Sahabat Karibmu

oleh Graemme Marshall

http://lifehopeandtruth.com/relationships/friendship/your-best-friend/ 

Kita bisa memiliki beberapa sahabat yang baik di dalam kehidupan kita. Namun sahabat karib pun dapat saja menggagalkan kita. Alkitab menyingkapkan Sahabat setia yang tidak akan mengecewakan anda. 

Memiliki sahabat amatlah penting. Siapa sahabat karib anda?

Kita semua memerlukan dan menghendaki teman, namun seiring waktu berjalan kita juga akan mengalami persahabatan yang tidak bertahan lama, persahabatan yang tidak tulus dan persahabatan yang cenderung membawa kita ke jalan yang salah di dalam kehidupan kita.

Akan tetapi, ada seorang Sahabat yang tidak akan pernah mengecewakan anda, yang tidak akan pernah menghianati kepercayaan dan yang akan selalu siap sedia untuk anda.

Kita manusia memerlukan persahabatan

Setiap umat manusia diciptakan dengan memiliki hasrat bawaan lahir untuk mendapatkan persahabatan dengan orang lain. Memiliki koneksi dengan seseorang yang menghargai kita dan yang senang bertemu dengan kita atau mendengar kabar dari kita sangatlah penting. Jika tidak, barangkali kita akan merasa kesepian, merasa diabaikan dan bahkan putus asa. Hidup sendiri tanpa kawan sangatlah susah. 

Demi kebutuhan ini Raja Salomo yang bijaksana menuliskan, “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran” (Amsal 17:17). Di dalam Amsal 18:24 dia juga menulis bahwa ada “teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara.”

Persahabatan sangatlah penting; itu bisa menjadi bagian hidup kita yang menyenangkan. Tetapi ke mana kita berbalik ketika orang mengecewakan kita?

Sahabat yang sempurna

Ada seorang Sahabat yang tidak akan pernah mengecewakan anda dan tidak akan pernah menghianati anda akan rahasia anda. Ada seorang Sahabat yang senantiasa siap sedia bagi anda tanpa mempersoalkan kekurangan anda dan yang selalu sudi untuk menolong anda pada saat anda memerlukan pertolongan.

Anda dapat membaca tentang Sahabat ini di dalam Injil Yohanes 15:13-14: “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabatKu, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.”

Yesus Kristus, yang adalah Mesias dan Raja segala Raja yang segera akan datang kembali, adalah Sahabat yang sempurna bagi anda – jika anda menyerahkan hidup anda kepada Dia pada kesempatan ini!

Yesus memahami kehidupan yang kita jalani

Sebagai Sahabat sempurna kita, Yesus memahami kelemahan manusiawi kita dan godaan yang kita hadapi. “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (Ibrani 4:15).

Dia bukanlah sekedar Imam Besar yang telah menjadikan kehidupan kita (Kolose 1:16-17), tetapi Dia sendiri mengalami kehidupan manusia dalam kepenuhanNya sebagai Allah dan sementara Dia sebagai manusia, tentu Dia memahami godaan yang kita hadapi, dan juga kekecewaan, keputusasaan, hidup terabaikan dan pengkhianatan yang kesemuanya dapat melemahkan hati dan pikiran kita. Melalui pengalaman pribadiNya, Dia memahami betapa sulitnya bagi kita untuk menjalani kehidupan yang saleh, sebab Dia, juga, menderita pada masa hidupNya di bumi ini (Ibrani 5:8).

Dan kita dapat yakin sepenuhnya di dalam kuasanya untuk menolong kita – karena Dia pernah hidup sebagai manusia yang tidak berdosa!

Sesungguhnyakah Yesus  mampu memahami segala kebutuhan manusiawi kita?

Sebagian orang meragukan entah Yesus Kristus sungguh mampu memahami seperti apa kondisi kehidupan sekarang ini. Bagaimana pun juga, Dia pernah hidup di bumi ini, hampir 2,000 tahun yang lalu. Mungkinkah bagi seorang lelaki jejaka yang berumur 30an untuk memahami apa yang dibutuhkan wanita? Mampukah Dia memahami trauma perceraian atau kehidupan yang bangkrut? Seberapa jauhkah Dia memahami penyakit kronis atau kemerosotan usia?

Dia tentu tidak mengalami setiap sakit yang kita alami, akan tetapi itu bukanlah alasan penting sebab Dia memahami persis apa yang ada di dalam hati manusia. Dia mengalami penderitaan, kehilangan, penolakan, ketidakadilan dan pengkhianatan. Dia menanggung penderitaan dan kepahitan akibat semua itu, dan Dia memahami betapa sulitnya itu bagi seorang manusia untuk bertahan, mengatasinya, dan belajar dari pengalaman hidup dan bergerak maju.

Yesus Kristus sungguh memaklumi asal mula hidup kita dan intisari hidup manusia. Oleh karena itu, Dia sungguh memenuhi sifat sempurna untuk menjadi Sahabat sempurna bagi kita. “Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka” (Ibrani 7:25)

Yesus memahami keletihan dan kebutuhan akan ketenangan

Pada suatu peristiwa, setelah mengajar dan menyembuhkan banyak orang di antara sejumlah orang yang mengikuti Dia, Yesus naik ke perahu bersama murid-muridNya untuk menyeberang ke Laut Galilea. Angin ribut menerpa, tetapi karena Dia sangat lelah, Dia tertidur selama badai itu sehingga murid-muridNya yang dalam ketakutan akan celaka, membangunkan Dia (Matius 8:24-25). Pada kejadian lain Alkitab menceritakan kepada kita bahwa Dia beristirahat di dekat sumur Samaria karena Dia kelelahan (Yohanes 4:6).

Murid-murid itu sangat letih ketika mereka kembali kepada Dia setelah diutus berdua-dua ke seluruh dareah itu untuk mengajar, menyembuhkan orang dan melakukan pekerjaan mulia lainnya yang diperintahkan Allah. Melihat dan memahami ini, Yesus membawa mereka ke suatu “tempat sepi,” suatu tempat lengang di mana mereka dapat beristirahat dan memulihkan keletihan (Markus 6:31-32).

“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKu pun ringan,” kata Yesus (Matius 11:29-30). Dia sesungguhnya adalah Sahabat sempurna yang dapat kita andalkan untuk menolong kita akan masalah hidup, sekalipun itu  yang paling berat, dan kita dapat merasa yakin sepenuhnya bahwa Dia mengerti akan situasi kita dan akan menolong kita selama hidup kita.

Yesus sungguh-sungguh memahami masalah setiap orang

Banyak pergumulan kita yang menyangkut anggota keluarga kita dan teman-teman dekat kita. Kita mencoba untuk bergaul baik dengan mereka yang senantiasa bersama kita – majikan, teman kerja, tetangga dan sebagainya. Tetapi mereka barangkali tidak mudah untuk menerima itu, mereka justru menimbulkan frustasi dan kemarahan.  

Yesus sendiri mengalami masalah yang sama. Saudaranya sendiri tidak percaya kepada Dia dan mereka frustasi terhadap Dia sehingga Dia tidak mau menunjukkan kuasaNya secara terang-terangan (Yohanes 7:3-5). Murid-muridNya yang belum berpengalaman kadang-kadang berebut dengan ambisi, berselisih tentang “siapa di antara mereka yang paling besar” (Lukas 9:46). Dia dikritik oleh pemimpin-pemimpin agama dan masyarakatnya karena tidak memiliki mandat pendidikan agama (Yohanes 7:15).

Karena Dia berasal dari Nazaret di Galilea – sebuah tempat yang tidak terkenal untuk membawa nama besar – Yesus menderita penghinaan dan ejekan. Bahkan seorang calon muridNya bertanya, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” (Yohanes 1:46).

Kemudian, pada saat Dia sungguh memerlukan dampingan di saat genting, setelah seorang dari sahabat terdekatNya mengkhianati Dia karena uang 30 perak, semua sahabatNya yang lain pun meninggalkan dia! Di taman Getsemani, murid-muridNya semua berserak melarikan diri ketika mereka melihat bahwa Dia akan ditangkap, dengan demikian mereka meninggalkan Dia sendirian untuk menghadapi penguasa-penguasa agama dan serdadu-serdadu mereka.

Hari berikutnya banyak di antara murid-muridNya masih terlalu ketakutan untuk muncul di hadapan umum di tempat penyalibanNya: “Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea, berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu” (Lukas 23:49). Stres berat dan masalah besar sering menjadi satu ujian berat dari persahabatan. Yesus memahami dan tidak akan meninggalkan kita.

Yesus sungguh dapat memahami trauma perlakuan kasar dan kekerasan yang penuh emosi.

Pemukulan brutal yang Dia derita sebelum disalibkan Dia rasakan sehebat penyakit atau luka yang pernah kita alami. Di saat-saat terakhir hidupNya sebagai manusia, Dia mendapat tuduhan palsu, disumpahi dan diludahi sebelum Dia dicambuk dan disesah.

Jenis cambuk serdadu Roma itu adalah tali kulit belapis yang biasanya dilengkapi dengan butiran besi yang menempel pada setiap tali kulit itu. Beberapa orang terpidana meninggal karena cambukan ini sebelum disalibkan. Hukuman ini telah dinubuatkan atas Dia: “Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia – begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi” (Yesaya 52:14).

Kemudian Dia disalibkan pada kayu salib, dengan memakukan kedua tanganNya dan kakiNya pada kayu salib itu. Dia mati di kayu salib itu dalam nista, kesengsaraan dan kepedihan, hanya untuk membayar upah kematian atas dosa-dosa kita. Oleh karena itu, Dia sanggup menaruh empati terhadap ujian, pergumulan dan godaan yang kita hadapi.   

Kita mempunyai hal-hal yang sifatnya sangat pribadi yang hanya bisa kita ungkapkan kepada Allah.

Ada pepatah lama yang bunyinya seperti ini: “Jangan ceritakan segalanya kepada temanmu, sebab apabila temanmu berubah menjadi musuhmu, maka semua rahasiamu akan tersebar ke seluruh dunia.” Ini menyedihkan; kebenaran dalam pepatah ini memang menyedihkan!

Asaf di dalam Mazmur 73 bergumul di dalam batinnya menghadapi kebingungan. Dia tidak mampu menyelesaikan keraguannya yang serius tentang apa maksud Allah. Dia tidak sanggup memahaminya dan menyelesaikan masalah keraguan semacam itu tentang seorang teman, karena hal itu mungkin akan menyusahkan dia seperti itu atau bahkan menyebabkan dia  menjadi ragu dan akibatnya akan berbuat salah (Mazmur 73:15).

Solusi yang dia pilih ialah bahwa dia membawa pikirannya yang membingungkan itu kepada Allah (ayat 16-17). Hanya kepada Allah dia bisa memahaminya dengan benar akan keraguan batin semacam itu. Hanya Allah yang bisa menjadi Sahabatnya pada saat yang demikian. Inilah saatnya ketika persahabatan Allah dengan anda jauh melebihi apa yang seorang teman manusia atau sahabat karib dapat perbuat bagi kita.

Sahabat sempurna kita!

Jika anda memahami apa yang digambarkan dari contoh-contoh di atas, maka anda tentu bisa memahami bahwa anda sungguh memiliki seorang Imam yang Mahatinggi yang setia yang mengetahui apa artinya bergumul dan menderita. Dia sepenuhnya memiliki sifat sempurna yang menyatakan dalamnya penderitaan pribadi anda kepada Allah Bapa. Dia adalah Sahabat terbaik yang dapat kita miliki.

Sebagaimana anda bisa datang dengan berani di hadapan tahta kasih karunia Allah di dalam doa (Ibrani 4:16), anda dapat merasa yakin bahwa setiap pergumulan yang anda hadapi, Yesus adalah Imam Mahatinggi kita yang penuh belas kasihan yang mendengar, mengenali dan sungguh memahami apa yang anda rasakan!

Kita dapat membawa jiwa kita kepada Allah Bapa, dan Sahabat dan Imam Mahatinggi akan menjadi perantara bagi kita dan akan tetap ada untuk mendukung dan menyemangati kita.

Pelajarilah lebih jauh tentang Yesus Kristus pada seksi “Who Is Jesus?”

Apakah anda punya pertanyaan?

Ajukanlah kepada kami.

 

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry