Siapa yang akan dipilih Yesus?

Amerika berada di tengah perdebatan pemilihan presiden dan bangsa-bangsa lain juga sedang menghadapi pemilihan. Seandainya Yesus berada di dunia ini sekarang, siapa yang akan Dia dukung?

Oleh Erik Jones

https://lifehopeandtruth.com/prophecy/kingdom-of-god/who-would-jesus-vote-for/

 

 

 

 

 

Setiap empat tahun sekali, Amerika melaksanakan pemilihan presiden – yakni suatu jabatan yang dianggap paling berkuasa di dunia – dimana pamilihan ini sering kali melalui proses yang menyakitkan. Setelah melalui masa perdebatan sengit yang berlangsung selama kurang lebih satu tahun, orang Amerika melaksanakan pemilihan presiden pada tanggal 8 November  untuk menentukan entah mereka menghendaki Hillary Clinton atau Donald Trump yang akan memimpin negara itu selama empat tahun ke depan. 

Pandangan terhadap perpolitikan Amerika telah dipolarisasi selama bertahun-tahun, tetapi nampaknya seperti perpecahan politik itu semakin tajam dan kurang sopan. Partai Democrats, Partai Republicans dan Independents nampaknya tidak mampu bekerja sama dalam hampir semua bidang – mereka senantiasa meragukan satu sama lain dalam hal motivasi, integritas dan bahkan mempergunakan sebutan nama dan pembunuhan karakter.

Bangsa-bangsa lain juga sedang mempersiapkan diri untuk pemilihan penting. Setelah sering menjalani perdebatan-perdebatan pahit, apakah pemenangnya akan mampu untuk menyatukan negara-negara mereka dan memerintah secara efektif? Apakah mereka akan mampu menepati janji-janji yang mereka buat?

Siapa yang akan dipilih Yesus?

Yesus Kristus sangat peduli dengan bangsa-bangsa di dunia ini, dan Alkitab menunjukkan bahwa Dia memiliki perhatian yang tinggi terhadap pemerintahan. Jadi barangkali kita sebaiknya mempertimbangkan pertanyaan yang penting ini:

Jika Yesus Kristus berada di bumi ini sekarang, siapa yang akan Dia dukung?

Ada sebuah jawaban untuk pertanyaan ini, tetapi hal itu memerlukan penelitian yang seksama tentang apa yang disingkapkan Alkitab akan pendekatan Yesus terhadap politik, terhadap keberpihakan dan terhadap pemerintahan sipil. Untuk mendapatkan jawabannya, mari kita perhatikan kelima poin di bawah ini:

1.Yesus mengenali bahwa dunia ini bukanlah dunia allah - belum.

Banyak orang menilai negara mereka dan melihat banyak masalah yang serius. Beberapa orang melihat kemerosotan moral; sementara yang lain memperhatikan ketidakadilan dan kesenjangan; dan banyak yang memfokuskan pada perkembangan pemerintahan dan perpajakan. 

Akan tetapi masalah ini bukanlah masalah yang unik pada abad ke-21, Yesus hidup di dunia yang menderita dengan masalah yang sama – kemerosotan moralitas (Matius 16:4), kemiskinan dan kesenjangan hidup (Matius 26:11) dan masalah yang serius dengan pemerintahan (Lukas 13:1).

Yesus sungguh menolong mereka yang datang kepada Dia, namun Dia tidak mengerahkan DiriNya untuk menyelesaikan semua permasalahan negaraNya dan dunia ini pada saat itu. Meskipun beberapa orang berpikiran salah bahwa Dia datang untuk menggulingkan kerajaan Romawi dan memulihkan kerajaan Yahudi yang independen (Kisah Para Rasul 1:6), Yesus menolak ide yang demikian.

Yesus mengenali bahwa kedatanganNya yang pertama kali bukan untuk membereskan masalah-masalah yang begitu banyak dihadapi umat manusia, sebab dunia ini bukan duniaNya – belum. Ketika Yesus berhadapan dengan Setan di padang gurun, salah satu godaan Setan itu ialah menawarkan kekuasaanNya kepada Yesus “segala kuasa itu dan kemuliaannya” akan diberikan apabila Yesus tunduk menyembahnya (Lukas 4:5-7).

Yesus tidak menggugat kemampuan Setan dalam hal tawarannya. Setan sungguh memiliki kekuasaan sebab, “seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat” (1 Yohanes 5:19).

Namun Yesus akan melemparkan penguasa dunia ini keluar (Yohanes 12:31) – sekarang ini belum.

Sekarang Yesus mengenali bahwa tidak ada seorangpun yang dapat menyelesaikan seluruh masalah yang dihadapi bangsa kita. Dia akan membicarakan penyebab masalah kita – akan tetapi solusi yang Dia tawarkan bukanlah hasil dari politisi-politisi dunia ini.

2.Yesus tidak melibatkan diri dengan politik yudea pada abad pertama.

Yesus tidak hidup dalam sebuah sistem demokratik. NegaraNya berada dalam pemerintahan Kekaisaran Romawi, yang pengelolaanya dilakukan melalui kerajaan Herodes dan gubernur Pontius Pilatus. Namun itu tidak berarti bahwa Yudea tidak punya politik pada abad pertama itu! Catatan Injil menunjukkan bahwa budaya pada saat mana Yesus hidup ada praktek-praktek politik, dengan melibatkan banyak partai yang saling berlomba untuk pengaruh politik dan agama.

Beberapa dari golongan agama yang terkenal di Yudea pada abad pertama adalah orang-orang Farisi (yakni sekte agama Yahudi yang sangat ketat dan yang mengontrol sinagoge (tempat ibadat orang Yahudi), orang-orang Saduki (yakni mereka yang berada di kalangan partai elit-elit imam, yang berkuasa atas rumah ibadat dan para simpatisan bagi Herodes) dan kaum Zelot (yakni sebuah kelompok yang secara kekerasan menentang pemerintahan Romawi).

Alkitab Perjanjian Baru menunjukkan kepada kita bahwa Yesus hidup tanpa pengaruh politik ketika berhadapan dengan kelompok agama orang Yahudi dan para politisi Romawi. Dia tidak pernah ambil bagian di dalam perpolitikan atau Dia tidak pernah mendukung solusi-solusi mereka terhadap masalah moral dan pemerintahan Yudea. Dia malah sering mengecam dan menunjukkan bahwa pandangan-pandangan kelompok ini salah, tetapi Dia mengajar murid-muridNya menghargai kekuasaan yang mereka miliki tanpa meniru perlakuan mereka (Matius 23:1-3).

Sebagaimana Dia tidak berpihak kepada orang Saduki atau orang Farisi, jika Yesus berada di bumi ini Dia tidak akan menggabungkan DiriNya dengan partai Democrats, Republicans atau anggota-anggota partai lainnya. Dia akan mengikuti platform [garis haluan]  BapaNya – bukan platform dari partai politik manapun.

3.Yesus mengajar orang untuk menjadi  warga yang baik, tetapi bukan turut berpolitik.

Yesus mendapat kesempatan untuk menganjurkan perubahan politik dan menentang struktur kekuasaan politik di negaraNya. Pada suatu kejadian, sekelompok orang-orang Farisi bersekongkol dengan orang-orang Herodias untuk bertanya kepada Dia tentang masalah perpajakan: “Katakanlah kepada kami pendapatMu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” (Matius 22:17).

Perpajakan merupakan masalah besar pada abad pertama di wilayah Yudea – sama halnya dengan hari ini. Orang-orang Yahudi merasa keberatan dengan tingginya pajak yang dikenakan kepada mereka oleh Herodes dan pemerintahan Romawi.

Yesus mendapat kesempatan untuk mengekspresikan suatu pendapat politisi terhadap perpajakan yang secara keuangan membebani bangsaNya – bangsa Israel. Dia menjawab orang-orang Farisi itu: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (ayat 21).

JawabanNya membuat lawan-lawanNya terdiam. Dia tidak mengiyakan pajak yang tinggi tetapi Dia juga tidak memprotesnya. Dia hanya mengatakan bahwa orang-orangNya harus memenuhi kewajiban mereka kepada pemerintah dan mereka juga memenuhi kewajiban mereka kepada Allah.

Beberapa tahun kemudian, rasul Paulus meneguhkan pengajaran Kristus bahwa orang Kristen harus “takluk kepada pemerintah” (Roma 13:1).

Rasul Petrus, yang pernah mencoba memprotes dengan kekerasan terhadap penahanan Yesus (Matius 26:51-52), di belakangan hari dia menulis bahwa orang Kristen harus tunduk kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan (1 Petrus 2:13-17).

Yesus Kristus akan melakukan pendekatan yang sama kepada pemerintahan sipil hari ini. Dia tidak akan memprotes atau mengerahkan orang terhadap suatu pemimpin atau suatu partai – akan tetapi Dia akan membayar pajakNya, menuruti hukum yang tidak kontradik dengan hukum-hukum Allah dan akan menunjukkan rasa hormat kepada pemerintah sipil.

4.Yesus mewakili kembali sebuah pemerintahan yang berbeda.

Ketika Yesus dihadapkan ke pengadilan, Pontius Pilatus bertanya, “Engkau inikah raja orang Yahudi?” (Yohanes 18:33). Kita lihat, orang-orang Yahudi yang menginginkan Yesus mati menuduh Dia mengancam kerajaan Romawi karena Dia menyebutkan DiriNya Mesias.

Jawaban Yesus kepada Pilatus merupakan kunci yang menggambarkan bagaimana orang Kristen hendaknya melihat dunia mereka: “KerajaanKu bukan dari dunia ini; jika KerajaanKu dari dunia ini, pasti hamba-hambaKu telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi; akan tetapi KerajaanKu bukan dari sini” (ayat 36).

Jawaban ini memberikan alasan mengapa terhadap keempat poin di atas. Ini sebabnya mengapa Yesus mengenali bahwa dunia ini belum diperintah oleh Allah, mengapa Dia tidak mengiyakan partai-partai politik pada zamanNya dan mengapa Dia mengajarkan agar menjadi warga yang baik tetapi tidak terlibat dalam politik. Ini sebabnya mengapa beberapa jam sebelumnya Yesus berkata bahwa para pengikutNya bukan dari dunia ini sama seperti Dia bukan dari dunia ini (Yohanes 17:16).

Yesus mewakili sebuah Kerajaan – sebuah pemerintahan yang sesungguhnya – yang tidak berasal dari dunia ini.

Kerajaan yang Yesus pimpin dan beritakan sekarang ada di sorga – dimana Yesus duduk dinobatkan di sebelah kanan Allah Bapa. Daripada melibatkan diri di dalam politik dan urusan-urusan politik dunia ini, orang Kristen harus berpikir sama dengan Kristus – kesetiaan mereka kepada pemerintahanNya. Mereka menyadari bahwa “kewargaan mereka ada di sorga” dan dengan rindu “menantikan” kedatangan Yesus Kristus ke bumi ini untuk kedua kalinya (Filipi 3:20).

Mereka berinteraksi dengan dunia sekarang seperti para duta besar (2 Korintus 5:20). Para duta besar yang mewakili negaranya di dalam sebuah negara lain yang memiliki hukum dari bangsa itu sendiri, tetapi tidak secara aktif berpartisipasi di dalam perpolitikannya.

Seandainya Yesus berada di bumi ini sekarang, Dia akan menjadi seorang warga yang baik dan menghormati para pejabat sipil, namun Kerajaan Allah akan menjadi prioritas utamaNya, dan Dia akan selalu bersikap sebagai seorang Duta dari pemerintahan itu.

5.Yesus datang untuk memberitakan sebuah pemerintahan baru – bukan untuk mempengaruhi pemerintahan yang ada sekarang.

Di seluruh Injil, kita membaca bahwa Yesus datang “memberitakan injil kerajaan Allah” (Markus 1:14). Dia berkata bahwa para pengikutNya harus “mencari terlebih dahulu kerajaan Allah” (Matius 6:33).

Apa itu Kerajaan Allah?

Pemahamannya adalah sederhana bahwa sebuah kerajaan adalah suatu pemerintahan yang dikepalai oleh seorang raja – dengan teritori, hukum dan masyarakat. Jadi Kerajaan Allah adalah pemerintahan yang berada di bawah Allah Bapa dan Yesus Kristus. Sekarang, kekuasaan itu berada di sorga, pesan sentral dari kitab Kejadian hingga ke kitab Wahyu ialah bahwa Kerajaan Allah akan datang ke bumi.

Dulu Yesus datang memberitakan sebuah pemerintahan yang baru. Setelah Kristus kembali nanti, semua pemerintahan manusia – pemerintahan demokrasi, kediktatoran dan semua bentuk pemerintahan yang ada – akan digantikan oleh pemerintahan Yesus Kristus: “Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapiNya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya” (Wahyu 11:15).

Jika Yesus berada di bumi ini hari ini, dengan memberitakan kabar baik Kerajaan Sorga, Dia akan tetap pada fokus utamaNya (Lukas 4:43). Sama seperti Dia tidak melibatkan Diri dalam perpolitikan pada zamanNya, Yesus akan sibuk dan akan menghabiskan waktuNya memberitakan solusi untuk permasalahan nasional dan global kita – solusi yang melampaui politik.

Majalah Discern berjuang untuk keluar dari masalah perpolitikan. Masalah kemanusiaan pada dasarnya adalah masalah spiritual – dan kami bekerja keras untuk memberitakan solusi kepada masalah-masalah spiritual. Solusi akhir spiritual adalah injil yang sama yang diberitakan Yesus pada abad pertama itu di Yudea – yakni injil Kerajaan Sorga!

Siapa yang akan Yesus pilih?

Jadi dapatkah kita mengetahui siapa yang Yesus pillih? Berikut adalah jawaban yang pasti:

Yesus tidak akan memilih calon manapun. Jelasnya, Dia tidak akan memilih sama sekali

Jika Yesus berada di bumi ini sekarang, Dia akan berbuat hal yang sama dengan apa yang Dia perbuat 2,000 tahun yang lalu (Ibrani 13:8). Dia akan berbicara tentang bagaimana Setan memerintah di seluruh dunia saat ini dan bagaimana orang terlepas dari pengaruhnya yang menghancurkan. Dia tidak akan ikut serta dengan partai-partai yang saling bersaing untuk berkuasa. Dia akan menjadi seorang warga yang baik tetapi sebagai seorang Duta dari pemerintahan yang berbeda yang jauh lebih tinggi. Hari-hariNya akan disibukkan dengan pekerjaan pemberitaan injil Kerajaan Sorga.

Majalah Discern tidak akan mendukung atau mengesahkan kandidat politik. Discern akan mendukung atau mengesahkan Yesus Kristus sebagai kandidat terbaik untuk menyelesaikan masalah dunia yang paling besar dan paling berat.

Kerajaan Allah merupakan solusi nyata satu-satunya

Untuk pelajaran lebih lanjut, bacalah artikel Life, Hope & Truth kami yang berjudul “The Politics of Jesus” dan unduhlah buklet kami yang berjudul The Mystery of the Kingdom

This article was translated from http://lifehopeandtruth.com

Tracker Pixel for Entry