Pernikahan dan Faktor Fondasi – Part 1

oleh Karen Meeker 

https://lifehopeandtruth.com/relationships/blog/marriage-foundation-1/

Apa fondasi pernikahanmu?

Pentingnya sebuah fondasi yang kuat untuk rumah dan fondasi yang baik untuk sebuah pernikahan mungkin tidak begitu beda dengan anggapan anda.

Saya terbangun dan mendengar suara langkah dari lantai bawah. Air? Saya bingung dan sedikit goyah berusaha membuka mataku dari tidur yang lelap. Dengan kakiku sedikit tersandung pada tangga, saya melihat ke bawah dimana ibuku, yang masih mengenakan gaun malam, dan di tangannya sebuah ember dan melihat air yang telah naik setinggi pergelangan kaki.

Malam itu langit Oklahoma berubah menjadi air, yakni hujan lebat itu membanjiri dan menutupi apa saja yang ada di permukaan tanah termasuk ruang bawah tanah.

Saya langsung membangunkan anak-anak saya, dan segera bergabung dengan Ibu membentuk barisan semacam pasukan ember untuk memerangi air yang membanjiri  lantai  bawah hingga ke dapur tempat cucian piring. Usaha yang kami lakukan ialah untuk memastikan agar air jangan sampai semakin membesar dari celah-celah batu bata tembok fondasi sementara hujan semakin deras dari beberapa menit hingga beberapa jam lamanya.

Akhirnya amukan badai itu mulai mengendur, aliran deras menjadi tetesan air, tetapi kami telah begitu letih menghentikan air itu. Serangan terburuk telah berlalu, tetapi ibuku masih akan bekerja menyingkirkan air itu selama beberapa hari kedepan.

Sepanjang tahun, kami telah sering datang ke rumah tua itu, kami tidak pernah melihat retak dan celah yang telah menyebabkan intrusi menjengkelkan ini. Tetapi setelah deburan air hujan yang mencapai beberapa inci selama kurang lebih dua jam, masalahnya semakin jelas terlihat. Perbaikan perlu segera dilakukan.

Fondasi-fondasi yang rentan bocor

Saya telah beberapa kali mengalami lantai dasar rumah saya bocor, dan masing-masing kejadian memberi pelajaran tertentu.

Ruang bawah tanah dapat bocor karena tekanan dari luar pada dinding. Sebagai contoh, kami memiliki sebuah rumah di Illinois dengan ruang lantai bawah tanah yang sangat cantik. Tetapi ketika hujan turun berjam-jam atau hujan yang sangat deras, selalu ada air di sudut kiri depan. Kami mencoba menyumbatnya dari dalam tetapi usaha ini sia-sia.  

Akhirnya, dalam keputusasaan setelah kami mengepel lantainya berulang-kali dan telah mengering, suami saya dan seorang temannya menggali tanah di dekat rumah sepanjang tembok lantai dasar untuk akhirnya menemukan sumber masalahnya – saluran ubin yang rusak. Setelah diperbaiki, lantai dasar kami tidak pernah lagi mengalami masalah ini.  

Masalah dari dalam. Beberapa tahun kemudian, di rumah yang satu lagi, kami turun ke lantai dasar untuk melihat kecantikannya tetapi tidak disangka kami menemukan sebuah genangan  air dalam ruangan itu. Setelah tukang ledeng datang, dia mendiagnosa masalahnya dan ternyata pipa airnya macet. Kemudian dia perbaiki, dan lantainya kering kembali (setelah karpet yang baru itu mengering). Masalah baru ini timbul dan kali ini masalahnya timbul dari dalam.   

Kurang perawatan. Lantai bawah tanah rumah ibu saya sudah tua sebab rumah itu sudah termakan usia – setidak-tidaknya sudah berumur 100 tahun. Jelas bahwa plester di celah-celah batu batanya sudah melemah atau sudah semakin rentan bocor. Seperti pepatah yang mengatakan tidak ada yang bertahan selamanya – pepatah ini tentu termasuk untuk semen plester dan, sering juga terjadi, pada pernikahan.  

Fondasi untuk sebuah pernikahan yang kokoh

Semua “malapetaka” rumah ini terjadi dengan masalah yang berhubungan dengan fondasi. Sebuah pernikahan yang sehat bergantung pada integritas fondasinya yang mampu bertahan menghadapi tekanan yang datang dari pengaruh luar. Dan fondasi ini harus secara benar dibangun dan dipelihara dari dalam.

Alat penopang dibutuhkan

Sebuah pernikahan yang kokoh adalah seperti membangun sebuah rumah di atas fondasi yang kuat.

Menarik untuk memperhatikan proses pemasangan fondasi. Setelah tanah dikeruk atau digali dan diratakan dan semen pada cakar ayam dituang, pekerja mendirikan tiang-tiang untuk tembok basemen. Dan semen dituang pada cetakan tembok dimana besi-besi dipasang untuk menambah kekuatan tembok-tembok yang kemudian akan mengeras.

Demikian pula ketika pada saat menuangkannya pada lantai, para pekerja pertama-tama memasang kawat besi untuk tulang penguat adukan semen. Orang penghuni rumah tidak bisa melihat jalinan kawat ini, tetapi tanpa kawat-kawat ini kualitas lantai rumah itu akan di bawah standar mutu, yakni merupakan sebuah fondasi yang dikompromikan.

Pernikahan dibangun untuk kode etik

Penopang yang paling penting di dalam suatu pernikahan yang sukses bukanlah berupa barang melainkan itu merupakan sebuah kode etik bagi suami dan istri yang kita temukan di dalam Alkitab. Ketika pasangan saling percaya dan mengikuti perintah-perintah kitab Suci tentang kemitraan mereka, mereka sedang membangun pada sebuah fondasi yang terbaik. Ketika badai datang, pernikahan itu tetap tegak berdiri dan kokoh.

Ayat suci Alkitab seperti kitab Kejadian 2:24; Keluaran 20:14; Matius 19:5-9; Kolose 3:18-19; dan Efesus 5:22-23 adalah acuan untuk bentuk fondasi pernikahan yang langgeng.  

Inilah seri pertama dari tiga artikel yang membahas hal-hal tentang Pernikahan dan Faktor Fondasi. Untuk bagian ke-2 pada seri ini, nantikanlah “Marriage and the Foundation Factor: Commitment.” – di dalam Bahasa Indonesia

Pelajarilah lebih dalam tentang prinsip-prinsip alkitabiah dalam hal hubungan pernikahan yang bahagia di dalam artikel-artikel kami pada tautan ini http://philippines.cogwa.org/education/articles/P40

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry