Perintah Ketujuh: Jangan Berzinah

oleh Mike Bennett

https://lifehopeandtruth.com/bible/10-commandments/adultery-seventh-commandment/

Ayat-ayat kutipan artikel ini umumnya diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, tetapi juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Perintah Ketujuh itu dicatat di Keluaran 20:14: “Jangan berzinah.” Hukum abadi “Jangan berzinah”, yakni yang melindungi perkawinan ini selalu relevan.

 

 

 

Perintah Ketujuh mewajibkan kita untuk menjaga hati kita. Perzinahan bisa bermula dari hati jauh sebelum aksi yang sesungguhnya terjadi. Bagaimana kita melawan tantangan ini?

Apa arti perzinahan?

Perzinahan merusak komitmen pernikahan karena melalukan hubungan seks dengan orang lain.

Kamus Merriam-Webster’s Collegiate mendefinisikan perzinahan sebagai “hubungan seks yang sengaja antara seorang suami dengan orang lain yang bukan pasangan atau istrinya atau antara seorang istri dengan orang lain, yang bukan suaminya.”

Perkataan yang sama yang terdapat di banyak bagian di dalam Alkitab ialah fornication [percabulan].

Apa itu percabulan? Secara spesifik perkataan fornication yang di terjemahkan sebagai percabulan merujuk pada “hubungan seks yang didasari oleh suka sama suka antara dua orang yang bukan pasangan pernikahannya” (Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary). Perkataan “percabulan” ini sering digunakan untuk seks sebelum menikah atau seks di luar pernikahan.  

Akan tetapi, bahasa Yunani porneia, yang sering diterjemahkan fornication di dalam versi King James, memiliki arti yang lebih luas. Beberapa kali di dalam versi King James itu diterjemahkan sebagai “amoralitas seks.”

Secara prinsip Perintah Ketujuh itu meliputi seluruh bentuk masalah yang menyangkut seks diluar pernikahan. Itu dirancang untuk melindungi pernikahan.

Kesucian pernikahan

Elohim menghendaki hubungan seks antara suami dan istri sebagai sesuatu yang eksklusif atau khusus, ikatan intim untuk mempererat hubungan pernikahan.

Saat penciptaan, Elohim memberikan maksud agung tentang hubungan perkawinan antara laki-laki dan perempuan. YAHWEH Elohim berfirman, ‘Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja, Aku akan menjadikan seorang penolong baginya sebagai pasangannya.’ …

“Dan YAHWEH Elohim membuat Adam tidur lelap. Ketika Adam tidur, YAHWEH Elohim mengambil satu dari rusuk-rusuknya, lalu Dia menutup tempat itu dengan daging. Dan YAHWEH Elohim membentuk rusuk yang telah diambilNya dari manusia itu menjadi seorang wanita, dan Dia membawanya kepada manusia itu.

“Lalu Adam berkata, ‘Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Karena itu ia akan disebut wanita, sebab ia telah diambil dari pria.’ Itulah sebabnya, seorang pria akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan melekat kuat bersatu dengan istrinya dan mereka menjadi satu tubuh” (Kejadian 2:18, 21-24).

Jadi larangan seks di luar nikah – perzinahan – dirancang untuk melindungi kekudusan pernikahan dan menunjukkan pentingnya kesetiaan.

Rohnya Perintah Ketujuh

Yesus Kristus memaparkan penjelasan Perintah Ketujuh itu untuk menunjukkan roh dari hukum itu. Dia berkata bahkan melihat perempuan dengan gairah pun sudah berzinah di dalam hati: “Kamu telah mendengar firman: ‘Jangan berzinah.’ Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka” (Matius 5:27-29).

Beberapa orang pada abad pertama itu, sebagaimana juga sekarang ini, merasa bahwa nafsu alami harus terpenuhi. Rasul Paulus mendeskripsikan pendekatan ini dan menentang ini di dalam surat pertamanya kepada jemaat di Korintus. “Makanan adalah untuk perut, dan perut untuk makanan, tetapi Elohim akan melenyapkan kedua-duanya. Tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh” (1 Korintus 6:13).

Paulus menjelaskan bahwa Elohim yang telah menciptakan tubuh kita dan bahwa Dia ingin hidup di dalam kita, menghendaki kita untuk tetap murni atau kudus.

Kita harus menjauhi amoralitas seks: “Jauhilah percabulan! Setiap dosa apa pun yang dilakukan seseorang, itu adalah di luar tubuhnya, tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri” (1 Korintus 6:18).

Kita tidak boleh mengalah kepada godaan seks, tetapi kita harus mengikuti contoh Yusuf yang mengindar dari godaan dan ajakan istri majikannya, yakni Potifar (Kejadian 39:6-20).

Semua bentuk seks di luar pernikahan dilarang oleh Perintah Ketujuh

Bentuk seks apapun di luar pernikahan dilarang. Perjanjian Lama memberikan banyak contoh perlakuan seks yang salah: misalnya, antara saudara, homoseksual, kebinatangan, dan lain-lain. (Bacalah Imamat 18:6, 22-23). Pada prinsipnya, hal ini juga termasuk pornografi.

Paulus berkata bahwa seks sebelum pernikahan, perzinahan, homoseksualitas dan dosa-dosa lain tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga: “Tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak benar tidak akan mewarisi Kerajaan Elohim. Janganlah kamu disesatkan! Bukan orang cabul, bukan penyembah berhala, bukan pezina, bukan banci, bukan homoseks, bukan pencuri, bukan orang tamak, bukan pemabuk, bukan pemfitnah, dan bukan pula pemeras, yang akan mewarisi Kerajaan Elohim” (1 Korintus 6:9-10).

Akan tetapi Elohim memberikan jalan keluar untuk mengatasi masalah gaya hidup seks dan dosa melalui pertobatan dan perubahan perilaku: “Beberapa di antaramu dulu memang seperti itu, tetapi sekarang kamu telah dibasuh, dikuduskan, dan dibenarkan dalam Nama Tuhan YESUS dan dalam Roh Elohim kita” (1 Korintus 6:11). Elohim menawarkan pengampunan dosa kita pada masa lalu dan memberikan kita hati yang bersih, dan murni.

Seks dalam pernikahan itu kudus dan baik: “Dalam segala hal, hormatilah pernikahan, dan janganlah mencemarkan tempat tidur pernikahan, karena orang-orang sundal dan para pezina akan dihakimi oleh Elohim” (Ibrani 13:4). Jangan biarkan masyarakat membuat seks menjadi dorongan biologis murahan. Bacalah peringatan Salomo tentang pikat amoralitas dan konsekuensinya dan bandingkan dengan sukacita dari cinta kasih yang berkomitmen (Amsal 5:1-20).

Kesimpulan Salomo yang puitis itu adalah: “Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan isteri masa mudamu: rusa yang manis, kijang yang jelita; biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau, dan engkau senantiasa berahi karena cintanya. Hai anakku, mengapa engkau berahi akan perempuan jalang, dan mendekap dada perempuan asing?” (Amsal 5:18-20).

Dosa seks

Pelajarilah lebih lanjut apa yang dikatakan Alkitab tentang dosa seks dan mengapa, juga bagaimana mengatasinya, di artikel kami – yang akan segera dimuat pada situs ini –  yang berjudul “Questions About Sex Answered From the Bible.” [Pertanyaan-pertanyaan Tentang Sex Terjawab di dalam Alkitab].

Perzinahan rohani

Elohim melihat bahwa perzinahan itu sebagai ketidaksetiaan terhadap ikrar perkawinan, dan oleh karena itu Dia menggunakan itu sebagai suatu bentuk ketidaksetiaan rohani. Beberapa dari gambaran yang paling memilukan terhadap kasih Elohim juga menggambarkan pengkhianatan terhadap kasih Elohim dan kesetiaanNya oleh mereka yang berpaling dari Dia.

Yehezkiel 16 adalah sebuah analogi yang diperjelas tentang kasih Elohim terhadap orang-orang pilihanNya, dan perzinahan rohani mereka yang menentang Dia dan konsekuensi yang sangat serius.

Elohim membandingkan Israel dengan seorang gadis yang ditinggalkan, tetapi yang dulu Dia kasihi dan dirawat yang kemudian dinikahi dan yang sangat disayangi: ‘“Aku bersumpah kepadamu dan masuk ke dalam suatu perjanjian dengan engkau, firman Tuhan YAHWEH. ‘Dan engkau menjadi milikKu,’ …

‘“Engkau berhias dengan emas dan perak, pakaianmu adalah linen halus dan sutera serta kain bersulam. Engkau makan tepung halus, madu dan minyak. Dan engkau menjadi sangat cantik. Dan engkau layak menjadi ratu. Namamu menjadi masyhur di antara bangsa-bangsa, karena kecantikanmu yang sempurna melalui kemuliaanKu yang telah Aku taruh ke atasmu,’ firman Tuhan YAHWEH. ‘Namun engkau mengandalkan kecantikanmu, dan engkau bersundal karena engkau sudah terkenal, lalu engkau menuangkan persundalanmu kepada semua orang yang lewat, sehingga mereka pun begitu’” (ayat 8, 13-15).

Perzinahan rohani semacam itu pada zaman dulu sering disertai berhala-berhala fisik yang sesungguhnya (Yehezkiel 23:37), tetapi sekarang penyembahan berhala semacam ini adalah apa saja yang kita dahulukan di dalam hidup kita, entah itu uang, harta, hobi, hiburan atau kepercayaan agama dan adat-istiadat yang tidak diajarkan di dalam Alkitab.  

Pelajarilah lebih lanjut tentang kesetiaan rohani dalam artikel “Called and Chosen.” [Dipanggil dan Dipilih] yang akan segera dimuat pada situs ini. 

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry