Perintah Keenam: Jangan Membunuh

oleh Mike Bennett

https://lifehopeandtruth.com/bible/10-commandments/murder-sixth-commandment/

Ayat-ayat kutipan artikel ini umumnya diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, tetapi juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Elohim mencatat Perintah Keenam itu di kitab Keluaran 20:13: “Jangan membunuh.” Elohim sangat menghargai hidup manusia, dan Dia menghendaki kita agar kita juga  menghargai dan memilih hidup. 

 

 

 

 

 

Dapatkah anda melanggar Perintah Keenam itu tanpa membunuh seseorang? Perintah untuk tidak membunuh berfokus pada arti yang sama, baik itu di dalam hati ataupun membunuh oleh tangan kita sendiri.  

Elohim adalah Pemberi hidup. Dia menghembuskan nafas kehidupan ke dalam manusia (Kejadian 2:7), dan rencanaNya adalah untuk memberi suatu kesempatan hidup yang sesungguhnya kepada setiap manusia – kehidupan kekal sebagaimana anak-anakNya laki-laki dan perempuan di dalam kerajaanNya.

Yesus Kristus berkata, “Sebab Elohim sangat mengasihi dunia ini sehingga Dia telah mengaruniakan PutraNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup kekal” (Yohanes 3:16). Dia menghendaki setiap orang bertobat dan mendapat keselamatan – kehidupan yang kekal (1 Timotius 2:4; 2 Petrus 3:9). Kehidupan jasmani ini merupakan suatu tempat pelatihan untuk kehidupan di masa depan itu.

Pilihlah hidup

Elohim sangat menghargai kehidupan. Dia menyuruh kita untuk memilih hidup: “Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu” (Ulangan 30:19).

Elohim menunjukkan nilai hidup manusia dengan mengharuskan hukuman mati bagi pembunuhan orang lain (Keluaran 21:12, 14). Pembunuhan yang tak disengaja tentu diperlakukan berbeda (Keluaran 21:13; Bilangan 35:11).

Arti “Jangan membunuh”

Alkitab Versi King James, yakni versi bahasa Inggris yang paling berpengaruh selama berabad-abad menterjemahkan Perintah Keenam itu sebagai “thou shalt not kill [jangan membunuh]” (Keluaran 20:13). Terjemahan lama yang lain juga menggunakan kata kill. Tetapi sebagian besar versi Alkitab modern menggunakan kata murder.

Dalam bukunya yang berjudul New International Encyclopedia of Bible Difficulties, sarjana alkitabiah Gleason L. Archer menjelaskan masalah dengan terjemahan “kill.”

“Banyak kebingungan telah bermunculan atas terjemahan yang terdapat di Keluaran 20:13 yang terdapat pada kebanyakan versi Bahasa Inggris [sebelum waktu itu]. Bahasa aslinya, yakni Ibrani, menggunakan kata yang spesifik untuk murder (rasah) pada perintah keenam ini dan sebaiknya mengartikan ‘You shall not murder’ [Jangan membunuh] (NASB).

“Ini bukanlah larangan terhadap hukuman mati bagi kejahatan yang pantas mendapat hukuman mati, karena ini bukanlah suatu istilah umum untuk menghilangkan nyawa orang, seperti yang diartikan perkataan “kill” dalam Bahasa Inggris. Keluaran 21:12, yakni di bab berikutnya, berkata: ‘Siapa yang memukul seseorang, sehingga mati, pastilah ia dihukum mati.’ Hal ini sama dengan sebuah perintah ilahi yang spesifik untuk menghukum pembunuh dengan hukuman mati, dalam hubungannya dengan Kejadian 9:6: ‘Siapa saja yang membunuh manusia, ia akan dibunuh oleh manusia, karena Elohim menciptakan manusia sesuai dengan citraNya’ (NASB).”

Itulah sebabnya kita menggunakan terjemahan, “You shall not murder” (Versi New King James, New International, English Standard, World English Bible, dll.).

Makna rohani Perintah Keenam

Yesus Kristus menjelaskan Perintah Keenam itu untuk menandaskan makna rohaninya. Dia mengatakan kepada kita untuk tidak marah tanpa penyebab atau membiarkan amarah kita untuk melakukan kekerasan atau bahkan mencaci maki orang dengan ucapan kita.

“Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita, ‘Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.’ Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: ‘Kafir!’ harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata, ‘Jahil!’ harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala” (Matius 5:21-22).

Ada kemarahan yang adil dan yang sesuai pada tempatnya (Elohim marah atas dosa, sebagaimana Ibrani 3:17 jelaskan), tetapi itu harus terkendali sebagaimana Elohim menunjukkan dengan kesabaran dan belas kasihan. Seperti yang ditunjukkan Yoel 2:13, dimana Yoel mendorong kita untuk berserah kepada belas kasihan Elohim: “Koyakkan hatimu, dan bukan pakaianmu, kembalilah kepada YAHWEH, Elohimmu. Sebab Dia pengasih dan penyayang, lambat untuk marah, dan berlimpah kasih setia, dan Dia berubah pikiran dari mendatangkan malapetaka.”

Kebencian adalah pembunuhan

Alkitab menunjukkan bahwa kebencian merupakan sikap membunuh. Rasul Yohanes menuliskan: “Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya” (1 Yohanes 3:15).

Alkitab juga menunjukkan bahaya perkataan kita dan bahwa kita bisa membunuh dengan lidah kita (Amsal 18:21).

“Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka. Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia, tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan” (Yakobus 3:5-8).

Kita harus menggantikan kebencian – sikap membunuh – dengan kasih, yang kita tunjukkan melalui perbuatan: “Kita tahu bahwa kita telah berpindah dari maut kepada hidup, sebab kita mengasihi saudara kita. Siapa yang tidak mengasihi saudaranya, ia tetap tinggal di dalam maut. … Jika seseorang memiliki harta dunia dan melihat saudaranya mempunyai kebutuhan, tetapi menutup hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Elohim tetap tinggal di dalam dia? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan ataupun dengan lidah, melainkan dengan perbuatan dan dengan kebenaran” (1 Yohanes 3:14, 17-18).

Kasihilah musuhmu

Kita tidak boleh membenci bahkan terhadap musuh kita pun, tetapi kita harus mengasihi, memberkati, melakukan yang baik dan berdoa bagi mereka.

Sebagaimana Yesus Kristus mengajarkannya di saat Khotbah di Bukit Zaitun, “Kamu telah mendengar firman: ‘Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar” (Matius 5:43-45).

Pembunuhan pertama

Sikap kebencian dan pembunuhan sudah terjadi sejak manusia ada di bumi ini. Yesus berkata kepada orang-orang pada zamanNya, yakni mereka yang ingin membunuh Dia: “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran” (Yohanes 8:44).

Iblis telah merusak manusia dengan sikap kebencian dan pembunuhan ini dari semula ketika Kain membunuh adiknya karena kecemburuan (Kejadian 4:3-8).

Rasul Yohanes membentangkan pengaruh setan dan motivasi Kain dalam 1 Yohanes 3:10-12

“Dalam hal ini anak-anak Elohim dan anak-anak iblis menjadi nyata: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran dan yang tidak mengasihi saudaranya, ia tidak berasal dari Elohim. Sebab inilah pesan yang telah kamu dengar dari semula, bahwa kita harus saling mengasihi seorang terhadap yang lain. Tidak seperti Kain yang berasal dari yang jahat, yang telah membunuh saudaranya. Dan apa sebabnya ia membunuhnya? Sebab perbuatan-perbuatannya jahat, sedangkan perbuatan-perbuatan saudaranya benar.”

Untuk pelajaran lebih lanjut tentang perintah-perintah yang lain, bacalah artikel kami – pada situs ini – yang berjudul “Apa itu 10 Perintah?” (Silakan menggunakan kolom search)

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry