Perintah Ketiga: Jangan Menyebut Nama YAHWEH, Elohimmu, Dengan Sembarangan

oleh Mike Bennett

https://lifehopeandtruth.com/bible/10-commandments/profanity-third-commandment/

Ayat-ayat kutipan artikel ini umumnya diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, tetapi juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Perintah Ketiga itu melarang ucapan yang tak senonoh, sumpah dan kutuk: “Jangan menyebut nama YAHWEH, Elohimmu, dengan sembarangan.” Tetapi kita hendaknya menghormati namaNya.

 

 

 

 

 

 

Perintah Ketiga itu bukan saja sebagai perintah tentang bagaimana kita berucap – tetapi itu juga perintah tentang bagaimana kita bersikap. Tidak memperlakukan nama Elohim itu dengan sembarangan mewajibkan kita lebih dari sekedar menggunakan kata-kata yang benar.

Apakah salah untuk “bersumpah demi Elohim”?

Yesus Kristus menyatakan hal itu dengan jelas bahwa Elohim tidak menghendaki kita untuk bersumpah atas apapun, tetapi kita harus benar dalam segala hal dan memperbaiki reputasi kejujuran kita untuk dapat dipercaya. Untuk itu, orang Kristen sebaiknya tidak menegaskan pernyataan apapun dengan mengatakan “saya bersumpah demi Elohim,” tetapi berkata “Ya’ jika ‘Ya’” dan jika ‘”Tidak,’ ‘Tidak’” (Matius 5:37).

Perintah Ketiga ini dicatat di Keluaran 20:7: “Jangan menyebut Nama YAHWEH, Elohimmu, dengan sembarangan; karena YAHWEH akan memandang bersalah orang yang menyebut NamaNya untuk kesia-siaan.” Perintah ini juga diulangi di Ulangan 5:11.

Tidak menyebut nama Elohim sembarangan berarti tidak memandang itu rendah dan tidak pernah menggunakan nama kudus Elohim itu secara gampang atau dengan kutukan yang penuh kebencian! Barangkali inilah yang paling umum terjadi dan yang merupakan perlakuan dosa sekarang ini, sebagaimana kata-kata kotor terciprat di hampir setiap musik, televisi dan film. Tetapi Elohim menyuruh kita untuk tidak menggunakan kata-kata hujat dan bahasa kotor, tetapi hendaknya memberkati, dan tidak mengutuk.

Rasul Paulus menuliskan kepada orang Kristen di Kolose, “Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu” (Kolose 3:8). Dia juga memberikan instruksi yang mirip kepada jemaat di Roma, “Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk” (Roma 12:14).

Satu lagi bentuk yang sudah umum digunakan orang untuk menyebut nama Elohim dengan sembarangan ialah dengan menggunakan eufenisme [kata-kata yang menghaluskan kata asli] terhadap namaNya.

Menghormati Elohim dan merepresentasikan Dia dengan benar

Daripada memperlakukan namaNya sembarangan, kita harus menghormati Elohim dan merepresentasikan namaNya dengan benar dan baik. 

Yesus Kristus menyuruh pengikutNya untuk memberikan teladan yang benar sehingga orang akan memuliakan nama Elohim. “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga" (Matius 5:14-16).

Yesus berkata kepada kita bahwa nama Elohim harus “dikuduskan” di dalam doa kita. Jelasnya, Paulus memperingatkan kita bahwa perbuatan salah yang kita lakukan bisa memfitnah nama Elohim: “Engkau yang bermegah di dalam hukum Taurat, mengapa engkau menghina Elohim dengan melanggar hukum Taurat? Sebab seperti ada tertulis: Nama Elohim telah dihujat di antara bangsa-bangsa oleh karena kamu” (Roma 2:23-24, menyinggung ayat bacaan di Perjanjian Lama seperti Yesaya 52:5 dan Yehezkiel 36:22).

Yesus memperingatkan kita untuk tidak menggunakan nama Elohim jika tidak menuruti perintahNya.

“Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:21-23).

Dia juga mencela kemunafikan orang-orang yang perkataannya baik-baik tetapi yang hatinya dan perbuatannya sangat berbeda:

“Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari padaKu. Percuma mereka beribadah kepadaKu, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia" (Matius 15:8-9).

Jadi, bahkan kata-kata terhormatpun bisa digunakan dengan sia-sia oleh mereka yang kehidupan atau sikapnya tidak punya respek terhadap jalan hidup Elohim.

Doa dan pujian, bukan hujatan atau kata-kata kotor

Yesus memerintahkan kita untuk “menguduskan” nama Elohim dalam doa kita (Matius 6:9). Ini diterjamahkan “kept holy” [tetap dikuduskan] di dalam Alkitab terjemahan modern. 

Kitab Mazmur dan banyak juga pada kitab lain di dalam Alkitab memberi contoh pujian dan hormat yang dipersembahkan kepada nama Elohim. Berikut ini beberapa kutipan: 

  • “Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya namaMu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan” (Mazmur 8:2).
  • “Mazmur Daud. Kepada TUHAN, hai penghuni sorgawi, kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berilah kepada TUHAN kemuliaan namaNya, sujudlah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan!” (Mazmur 29:1-2).
  • “Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah namaNya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat, Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali” (Mazmur 103:1-5).
  • “Terpujilah Nama Elohim selama-lamanya, karena hikmat dan kuasa adalah milikNya. Dia yang mengubah waktu dan musim. Dia yang memberhentikan dan mengangkat para raja. Dia yang mengaruniakan hikmat kepada orang bijak dan pengetahuan kepada orang yang memiliki pengertian. Dia mengungkapkan hal yang mendalam dan rahasia. Dia mengetahui apa yang ada di dalam kegelapan, dan terang ada padaNya” (Daniel 2:20-22).
  • "Jiwaku mengagungkan TUHAN, dan rohku bersukaria karena Elohim Juruselamatku” (Luke 1:46-47).
  • "Ya TUHAN, Engkau layak menerima kemuliaan dan hormat dan kuasa, karena Engkau telah menciptakan segala sesuatu, dan oleh kehendak-Mu semua ada dan telah diciptakan" (Wahyu 4:11).

Memuliakan nama Elohim

Mazmur 34:3 mengatakan, “Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan namaNya!”

Ayat ini merupakan satu di antara enam yang terdapat di dalam Mazmur dan tujuh dengan  kitab lain di dalam Alkitab dimana kita disuruh untuk memuliakan Elohim, atau dimana perkataan memuliakan digunakan untuk nama Elohim. Akan tetapi apa sesungguhnya arti perkataan memuliakan itu? Bagaimana kita melakukannya?

Pernahkah anda bertanya apa maksudnya bagi kita, orang mortal [jasmani], makhluk manusia yang penuh kelemahan, untuk memuliakan nama Elohim? Untuk memuliakan Dia dan untuk memuji namaNya? Kita tidak mempunyai kemuliaan untuk kita berikan kepada Dia, dan tidak punya berkat untuk kita berikan kepada Dia.

Jadi mengapa kita harus memuliakan Elohim? Yang pasti bukan untuk membuat Elohim semakin besar! Dan bukan karena Dia membutuhkan pujian kita dan pemuliaan kita.

Tetapi semua itu untuk kebaikan kita sendiri. Kita manusia adalah orang-orang yang berpandangan dangkal dan memerlukan kemuliaan untuk menolong kita melihat dan mengingat apa yang Dia telah karuniakan dan sedang kerjakan bagi kita.

Kitab Ayub menolong kita melihat ini. Ayub 36:24-25 adalah sebuah pernyataan Elihu tentang Elohim, dan hal itu merupakan awal di mana Elohim akan berbicara kepada Ayub di bab-bab kitab Ayub berikutnya.

“Ingatlah, bahwa engkau harus menjunjung tinggi perbuatanNya, yang selalu dinyanyikan oleh manusia. Semua orang melihatnya, manusia memandangnya dari jauh”

Ini menjelaskan mengapa kita perlu memuliakan Elohim dan pekerjaanNya – sebab kita ini manusia terbatas, tidak mampu melihat apa yang bakal terjadi, kita jauh dari Dia. Sepertinya kita butuh teleskop untuk melihat apa yang jelas pada diri kita. Kita perlu melakukan pembesaran namaNya, bukan karena Elohim itu kecil, tetapi karena kacamata rohani kita begitu buruk.

Kaca mata pembesar itu juga sangat menolong kita untuk mengapresiasi ciptaan fisik Elohim. Seorang juru potret pada abad ke-20 yang bernama Roman Vishniac berkata:

“Segala sesuatu yang dibuat tangan manusia nampaknya mengerikan di bawah kaca pembesar – mentah, kasar, dan asimetris [tidak simetris]. Tetapi alam [atau saya sebut itu ciptaan Elohim] dalam setiap segi kehidupan amat indah.

Dan semakin kita memuliakan namaNya, maka semakin nyata, secara lebih jelas, seperti sederetan kotak di dalam kotak yang semakin besar dan semakin besar hingga tak terhingga.”

Dengan demikian, pada kedua level inilah – baik fisik maupun rohani – yang harus kita lakukan untuk kebaikan kita sendiri, yang dikehendakiNya bagi kita, yakni untuk memusatkan pikiran kita pada pemuliaan namaNya. Kita memerlukan itu.

Dan Dia tentu patut menerima segala pujian dan kemuliaan dan hormat serta pemuliaan namaNya!

Berdoa dalam nama Yesus

Sungguh menakjubkan bahwa Yesus Kristus memberi keistimewaan kepada para pengikutNya untuk berdoa dengan menggunakan namaNya! “Jika kamu meminta sesuatu kepadaKu dalam namaKu, Aku akan melakukannya" (Yohanes 14:14).

Kita tidak boleh menyalahgunakan keistimewaan ini dengan menganggap itu seperti “Bim Sala Bim” seorang pesulap. Kita meminta di dalam namaNya hanya menurut kehendakNya, bukan kehendak kita sendiri.   

Sebagaimana rasul Yohanes menuliskan, “Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepadaNya” (1 Yohanes 5:14-15).

Daripada menggunakan kata-kata yang tidak pantas, “Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan ataupun perbuatan, lakukanlah semuanya dalam Nama Tuhan YESUS, dan ucapkanlah syukur kepada Elohim Bapa kita, melalui Dia” (Kolose 3:17).

Janganlah bersumpah demi apapun

Di dalam pemuliaan namaNya untuk maskud rohani hukum Elohim yang diuraikan pada Khotbah di Bukit Zaitun itu, Yesus menetapkan standar untuk orang Kristen. Orang Kristen tidak boleh bersumpah; setiap perkataan mereka harus selalu benar seperti halnya mereka mengambil sumpah.

"Kamu juga sudah mendengar, bahwa kepada mereka pada zaman dahulu telah dikatakan: Jangan bersumpah palsu, tetapi penuhilah janjimu di hadapan TUHAN. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi surga, karena itu adalah takhta Elohim, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar;

“Janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat” (Matius 5:33-37).

Yakobus mengulangi pernyataannya di dalam suratnya: “Tetapi yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman” (Yakobus 5:12).

Hal ini tentu saling melengkapi dengan Perintah Kesembilan terhadap “Jangan berdusta.”

Kuasa nama Elohim

Nama Elohim sendiri merepresentasikan diri Elohim Sang Pencipta yang Mahakuasa, dan ada kuasa di dalam namaNya yang kudus. Setelah Yesus mengutus 70 murid, mereka kembali dan berkata, ‘Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi namaMu’” (Lukas 10:17).

Melihat dunia yang semakin jahat ini, nabi Yesaya berseru kepada Elohim untuk memperlihatkan kuasaNya:

“Sekiranya Engkau mengoyakkan langit dan Engkau turun, sehingga gunung-gunung goyang di hadapanMu – seperti api membuat ranggas menyala-nyala dan seperti api membuat air mendidih--untuk membuat namaMu dikenal oleh lawan-lawanMu, sehingga bangsa-bangsa gemetar di hadapanMu” (Yesaya 64:1-2).

Daniel juga berdoa untuk campur tangan kuasa Elohim:

“Ya Tuhan, dengarkanlah, ya Tuhan, ampunilah, ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah. Biarlah Engkau tidak berlama-lama, ya Elohimku; karena NamaMu disebut di atas kotaMu dan di atas umatMu” (Daniel 9:19).

Mereka yang terpanggil dengan nama Elohim diberi tanggung jawab besar untuk merepresentasikan namaNya dengan benar, tetapi mereka juga mendapat berkat besar yang menakjubkan akan perlindungan Elohim karena mereka adalah milik kepunyaanNya.

Pada akhirnya ketika kuasa Elohim dicurahkan dan Dia datang mengintervensi untuk menyelamatkan umat manusia dari kemusnahan diri sendiri, malaikatNya akan menyanyikan nyanyian nubuat ini:

"Besar dan ajaiblah karyaMu, ya TUHAN, Elohim Penguasa Semesta, adil dan benarlah segala jalanMu, ya Raja orang-orang kudus. Siapakah yang tidak hormat akan Engkau dan tidak memuliakan NamaMu, ya TUHAN? Sebab hanya Engkaulah yang kudus. Segala bangsa akan datang dan menyembah di hadapanMu, sebab kebenaranMu telah dinyatakan" (Wahyu 15:3-4).

Kemudian semua orang akan mengetahui dan memuliakan nama Elohim!

Untuk menerapkan Perintah Ketiga itu hari ini, kita perlu untuk tidak memperlakukan namaNya sembarangan atau dengan memakai kata-kata yang tidak senonoh, tetapi kita harus menghargai dan menghormatinNya.

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry