Perintah Kedua: Jangan Membuat Bagimu Patung Berhala

oleh Mike Bennett

https://lifehopeandtruth.com/bible/10-commandments/idolatry-second-commandment/

Ayat-ayat kutipan artikel ini umumnya diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, tetapi juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Mengapa Elohim memerintahkan kita untuk tidak membuat berhala atau apa yang menyerupai Dia pada Perintah Kedua? Bagaimana perintah penyembahan berhala ini berlaku hari ini?

 

 

 

 

Mengapa Perintah Kedua ini masih berlaku hingga hari ini di dalam masyarakat dimana patung pahatan buatan tangan ini merupakan sesuatu hal di masa lampau? Perintah ini menjaga kita untuk tetap fokus tidak hanya pada apa yang sedang kita sembah, tetapi juga bagaimana pikiran kita pada apa yang sedang kita sembah.

Perintah Kedua terhadap berhala ini terdapat di Keluaran 20:4-6

“Jangan membuat bagimu patung berhala, yang menyerupai apa pun yang ada di langit, di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Engkau tidak boleh sujud kepada mereka atau melayani mereka, karena Akulah YAHWEH, Elohimmu, adalah Elohim yang cemburu, yang memperhitungkan kesalahan bapa-bapa kepada anak-anaknya, kepada generasi ketiga dan keempat dari mereka yang membenci Aku; dan menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan kepada mereka yang menuruti perintah-perintahKu.”

Apa itu patung berhala

Alkitab versi King James menggunakan Bahasa Inggris kuno yang masih banyak digunakan orang hingga hari ini:

“Jangan membuat bagimu patung berhala, yang menyerupai apa pun yang ada di langit, di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi” (Keluaran 20:4).

Tetapi apa itu patung pahatan? Alkitab versi King James menerjemahkan itu “carved image,” [patung pahatan] dan banyak terjemahan Bahasa Inggris modern lainnya menggunakan kata idol [berhala]. Itu diterjemahkan dari bahasa Ibrani pecel. Ini berarti patung pahatan atau berhala.

Di dalam bacaan-bacaan ayat Alkitab seperti di Yesaya 44:15 itu merujuk pada sebuah patung pahatan dari kayu, tetapi hal itu juga digunakan dari bahan metal seperti di Yesaya 44:10. Bahasa Ibrani yang berbeda (maccekah) lebih spesifik digunakan untuk sebuah patung dari metal, yang disebut “molten image” [patung tuangan] (KJV) atau juga disebut “molded image” (NKJV). Ini juga memiliki arti yang cocok dengan yang disebutkan di dalam Perintah Kedua (Ulangan 27:15).

Apa arti Perintah Kedua?

Elohim memerintahkan kita untuk tidak membuat berhala atau apa pun yang menyerupai Dia. Tidak ada sesuatu apa pun yang bisa kita lakukan untuk membandingkan Elohim yang Mahakuasa – buatan tangan manusia akan hanya memberi kita sebuah karya palsu dari Elohim yang sebenarnya. Kita tidak boleh menggunakan patung, gambar, perhiasan atau apa pun untuk merepresentasikan Elohim atau sebagai sebuah alat fisik untuk menolong kita beribadah kepada Dia.

Apakah salib itu merupakan sebuah “graven image”? [patung berhala] atau “yang menyerupai”? Untuk informasi selanjutnya, artikel kami yang berjudul “Is It Okay to Wear a Cross? Why or Why Not?" [Apakah OK jika kita memakai tanda salib? Mengapa? atau Mengapa Tidak?] akan dimuat pada situs ini.

Perintah Kedua, juga tentu, melarang pemujaan berhala-berhala agama paganisme yang tidak  memiliki keilahian sama sekali. Daud memberikan perbedaan secara kontras antara Elohim Pencipta yang hakiki dengan allah palsu yang tidak memiliki kuasa apa-apa: “Sebab besarlah YAHWEH dan sangat terpuji, dan Dia ditakuti oleh semua ilah. Sebab semua ilah bangsa-bangsa adalah berhala, tetapi YAHWEH-lah yang telah menjadikan langit” (1 Tawarikh 16:25-26).

Rasul Paulus setuju bahwa patung-patung berhala itu tidak punya apa-apa, tetapi dia juga menunjukkan bahwa “apa yang dikurbankan bangsa-bangsa, mereka mengurbankannya kepada roh-roh jahat dan bukan kepada Elohim dan aku tidak ingin bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat” (1 Korintus 10:20).

Elohim yang cemburu

Mengapa Elohim menyebut DiriNya “Elohim yang cemburu” (Keluaran 20:5)? Elohim sungguh mengasihi kita, dan Dia tahu bahwa apabila kita memilih untuk beribadah kepada allah lain atau menolak jalan hidupNya yang Dia ajarkan kepada kita, kita akan menyakiti diri kita sendiri. Ketika kita tidak setia kepada Dia, kita menghancurkan hubungan kita dengan dia, dan ini membuat Dia cemburu. Akan tetapi kecemburuan kasihNya tidak pernah serupa dengan kecemburuan atau iri hati yang dimiliki manusia. 

Gambar dan rupa Elohim

Jelasnya kita tidak boleh menyembah pahlawan manusia atau bintang-bintang atau mengasihi diri kita sendiri dengan istilah “narcissistic self-love” [mencintai diri sendiri secara berlebihan]. Tetapi ada pengertian bahwa manusia merupakan gambar dan rupa Elohim. 

Pada saat penciptaan, Elohim berfirman: “Lalu Elohim berfirman, "Biarlah Kita menjadikan manusia dalam citra dan rupa Kita, dan biarlah mereka berkuasa atas ikan di laut, atas burung di udara, atas ternak, dan atas seluruh bumi, dan atas segala binatang yang merayap di bumi. Maka Elohim menciptakan manusia dalam citraNya, dalam citra Elohim mereka telah diciptakan laki-laki dan perempuan” (Kejadian 1:26-27).

Elohim menghendaki kita menjadi sama seperti Dia dalam karakter, kasih, pilihan, sikap dan pendekatan. Kita harus membiarkan Kristus hidup di dalam kita – dan kita berjuang untuk selalu hidup sama seperti Dia (Galatia 2:20; 1 Yohanes 2:6; 1 Petrus 2:21). Kita harus menjalani hidup dengan hidup yang saleh dan merefleksikan terang Elohim “supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga" (Matius 5:16). 

Berhala dan Perintah Kedua di zaman sekarang

Bagaimana penerapan Perintah Kedua ini pada abad modern ini, yakni dunia materialistis ini? Sekarang ini orang-orang masih cenderung menyembah atau beribadah pada ciptaan atau buatan tangan sendiri (Yeremia 1:16). Penyembahan berhala sering dihubungkan dengan “coveting”  –  ketamakan atau keinginan untuk memiliki kekayaan dan ketenaran yang lebih dari pada yang di miliki orang lain.   

Ketamakan itu juga adalah penyembahan berhala

Rasul Paulus memperingatkan, “Sebab, kamu tahu bahwa setiap orang cabul atau yang cemar atau orang serakah, yaitu penyembah berhala, tidak memiliki warisan dalam Kerajaan Kristus dan Elohim” (Efesus 5:5). Dia juga menyapa jemaat-jemaat di Kolose, “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala” (Kolose 3:5).

Ketika kita menaruh hasrat dan keinginan terhadap hal-hal yang bersifat fisik – uang, rumah, mobil, kapal, apa saja – di atas kepentingan Elohim, kita menciptakan apa yang Dia sebut berhala di dalam hati kita. "Hai anak manusia, orang-orang ini sudah menaruh berhala-berhala mereka di dalam hatinya, dan menaruh batu sandungan di wajah mereka oleh karena kejahatannya. Apakah Aku sungguh-sungguh diperlukan oleh mereka?” (Yehezkiel 14:3).

Dunia modern kita saat ini sungguh lekat pada penyamaan keberhasilan dan kebahagiaan  dengan kekayaan materi, dengan demikian kita harus berjuang melawan berhala dimana kita mengingini apa yang kita tidak bisa raih atau yang kita sebaiknya tidak miliki.

Menyembah Elohim dalam roh dan kebenaran

Elohim tidak ingin Dia disembah seperti penyembahan orang-orang paganisme (Ulangan 12:29-32). Kita juga diperingatkan untuk tidak menyembah malaikat atau orang-orang suci (Kolose 2:18; Wahyu 19:10). Sebaliknya, kita harus menyembah Elohim dalam roh dan kebenaran.

Sebagaimana Yesus berbicara kepada perempuan Samaria itu: “Namun akan segera tiba waktunya, dan itu adalah sekarang, penyembah-penyembah yang benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran, karena Bapa mencari penyembah-penyembah yang demikian. Elohim itu Roh, dan mereka yang menyembah Dia harus menyembah dalam roh dan kebenaran" (Yohanes 4:23-24).

Kita tidak boleh menyembah suatu ciptaan. Sebaliknya, ciptaan itu hendaknya menolong kita untuk mengapresiasi Sang Pencipta yang maha agung.

Rasul Paulus menuliskan: “Karena apa yang tidak kelihatan sejak penciptaan dunia, yaitu kuasaNya yang kekal dan kedudukanNya sebagai Elohim, sekarang tampak jelas dan dapat dimengerti dari hasil karyaNya, sehingga mereka tidak dapat berdalih. Sebab, sekalipun telah mengenal Elohim, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Elohim atau mengucap syukur kepadaNya, sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia, dan hati mereka yang bebal telah digelapkan. Dengan mengaku diri bijak, mereka menjadi bodoh, dan menukar kemuliaan Elohim yang kekal dengan gambar manusia yang fana dan burung-burung dan binatang berkaki empat serta binatang melata” (Roma 1:20-23).

Sungguh mempesona bila kita membaca tulisan Paulus bagaimana dia menjelaskan hal ini kepada filsuf paganisme atau penyembah berhala di Atena, dengan menggunakan analogi bahwa Elohim yang hakiki itu adalah Dia yang mereka sebut Elohim yang tidak dikenal. “Elohim yang telah menjadikan dunia dan segala isinya, yaitu Tuhan atas langit dan bumi, Dia tidak tinggal di dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, tidak pula dilayani oleh tangan-tangan manusia seolah-olah Dia membutuhkan sesuatu. Sebaliknya Dialah yang memberikan kepada kita semua: kehidupan dan napas, bahkan segala sesuatu” (Kisah Para Rasul 17:24-25; bacalah seluruh bacaan yang terdapat di ayat 22-31).  

Kita tidak boleh membiarkan hal-hal yang bersifat fisik meredupkan pemahaman dan ibadah kita terhadap Elohim Sang Pencipta. 

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry