Sebuah Pelajaran Dari Nikodemus: Apakah Anda Hidup dalam Terang atau dalam Kegelapan?

oleh Geoffrey Yunus - December 16, 2022

Ayat-ayat kutipan artikel ini diambil dari Alkitab versi: Indonesian Modern Bible, dan juga dari Indonesian Terjemahan Baru.

https://lifehopeandtruth.com/life/blog/a-lesson-from-nicodemus-are-you-living-in-light-or-darkness/

Apa yang dimaksud dengan hidup dalam terang atau dalam kegelapan? Apa yang dapat kita pelajari tentang perbedaan antara terang dan kegelapan dari contoh Nikodemus?  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Siapa Nikodemus?       

Nikodemus adalah seorang Farisi dan seorang pemimpin, yang dijelaskan di dalam Alkitab itu dia adalah seorang “pemimpin agama Yahudi” dan “pengajar Israel” (John 3:1, 10). Yesus sering bersoal jawab dengan orang-orang Farisi berkaitan dengan kemunafikan mereka dan tradisi atau adat istiadat buatan manusia yang kaku. Kristus bahkan menyebut mereka buta (Matius 23:16, 24), yang artinya bahwa mereka tidak dapat melihat, atau memahami kebenaran rohani. Mereka berjalan dalam kegelapan.

Tetapi paradoksnya ialah bahwa orang-orang Farisi ini suka melakukan pekerjaan-pekerjaan baik di dalam “terang” sehingga orang lain melihat bahwa mereka terlihat saleh (Matius 23:5-7). Yesus memperingatkan akan sikap semacam itu (Matius 6:1-6).

Sementara kita menganggap bahwa orang-orang Farisi pada umumnya berjalan dalam kegelapan, menarik bahwa tempat pertama dicatat pertemuan antara Nikodemus – yang sembunyi-sembunyi datang untuk menemui Yesus terjadi pada malam hari (Yohanes 3:2).

Nikodemus barangkali takut apa yang akan dikatakan rekan Farisinya terhadap dia jika mereka tahu bahwa dia pergi menemui Yesus. Sepertinya dia takut, jangan-jangan dia dipecat dari jabatannya dan dikucilkan dari rumah ibadat (Yohanes 9:22; bandingkan dengan Yohanes 19:38) dan dia datang kepada Yesus pada malam hari untuk menghindari orang lain melihat dia.

Luar biasa bahwa orang Farisi yang satu ini mengakui bahwa Yesus adalah “sebagai guru yang diutus oleh Elohim” (Yohanes 3:2).

Apa yang dimaksud hidup dalam kegelapan?

Orang Kristen dipanggil untuk berjalan di dalam terang; bukan dalam kegelapan. Terang dan kegelapan menggambarkan dua jalan hidup yang berbeda. Orang benar berjalan dalam terang, tetapi orang fasik berjalan dalam kegelapan (Amsal 4:18-19).

Yesus menyebut orang-orang Farisi itu sebagai orang buta dan munafik karena mereka mengajarkan hukum Elohim namun tidak melakukannya. Mereka itu hanya terlihat di luarnya saja bahwa mereka orang-orang benar, tetapi di bagian dalam mereka penuh dengan “tulang-belulang dan pelbagai jenis kotoran” (Matius 23:26-28). Mereka tahu yang benar, tetapi tidak melakukannya di dalam perbuatan mereka (ayat 2-3).

Pada intinya mereka buta karena mereka manganggap diri mereka orang saleh tetapi mereka tidak dapat melihat dosa-dosa mereka (Yohanes 9:41; bandingkan dengan Lukas 18:10-14). 

Fakta bahwa istilah buta dan munafik digunakan untuk menggambarkan orang-orang Farisi barangkali mendorong kita untuk memberi perhatian terhadap apa yang dikatakan Yesus. Ada dua jalan yang dapat kita jalani dalam kehidupan. Apakah kita memilih terang atau kegelapan? 

Seperti apa hidup di dalam terang itu?

Apa yang dimaksud dengan hidup dalam terang?

Karena Nikodemus datang kepada Yesus pada malam hari, tidak mengherankan bahwa Yesus memilih topik pembicaraan tentang kegelapan dan terang rohani dengan dia. Dia berkata: 

  • bahwa harus percaya bahwa Dia, Kristus, adalah Anak Elohim dan terang (Yohanes 3:18-19).
  • bahwa mereka yang hidup di dalam kegelapan melakukan kejahatan dan membenci terang (ayat 19-20).
  • bahwa datang kepada terang itu berarti menjadi orang yang “melakukan kebenaran,” yang akan jelas terlihat di dalam perbuatannya (ayat 21).

Tidaklah cukup hanya mengenal kebenaran. Berjalan di dalam terang itu, berarti kita harus melakukan kebenaran. Rasul Yakobus menekankan bahwa orang-orang percaya adalah “pelaku firman” (Yakobus 1:22-25).

Nikodemus membela Kristus

Di dalam bacaan kedua tentang Nikodemus di dalam Alkitab, dia membela Yesus di hadapan orang-orang Farisi dengan menyarankan untuk sebaiknya keluar dari kemunafikan mereka, dan mempraktekkan hukum mereka sendiri dengan benar.

Orang-orang Farisi itu telah sebelumnya bertanya kepada beberapa “petugas” atau para penjaga bait suci, tentang mengapa mereka belum membawa Yesus kepada mereka. Para penjaga itu menjawab, “Belum pernah seorang manusia berkata seperti Orang itu!” (Yohanes 7:46).

Kemudian orang-orang Farisi itu menuduh para penjaga itu disesatkan dan mengajukan satu pertanyaan di hadapan Nikodemus: “Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang sudah percaya kepadaNya, atau seorang di antara orang-orang Farisi? (mengimplikasikan bahwa Yesus tidak memiliki hak legitimasi jika tidak didukung oleh pemimpin agama). Mereka menuduh orang banyak yang mendengarkan Yesus itu sebagai orang-orang yang tidak mengerti hukum taurat dan mereka terkutuk (ayat 48-49).

Tetapi daripada berkata sejalan dengan orang-orang Farisi itu, Nikodemus justru menyuruh mereka berhenti dari kemunafikan mereka. Dia berkata, “Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuatNya?" (ayat 51).

Respons orang-orang Farisi itu justu menyerang legitimasi Yesus dengan dasar bahwa Dia dibesarkan di Galilea (ayat 52). Sebagaimana orang sering lakukan, mereka menyerang dengan serangan ad hominem dan bukan mendengarkan Nikodemus.

Di sini Alkitab tidak mencatat bahwa Nikodemus memberikan pembelaan lebih jauh untuk Yesus. Dia tentu tidak mengulangi apa yang dia katakan kepada Yesus sebelumnya: “Rabi, kami tahu bahwa Engkau adalah dari Elohim, karena tidak seorang pun sanggup melakukan tanda-tanda mujizat yang Engkau lakukan itu, kecuali Elohim ada bersamanya” (Yohanes 3:2).

Setelah kematian Yesus, kita membaca bahwa Nikodemus membantu Yusuf Arimatea mengapani Yesus sebelum penguburanNya (Yohanes 19:30-40).

Pelajaran: pilihlah terang

Yesus berkata bahwa Dia adalah terang dunia dan mereka yang mengikutiNya tidak akan berjalan di dalam kegelapan (Yohanes 8:12, 36).

Apakah Nikodemus akhirnya melangkah masuk ke dalam terang itu? Apakah dia pernah mengakui Kristus itu adalah Elohim di dalam daging dan mempercayakan hidupnya untuk berjalan di dalam terang itu? Alkitab tidak menjelaskannya. Apa yang kita ketahui ialah bahwa Nikodemus adalah seorang murid yang merahasiakannya karena takut akan orang-orang Yahudi.   

Yesus berkata bahwa banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih (Matius 22:14). Kita tidak tahu entah Nikodemus termasuk di dalam orang-orang “yang dipilih.”

Apakah anda akan takut terhadap anggapan orang lain tentang anda dan hal itu menghentikan niat anda untuk keluar dari kegelapan dan sepenuhnya berjalan di dalam terang? Yesus mengajarkan bahwa untuk mengikuti Dia kita harus dengan penuh komitmen, yakni komitmen mengikuti Dia meskipun sanak keluarga menentang (Matius 10:37).   

Elohim telah menetapkan dua jalan hidup di hadapan kita, dan membebaskan kita membuat pilihan vital: “Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, yang pada hari ini kuperintahkan kepadamu untuk mengasihi YAHWEH, Elohimmu, untuk hidup dalam jalan-jalanNya, dan untuk memelihara perintah-perintahNya, ketetapan-ketetapanNya, dan peraturan-peraturanNya” (Ulangan 30:15-16).

Apabila Elohim sedang memanggil anda hari ini, apakah anda akan sepenuhnya berkomitmen untuk melakukan segala apa yang Dia perintahkan dan akan berjalan di dalam terang?

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry