Perintah Pertama: Jangan ada padamu ilah lain di hadapanKu

oleh Mike Bennett

https://lifehopeandtruth.com/bible/10-commandments/god-first-first-commandment/

Ayat-ayat kutipan artikel ini umumnya diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, tetapi juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

Perintah Pertama itu dicatat di kitab Keluaran 20:3: “Jangan ada padamu ilah lain di hadapanKu.” Ayat ini memberitahu kita untuk mengutamakan Elohim.

 

 

 

 

Perintah Pertama terletak pada fondasi terpenting yang di atasnya semua perintah-perintah lainnya dibangun. Bagaimana kita mengutamakan Elohim dalam sebuah dunia yang menyita kesibukan kita sehari-hari? 

“Ilah lain” apa yang diutamakan orang di hadapan Elohim? 

“Ilah lain” bisa merupakan apa saja – harta, keinginan, tujuan atau bahkan orang – yang kita perlakukan lebih istimewa dari pada Elohim.

Apa Perintah Pertama?

Elohim memulai 10 Perintah itu seperti ini: "Akulah YAHWEH, Elohimmu, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. Jangan ada padamu ilah lain di hadapanKu” (Keluaran 20:2-3).

Perintah Pertama menurut Katolik dan Yahudi

Karena Alkitab tidak menomori 10 Perintah itu, beberapa sistem penomorannya telah berkembang di kalangan agama yang berdasar Alkitab. Urutan pertama di atas tadi juga diterima oleh sebagian besar Protestan. Katolik and Luteran merentangkan Perintah Pertama ini sehingga mengikutsertakan Perintah Kedua, yang terdapat pada Keluaran 20:4-6, tentang penyembahan berhala. Kita percaya ini berpotensi untuk mengurangi konsentrasi perintah terhadap berhala-berhala.

Beberapa sumber Yahudi membuat hanya ayat 2 itu yang menjadi Perintah Pertama. Kita memahami bahwa ini bukan perintah tetapi hanyalah prolog, karena ini tidak mengandung perintah.

Bacalah artikel kami yang berjudul “10 Perintah dan Jalan Hidup Elohim” dalam situs ini untuk memahami lebih lanjut tentang sistem penomoran perintah-perintah itu. 

Apa yang dimaksud Perintah Pertama itu?

“Jangan ada padamu ilah lain di hadapanKu” artinya ialah bahwa kita harus mengutamakan  Elohim di dalam hidup kita. Dia harus lebih penting dari siapapun atau dari apa pun di dalam hidup kita.

Elohim mengasihi kita secara mendalam, sehingga dengan demikian kita harus mengasihi Dia dengan segenap hati kita.  

Perintah Pertama dan perintah yang terutama

Perintah Pertama itu mengatur irama perintah empat pertama (perintah 1 sampai 4), yang dapat disimpulkan menjadi, “Kasihilah YAHWEH, Elohimmu, dengan sepenuh hatimu dan seluruh jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu” (Ulangan 6:5). Yesus Kristus menyebut perintah ini sebagai perintah yang pertama dan yang paling utama (Matius 22:37-38).

Perintah Pertama dan teladan Yesus

Yesus memberikan teladan dengan mengutamakan Elohim. Bahkan setelah berpuasa selama 40 hari 40 malam, Dia merespons pencobaan Setan dengan mengatakan, “Manusia hidup bukan oleh roti saja, tetapi oleh setiap firman yang keluar dari mulut TUHAN” (Matius 4:4, dikutip dari Ulangan 8:3).

Hidup dari setiap firman Elohim mencakup suatu komitmen untuk selalu mendengar kepada apa yang diajarkan Elohim kepada kita di dalam Alkitab dan tidak bersandar pada pengertian kita sendiri (Amsal 3:5-6).

Dalam menghadapi pencobaan-pencobaan Setan, Yesus juga mengutip dua ayat lain dari kitab Ulangan.  

Ketika Setan menyalah-artikan Mazmur 91 untuk mencobai Yesus melompat dari bubungan bait suci, Yesus mengutip Ulangan 6:16: “Janganlah kamu mencobai YAHWEH, Elohimmu” (Matius 4:7). Kita tidak boleh memperlakukan Elohim seperti  jin yang memberikan tawaran kepada kita untuk melindungi kita meskipun kita melakukan sesuatu yang bodoh.

Setan kembali mencobai Yesus untuk seketika itu menerima kerajaan dunia ini tanpa harus memperjuangkannya, termasuk penyalibanNya. Setan berkata dia akan memberikan semua itu jika Yesus “sujud menyembahnya” (ayat 9).

Yesus menjawab, “Engkau harus menyembah TUHAN, Elohimmu, dan hanya kepadaNyalah engkau harus beribadah" (Matius 4:10; dikutip dari Ulangan 6:13).

Yesus menjelaskan hal ini secara rinci ketika Dia menyatakan dengan tegas bahwa kita tidak bisa melayani Elohim sementara kita melayani dewa materialisme – harta duniawi (Matius 6:24). Dia berkata bahwa fokus dan prioritas kita pertama-tama harus mencari “kerajaan Elohim dan kebenaranNya” (Matius 6:33).

Perintah Pertama mengingatkan kita akan keagungan Elohim dan bagaimana kita sebaiknya merespons

Perintah Pertama itu merupakan peringatan bagi kita untuk memusatkan pikiran pada  kuasa dan keagungan Elohim Sang Pencipta kita. Kuasa Elohim yang luar biasa itu diperlihatkan ketika Dia menggemakan perintah-perintah ini dari atas Gunung Sinai.  

“Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Maka bangsa itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh” (Keluaran 20:18).

Hormat dan kekaguman terhadap kuasa Elohim yang luar biasa itu adalah hal yang baik. Musa memberitahukan bangsa Israel apa maksud tujuan Sang Pencipta kita akan hal itu: "Janganlah takut, sebab Elohim datang dengan maksud untuk mengujimu sehingga rasa takut akan Dia ada padamu, supaya kamu tidak berbuat dosa" (Keluaran 20:20).

Raja Salomo yang penuh hikmat menjelaskan, “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan” (Amsal 1:7).

Dan Yesus Kristus mengajarkannya dalam perspektif untuk dipahami murid-muridNya: “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka” (Matius 10:28). Kita manusia cenderung takut pada [orang] yang kelihatan dan mengabaikan Elohim yang Mahakuasa yang tidak kelihatan.

Dan Kristus melanjutkan ini dengan sebuah perbincangan bersama murid-muridNya tentang keagungan Elohim kita yang luar biasa itu. Elohim yang memperhatikan setiap burung pipit yang jatuh ke bumi, dan bahkan setiap rambut di kepala kita pun terhitung olehNya dan dengan kuasa yang begitu hebat ini, Yesus berkata, “Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit” (Matius 10:31).

Bentuk takut yang benar akan Elohim bukanlah takut seperti menghadapi teror, tetapi takut rasa hormat yang mendalam yang mengakui kuasa dan kemuliaan Elohim dan menempatkan Dia di atas segala-galanya di dalam hidup kita. Bentuk hormat yang sehat ini hendaknya bertumbuh sehingga kita mengapresiasi kasih Elohim dan hukum-hukumNya serta jalan hidupNya secara mendalam. Kita harus bertumbuh dari ketaatan karena takut menjadi ketaatan karena kasih kita kepada Elohim (1 Yohanes 4:18; 5:3).  

Pelanggaran Perintah Pertama karena tidak mengutamakan Elohim. 

Ada banyak lubang perangkap dan godaan yang bisa membawa kita kepada situasi dimana kita melanggar Perintah Pertama itu. Perintah ini bukan sekedar tentang ilah paganisme atau agama palsu. Segala sesuatu yang kita jadikan sebagai prioritas yang lebih tinggi daripada Elohim menyebabkan kita berdosa.

Keangkuhan, yang pada umumnya menjadi kegagalan manusia, melanggar perintah ini dengan menempatkan diri kita di atas Elohim.

Sebagaimana Yakobus menuliskan: "Elohim menentang orang yang sombong, tetapi Dia memberi anugerah kepada orang yang rendah hati. Karena itu, tundukkanlah dirimu kepada Elohim, lawanlah iblis, maka ia akan lari dari padamu. Mendekatlah kepada Elohim dan Dia akan mendekat kepadamu. Basuhlah tanganmu, hai orang berdosa dan bersihkanlah hatimu hai orang yang mendua hati. Bersedih, meratap, dan menangislah. Biarlah tawamu menjadi ratapan dan sukacitamu menjadi dukacita. Rendahkanlah dirimu di hadapan TUHAN, maka Dia akan meninggikan kamu” (Yakobus 4:6-10).

Kita perlu mencari pertolongan Elohim untuk melihat hal-hal dari sudut pandangNya – untuk keluar dari – pandangan dunia kita yang egois.

Alkitab juga mengingatkan kita akan kegagalan manusiawi kita, yakni kelalaian dan pengabaian kita (Ulangan 8:11-19). Baik waktu senang maupun waktu susah dapat menguji komitmen kita entah kita mengutamakan Elohim. Bagaimana kita merespons di saat pencobaan datang akan menunjukkan kepada Dia entah kita selalu menempatkan Elohim di atas segalanya.

Bacaan lain untuk mempelajari tentang Perintah Pertama di dalam Alkitab

Alkitab menegaskan Perintah Pertama itu dalam bebarapa bacaan. Berikut ini kita akan baca:

“Sebab kamu harus menghancurkan mezbah-mezbah dan merobohkan patung-patung mereka, kamu juga harus menghancurkan tiang-tiang berhala mereka. Sebab kamu tidak boleh menyembah kepada ilah lain, karena YAHWEH yang NamaNya Pencemburu, Dialah Elohim yang cemburu” (Keluaran 34:13-14).

Elohim mengasihi kita dengan kasih yang begitu besar, Dia cemburu terhadap siapapun dan apapun yang akan membodohi kita atau mengibuli kita atas hubungan yang benar dengan Dia.

Elohim juga memberitahu kita bahwa Dia mengutus nabi-nabiNya dalam rangka memperingatkan kita untuk tidak melanggar Perintah Pertama dan Kedua itu: “Janganlah mengikuti ilah-ilah lain untuk melayani mereka dan untuk menyembah mereka, serta janganlah membangkitkan amarah-Ku dengan perbuatan-perbuatan tanganmu, maka Aku tidak akan mencelakakan kamu” (Yeremia 25:6).

Tetapi seringkali orang tidak mengindahkan, dan Elohim yang panjang sabar, dan yang walaupun Dia lambat marah, memperingatkan kita akan kegeramanNya yang benar dan adil itu. Alkitab dengan tegas mengingatkan kita akan datangnya Hari Tuhan sebagai saat dimana kegeramanNya akan diperlihatkan dengan penuh kuasa untuk menggenapi maksud tujuan yang Dia telah rencanakan. Syukurlah, setelah kegeramanNya berlalu akan datang saat kedamaian yang indah dan yang hakiki.

Alkitab juga menceritakan kisah bagaimana Raja pagan Babelonia, Nebukadnezar, berkata tentang kuasa dan keajaiban dari Elohim yang benar. Dia melemparkan pengikut Elohim ke dalam perapian yang super panas karena tidak tunduk berlutut terhadap patung yang dia dirikan. Kemudian dia melihat bahwa mereka tidak terbakar! Ketika mereka keluar dari perapian itu, raja itu melihat bahkan sehelai rambutpun tidak terbakar.

Jadi Nebukadnezar berkata, “Terpujilah Elohim Sadrakh, Mesakh dan Abednego, yang telah mengirim malaikatNya dan yang telah melepaskan hamba-hambaNya yang percaya kepadaNya. Mereka telah melanggar perintahku dan lebih memilih untuk mati daripada memuja atau menyembah ilah manapun selain Elohim mereka sendiri!

“Maka aku perintahkan, bahwa setiap orang, bangsa dan bahasa yang mengucapkan penghinaan terhadap Elohim yang disembah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, akan dipotong anggota tubuhnya, dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing. Sebab tidak ada Elohim lain yang dapat melepaskan seperti ini” (Daniel 3:28-29).

“Jangan ada ilah lain di hadapanKu” dalam Perjanjian Baru

Di dalam Perjanjian Baru, Yesus juga menekankan pentingnya mengutamakan Elohim di dalam hidup kita, sebelum kita miliki apapun untuk hidup kita.  Tepatnya sebelum ayat bacaan terkenal ini yang berbunyi, “carilah dahulu kerajaan Elohim dan kebenaranNya” (Matius 6:33), Dia berkata:

“Tidak seorang pun sanggup mengabdi kepada dua tuan, karena ia akan membenci yang satu dan mengasihi yang lain, atau ia akan mematuhi yang satu dan mengabaikan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Elohim dan kepada Mamon" (Matius 6:24).

“Mamon” bukanlah sebuah perkataan yang umum di dalam Bahasa Inggris. Mamon artinya “Harta atau kekayaan terutama yang sifatnya dapat merendahkan”

Menurut Vine’s Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words, mamonas” adalah sebuah perkataan yang umum dalam bahasa Aram yang diartikan sebagai ‘kekayaan.’” Yesus tidak sedang merujuk pada “uang semata, tetapi pada pemusatan perhatian terhadap uang itu sendiri sebagaimana seorang budak melayani pemiliknya. …  Kesetiaan tertinggi adalah milik Elohim” (The Interpreter’s Dictionary of the Bible, “Mommon”).

Untuk mempelajari lebih lanjut semua perintah-perintah itu, bacalah artikel kami yang berjudul “Apa itu 10 Perintah?” pada situs ini. 

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry