Persepuluhan: Apa itu?

oleh Eric Evans

http://lifehopeandtruth.com/relationships/finances/tithing/

Allah, Sang Pencipta kita yang penuh kasih itu, sangatlah murah hati, Dia memberikan kita segala yang kita butuhkan untuk hidup di atas sebuah bumi yang indah. Dia mengajarkan persepuluhan, suatu sikap bagi kita, yakni sikap memberi untuk mengakui Dia.

Apa itu persepuluhan? Kedengarannya kuno, tetapi kenyataannya bahwa itu merupakan kunci yang paling mendasar untuk stabilitas keuangan dan berkat Allah Yang Mahakuasa. Definisi sederhananya ialah bahwa itu merupakan implementasi dari sikap kita untuk memberi kepada Allah sepersepuluh dari penghasilan bruto kita, untuk menghormati Dia. Deskripsi persepuluhan dapat kita baca di dalam lembaran Alkitab, di mana berkat-berkat dan janji-janji Allah yang berkaitan dengan itu juga dijelaskan.

Sejarah persepuluhan

Persepuluhan memiliki sebuah sejarah yang agung dan mulia. Orang pertama yang memberi persepuluhan ialah Abraham, yakni orang yang disebut bapa iman di dalam Perjanjian Baru.  

Perhatikan apa yang dia lakukan setelah kembali dari pertempuran: “Melkisedek raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi. Lalu ia [Melkisedek] memberkati dia [Abram], katanya: ‘Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi, dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang empunya langit dan bumi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu.’ Lalu dia [Abram] memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya” (Kejadian 14:18-20).

Pelajaran dari teladan Abraham

Mari kita perhatikan beberapa rincian menarik tentang bacaan di atas. Pertama, Abraham (yang pada saat itu namanya Abram) memberikan sepersepuluh dari semuanya meskipun di tengah kekalutan. Saat itu ialah saat konflik hebat antara kota-kota di dunia zaman dulu. Keponakan Abraham sendiri, yakni Lot telah terlibat dalam bentrokan itu, dan ia perlu diselamatkan (Kejadian 14:14-16). Namun demikian, faktanya bahwa meskipun masa itu sulit tetapi Abraham tidak berhenti memberikan persepuluhan.

Kedua, Abraham memberi persepuluhan kepada seorang imam Allah Yang Mahatinggi yang disebut “Melkisedek” (ayat 18). Di dalam Perjanjian Baru banyak dijelaskan tentang Melkisedek (Ibrani 7:1-17), dan tentang jabatannya sebagai seorang imam. Tetapi, untuk maksud kita di sini, kita sebaiknya memperhatikan bahwa Abraham memberikan persepuluhan kepada orang yang merupakan hamba yang hakiki dari Allah dan yang mewakili Dia. Dengan berbuat demikian, dia memberi teladan bagi kita.  

Diperintahkan dan dipraktekkan

Kemudian kita membaca tentang satu lagi dari patriark, yakni Yakub, yang memberikan persepuluhan kepada Allah (Kejadian 28:22). Dan setelah itu, dengan formasi bangsa Israel, yakni bangsa kepunyaan Allah diperintahkan untuk memberi persepuluhan kepada Dia (Imamat 27:30; Bilangan 18:21). Melalui sistem persepuluhan inilah maka tata laksana bangsa itu bisa dijalankan, baik untuk pelayanan keimaman maupun pelayanan di bidang peradilan bangsa itu.

Di akhir era Perjanjian Lama, seorang nabi Allah menyampaikan kecaman pedas terhadap bangsa Allah karena kegagalan mereka dalam mematuhi hukum persepuluhan ini.

Perhatikanlah Firman Allah yang ditulis oleh nabi Maleakhi: ‘“Bolehkah manusia menipu [rob = merampok] Allah? Namun kamu menipu Aku! Tetapi kamu berkata: “Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?” Mengenai persepuluhan dan persembahan khusus! Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa. Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumahKu dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, ‘apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan’” (Maleakhi 3:8-10).

Merampok Allah?

Merampok Allah? Tentu ini pernyataan keras, tetapi ini menjelaskan fakta bahwa persepuluhan itu adalah milik Allah, yakni Dia yang memberi kita kekuatan dan kecerdasan, dan kehidupan kita sehari-hari. Tidak memberi persepuluhan berarti merampok Sang Pencipta kita.

Perhatikanlah, juga, bahwa mematuhi perintah persepuluhan ini membawa suatu berkat. Sekali kita libatkan Allah Pencipta kita di dalam urusan keuangan, Dia menjadi mitra dan penjamin bagi kita. Dia kemudian melimpahkan berkat-berkatNya dan menjamin stabilitas keuangan kita.

Persepuluhan di dalam Perjanjian Baru

Di dalam era Perjanjian Baru, Yesus Kritus Juruselamat dunia menegakkan pentingnya persepuluhan ketika Dia menyerukan, “Celakalah kamu hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan” (Matius 23:23).

Rasul Paulus mengikuti ajaran yang sama ketika dia membicarakan tentang kebutuhan pelayan-pelayan Kristus di era Perjanjian Baru untuk hidup dari pemberitaan Injil itu. “Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu? Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu” (1 Korintus 9:13-14). Jadi persepuluhan Allah menyediakan dana untuk pemberitaan injil dan untuk kehidupan mereka yang melayani Allah dan orang atas injil itu.

Sebagaimana kitab Ibrani menjelaskan, dengan kehadiran Yesus Kristus, keimaman dari suku Lewi menunjuk kembali pada keimaman Melkisedek  (Ibrani 7:1-14), sebuah nama dan fungsi pra-inkarnasi Kristus. Hal ini memerlukan suatu perubahan bagaimana persepuluhan itu diatur (Ibrani 7:12), sebagaimana sekarang persepuluhan itu dikumpulkan oleh para pelayan Yesus Kristus yang melayani Jemaat Allah. Dengan demikian persepuluhan Allah menyediakan dana untuk pemberitaan injil dan untuk kebutuhan hidup pelayan-pelayan injil itu.

Jadi, apa itu persepuluhan? Itu adalah suatu berkat dari Allah. Mari kita selalu ingat tantangan Allah, yang mengatakan, “ujilah Aku, apakah Aku tidak membuka tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan” (Maleakhi 3:10). Dalam kata lain, ujilah dan buktikan melalui pengalaman. Terimalah berkat yang datang karena mematuhi perintah persepuluhan. Jadikanlah Allah sebagai mitra keuangan anda yang akan membawa stabilitas keuangan bagi keluarga anda. 

Bacalah lebih lanjut artikel-artikel kami di situs Lifehopeandtruth.com tentang tata laksana keuangan Kristen pada bagian “Finances.”

Apakah anda punya pertanyaan?

Ajukanlah kepada kami.

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry