bicara tentang kewarasan, tetapi tentang disiplin dan pengendalian diri. Itu tidak berlebihan. Itu merupakan pendekatan yang mengoreksi diri sendiri untuk ingin bertumbuh dan berubah dan memiliki pikiran yang ada pada Yesus Kristus.
Jadi, sementara kita membayangkan bunyi angin kencang pada hari Pentakosta itu, kita dapat membayangkan bahwa itu kuasa, ya tentu. Tetapi kita juga bisa membayangkan kasih dan ketertiban dan pengendalian diri itu yang kita perlukan untuk mampu menggunakan kuasa Roh Kudus sebagaimana Allah kehendaki. Oleh karena itu Allah dapat memberi kita tidak hanya down payment [panjar] dari RohNya pada masa ini, tetapi kepenuhan dari kuasa rohaniNya yang menjadikan kita sebagai anak-anakNya selamanya di dalam KerajaanNya!
Untuk bacaan tambahan, bacalah artikel kami yang berjudul: “Pentakosta: Allah Memberi Roh Kudus” pada situs ini. (Silakan menggunakan kolom search pada situs ini untuk artikel-artikel lainnya).
This article was translated from http://lifehopeandtruth.com