Perintah Kelima: Hormatilah Ayahmu dan Ibumu
Posted on March 31, 2021
oleh Mike Bennett
https://lifehopeandtruth.com/bible/10-commandments/honor-fifth-commandment/
Ayat-ayat kutipan artikel ini umumnya diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, tetapi juga dari Indonesian Terjemahan Baru.
Perintah Kelima berkata: “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di negeri yang diberikan YAHWEH, Elohimmu, kepadamu” (Keluaran 20:12).
Tanpa Perintah Kelima ini, masyarakat dapat (dan akan) runtuh sendiri. Apa yang membuat perintah menghormati ayah dan ibu anda sebagai bagian integral peradaban manusia?
Mengapa Perintah Kelima itu disebut “perintah utama yang mengandung janji”?
Dalam memberikan 10 Perintah itu, Elohim secara spesifik menyoroti bagaimana Perintah Kelima ini mendatangkan kebaikan baik bagi anda maupun bagi seluruh masyarakat.
Perintah pertama hingga keempat menjelaskan bagaimana Elohim menginginkan kita untuk menunjukkan kasih kita kepada Dia. Perintah Kelima yang menjelaskan untuk menghormati ibu dan ayah kita ini, memulai serangkaian enam perintah yang menunjukkan kepada kita bagaimana mengasihi orang lain – mulai dari usia dini di dalam keluarga kita.
Menghormati Bapa Sorgawi kita
Dengan cara tertentu, Perintah Kelima ini menghubungkan dua bagian, karena Elohim menyingkapkan DiriNya sebagai Bapa pengasih kita. Tidak ada ayah jasmani kita yang layak mendapat hormat dari kita sebanding dengan hormat kita kepada Bapa Sorgawi! Akan tetapi Alkitab menunjukkan bahwa umat manusia, dan bahkan mereka yang terpilih menjadi orang-orang kepunyaan Elohim, telah sering gagal dalam menunjukkan hormat dan kemuliaan kepada Elohim Pencipta kita.
Elohim menunjukkan masalah umum ini di Maleakhi 1:6: “Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepadaKu itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepadaKu itu?”
Perintah Kelima ini menolong kita untuk dapat melihat bagaimana belajar menghormati dan memberi respek di lingkungan keluarga sehingga mempersiapkan kita untuk menunjukkan hormat kepada Bapa utama kita.
Makna hormat alkitabiah
Di kitab Keluaran 20:12 kata kerja Ibrani yang diterjemahkan “honor” [hormatilah] adalah kabad. Menurut Zondervan Expository Dictionary of the Bible Words, ini menurut arti dasar yang “mengandung arti tambahan hormat dan kemuliaan.” Di dalam Perjanjian Baru “kata-kata yang diterjemahkan ‘honor’ adalah timao dan kata turunannya …
“Mendengarkan, menghormati, dan mematuhi tersirat di dalam konsep “honor”. Jadi itu merupakan dimensi suport bagi orangtua yang butuh bantuan, dimana Yesus sering menegur mereka yang membuat banyak aturan-aturan tentang Corban [Korban] demi menghalangi pemberian bantuan semacam itu.
Corban adalah sebuah perkataan di dalam Markus 7:11 sebagai alasan untuk tidak mensuport orangtua. Itu asal kata Ibrani yang berarti suatu pemberian yang dipersembahkan kepada Elohim. Orang saat itu mempersembahkan uang untuk diberikan kepada Elohim demi menghindari bantuan finansil bagi orangtua mereka.
Perintah pertama yang mengandung janji
Kitab Injil mencatat bahwa Yesus Kristus mengulangi Perintah Kelima beberapa kali, termasuk Matius 15:4 dan 19:19.
Rasul Paulus juga mengulangi Perintah Kelima ini, dia menekankan bahwa perintah ini adalah “perintah pertama disertai janji: ‘bahwa kamu akan menjadi baik dan berumur panjang di atas bumi’” (Efesus 6:2-3).
“Patuhilah orangtuamu”
Paulus menambahkannya di Kolose 3:20: “Anak-anak, patuhilah orang tuamu dalam segala hal, karena inilah yang berkenan kepada Tuhan.” Seluruh perintah Elohim diberikan untuk kebaikan kita, namun yang satu ini secara khusus dikatakan oleh Elohim untuk berkat yang didatangkan bagi perseorangan, keluarga dan masyarakat pada umumnya.
IVP New Testament Commentary Series mencatat: “Perkataan yang berasal dari bahasa Yunani yang diterjemahkan “anak-anak” adalah tekna, yang merujuk pada anak-anak kecil yang tinggal di rumah. Karena biasa menemukan instruksi bagi anak-anak yang masih bergantung pada orangtua di dalam aturan keluraga kuno, versi Paulus sangat luar biasa karena dia bahkan memperlakukan anak-anak yang masih bergantung pada orangtua sebagai murid-murid Kristus. Ini jelas merupakan maksud kalimat pendorong karena hal ini menyenangkan bagi Tuhan, yang menurut saya hal ini juga berlaku bagi para ayah. Hubungan antara orangtua dengan anak berpusat pada pengabdian kepada Tuhan.”
Paulus membentangkan pembahasan tentang hubungan keluarga dengan memberi perintah baik kepada anak-anak maupun kepada orangtua: “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian” (Efesus 6:1).
Apa yang dimaksud dengan patuh “di dalam Tuhan”? Matthew Henry’s Commentary memberikan tiga aspek: “Beberapa orang memahami ini sebagai sebuah batasan, dan memahami itu demikian: ‘sepanjang itu konsisten melakukan tugasmu terhadap Elohim.’ Kita tidak boleh membangkang terhadap Bapa sorgawi kita melalui ketidakpatuhan kepada orangtua kita atau siapapun di dunia; karena kewajiban kita terhadap Elohim jauh lebih tinggi daripada siapapun. Saya menjadikan itu sebagai sebuah alasan: ‘Anak-anak taatilah orangtuamu; sebab itu adalah perintah Tuhan: taati mereka demi Tuhan, dan dengan memandang kepada Dia.’ Atau hal itu merupakan spesifikasi tertentu dari tugas dan kewajiban pada umumnya: ‘Taati orangtuamu, khususnya dalam hal-hal yang demikian yang berhubungan dengan Tuhan.’”
Suatu masyarakat yang berfungsi baik dan hubungan yang bahagia didasari pada hormat dan kepatuhan terhadap pemangku wewenang (pemerintah). Ini akan jauh lebih mudah apabila kita melakukan kepatuhan ini dari sejak dini di dalam kehidupan kita – tanpa memerlukan pengawas rodi, penjara atau ditembak.
Belajar “menghormati semua orang”
Elohim menghendaki kita untuk belajar “menghormati semua orang” (1 Petrus 2:17). Kita harus tunduk kepada pemerintah, “Sebab tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Elohim” (Roma 13:1). Hal ini bukan berarti Elohim membenarkan kepemimpinan yang lalim dan yang represif. Dia memandang orangtua, guru, dan pemimpin lainnya sebagai orang-orang yang mendapat penghakiman yang lebih berat (Yakobus 3:1).
Rasa hormat sebaiknya jangan berakhir ketika kita meninggalkan rumah
Keluarga adalah suatu komitmen sepanjang hidup, dengan merefleksikan keabadian hubungan keluarga, kita dipanggil untuk menjadi anak-anak Elohim. Sebagaimana rasul Yohanes tuliskan, “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang telah dianugerahkan Bapa kepada kita sehingga kita disebut anak-anak Elohim!” (1 Yohanes 3:1).
Elohim menghendaki kita untuk terus menunjukkan hormat dan ketaatan kepada orangtua kita meskipun kita sudah berumah-tangga dan barangkali lebih dari itu lagi sebagaimana mereka semakin tua dan memerlukan bantuan dan perhatian.
Yesus Kristus menunjukkan kemunafikan beberapa orang yang mencoba menghindar dari menghormati dan membantu orangtua mereka:
"Mengapa pula kamu melanggar perintah Elohim karena tradisimu? Sebab Elohim telah berfirman: Hormatilah ayah dan ibumu dan siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya, biarlah ia dihukum mati. Namun kamu mengajarkan: Siapa pun dapat berkata kepada ayah atau ibunya: Sesuatu yang berguna bagimu, telah aku berikan kepada Tuhan sebagai persembahan; dengan demikian menghormati ayahnya atau ibunya tidak lagi diwajibkan baginya. Maka kamu telah membatalkan perintah Elohim melalui tradisimu itu” (Matius 15:3-6).
Elohim menghendaki rasa hormat kita berlangsung sepanjang hidup orangtua kita.
Peran penting orangtua
Rasul Paulus juga memerintahkan orangtua: “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan” (Efesus 6:4). Kepada jemaat di Kolose Paulus menambahkan, “Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya” (Kolose 3:21). Orangtua tidak boleh melalaikan peran mengajar anak-anaknya, tetapi harus melakukannya dengan membangun semangatnya dan tidak memprovokasi mereka sehingga tawar hati.
“Pengajaran dan peringatan Tuhan” dijelaskan lebih rinci di dalam kitab Ulangan.
Elohim berkata kepada para orangtua: “Kasihilah YAHWEH, Elohimmu, dengan sepenuh hatimu dan seluruh jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu! Semua perintah yang aku sampaikan kepadamu hari ini, camkanlah di dalam hatimu! Haruslah engkau terus mengajarkannya kepada anak-anakmu dan membicarakannya ketika engkau duduk di rumahmu, ketika engkau sedang dalam perjalanan, ketika engkau berbaring, dan ketika engkau bangun” (Ulangan 6:5-7).
Peran orangtua sangatlah vital, dan memang itu suatu pekerjaan yang tidak mudah tetapi layak untuk dihargai.
Untuk pelajaran lebih lanjut tentang bagaimana menerapkan Perintah Kelima ini dan memperkokoh keluarga kita sekarang ini, bacalah artikel bermanfaat, pada situs ini, yang berjudul “Pedoman Praktis Untuk Membesarkan Anak” dan “Keluarga: Pedoman Untuk Membangun Sebuah Keluarga yang Kokoh.”
This article was translated from http://lifehopeandtruth.com