Perintah Keempat: Ingatlah dan Kuduskanlah Hari Sabat

oleh Mike Bennett

https://lifehopeandtruth.com/bible/10-commandments/sabbath/

Ayat-ayat kutipan artikel ini umumnya diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, tetapi juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Elohim menjadikan hari Sabat itu pada hari ketujuh di saat penciptaan alam semesta, dan itu mengingatkan kita akan Sang Pencipta kita. Bagaimana Dia menginginkan kita untuk mengingat dan menguduskan Perintah Keempat itu hari ini?

 

 

 

 

 

Perintah Keempat itu, yakni yang sangat dilupakan orang hari ini, merupakan salah satu berkat Elohim yang terbesar kepada umat manusia. Apa maksudnya menguduskan hari Sabat?

Hari Sabat di dalam Alkitab

Elohim mencatat Perintah Keempat itu di kitab Keluaran 20:8-11 (Ini dinomor urut Perintah Ketiga menurut penomoran Gereja Katolik dan Luteran ):

“Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. Enam hari lamanya engkau seharusnya bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah Sabat bagi YAHWEH, Elohimmu; janganlah melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anak laki-lakimu, atau anak perempuanmu, hambamu yang laki-laki, atau hambamu yang perempuan, atau ternakmu, ataupun orang asing yang ada di dalam tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya, YAHWEH menjadikan langit dan bumi, laut, dan segala isinya, dan beristirahat pada hari ketujuh itu. Oleh karena itu, YAHWEH memberkati hari Sabat itu dan menguduskannya.”

Hari Sabat itu dibuat pada masa penciptaan

Elohim menciptakan hari Sabat pada hari ke-7 di dalam minggu penciptaan, dan itu mengingatkan kita akan Sang Pencipta kita: “Demikianlah langit dan bumi dan segala isinya telah diselesaikan. Pada hari ketujuh Elohim menyelesaikan pekerjaanNya. Dan pada hari ketujuh Dia beristirahat dari seluruh pekerjaan yang telah Dia lakukan. Lalu Elohim memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itu Dia beristirahat dari semua pekerjaan penciptaan yang telah Dia lakukan” (Kejadian 2:1-3).

Kita mengikuti teladan dan perintah Elohim dengan mengingat dan beristirahat pada hari ke-7 [hari Sabtu] setiap minggunya. 

Bagaimana mungkin kita tahu cara beribadah kepada Elohim kalau bukan Dia sendiri yang mengatakan/mengajarkannya? Bagaimana mungkin manusia mortal [kedagingan] tahu hari yang mana yang kudus – kalau bukan Elohim sendiri yang menyingkapkannya? Syukurlah, Dia telah menyingkapkan itu kepada kita, meskipun saat ini hanya sedikit yang “mengingat” hari ke-7, yakni hari Sabat itu.

Sabat: hari Sabtu atau hari Minggu?

Para sarjana Alkitab, entah itu Yahudi atau Katolik, ataupun Protestan, mengenali bahwa hari ke-7 itu adalah hari Sabtu. Persisnya, dengan menggunakan metode alkitabiah hari Sabat itu mulai dari hari Jumat matahari terbenam hingga hari Sabtu matahari terbenam.

Jadi siapa yang menggantikan hari Sabat itu? Bukan Elohim, dan bukan juga rasul-rasul dari Gereja pada abad permulaan itu. Tidak ada di dalam Alkitab yang menyebutkan bahwa hari Sabat itu diganti ke hari Minggu. Bacalah hal ini tentang sejarah mengapa sebagian besar gereja hari ini beribadah pada hari Minggu di dalam artikel kami “When Did the Change From Saturday to Sunday Occur?” yang akan dimuat pada situs ini. 

Hari Sabat: hari istirahat yang memerdekakan

Perintah pengudusan hari Sabat itu diulangi di Ulangan 5:12-15, tetapi di sini Elohim menekankan tema kemerdekaan – yakni, bebas atau merdeka dari perbudakan.

“Peliharalah hari Sabat untuk menjaganya tetap kudus, seperti yang diperintahkan YAHWEH, Elohimmu kepadamu. Enam hari engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah Sabat bagi YAHWEH, Elohimmu; janganlah engkau melakukan pekerjaan, baik engkau, atau anak laki-lakimu, atau anak perempuanmu, atau budakmu, atau wanita pelayanmu, atau lembumu, atau keledai jantanmu, atau seluruh ternakmu, ataupun orang asing yang ada di dalam negerimu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan dapat beristirahat seperti dirimu. Dan engkau harus ingat bahwa dahulu engkau adalah budak di tanah Mesir, tetapi YAHWEH, Elohimmu, telah mengeluarkan engkau dari sana dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung. Itulah sebabnya YAHWEH, Elohimmu, memerintahkan engkau untuk memelihara dan memerhatikan hari Sabat.”

Orang Israel diberi kemerdekaan/kebebasan dari perbudakan Firaun, raja Mesir itu. Hal ini menggambarkan bentuk kemerdekaan yang kita bisa dapatkan terhadap Setan dan dosa. Sebagaimana Dia, yang telah datang sebagai Yesus Kristus, memimpin Israel keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat (1 Korintus 10:4), Yesus adalah Penebus/Pembebas dan Juruselamat kita hari ini.

Hari Sabat siapa itu? Yesus adalah “Tuhan atas hari Sabat”

“Hari ketujuh adalah Sabat bagi YAHWEH, Elohimmu” (Keluaran 20:10). Itu adalah hari Sabat Elohim. Yesus berkata bahwa Dia adalah “Tuhan atas hari Sabat” (Markus 2:28).

Hari Sabat dijadikan untuk manusia

Tetapi Yesus berkata kepada kita bahwa tujuan hari Sabat itu dibuat untuk kebaikan kita:  "Hari Sabat dijadikan untuk manusia, bukan manusia untuk hari Sabat” (Markus 2:27).

Hari Sabat bukanlah hari egois. Kita juga harus membiarkan pelayan-pelayan atau orang-orang yang bekerja bagi kita untuk beristirahat pada hari Sabat (Ulangan 5:14). Dan Yesus menjelaskan bahwa berbuat baik pada hari Sabat boleh dilakukan, misalnya, dalam keadaan darurat (emergency), merawat orang sakit atau yang terluka (Matius 12:10-13).

Hari Sabat, hari istirahat Elohim, adalah sebagai pendahulu dan juga sebagai pengingat akan masa istirahat di masa yang akan datang, yakni kebebasan dari perbudakan dosa. Mengapa orang Farisi dan pemimpin-pemimpin agama menuduh Yesus dan murid-muridNya “berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat" (Matius 12:2).

Kerena mereka dan nenek moyang mereka telah belajar dari pelajaran yang salah tentang hukuman Israel atas pelanggaran hari Sabat dan dosa-dosa lainnya. Mereka menambahkan banyak aturan dan hukum buatan manusia sebagai pagar tentang apa yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan pada hari Sabat. Perintah Elohim tidak berat (1 Yohanes 5:3), tetapi aturan-aturan yang dibuat orang Yahudi telah menjadi beban (Matius 23:4).  

Sabat hari ini dan di masa datang

Bab 3 dan 4 kitab Ibrani memiliki tema yang saling berkaitan mengenai hari Sabat, yakni tentang memasuki Tanah Perjanjian dan Kerajaan Elohim. Masing-masing adalah bentuk peristirahatan, dengan menggunakan Tanah Perjanjian itu merupakan gambaran dari Kerajaan damai di masa yang akan datang.

Sabat, yakni hari istirahat Elohim, merupakan pendahulu dan pengingat istirahat mingguan dari istirahat penuh yang ajaib di masa depan, bebas dari perbudakan dosa (Ibrani 4:4, 9). "Pada hari ketujuh Elohim beristirahat dari segala pekerjaanNya. Jadi, masih tersedia perhentian Sabat untuk umat Elohim” (Ibrani 4:9).

Di masa Kerajaan yang akan datang, semua orang (Yahudi dan bukan bangsa Yahudi) akan beribadah di hadirat Elohim pada hari Sabat (Yesaya 66:23). Hari Sabat dijadikan untuk semua umat manusia, dan Elohim memuji bangsa-bangsa lain, “Juga bani lain, yang menggabungkan diri kepada YAHWEH, untuk melayani Dia, dan untuk mengasihi Nama YAHWEH, serta untuk menjadi hambaNya, yaitu setiap orang yang menjaga diri dari pencemaran Sabat, dan yang memegang perjanjianKu” (Yesaya 56:6).

Apakah anda mencari gereja yang mensponsori Life, Hope & Truth? Periksalah itu di halaman tautan “Who We Are

Perintah Sabat hari ini

Kita diwajibkan untuk bekerja keras selama enam hari untuk mencukupi kebutuhan kita dan mempersiapkan diri untuk pengudusan hari Sabat dengan baik setiap minggunya. Hal ini mengajarkan kita untuk tetap rajin, dan merencanakan prioritas. Elohim memerintahkan atau mewajibkan satu hari istirahat bukan untuk bermalas-malasan, tetapi karena kita memerlukan hari Sabat itu.

Akan tetapi selain dari pada istirahat dan tidak melakukan pekerjaan, hari Sabat adalah hari untuk melakukan sesuatu yang berbeda: berfokus pada Elohim, beribadah dan mengadakan persekutuan dengan anggota jemaat lainnya (Ibrani 10:24-25), berdoa, belajar Alkitab dan merenungkannya.

Hari Sabat adalah hari penguat ikatan keluarga, hari untuk mengapresiasi ciptaan dan melakukan pekerjaan baik, barangkali mengunjungi janda-janda dan yatim piatu (Yakobus 1:27). Hari Sabat sebaiknya merupakan hari yang mulia yang menyenangkan, hari untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan rutin atau kesenangan sendiri (hobi), tetapi menghormati Elohim dan berusaha menyenangkan Dia dan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berkenan kepada Dia (Yesaya 58:13-14).

Kami memilliki banyak sumber bacaan untuk menolong anda mempelajari apa yang dikatakan Alkitab tentang hari Sabat dan mengapa berkat Elohim ini begitu diabaikan hari ini.

Silakan menghubungi kami apabila anda mempunyai pertanyaan dengan menggunakan tautan “Ask a Question” di bawah ini. Semoga anda memperolah yang terbaik melalui pelajaran Perintah Keempat ini dan hari Sabat kudus Elohim.

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry